laporan kasus gbs presentation case

Upload: gede-ngurah-probo

Post on 03-Apr-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    1/31

    LA P O RA N

    K A S U S

    G u i l l a i n B

    a r r e S y n d r o m

    I GEDE NGURAH PROBO SP

    030.08.194

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf

    RSUD Budhi Asih

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    2/31

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    3/31

    LAPORAN KA

    IDENTITAS PASIENNama : Tn. M. F A

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Umur : 41 tahunKebangsaan : IndonesiaAgama : IslamAlamat : Jl. Arus No 33 Cawang

    JaktimPendidikan terakhir : S1Pekerjaan : SwastaTanggal masuk : 16 Juni 2013

    Tanggal keluar : 28 Juni 2013No Rekam medis : 87.92.31

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    4/31

    KELUHANUTAMA :

    Kaki dan tangan tidak bisa digerakkanperlahan dari 1 hari sebelum masuk rumahsakit

    KELUHANTAMBAHA

    N :

    baal di kaki dan tangan Pusing

    Anamnesa dilakukan secara Autoanamnesis dan Alloanamnesis dengan

    ibu pasien pada hari Kamis, tanggal 27 Juni 2013 pukul 11.00 WIB

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    5/31

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    6/31

    RIWAYAT PENYAKIT DAHUL Menurut pengakuan pasien dan ibunya, ini adalah kejadian pertama kali,

    riwayat penyakit darah tinggi ataupun kencing manis disangkal. Riwayatasma ataupun alergi disangkal.

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    7/31

    RIWAYAT PENYAKITKELUARGA

    Tidak ada keluarga yang mengalami hal yang sama dengan pasien

    RIWAYAT KEBIASAA

    Pasien seorang yang jarang berolahraga. Riwayat merokok (+

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    8/31

    PEMERIKSAAN

    Tensi : 130/80 mmHgNadi : 68 x/ menitPernapasan : 20 x/menitSuhu : 36,7 CKepala

    Bentuk : normosefaliMata : konjungtiva tidak

    anemis, sklera tidak ikterik Hidung : simetris, bentuk

    dalam batas normalTelinga : simetris, bentuk dalam

    batas normal, MAE lapang, Tidak adasekret

    Tenggorokan : sulit dinilaiMulut : kesan simetris

    Leher :trakea ditengah, lehersedikit kaku, tidak terabapembesaran kelenjarThorax

    Jantung : pergerakan dadasimetris, BJ I, II reguler, mugallop (-)Paru paru : suara nafasvesikuler N, Ronki -/-, WheeAbdomen : datar , supel, nytekan (-), bising usus (+) normal,hepar tidak teraba membesar, lientidak teraba membesar, bising usus 3kali permenit

    Ekstremitas : akral hangatidak ada oedem

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    9/31

    STATUS NEUROLOGIS :Kesadaran : compos mentisGCS : E4 V5 M6Dolls eye : -/-

    RANGSANG MENINGEAL :Kaku kuduk (-)Laseque < 70 /

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    10/31

    N.I (Olfactorius) Tidak dilakukan pemeriksaan

    N.II (Opticus)

    Visus Bedside

    Lapang Pandang

    Funduskopi

    Tidak dilakukan

    Tidak dilakukan

    Tidak dilakukan

    Tidak dila

    Tidak dila

    Tidak dila

    N.III, IV, VI

    Ptosis

    Lagoftalmus

    Sikap bola mata

    Posisi bola mata

    Eksoftalmus

    Endoftalmus

    Deviation Conjugae

    Gerak Bola Mata

    Lateral

    Medial

    Atas

    Bawah

    Berputar

    Pupil

    RCL

    RCTL

    -

    -

    Ortoforia

    -

    -

    -

    N

    N

    N

    N

    N

    Bulat, 3mm

    +

    +

    +

    -

    Ortof

    -

    -

    -

    N

    N

    N

    N

    N

    Bulat,

    +

    +

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    11/31

    N.V

    Motorik

    Membuka mulut

    Gerakan rahang

    MenggigitSensorik

    Nyeri

    Raba

    Suhu

    +

    +

    +

    +

    +

    +

    +

    +

    +

    +

    +

    +

    N. VII

    Sikap wajah

    Angkat alis

    Kerut dahi

    Lagoftalmus

    Menyeringai

    Lipatan nasolabial

    Kembung pipi

    Rasa kecap

    N

    +

    +

    -

    -

    N

    Tidak dilakukan

    N

    +

    +

    -

    -

    N

    Tidak dila

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    12/31

    N. VIII

    Vestibularis

    Nistagmus

    Romberg test

    Tandem gait

    KoklearisGesekan jari

    Tes berbisik

    Uji garpu tala Rinne

    Uji garpu tala Schwabach

    Uji garpu tala Webber

    -

    Tidak dilakukan

    Tidak dilakukan

    Tidak dilakukan

    Tidak dilakukan

    Tidak dilakukan

    Tidak dilakukan

    Tidak dilakukan

    -

    N. IX & N. X

    Disfagia

    Disfoni

    Disartria

    Arcus faring

    Posisi uvula

    -

    -

    -

    Simetris

    Di tengah

    -

    -

    -

    Sime

    Di ten

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    13/31

    N. XI

    Angkat bahu

    Tidak dilakukan

    Tidak dilak

    N. XII

    Lidah

    Tremor

    Atrofi

    Ujung lidah saat dijulurkan

    -

    -

    simetris

    -

    -

    sime

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    14/31

    3. Motorik

    Tonus hipootoni hipotoni

    Reflex biseps + +

    Reflex triseps + +

    Reflex lutut (knee patella reflex) + +

    Reflex patologis babinski (-) babinsky(-)

    KEKUATAN

    33333 33333

    22222 22222

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    15/31

    4. Sensibilitas

    Eksteroseptif

    Raba kesan baik

    Nyeri tidak dilakukan

    Suhu tidak dilakukan

    -

    -

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    16/31

    PEMERIKSAAN PENUNJAN

    Pada tanggal 16 Juni 2013 di IGD RSUD Budhi Asih dilakukan pemeriksaanlaboratorium berupa hematologi rutin, pemeriksaan fungsi hati,pemeriksaan fungsi ginjal, pemeriksaan fungsi metabolisme karbohidrat,analisa gas darah, dan pemeriksaan elektrolit. Hasil pemeriksaan lab laindalam batas normal. Pemeriksaan rontgen toraks juga dilakukan dimanahasilnya cord an pulmo dalam batas normal.

    Pada tanggal 17 Februari 2013 dari ICU dilakukan pemeriksaan kimiaklinik (astrup) dengan hasil dalam batas normal. Dilakukan pulapemeriksaan faal hemostasis, kimia klinik fungsi hati, metabolismkarbohidrat, ginjal, elektrolit, urinalisis, dan pemeriksaan immunoserologi.Didapatkan hasil borderline untuk CRP Kuantitatif yaitu 5 (N

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    17/31

    Pemeriksaan hematologi rutin dilakukan pada tanggal 18 Juni 2013dengan hasil leukosit meningkat yaitu 18.600 u/L. Dilakukan jugapemeriksaan EMG di RS MMC Jakarta dengan hasil latensi distal motoricpada tungkai memanjang dan KHS motoric proksimal dan distal ditungkaimenurun. Dengan kesan poliradikuloneuropati sesuai dengan GuillainBarre Syndrome

    Pada tanggal 19 Juni 2013 kembali dilakukan pemeriksaanimmunoserologi untuk rheumatic dan protein spesifik IgA di laboratoriumluar dengan jumlah hasil 220,5.

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    18/31

    FOLLOW UP HA

    Pasien mulai dipindah ke ruang rawat lantai 9 dari ICU sejak hari Kamis,20/6/2013. Pada hari pertama perawatan di ruangan (21/6/2013), OSmengeluhkan sulit tidur, dan sakit kepala. Pada pemeriksaan tanda vitaldidapatkan tekanan darah 124700 mmHg, nadi 77/ menit, laju nafas25x/menit suhu 37,8C. Suhu tubuh pasien sudah menurun dibandingkansebelumnya yaitu 39,5C. Pasien dalam keadaan sadar. Pemeriksaanmata didapatkan pupil bulat, isokor, dengan diameter 3mm/3mm, reflekscahaya langsung +/+. Hasil pemeriksaan tanda rangsang meningealtidak ada. Pada pemeriksaan saraf kranial didapatkan hasil yang baik.

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    19/31

    Pada pemeriksaan motorik didapatkan adanya kelemahan pada keempatekstremitas OS dimana tangan kanan dan kirinya hanya bisa mengangkatke atas namun kedua kakinya sudah dapat melawan tahanan berat walaudi bagian proksimal masih terbatas mengangkat. OS mendapatkan terapicairan KAEN Mg3 1000cc, IVFD Aminoplasma 1000cc, IVFD Gamaras 1kolf untuk membantu meningkatkan immunoglobulin A , injeksi metilprednisolon 3 x 125mg untuk mengurangi inflamasi yang sedang terjadidi susunan saraf. Injeksi neurobion 2 x 1gr untuk vitamin otot danmengurangi keluhan pegal otot pasien, inpepsa syrup 5 x sendok tehuntuk mengurangi keluhan muntah, dan nyeri ulu hati pasien, jugaimboost 2 x 1 untk meningkatkan daya tahan tubuh pasien.

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    20/31

    Pada hari ke-II di rawat inap, OS mengeluh masih merasakan nyeri kepalaseperti ditarik dan tangan kanan kirinya masih terasa lemah. Tanda vitalpasien cenderung sama.

    Hasil observasi hari ke-III masih didapatkan adanya nyeri kepalawalaupun sudah membaik. OS dapat berkomunikasi dengan baik danmelakukan perintah yang disuruh walaupun lebih sering dalam keadaan

    tidur. Tekanan darah OS cenderung meningkat yaitu 120/80 mmHg, 130/100 mmHg, 130/100 mmHg, 130/90 mmHg, dan 140/90 mmHg. Hasilpemeriksaan neurologis saraf kranial, masih didapatkan adanya pareseN.III kiri yang menyebabkan terjadinya ptosis dan mungkin menyebabkanrefleks cahaya yang menurun. Parese N.VI juga masih ada namun tidakdisertai dengan gangguan kedudukan bola mata.

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    21/31

    Pada hari ke-IV, OS mengatakan nyeri kepalanya sudah menghilangnamun sekarang keluhannya susah tidur, dan belum bisa BAB. OSmengatakan tangannya lebih kuat dari sebelumnya, dan sudah bisamenahan tahanan berat, bising usus (+). Tanda vital cenderung sama.Pengobatan yang diberikan sama kecuali dengan tambahan Microlax suppuntuk membantu OS BAB.

    Pada hari ke-V, OS hanya mengeluhkan tidak bisa BAB meskipun sudahdiberikan obat pencahar. Pemeriksaan fisik tidak ada perubahan kecualiperbaikan pada keempat ekstremitasnya yang sekarang sudah bisamemberikan tahanan terhadap tahanan berat. Pengobatan masih samaseperti hari sebelumnya namun injeksi metil prednisolon dihentikan

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    22/31

    Pada hari ke-VI, OS mengeluhkan masih belum bisa BAB, pada hari inipasien sudah mulai mencoba berjalan lagi. Pemeriksaan fisik tidak adayang berubah. Pengobatan per oral masih dilanjutkan. Untuk infus cairan,obat injeksi, maupun gamaras dihentikan.

    Pada hari ke-VII dan ke-VIII OS tidak mengeluhkan sakit, pada hari ke-VIIOS dikonsulkan ke bagian rehabilitasi medik untuk melatih kerja otot

    keempat ekstremitas. Dilakukan pelatihan gerak aktif maupun pasif padapasien. Pada hari ke-VIII OS sudah diperbolehkan untuk pulang

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    23/31

    DIAGND/ klinis:TetrapareseD/ topis:

    LMND/ patologis:InflamasiD/ etiologis:Infeksi

    DD/ Infeksi bakteri, virus

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    24/31

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    25/31

    PEMERIKSAAN ANJUR

    Lumbal punksi

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    26/31

    PROGN

    Ad Vitam : Dubia ad bonam

    Ad Fungsionam : BonamAd Sanationam : Bonam

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    27/31

    ANALISA KA

    OS datang dibawa keluarganya dengan keluhan tungkai atas dan bawah yang

    tidak bias digerakkan. Gejala GBS selalu sama dan khas yaitu kelumpuhanekstremitas dimulai dari kedua ekstremitas bawah. Gejala yang paling umumadalah sebelum kelumpuhan terjadi diawali oleh keluhan demam yang tinggi,sakit kepala, pilek (infeksi pernapasan, pencernaan). Setelah itu biasanyapenderita merasa sangat lelah lalu akan merasakan kedua kakinya sulit untuk digerakkan dan baal. Setelah itu keluhan kelumpuhan tiba tiba dan menjalardari bawah keatas akan terjadi.Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran masih compos mentis dikarenakankesadaran tidak terganggu dan jarang dijadikan keluhan utama dalam penyakitini. Status generalis juga dalam batas normal bergantung pada penyakit sistemik yang diderita pasien. Pada pasien karena tidak memiliki penyakit sistemik, statusgeneralis normal. Untuk pemeriksaan status neurologisnya pada pasien ini dalambatas normal kecuali pada pemeriksaan motoriknya didapatkan kekuatan ototnyamenurun pada keempat anggota gerak yang disebut tetraparese. Tonus otot padakeempat ekstremitas didapatkan hipotonus atau menurun. Ini menunjukkanbahwa tetraparese yang diderita pasien adalah lesi LMN atau lower motor neuronyang bisa terjadi di motoneuron, radiks, saraf perifer maupun otot itu sendiri.

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    28/31

    Pada beberapa hari dirawat dilakukan pemeriksaan penunjang berupapemeriksaan astrup yag berulang ulang, untuk menunjukkan adakah kelemahanpada otot otot pernafasan pasien sehingga akan menyebabkan suasana darahmenjadi asam dikarenakan CO2 banyak tertimbun dalam darah. Namun padapasien selama beberapa hari dilakukan pengawasan BGA hasilnya selalu baik.Untuk pemeriksaan hematologi rutin selalu dilakukan untuk melakukanpemantauan apakah infeksi yang kemungkinan menjadi underlying disease padaGBS ini masih ada. Pemeriksaan yang menunjang diagnosis pada pasien ini adalahpemeriksaan EMG yang menggambarkan dan mengevaluasi kondisi dari saraf tepidan untuk mengevaluasi sistem pengaktifan otot. Pada pemeriksaan EMG pasiendidapatkan hasil latensi distal motoric pada tungkai memanjang dan KHS motoricproksimal dan distal ditungkai menurun. Dengan kesan poliradikuloneuropatisesuai dengan Guillain Barre Syndrome. Pada pemeriksaan sero-immunologi dilaboratorium luar didapatkan hasil immunoglobulin A pada pasien masih dalamtingkat normal sehingga untuk pengobatannya diharapkan mendapatkan hasilyang memuaskan dikarenakan etiologi penyakit ini masih belum diketahui dan

    diperkirakan karena proses autoimmune.

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    29/31

    Pada pasien diberikan pengobatan untuk memperbaiki keadaan umumnya denganpemberian cairan KAEN Mg3 untuk cairan rumatan harian menggantikankebutuhan harian air dan elektrolit juga pemberian aminoplasma untuk nutrisipasien. Injeksi neurobion diberikan pada pasien karena beberapa kasus GBSdidapatkan keluhan nyeri dan tegang pada otot. Inpepsa syrup diberikan pada

    pasien untuk mengurangi aktifitas asam lambung pasien. Imboost oral diberikanuntuk meningkatkan daya tahan tubuh pasien sehingga mempercepatpenyembuhan pasien. Pada pasien diberikan pula terapi immunoglobulin intravenayang digunakan untuk mempercepat penyembuhan dan menggantikan antibodyyang ada dalam darah yang salah menginterpretasikan protein pada lapisanmyelin saraf sebagai protein asing.

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    30/31

    DAFTAR PUSTA

    Burns, Ted M, MD. Guillain Barre Syndrome, Semin Neurol 2008; 28(2) :152-167 Chaudry F., Gee KE., Vaphiades MS., Biller J., Jay W. GQ1b antibody testing in Guilaain Barre Syndrome

    and variants. Semin ophthalmol 2006; 21:223-227 Nagashima T., Koga M., Odaka M., Hirata K., Yuki N. Clinical correlates of serum anti GT1a igG

    autoantibodies, J Neurol Sci 2004; 219:139-145 Pritchard jane. Guillain Barre Syndrome, Clinical Medicine 2010, Vol 1, No 4: 399-401 Rahman MM., Ahmed K. Efficacy of intravenous immunoglobulin in the management of Guillain Barre

    Syndrome. J Bangladesh Coll Phys 2010; 28:81-85 Van Doorn PA., Ruts L., Jacobs B. Clinical Features, pathogenesis, and treatment of Guilaain Barre

    Syndrome. Lancet Neurol 2008; 7;939 50. Yuki Nobuhiro, M.D., Hartung Hans P, M.D. Guillain Barre Syndrome, N Engl J Med 2012; 366:2294-304

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Gbs Presentation case

    31/31

    T E R I MA K A S I H