trauma maxilofacial

41
Trauma Maxilofacial Hardita Pratama Yudhanto 10700126

Upload: tikamoesthafa

Post on 14-Jul-2016

29 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kesehatan

TRANSCRIPT

Page 1: Trauma Maxilofacial

Trauma Maxilofacial

Hardita Pratama Yudhanto10700126

Page 2: Trauma Maxilofacial

Anatomi Viserocranium

Page 3: Trauma Maxilofacial

Trauma maksilofasial adalah suatu ruda paksa yang mengenai wajah dan jaringan sekitarnya

Definisi

Page 4: Trauma Maxilofacial

Insidensi

Trauma maxilofacial terjadi sekitar 6%

dari seluruh trauma kasus kecelakaan

Fraktur mandibula dan maksila

29,85%,Fraktur zigoma

27,64%

Fraktur nasal 12,66%.

Laki-laki usia 21-30th

Kecelakaan lalu lintas

Page 5: Trauma Maxilofacial

Trauma Maxilofacial

Trauma jaringan lunak wajah

Trauma tulang wajah

Klasifikasi

Page 6: Trauma Maxilofacial

Berdasarkan jenis luka dan penyebabnya: Ekskoriasi Luka sayat, luka robek, luka bacok Luka bakar Luka tembak

Berdasarkan ada atau tidaknya kehilangan jaringan: Skin avulsion dan atau skin loss

Trauma jaringan lunak

Page 7: Trauma Maxilofacial

Hentikan perdarahan

Bersihkan kotoran-kotoran

Penutupan luka

Tatalaksana

Page 8: Trauma Maxilofacial

Trauma pada tulang wajah yang ditandai;1. Asimetri muka2. Perdarahan melalui hidung atau mulut

pasca trauma3. Maloklusi dan dapat diraba adanya

fragmen fraktur

Trauma tulang wajah

Page 9: Trauma Maxilofacial

• fraktur frontal, orbita, nasal, zigoma, maksila, mandibula

• fraktur kompleks zigoma, frontonasal

Anatomi dan

estetik

• Fraktur blow-out (fraktur tulang dasar orbita)

• Fraktur Le Fort I, II, dan III (fraktur maksila)

• Fraktur segmental mandibulaKhusus

Klasifikasi

Page 10: Trauma Maxilofacial

Fraktur Maxillofacial

Page 11: Trauma Maxilofacial

Fraktur maksilofasial adalah patah tulang muka yang disebabkan oleh rudapaksa.

Definisi

Page 12: Trauma Maxilofacial
Page 13: Trauma Maxilofacial

Inspeksi: deformitas, oedema, false movement, vulnus laserasi pada kulit atau mukosa mulut.

Palpasi: nyeri spontan, krepitasi, maloklusi

Gejala diplopia

Gejala klinis

Page 14: Trauma Maxilofacial

Anamnesa• Riwayat trauma

Inspeksi• Asimetris, maloklusi, enoptalmus, edema, hematom

Palpasi• Krepitasi

Diagnosa

Page 15: Trauma Maxilofacial

Pemeriksaan radiologi• Foto skull AP• Foto skull Lateral• Waters• Orthopantomografi• CT scan

Pemeriksaan Penunjang

Page 16: Trauma Maxilofacial

Jenis Fraktur Maksilofacial

Page 17: Trauma Maxilofacial

Fraktur Mandibula

Page 18: Trauma Maxilofacial

Predileksi

Page 19: Trauma Maxilofacial

Klasifikasi

a. Greenstick e. Komponb. Simplec. Komminuted

Page 20: Trauma Maxilofacial

Inspeksi: asimetri dan maloklusi

Palpasi: teraba garis fraktur dan terdapat mati rasa bibir bawah

Dislokasi fragmen tulang oleh karena tonus otot

Gejala klinis

Page 21: Trauma Maxilofacial

Anamnesa Pemeriksaan fisik : a. Lokasi mandibula

b. Pergerakan mandibula c. Krepitasi

Pemeriksaan penunjang : Radiologi

Diagnosa

Page 22: Trauma Maxilofacial

Radiologi

Page 23: Trauma Maxilofacial

Intraosseus wire; fraktur bagian tulang yang menyangga gigi

Reposisi dan fiksasi terbuka dengan osteosintesis

Tatalaksana

Page 24: Trauma Maxilofacial

Fraktur Maksila

Page 25: Trauma Maxilofacial

Lefort I

Lefort II

Lefort III

Klasifikasi

Page 26: Trauma Maxilofacial

Inspeksi: wajah membengkak, hematoma orbita, rinorhea

Palpasi: nyeri spontan, krepitasi

Gangguan kesadaran

Gejala klinis

Page 27: Trauma Maxilofacial

Intraosseus wire

Maxillomandibular fixation (MMF)

Reduksi interna dengan miniplate atau sekrup

Bone graft

Tatalaksana

Page 28: Trauma Maxilofacial

Fraktur Zygoma

Page 29: Trauma Maxilofacial

Meliputi cedera apapun yang menyebabkan terputusnya lima hubungan zigoma dengan tulang-tulang kraniofasial didekatnya, yaitu

a. sutura zigomatikofrontalb. rima infraorbitac. zigomatikomaksilad. arkus zigomae. sutura zigomatikosfenoid

Page 30: Trauma Maxilofacial

1. Grup 1: Fraktur tanpa pergeseran signifikan yang dibuktikan secara klinis dan radiologi, 6%

2. Grup 2: Frakturarkus zigoma; dengan arkus mendesak kedalam tanpa keterlibatan orbita atau anterior, 10 %

3. Grup 3: Fraktur yang tidak berotasi 33% 4. Grup 4: Fraktur yang berotasi ke medial, 11% 5. Grup 5: Fraktur yang berotasi ke lateral 22%

6. Grup 6: Fraktur kompleks yaitu adanya garis fraktur tambahan

sepanjang fragmen utama 18%

Klasifikasi (Knight and North )

Page 31: Trauma Maxilofacial

Diplopia

Gangguan N. intra Orbitalis

Trismus

Gejala Klinis

Page 32: Trauma Maxilofacial

Untuk reposisi fraktur zygoma dengan cara approach :

- temporal (gillies) - oral (antral) - percutan - Intra orbital

Page 33: Trauma Maxilofacial

Miniplate dan sekrup

Penatalaksanaan

Page 34: Trauma Maxilofacial

Fraktur Nasal

Page 35: Trauma Maxilofacial

Edema, epistaksis

Deviasi hidung

Nyeri tekan, krepitasi

Gejala Klinis

Page 36: Trauma Maxilofacial

Reposisi dengan anastesi lokal Imobilisasi dengan tampon cavum nasi 3-4

hari Gips tipis berbentuk kupu-kupu 1-2 minggu Reduksi Tertutup Reduksi Terbuka

Penatalaksanaan

Page 37: Trauma Maxilofacial

Fraktur yang disebabkan oleh trauma langsung/tidak langsung pada tepi tulang orbita atau tulang zygoma yang mengakibatkan sebagian isi bola mata masuk ke sinus maxilaris.

Fraktur Orbita

Page 38: Trauma Maxilofacial

Fr. Blow Out

Fr. Blow In

Klasifikasi

Page 39: Trauma Maxilofacial

Hematoma monokel Diplopia Hemomaksila Gangguan sensibilitas pada daerah frontalis

dan maksilaris Enoftalmus

Gejala

Page 40: Trauma Maxilofacial

Transkonjungtival

Kutaneus

Transantral

Penatalaksanaan

Page 41: Trauma Maxilofacial

Terimakasih