dr. ir. anang triwiratno, mp peneliti ahli madya fitopatologi · dr. ir. anang triwiratno, mp...

Post on 12-Oct-2020

5 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Dr. Ir. Anang Triwiratno, MPPeneliti Ahli Madya FitopatologiBalai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanianwww.litbang.pertanian.go.id

Disampaikan dalam BIMTEK ONLINE JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA, 8 MEI 2020

BIODATA PEMBICARA

• Nama : Dr. Ir. Anang Triwiratno, MP (HP: 081 233 586 510)

• E mail : anangtriwiratno@gmail.com

• Jabatan : Peneliti Ahli Madya Fitopatologi / Kasi Yantek

• Masuk Balitjestro : Tahun 1986

• S1 : UMM Agronomi 1990

• S2 : UGM Fitopatologi 2003

• S3 : UB Hama Penyakit 2014

Penyakit:Suatu kondisi tanaman tidak dapat tumbuh secara

optimal dan merugikan secara nilai ekonomi

Penyebab / Patogen penyakit:

Biotik: Patogen Jamur, Virus, Bakteri, dan Nematoda. Abiotik / Non patogen; defisiensi /keracunan unsur makro dan

mikro, kekurangan/ kelebihan air, dll.

Bagaimana melihat terjadinya penyakit?

Melalui gejala, tanda, badan buah jamur, dan dampak yang ditimbulkanPatogen bisa dilihat di Laboratorium

Pemberian nama penyakit

Nama Patogen: Tristeza, Psorosis, Exocortis, Diplodia.

Gejala: CVPD/HLB, Puru berkayu, Blendok, Busuk Pangkal Batang, Embun Tepung, Embun Jelaga, Kudis, Mati pucuk, Kerak,

Kanker

1. Patogen Virulen

2. Tanaman Inangrentan

4. Manusia

3. Lingkungan sesuai untuk patogen

KEPROK TERIGAS KEPROK MADURA KEPROK BORNEO PRIMA

KEPROK SELAYAR KEPROK TEJAKULA SIAM PONTIANAK

Jeruk Dataran Rendah

KEPROK SoE KEPROK BATU 55

Siam Gunung Omeh Siam Madu Siam Kintamani

KEPROK GAYO

Jeruk Dataran Tinggi

Penyakit Utama pada Tanaman Jeruk di Indonesia

Viruses (Penyakit sistemik):Tular Vektor :1. Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) / Huanglongbing (HLB).2. Citrus Tristeza V irus ( CTV )3. Puru Berkayu (Citrus Vein Enation Virus / CVEV).

Non Tular Vektor :4. Citrus Psorosis Virus (CPsV)5. Citrus Exorcortis Viroid (CEVd)

Jamur :1. Penyakit Diplodia / Blendok (Botryodiplodia theobromae Pat.)2. Penyakit Busuk Akar dan Pangkal Batang (Phytophthora parasitica Dast. dan P.

citrophthora)3. Penyakit Embun Tepung (Oidium tingitanium Carter)4. Penyakit Kudis (Spaceloma fawcetti Jerkin.).5. Penyakit Antraknose / mati pucuk (Colletotrichum gloeosporioides Penz. )6. Penyakit Embun Jelaga (Capnodium citri Berk. & Desm.).7. Penyakit Kerak (ganggang Cephaleuros virescens Kunze.)

Bakteri :1. Penyakit Kanker Jeruk (Xanthomonas axonopodis pv. citri)

Penyakit Utama pada Tanaman Jeruk di Indonesia

CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) / HLB

(Huanglongbing) Patogen : Bakteri Liberibacter asiaticus

• Bakteri ini hanya dapat hidup di jaringan floem yang hidup dan tidak dapat dikulturkan secara in vitro. (Tidak tular tanah)

• Lebih aktif pada agroklimat dengan suhu panas 240 C sampai 320 C

• Menular melalui bahan tanaman sakit atau mata tempel terinfeksi.

• Bakteri dapat ditularkan oleh vektor kutu loncat jeruk (Diaphorina citri Kuwayama.)

• Penyebaran ke bagian tanaman lain tergolong lambat, gejala baru terlihat 4-6 bulan setelah tanaman terinfeksi. (Gejala sektoral)

• Patogen CVPD bersifat bersifat persisten (lama di vektor), sirkulatif (masuk jaringan tubuh vektor) dan non propagatif (Tidak meperbanyak dalam tubuh vektor).

• Penularan melalui biji peluangnya sangat kecil.

Bioekologi

Gejala : CVPD / HLB

Blotching Belakang, bebas serangga

Kaku, kecil, runcing, menghadap ke atas

Blotching, daun runcing, mengecilGejala greening sektoral

Biji abortusLop Sided / Tidak simetris

Difisiensi Zn Difisiensi Fe

Difisiensi Mn Difisiensi Mg

Serangga Penular / Vektor Kutu Loncat Jeruk

(Diaphorina citri)

Kotoran/ sekresi DCDC dewasa

DC dewasa

Tanpa pengendalian penyakit HLB, pertanaman jeruk berumur 1 - 5 tahunmengalami penurunan produksi 2-4 tahun setelah munculnya gejala pertama.Pertanaman lebih dari 5 tahun penurunan produksi signifikan pada 5-10 tahunsetelah munculnya gejala pertama (Bassanezi dan Bassanezi, 2008).

Grafting sangat efektif menularkan bakteri CLas, tingkat infeksi melalui graftingmencapai 100% pada 120 hari setelah inokulasi (Coletta-Filho et al., 2009).

Pendekatan nutrisi bersama dengan pengendalian vector D. citri dan praktekbudidaya yang lain dapat memperpanjang produksi jeruk sekitar 5-10 tahun padatanaman dewasa tergantung kepada kultivarnya (Xia et al., 2012).

Titer CLas pada penggunaan bahan pembenah tanah menunjukkan perbedaansignifikan sampai 7 bulan setelah perlakuan. Pada 10 bulan setelah perlakuanmenunjukkan pengaruh perlakuan bahan pembenah tanah yang berkurang (Xu etal., 2013).

Respon ketahanan tanaman terhadap pathogen berbeda dengan adanyaperubahan temperatur (Cheng et al. 2013).

Toleransi terhadap HLB lebih tinggi pada pohon yang disambung denganbatang bawah terseleksi (Albrecht et al. 2012).

Keanekaragaman bakteri pada umumnya menurun pada perlakuan tanjeruk terinfeksi dengan antibiotik ( Zhang et al., 2013).

Perlakuan penyungkupan tanaman terinfeksi CVPD dengan infeksi patogenyang berbeda berpengaruh terhadap intensitas penyakit (Widyaningsih,2019).

Perlakuan pemupukan organik dan penyungkupan pada benih jerukterinfeksi CLas dengan konsentrasi rendah dan tinggi berpengaruhterhadap intensitas penyakit (Widyaningsih, 2017).

Jenis batang bawah berpengaruh terhadap kerentanan tanaman (batangatas) terhadap CVPD (Widyaningsih, 2017)

Pemucatan tulang daun (vein clearing)

Melengkung ke atas (vein cupping)

Tulang daun mengeras (vein crocking)

• Virus dapat ditularkan oleh kutu daun (Aphid).

• Ada 4 spesies aphid yang berperan, yaitu Toxoptera citricidus T. aurantii, aphids gosypii, A. citricola.

• Pada T. citricidus diketahui virus melekat pada stilet (alat penghisap).

• Hanya dapat menularkan secara efektif bila 27 ekor aphid secara bersama-sama menularkan pada tanaman sehat.

Bioekologi

Vein enation (tonjolan pada

tulang )

woody gall (tumor) pada batang bawah

Penyakit Puru Berkayu Patogen : Citrus Vein Enation Virus (CVEV) / Woody Gall

(Tular vektor)

• Virus dapat ditularkan oleh kutu daun Toxoptera citricida (kutu daun coklat) , Myzus persicae dan Aphis gossypii

• Periode laten virus 2 – 3 hari

• Dapat ditularkan melalui okulasi atau bahan tanaman terinfeksi

• Tidak dapat ditularkan secara mekanis.

Bioekologi

Penyakit Virus Psorosis jeruk (Citrus Psorosis Virus / CPsV)Patogen : Citrus Psorosis Virus / CPsV

(Tidak Tular vektor)

Bark scaling pada batangVein flecking pada daun

• Tidak tular vektor.

• CPsV dapat menyerang hampir semua varietas jeruk,

• Gejala pada daun umumnya jelas terlihat pada jeruk manis dan mandarin terinfeksi dengan dengan ciri-ciri Vein flecking.

• Perkembangan penyakit Psorosis dalam tanaman lambat; diperlukan waktu beberapa tahun untuk mengekspresikan gejala.

• Gejala psorosis, bark scaling batang dan cabang utama.

Bioekologi

Penyakit Viroid Exocortis Jeruk Patogen : Citrus Exorcortis Viroid (CEVd)

(Tidak Tular vektor)

epinasti pada daun Kulit pecah dan kerdil

• Tidak tular vektor.

• Pertumbuhan tanaman yang terinfeksi berat biasanya terhambat atau kerdil

• Gejala ini umumnya muncul setelah 2 tahun sejak penyambungan mata tempel.

• Viroid dapat ditularkan secar mekanis melalui gunting pangkas atau pisau okulasi.

Bioekologi

1. Menggunakan benih berlabel biru bebas penyakit

2. Mengendalikan vektor CVPD, CTV, CVEV

3. Melakukan Sanitasi tanaman terinfeksi

4. Mengoptimalkan pemeliharaan kebun

5. Konsolidasi pengelolaan kebun dalam kawasan

Komponen Teknologi PTKJS :

PENERAPAN INOVASI TEKNOLOGIPENGELOLAAN TERPADU KEBUN JERUK SEHAT (PTKJS)

PENGENDALIAN VIRUSES

• Desinfeksi alat pertanian (gunting dan pisau okulasi ) dengan cara mencelupkan atau mengusapkan dalam Natrium hypoklorit 1-2% (misalnya Clorox atau Bayclin) atau dengan alkohol 70% sebelum digunakan.

Tindakan Pengendalian Preventif :

1. Bebas Penyakit CVPD2. Kemurnian Varietas Terjamin3. Pohon Tegar & Mutu Buah Terjamin4. Umur Produktif Lama

JATIM

BALI

NTB

NTT

PAPUA

KALSEL

KALTIMKALBAR

JATENGJABAR

JAMBI

SUMBAR

RIAU

SUMUT

ACEH

SULSEL

BENGKULU

BALITJESTRO

DISTRIBUSI BENIH SUMBER BF DI 22 PROVINSI INDONESIA

Pemeliharaan Kebun di IP2TP Kliran BALITJESTRO

Simplifikasi dan fragmentasi kawasan pengembangan agribisnis jeruk

Pola dukungan inovasi teknologi dalam pengembangan kawasan agribisnis jeruk

KEGIATAN BALITJESTRO BPTPDIPERTA : ppl,

popt, pbt, mantritani

KAWASAN PEMBINAAN

1. Demo Plot + +2. Demarea + +3. Kawasan agribisnis +

KEGIATAN PENDAMPINGAN

1. Pengelolaan demo plot + +2. Pelatihan (TOT) dan petani + + +3. Asistensi + + +4. Penguatan kelembagaan + +

Penanggung Jawab Implementasi Dukungan InovasiTeknologi Pengembangan Kawasan Agribisnis Jeruk

Diplodia / Blendok

Patogen : Jamur Botryodiplodia theobromae Pat.

Gejala :

• Kulit yang terinfeksi mengeluarkan blendok

• Kulit dapat mengelupas

• Ranting dan cabang yang terserang akan mati

• Buah Gugur, terserang pada pangkal buah

Pengendalian :✓ Menjaga kebersihan kebun; memangkas bagian tanaman yang sakit✓ Menjaga kebersihan alat pertanian dengan alkohol 70% /Clorox 10%✓ Pelaburan dengan Bubur California

Kapur Hidup (CaCO3) Belerang Kapur mati (CaO)

Penyakit Busuk Akar dan Pangkal BatangPatogen : Jamur Phytophthora parasitica Dast. dan P.

citrophthora

Gejala :▪ Busuk akar dan gumosis encer (gom/blendok) pada kulit pangkal batang.▪ Pembusukan dimulai dari pangkal batang dekat permukaan tanah sampai titik

okulasi (40 cm). ▪ Jaringan terserang berubah warna, lama-lama akan mengelupas kulitnya dan

jatuh, sehingga menyebabkan luka lebar. ▪ Serangan parah menyebabkan luka melingkar pada pangkal batang yang dapat

menyebabkan kamatian pada tanaman

Bioekologi :

• Irigasi yang kurang baik menyebabkan kondisi sesuai bagi perkembangan patogen▪ Batang-bawah RL (Rough lemon) rentan, Sedangkan Sour orange dan Japansche

citroen (JC) relatif lebih tahan.▪ Okulasi yang terlalu rendah < 20 cm mempermudah serangan pada batang atas.▪ Jamur ini dapat bertahan dalam tanah dalam bentuk sporangium dan spora

kembara (Klamidiospora).▪ Patogen tular tanah yang bersifat polyfag

Pengendalian :▪ Menjaga agar drainase lancar

▪ Menjaga iklim mikro tidak terlalu lembab.

▪ Okulasi > 20 cm.

▪ Menggunakan batang bawah yang tahan.

Embun tepung (Powdery mildew)

Patogen : Jamur Oidium tingitanium Carter.

Gejala : ✓ Masa spora berupa lapisan tepung putih

pada tunas muda✓ Daun mengeriting dan malformasi✓ Daun tetap melekat pada ranting

Bioekologi :Penyebarannya di semua pertanaman jeruk Pada dataran rendah relatif lebih sedikit. Semua jenis jeruk rentan.Obligat parasite (Tidak bisa dibiakkan buatan)

Pengendalian :✓ Memangkas tunas yang sakit dan dimasukkan dalam kantung.

✓ Penyemprotan menjelang bertunas

✓ Memberikan fungisida Siprokonozal, Propineb, Copper Hidrocide dan Benomyl.

Kudis (Scab)Patogen : Spaceloma fawcetti

jenkins.

Gejala :Bercak kecil jernih pada helaian daun, gabus berwarna kuning/coklat. Infeksi hanya satu permukaan daun saja.

Bioekologi :▪ Lingkungan yang lembab dan

basah merupakan faktor dominan

▪ Fase kritis buah jeruk Siam adalah umur 1 sampai 2 bulan

Pengendalian :

✓ Bebas dari sumber penyakit

✓ Wiwilan yang teratur ✓ Mengendalikan saat buah pentil✓ Penyemprotan fungisida Thiaphanate-methyl atau Benomyl

Penyakit Antraknose / mati pucuk Patogen : (Colletotrichum gloeosporioidesPenz. )

Gejala :• Bercak warna coklat sampai hitam dan merata sehingga ujung tunas menjadi coklat. • Bagian nekrotik hitam berkembang ke pangkal, menyebabkan mati pucuk (die back). • Pada cuaca lembab, pada ranting timbul titik hitam terdiri dari badan buah (aservulus)

jamur. • Pada tanaman besar menyebabkan ranting mati dan bercak pada buah. • Bercak buah coklat kemerahan lama-lama menjadi cekung..

Bioekologi :• Konidia diproduksi pada ranting-ranting yang mati kemudian menyebar dalam

jarak dekat oleh air hujan dan pengairan serta jarak jauh melalui udara. • Jenis tanaman yang rentan adalah jeruk siam, nipis dan citron. • Faktor yang mempengaruhi adalah perawatan kurang baik.

Pengendalian :• Memangkas, membuang dan membakar bagian tanaman yang terinfeksi. • Menyemprot dengan pestisida berbahan aktif Benomyl, • Mencuci buah yang diketahui tercemar, sebelum terjadi penetrasi pada kulit

buah.

Gejala :✓ Daun, ranting dan buah terserang dilapisi oleh lapisan berwarna

hitam.

✓ Lapisan hitam terutama pada musim kemara✓ Lapisan hitam umumnya tidak masuk pada jaringan tanaman.

Embun Jelaga (Sooty mold)Patogen : Jamur Capnodium citri

BioekologiLapisan hitam adalah masa Jamur Musim kemarau jelaga akan tumbuh Kutu daun jenis aphid, Pseudococcussp., Coccus viridis.

Pengendalian :✓ Memangkas cabang yang terlalu lebat✓ Mengendalikan serangga kutu-kutuan✓ Cairan merah bubur California 15 ml/lt secara rutin setiap 2 minggu

✓ Menyemprot dengan larutan detergen 5 gr / lt

Penyakit Kerak Patogen : (ganggang Cephaleuros virescens Kunze)

Gejala :• Bercak warna coklat sampai hitam dan merata sehingga ujung tunas menjadi coklat. • bercak-bercak berbentuk bulat atau tidak beraturan pada daun, ranting atau batang

terserang. • Pada permukaan bercak tertutup oleh sporangiofor jamur. • Warna bercak mula-mula kehijauan kemudian pada perkembangan selanjutnya

berubah menjadi coklat kehijauan. • Pada ranting terserang parah/berat, menyebabkan gejala melingkar, kulit ranting

membengkak, membesar dan pecah-pecah..

Bioekologi :• Semua jenis jeruk rentan.• Terutama di daerah dataran tinggi dengan suhu rendah. • Penyebaran dapat dipicu oleh suatu kondisi tanaman lemah dengan drainase

kurang baik, sinar matahari terik, kurang air dan pengelolaan kurang intensif.

Pengendalian :• Pemeliharaan optimal.• Perbaikan drainase, penyiraman, pemupukan berimbang. • Tanaman yang terserang dapat disikat bagian yang terserang dengan

menggunakan sikat halus dan dilabur dengan Bubur California. • Penggunaan fngisida yang efektif dianjurkan bila pengendalian secara mekanis

tidak berhasil.

Kanker (Citrus canker)

Patogen : Xanthomonas axonopodis pv. Citri

Gejala :✓ Bercak putih pada sisi bawah daun menjadi warna

hijau gelap, kadang-kadang berwarna kuning di sepanjang tepinya.

✓ Bagian tengah terbentuk gabus warna coklat. ✓ Buah bagian tepi tidak berwarna kuning.

Bioekologi :▪ Jeruk nipis (C. aurantifolia) dan pamelo (C. maxima

Merr.) rentan.▪ Infeksi terjadi melalui stomata, lentisel dan luka.

▪ Peliang daun (Phylocnistis citrella) mempermudah penetrasi

Pengendalian :

✓ Memangkas bagian tanaman yang terinfeksi berat

✓ fungisida berbahan aktif Copper maupun Belerang,

✓ Mengendalikan dengan bakterisida Streptomisin dan Kloromisetin.

Keprok RGL Rejang Lebong Bengkulu

Semoga Sukses...

Jalan Raya Tlekung No.1, Junrejo

Batu 65301, East Java, Indonesia

Email: balitjestro@litbang.pertanian.go.idbalitjestro@gmail.com

Office Phone: +62 341 692683

Address

Contact Info

Telephone

KEEP IN TOUCH WITH USBalitjestro Indonesia

http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/

Website

TERIMA KASIH

MOHON DIPERHATIKAN

• Dilarang menggunakan gambar-gambar yang ada untuk tujuankomersial. (berjualan online, dlsb)

• Diperbolehkan untuk tujuan pendidikan/pengajaran dan halpositif lainnya, silahkan sertakan sumber: Balitjestro, Balitbangtan

top related