pt. super unggas jaya (suja)

147
STANDARD OPERATING PROCEDURE BREEDING FARM PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

16 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

STANDARD OPERATING PROCEDURE

BREEDING FARM

PT. SUPER UNGGAS JAYA(SUJA)

Page 2: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

PERSIAPAN KANDANG

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 3: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.0 PROSES PERSIAPAN KANDANG :

5.1 Dari 8 minggu sebelum chick in, pertama harus dilakukan adalah afkir ayam sesuaikonfirmasi dari sales.

5.2 Semprot kandang dengan obat serangga (golongan piretrin, cypermetrin) 3gr/2liter, kemudian disemprot dengan formalin 10% 400 cc/m2, pasang racun tikussecara merata (1 hari).

5.3 Lepas hubungan listrik yang ke kandang, keluarkan seluruh peralatan (nest, tempatpakan dan minum, untuk yang memakai nipple posisi niple di naikan), kemudiancuci dan sanitasi dengan desinfektan phenol dosis 2 cc/liter air (2 hari).

5.4 Keluarkan litter dan kotoran ayam dibawah slat (kandang slat) menggunakankarung secepat mungkin dan bersihkan kandang dari sisa-sisa litter dan kotoranayam yang tertinggal. Dilanjutkan cleaning kering/pembersihan sarang laba-labadan debu, (3 - 7 hari).

5.5 Spray kandang dengan insektisida dosis sesuai petunjuk jenis insektisida yangdigunakan, untuk membunuh sisa serangga yang ada.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 4: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.6 Cuci seluruh kandang dengan air, termasuk lantai, atap, kipas, pipa air minum, kawat kandang dan tirai, serta Slat dan kaki-kakinya.

5.7 Spray seluruh kandang dengan menggunakan larutan deterjen dosis 3 gram/liter , kemudian bilas sampai bersih dengan air biasa.

5.8 Spray seluruh kandang dengan desinfektan yang mempunyai kemampuan membasmi virus, bakteri dan jamur, dengan dosis sesuai petunjuk jenis desinfektan yang digunakan.

5.9 Lakukan desinfeksi saluran air minum, yaitu :Bersihkan tandon air dalam kandang, dengan disikat.Gelontor dengan air pipa-pipa saluran air minum.Setelah bersih, isi tandon dengan air (level normal) dan tambahkan desinfektan phenol dosis 2

cc/liter, aduk dengan rata dan biarkan minimum 4 jam, kemudian lakukan pengurasan dengan cara mengalirkan ke pipa-pipa saluran air minum sampai habis.

Bilas dengan air dan isi ulang tandon dengan air bersih sebelum DOC datang.

5.10 Lakukan perbaikan dan perawatan peralatan kandang, termasuk perbaikan slat bila kandang sistem slat. Untuk slat dari bahan kayu celup semua slat dengan desinfektan dan insektisida. Pasang/Install slat secara rapi dan bersihkan bekas paku dan kawat bisa melukai ayam.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 5: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.11 Pasang peralatan yang dibutuhkan, meliputi feeder, drinker, lighting, kipas dan peralatan untuk DOC meliputi : chick guard, gas brooder dan kelengkapannya. Untuk kandang sistem slat chick in diatas slat, dimana sebelum ditabur litter slat dialasi dengan waring.

5.12. Tabur kapur disemua lantai, termasuk dibawah slat, bila menggunakan sistem slat.

5.13. Tabur bahan litter kesemua lantai kandang, kecuali dibawah slat, bila kandang sistem slat.

5.14 Lakukan desinfeksi dengan desinfektan berspektrum luas dengan dosis sesuai petunjuk yang digunakan atau fumigasi di seluruh kandang.

5.15 Tutup kandang selama 3 - 5 hari, ambil test swab untuk uji tingkat keberhasilan biosecurity.

5.16 Dosis pemberian kapur bubuk hidup adalah sebagai berikut ;

Kandang Full litter : 1 kg kapur untuk 10 m2 lantai

Kandang 2/3 slat : 1 kg kapur untuk 15 m2 lantai

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 6: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.17 Gambar penyusunan peralatan pada brooder :

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 7: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

6.0 DEFINISI DAN SINGKATAN

Menjelaskan arti dan singkatan dari istilah yang dipakai dalam penulisan SOP ini. Litter : Alas kandang yang berasal dari sekam padi, serutan kayu.

Tandon : Tangki penyimpanan air.

Waring : Jaring yang terbuat dari nilon.

Swab test : Test laboratorium dengan cara mengusapkan media agar dengan permukaan benda.

DOC : Day Old Chick, anak ayam umur 1 hari

7.0 DOKUMEN PENDUKUNG

7.1 Pedoman dosis desinfektan yang digunakan untuk sanitasi.

8.0 CATATAN PERUBAHAN

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 8: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

SEBELUM CHICK IN

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 9: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

1.0 TUJUAN

Menjelaskan proses persiapan sebelum DOC Parent Stock datang untuk memastikan bahwa kegiatan persiapan kandang telah sempurna sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan.

2.0 RUANG LINGKUP

Prosedur ini berlaku sejak 5 hari sampai dengan 1/2 jam sebelum DOC Parent Stock masuk kandang.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 10: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.0 PERSIAPAN SEBELUM DOC PS DATANG

5.1 Lima hari sebelum kedatangan DOC PS, pasang semua peralatan, meliputi selang gas, pemanas, tempat minum (nipple/bell drinker) dan siapkan tempat pakan serta tempat minum khusus untuk DOC pada setiap brooder.

5.2 Brooder dibuat untuk kapasitas DOC PS 500 - 600 ekor dengan diameter sepanjang 3 meter.

5.3 Empat hari sebelum kedatangan DOC PS, test semua peralatan seperti lampu, kipas/fan & alat pemanas.

5.4 Tiga hari sebelum DOC PS datang, konfirmasikan kepada suplier jumlah DOC PS, waktu kedatangan dilokasi dan pastikan pula kode umur induk dari sumbernya.

5.5 24 jam sebelum DOC PS datang, pakan sudah disiapkan dalam kandang (service pen), semua kebutuhan untuk air minum (vitamin & antibiotik) sudah siap dikandang dalam kemasan sesuai dosis pemakaiannya termasuk dengan operator kandangnya.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 11: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.6 12 jam sebelum DOC PS datang, waktu kedatangan dan jumlah DOC PS dikonfirmasi ulang kepada suplier.

5.7 Dua jam sebelum DOC PS datang, nyalakan alat pemanas dan siapkan pakan, masukan di feeder tray sebanyak 100 gram/feeder tray.

5.8 1/2 jam sebelum DOC PS datang, air minum bervitamin sudah siap di galon dan masukkan dalam brooder sebanyak 8 galon per brooder. Air minum yang digunakan dari umur 1 sampai minimum 5 hari harus menggunakan air yang telah direbus sampai mendidih dan sudah dalam kondisi dingin dan disimpan dalam kondisi tertutup.

5.9 Pastikan temperatur di litter sudah mencapai 30 O C.

5.10 Siapkan Bak celup kaki dan cuci tangan dengan desinfektan baru, dan siapkan timbangan untuk DOC.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 12: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

6.0 DEFINISI DAN SINGKATAN

Menjelaskan arti dan singkatan dari istilah yang dipakai dalam penulisan SOP ini.

PS : Parent Stock

Brooder : Tempat chick in

Gas Brooder : Alat pemanas dengan bahan bakar gas

Feeder tray : Nampan tempat pakan anak ayam

Galon : Tempat minum khusus anak ayam

7.0 DOKUMEN PENDUKUNG

8.0 CATATAN PERUBAHAN

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 13: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

BROODING

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 14: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

1.0 TUJUAN

Menjelaskan cara-cara Brooding yang dilakukan di kandang untuk memastikan bahwa aktivitas tersebut dapat dilakukan sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan.

2.0 RUANG LINGKUP

Presedur ini menjelaskan semua hal yang berhubungan dengan brooding termasuk alat-alat yang digunakan, bahan dan system kerja saat brooding, mulai dari hari pertama sampai hari dua puluh satu.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 15: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.1 Hari Pertama

5.1.1 Nyalakan gas broder 2 jam sebelum doc datang.

5.1.2 Siapkan air minum yang sudah direbus sebelum doc datang (dingin), campur dengan gula dosis 2 – 3 %, siapkan dalam galon, 6 - 8 galon per brooder.

5.1.3 Siapkan feeder tray 12 buah per brooder, isi dengan pakan BBS (non coccidiostat) +/- 100 gram per feeder tray.

5.1.4 Setelah DOC PS datang, turunkan dari truk, kelompokkan sesuai berat dan hitung total box yang datang. Pisahkan antara box DOC PS betina dan jantan.

5.1.5 Distribusikan dan bagi dengan rata box ke setiap brooder, timbang DOC PS sebagai sample berat badan. Penimbangan DOC dapat dilakukan per kelompok atau per box. Untuk sample uniformity DOC ditimbang per ekor, 1 box jantan dan 1 box betina.

5.1.6 Hitung DOC PS dengan akurat, dipping paruh ke air minum (larutan gula), masukkan dalam brooder dekat sumber pemanas.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 16: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.1.7 Pastikan setiap DOC PS minum larutan gula.

5.1.8 Culling DOC PS yang cacat dan lemah.

5.1.9 Catat jumlah DOC PS yang datang baik jantan maupun betina, serta kematian dan culling.

5.1.10 Masukkan pakan yang sudah disiapkan. 2 jam kemudian pastikan setiap DOC sudah makan dan cek temboloknya.

5.1.11 Setelah minum, makan dan kondisi sudah tenang/normal (4 jam setelah kedatangan DOC) lakukan vaksinasi ND IB live secara tetes mata. Jika kedatangan DOC diatas jam 12.00, vaksin dilakukan hari kedua.

5.1.12 Penerangan lampu selama 24 jam.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 17: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.2 Hari ke 2 – 4

5.2.1 Pagi hari beri air minum yang baru (sudah direbus), tambahkan antibiotik dan vitamin elektrolit. Jaga jangan sampai kehabisan air minum.

5.2.2 Berikan pakan secara terus menerus, sedikit sedikit dengan frekuensi pemberian 2 jam sekali.

5.2.3 Jaga temperatur brooder antara 31 – 32 OC. Kontrol dan catat temperatur setiap 1 jam sekali.

5.2.4 Hari kedua lepas alas koran.

5.2.5 Hari ke tiga vaksinasi Coccivac spray dipakan (jika tidak divaksin di hatchery).

5.2.6 Hari ketiga gabung 2 brooder menjadi satu.

5.2.7 Balik-balik dan ratakan litter, dan ganti bila ada yang basah dan atau menggumpal.

5.2.8 Penerangan lampu selama 22 jam.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 18: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.3 Hari ke 5

5.3.1 Pagi hari beri air minum yang baru (sudah direbus), untuk farm yang vaksin Reo air minum hanya ditambah vitamin elektrolit saja, dan yang tidak vaksin dapat ditambah juga antibiotik. Jaga jangan sampai kehabisan air minum.

5.3.2 Berikan pakan dengan cepat dan merata. Tempatkan pakan pada feeder tray yang bersih. Angkat keluarkan dari brooder feeder tray yang kotor dan bersihkan.

5.3.3 Lakukan vaksin Reo S1133 khusus Farm Ngembal, APE dan Banjarmasin, vaksin reo secara injek subcutan dengan dosis 0.2 cc/ekor.

5.3.4 Jaga temperatur brooder antara 31 – 32 OC. Kontrol dan catat temperatur setiap 1 jam sekali.

5.3.5 Lebarkan brooder sesuaikan dengan kebutuhan kepadatan ayam.

5.3.6 Balik dan ratakan litter, dan ganti bila ada yang basah dan atau menggumpal.

5.3.7 Penerangan lampu selama 21 jam

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 19: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.4 Hari Ke-6

5.4.1 Pagi hari beri air minum yang baru, tambahkan antibiotik dan vitamin elektrolit. Jaga jangan sampai kehabisan air minum.

5.4.2 Tempat minum otomatis (niple atau bel drinker) mulai difungsikan, tambah air minum digalon secukupnya.

5.4.3 Khusus jantan lakukan potong paruh (debeaking).

5.4.4 Pemberian pakan di feeder tray distribusikan dengan rata, untuk jantan berikan agak tebal, untuk menghindari pendarahan pada paruh.

5.4.5 Jaga temperatur brooder antara 31 – 32 OC. Kontrol dan catat temperatur setiap 1 jam sekali.

5.4.6 Balik dan ratakan litter, dan ganti bila ada yang basah dan atau menggumpal.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 20: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.5 Hari Ke-7

5.5.1 Pagi hari beri air minum yang baru, air minum hanya ditambah vitamin elektrolit saja.

5.5.2 Tempat pakan Feeder through (talang) atau hanging feeder (tabung gantung) mulai difungsikan sebagian (manual). Feeder tray mulai dikurangi.

5.5.3 Distribusi pakan dibagi ke tray dan ke through atau hanging. Cara pemberiannya dahulukan through atau hangging setelah itu baru tray.

5.5.4 Khusus yang menggunakan tempat pakan through dapat digunakan 1 jalur.

5.5.5 Lakukan vaksin IB secara tetes mata dan ND killed secara injek subcutan dengan dosis 0.15 cc/ekor.

5.5.6 Lebarkan brooder sesuaikan dengan kebutuhan kepadatan ayam.

5.5.7 Jaga temperatur brooder antara 30 – 31 OC. Kontrol dan catat temperatur setiap 1 jam sekali.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 21: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.5.8 Timbang ayam per brooder sebagai sample berat badan, baik jantan maupun betina. Penimbangan per individu. Seleksi untuk mencapai keseragaman per kelompok.

5.5.9 Penerangan lampu selama 19 jam

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 22: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.6 Hari ke 8 – 10

5.6.1 Pagi hari beri air minum yang baru ditambah vitamin elektrolit.

5.6.2 Tempat pakan through dan hanging ditambah disesuaikan kebutuhan, dan feeder tray bisa dikurangi.

5.6.3 Yang menggunakan through bisa ditambah menjadi 2 jalur.

5.6.4 Hari ke sembilan brooder dilebarkan sesuai dengan kebutuhan kepadatan.

5.6.5 Balik dan ratakan litter, dan ganti bila ada yang basah dan atau menggumpal.

5.6.6 Hari ke sepuluh lakukan vaksin AI killed(Sialic vac in) secara tetes hidung.

5.6.7 Jaga temperatur brooder antara 30 – 31 OC. Kontrol dan catat temperatur setiap 1 jam sekali.

5.6.8 Penerangan lampu menurun 1 jam per hari, hari ke 14 penerangan selama 16 jam.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 23: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.7 Hari 11 - 14

5.7.1 Pagi hari beri air minum yang baru ditambah vitamin elektrolit.

5.7.2 Tempat pakan through atau hanging ditambah disesuaikan kebutuhan, dan feeder tray bisa dikurangi.

5.7.3 Jumlah pakan mulai dikontrol, jatah pakan diberikan 1 kali, pagi.

5.7.4 Brooder dilebarkan sesuai dengan kebutuhan kepadatan. Seng guard mulai dikurangi.

5.7.5 Balik dan ratakan litter, dan ganti bila ada yang basah dan atau menggumpal.

5.7.6 Hari ke empat belas vasksinasi IBD intermediate secara oral (cekok) dengan dosis 0.25 cc/ekor.

5.7.7 Saat vaksin IBD air minum dapat ditambahkan dengan gula 0.2 – 0.3 %.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 24: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.7.8 Jaga temperatur antara 28 – 30 OC.

5.7.9 Hari ke empat belas timbang ayam sebagai sample berat badan, baik jantan maupun betina. Penimbangan secara individu.

5.7.10 Kontrol ventilasi baik siang maupun malam, yaitu untuk menambah atau mengurangi kipas (close house) atau membuka dan menutup tirai kandang (open house), harus disesuaikan dengan kebutuhan ayam.

5.7.11 Ayam-ayam yang cacat, lemah maupun kerdil (lambat pertumbuhannya) di culling.

5.7.12 Penerangan lampu menurun 1 jam per hari, hari ke 14 penerangan selama 12 jam.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 25: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.8 Hari 15 – 21

5.8.1 Pagi hari beri air minum yang baru ditambah vitamin elektrolit.

5.8.2 Tempat pakan menggunakan through (manual) atau hanging. Fedeer tray angkat dan keluarkan, kemudian dibersihkan.

5.8.3 Jumlah pakan dikontrol sesuai point feed, dan diberikan sekali, pagi hari.

5.8.4 Pemanas (gas brooder) mulai dikurangi bertahap.

5.8.5 Luasan tempat ayam disesuaikan dengan tingkat kepadatannya.

5.8.6 Hari ke enam belas, hari terakir ayam dijaga oleh karyawan.

5.8.7 Hari ke tujuh belas, bila gas LPG terpasang masih, pemanas diteruskan sampai gas habis. Tapi bila kondisi ayam dan lingkungan kurang bagus, gas LPG ditambah dan waktu pemanasan diperpanjang.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 26: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.8.8 Hari ke 17 & 18 berikan amprolium lewat air minum dengan dosis 600 gram/1000 liter air, untuk kontrol cocci.

5.8.9 Kontrol ventilasi baik siang maupun malam, yaitu untuk menambah atau mengurangi kipas (close house) atau membuka dan menutup tirai kandang (open house), harus disesuaikan dengan kebutuhan ayam.

5.8.10 Penerangan lampu menurun 1 jam per hari, hari ke 18 penerangan selama 8 jam. Dan dipertahankan sampai masa growing.

5.8.11 Untuk kandang tertutup, tirai biru mulai dipasang, dan kandang terbuka, tirai bisa dibuka ½ dari tinggi kandang.

5.8.12 Hari ke 21 melakukan vaksin ND+IB live secara tetes mata, ND AI Killed secara injek subcutan dosis 0.3 cc perekor dan Folw Pox secara tusuk sayap.

5.8.13 Berikan vitamin pada air minum 3 hari sebelum, saat dan setelah melakukan vaksinasi.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 27: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.8.14 Hari ke 21 timbang ayam sebagai sample berat badan, baik jantan maupun betina. Penimbangan secara individu dan dilakukan sebelum vaksinasi.

5.8.15 Ayam-ayam yang cacat, lemah maupun kerdil (lambat pertumbuhannya) di culling.

5.8.16 Semua peralatan yang digunakan untuk masa brooding, setelah selesai dibersihkan dan disanitasi kembali, kemudian disimpan yang rapi di gudang.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 28: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

6.0 DEFINISI DAN SINGKATAN

Menjelaskan arti dan singkatan dari istilah yang dipakai dalam penulisan SOP ini.

Gas Brooder : Pemanas untuk ayam menggunakan bahan bakar gas LPG.

Coccidiostat : Obat anti cocci yang biasanya dicampur di pakan.

Feeder tray : Tempat pakan anak ayam seperti baki.

7.0 DOKUMEN PENDUKUNG

8.0 CATATAN PERUBAHAN

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 29: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

GROWING

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 30: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

1.0 TUJUAN

Menjelaskan proses pemeliharaan saat growing yang harus dilakukan dan dicapai untuk memastikan bahwa aktivitas pada periode growing dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan.

1.1 Mempersiapkan pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dalam pembentukan kerangka, otot dan bulu.

1.2 Mengatur berat badan baik betina maupun jantan sesuai dengan target std strain yang dipelihara.

1.3 Mencapai performance pertumbuhan yang benar dan keseragaman flock yang baik untuk mencapai kematangan dan keseragaman seksual.

2.0 RUANG LINGKUP

2.1 Proses pemberian pakan dan minum.

2.2 Prose pengontrolan berat badan dan keseragaman.

2.3 Proses pencahayaan.

2.4 Proses persiapan dan pengelolaan nest

2.5 Proses pengelolaan litter.

2.6 Aktivitas yang dilakukan dari umur 4 minggu sampai 18 minggu.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 31: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

3.0 REFERENSI

3.1 Handbook Manual management Parent Stock Ross 308

3.2 Handbook Manual management Parent Stock Cobb 500

4.0 CATATAN

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 32: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.0 Masa Growing.

5.1 Pemberian pakan dan minum.

5.1.1 Tempat pakan harus cukup tersedia, sesuai dengan tingkat umur pemeliharaan, pakan diberikan 1 kali sehari (pagi hari) dan distribusi pakan tidak lebih dari 3 menit. Untuk pemberian pakan secara manual, sebaiknya ditempuh dalam jangka waktu kurang dari 3 menit untuk setiap pen. Untuk tempat pakan gantung supaya dibuat group.

5.1.2 Jumlah pakan yang diberikan perekor disesuaikan dengan tingkat berat badan yang akan dicapai dan berdasarakan hasil berat badan minggu sebelumnya di bandingkan standar.

5.1.3 Pemberian pakan tidak boleh dikurangi, dapat ditetapkan atau ditambah.

5.1.4 Program pemberian pakan dari buku manual hanya merupakan petunjuk atas jumlah pakan yang dibutuhkan dan bukan merupakan standart baku.

5.1.5 Pemberian pakan setiap hari pada waktu yang sama.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 33: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.1.6 Jenis pakan yang diberikan :

Starter [BBS] : Umur sehari s/d 6 minggu

Grower [BBG] : Umur 6 minggu s/d 26 minggu

Produksi [BP3S] : Umur 26 minggu s/d 35 minggu

Produksi [BP3] : Umur 35 minggu s/d 65 minggu/afkir

Jantan [BBM] : Umur 26 minggu s/d 65 minggu/afkir

5.1.7 Pisahkan ayam yang kecil ke pen/sekat yang terpisah untuk mengurangi persaingan dalam makan dan dengan demikian akan memacu pertumbuhannya. Dan dapat ditambah jumlah pakan per ekor perharinya sedikit-sedikit untuk mengejar ketertinggalanya dari yang normal.

5.1.8 Pemberian pakan harus ditimbang sesuai kebutuhan, timbangan yang digunakan harus akurat, tidak layak bila menentukan jumlah pakan berdasarkan takaran.

5.1.9 Jaga agar pakan tidak tumpah saat pemberian pakan dan hindarkan pakan terkontaminasi oleh kotoran dan tikus saat penyimpanan.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 34: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.1.10 Sediakan tempat minum yang cukup, sesuai dengan tingkat umur pemeliharaan dan berikan air minum secara tidak terbatas, kekurangan atau keterlambatan akan mengakibatkan ayam stress dan mudah terserang penyakit.

5.1.11 Tempat minum bel drinker dicuci 2 kali setiap pagi dan sore.

5.1.12 Air minum dapat ditambahkan vitamin dengan dosis sesuai dengan produk yang digunakan, saat melakukan kegiatan yang dapat menyebabkan ayam stress, seperti vaksinasi, mengganti sekam dan kegiatan lainnya yang mengganggu kenyamanan ayam. Bisa juga air minum ditambah vitamin C, bila terjadi fluktuasi temperatur yang ekstrem antara siang dan malam.

5.1.13 Minimal 1 kali dalam seminggu tangki air minum dalam kandang dan pipa-pipanya dibersihakan dan diglontor, dan atau setelah pemakaian vitamin maupun pengobatan harus dibersihkan.

5.1.14 Pengaturan tinggi tempat air minum harus disesuaikan dengan umur dan tinggi ayam.

5.1.15 Air minum sudah harus siap saat ayam makan.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 35: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.2 Kontrol berat badan dan keseragaman

5.2.1 Timbang berat ayam setiap akhir minggu (mingguan), dan jumlah sampel 2-5% dari populasi, baik betina maupun jantan.

5.2.2 Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan jaring penangkapan dan ditimbang satu per satu.

5.2.3 Semua ayam yang tertangkap dalam jaring sebagai sampel harus ditimbang semua, kecuali kerdil.

5.2.4 Pengambilan sample harus di tempat yang sama setiap minggunya dan di ambil dari masing-masing PEN.

5.2.5 Penimbangan harus dilakukan pada hari yang sama dan waktu yang sama setiap minggunya. Untuk yang menggunakan pola makan skip, penimbangan dilakukan pada saat ayam puasa dan dilakukan pagi hari. Untuk yang menggunakan pola makan every day, penimbangan dilakukan setelah jam 13.00 dimana kondisi tembolok sudah kosong, hal ini untuk menghindari ayam menumpuk saat melakukan penimbangan.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 36: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.2.6 Penimbangan sampel ayam menggunakan timbangan gantung yang mempunyai kapasitas 5 - 7 kg, dengan skala minimum 20 gram. Kalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan.

5.2.7 Setelah penimbangan selesai kemudian dihitung parameter sebagaiberikut :

Berat rata-rata.

Uniformity (keseragaman

5.2.8 Untuk mengatur keseragaman berat badan yang baik dilakukan grading ayam (Lihat SOP Seleksi 5.1)

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 37: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.3 Program pencahayaan (Lighting)

5.3.1 Penempatan lampu disekitar cooling pad harus merata, pastikan bahwa intensitas cahaya dalam kandang sudah sama rata, hindari adanya bagian-bagian yang terlalu terang ataupun redup.

5.3.2 Intensitas cahaya dalam kandang harus kurang dari 0.5 lux saat lampu dipadamkan atau selama masa gelap.

5.3.3 Pemberian cahaya pertama adalah saat anak ayam umur sehari yaitu 24 jam, dan berkurang secara bertahap hingga 8 - 10 jam saat mencapai umur 3 minggu.

5.3.4 Panjang waktu pencahayaan dipertahankan pada 8 jam sampai umur 150 - 152 hari pada kandang tertutup dan secara alamiah pada kandang terbuka. yang dibutuhkan adalah 5 - 10 lux dan untuk kandang terbuka bisa diredupkan dengan pemasangan jaring peredup (paranet) atau dengan pelindung tanaman.

5.3.5 Pengukuran intensitas cahaya menggunakan Light meter.

5.3.6 Untuk kandang tertutup, dengan pertimbangan efisiensi pemakaian daya listrik, maka tirai hitam dapat diturunkan selebar 5 - 10 cm. Kemudian untuk meredupkan cahaya yang masuk, dipasang dengan tirai biru. Pastikan intensitas cahaya didalam kandang 5 – 10 lux.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 38: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.4 Persiapan dan pengelolaan nest (sangkar)

5.4.1 Sangkar manual mempunyai 24 kotak persangkar dengan ukuran kotak 30X35X25 cm, digunakan untuk 96 ekor ayam. Tinggi kaki sangkar tidak boleh lebih dari 45 cm.

5.4.2 Sangkar mulai dimasukkan dalam kandang, ketika ayam umur 16 minggu, dan pastikan bahwa sangkar sudah diadakan perbaikan, dicuci dan disanitasi dengan ammonium compoun dosis 2 cc/liter dan formalin 10 %.

5.4.3 Penataan sangkar dalam kandang harus merata, dan sudah siap dengan alas dan liternya ketika ayam umur 18 minggu.

5.4.4 Buka tenggeran bagian atas, untuk membiasakan ayam bertelur dikotak bagian atas, tenggeran bawah dibuka setelah produksi 10 - 15 %.

5.4.5 Sangkar harus setiap hari dibersihkan dari debu dibagian atap sangkar dan kotoran ayam dikotak-kotak sangkar.

5.4.6 Tambahkan sekam pada kotak-kotak sangkar yang sudah tipis sekamnya.

5.4.7 Ganti secepatnya sekam pada kotak sangkar yang sudah kotor atau bayak kotoran ayam.

5.4.8 Pasang kembali alas sangkar yang jatuh, demikian juga tenggeran sangkar yang terlepas. Dan ganti alas sangkar yang rusak atau berlubang.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 39: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.5 Pengelolaan liter

5.5.1 Liter dari bahan sekam padi atau serutan kayu, dengan ketebalan 10 - 15 cm, dan harus selalu dalam kondisi kering.

5.5.2 Balik litter dan ratakan setiap hari, dan ganti litter yang basah dan atau menggumpal.

5.5.3 Lakukan sanitasi bahan litter seefektif mungkin, sebelum dimasukkan kedalam kandang. Yaitu dengan di injeksi dengan formalin murni.

5.5.4 Injeksi formalin dalam sekam dilakukan dengan cara menusukkan stik yang sudah disiapkan (bisa pakai stik sanchin) ditengah karung sekam selama 2 – 3 detik.

5.5.5 Untuk kandang dengan sistem full litter, pengelolaan litter dapat dilakukan oleh operator khusus yang menangani masalah litter, sehingga setiap hari bisa terkontrol.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 40: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.6 Umur 4 minggu

5.6.1 Pemeliharaan jantan dan betina secara terpisah sampai masa pencampuran umur 21 mingu

5.6.2 Tempat pakan chain feeder mulai dioperasikan, untuk kandang dengan system pakan otomatis. Jalur throught di hitung sesuai dengan kebutuhan feeder spice dan kerataan sudah cukup/rata untuk satu putaran.

5.6.3 Jam pemberian pakan 07.30 (jam masuk kerja karyawan masing-masing unit).

5.6.4 Air minum diberikan tidak terbatas dan tambah clorin dosis : 3 ppm.

5.6.5 Pemberian vitamin antistress selama 3 hari sebelum, saat dan sesudah pelaksanaan vaksinasi dan dosis sesuai dengan vitamin yang digunakan. Vaksin yang diberikan adalah IBD Intermediate melalui oral. Vaksinasi dilakukan sesuai program vaksinasi masing-masing Farm.

5.6.6 Program membalik litter dilakukan setiap hari.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 41: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.6.7 Pelebaran sekatan dilakukan secara bertahap sesuai dengan tingkat kepadatan ayam.

5.6.8 Install tempat pakan meliputi chain dan hopper, untuk kandang dengan tempat pakan otomatis.

5.6.9 Pencahayaan 8 jam untuk kandang tertutup dan alamiah (tanpa ditambah pencahayaan lampu) untuk kandang terbuka.

5.6.10 Monitor keseragaman dan berat badan dengan penimbangan berat badan setiap akhir minggu, dilakukan sesuai ketentuan kontrol berat badan.

5.6.11 Grading total betina, lihat SOP seleksi.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 42: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.6.7 Pelebaran sekatan dilakukan secara bertahap sesuai dengan tingkat kepadatan ayam.

5.6.8 Install tempat pakan meliputi chain dan hopper, untuk kandang dengan tempat pakan otomatis.

5.6.9 Pencahayaan 8 jam untuk kandang tertutup dan alamiah (tanpa ditambah pencahayaan lampu) untuk kandang terbuka.

5.6.10 Monitor keseragaman dan berat badan dengan penimbangan berat badan setiap akhir minggu, dilakukan sesuai ketentuan kontrol berat badan.

5.6.11 Grading total betina, lihat SOP seleksi.

5.6.12 Pengambilan sample darah untuk test titer ND dan MG.

5.6.13 Lakukan program sanitasi didalam dan diluar kandang sesuai petunjuk sanitasi.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 43: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.7 Umur 5 minggu

5.7.1 Beri pakan BBS baik jantan maupun betina sesuai dengan point feednya.

5.7.2 Jam pemberian pakan 07.30 dan di cek distribusi pakannya sudah rata dalam maksimal 3 menit.

5.7.3 Air minum diberikan tidak terbatas dan tambah clorin dosis : 3 ppm bila kualitas air jelek.

5.7.4 Pemberian vitamin antistress selama 3 hari sebelum, saat dan sesudah pelaksanaan vaksinasi dan dosis sesuai dengan vitamin yang digunakan. Vaksin yang diberikan adalah MG secara IO dan Bivallen Reo killed 0,5 ml secara IM. Atau sesuai dengan program Vaksin pada masing masing Farm.

5.7.5 Program membalik litter dilakukan setiap hari.

5.7.6 Tempat pakan otomatis mulai difungsikan.

5.7.7 Pencahayaan 8 jam untuk kandang tertutup dan alamiah (tanpa ditambah pencahayaan lampu) untuk kandang terbuka.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 44: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.7.8 Monitor keseragaman dan berat badan dengan penimbangan berat badan setiap akhir minggu.

5.7.9 Jika berat badan aktual dibawah standart kurang dari 100 gr, maka garis ulang berat badan secara berlahan untuk mencapai standart pada umur 63 hari (9 minggu), jika berat badan aktual kurang dari standart lebih dari 100 gram, maka garis ulang berat badan secara berlahan untuk mencapai standart pada umur 84 hari (12 minggu), jika berat badan aktual diatas standart kurang dari 100 gram, maka garis ulang berat badan secara berlahan untuk masuk standart pada umur 49 hari (7 minggu), dan jika berat aktual diatas standart lebih dari 100 gram, maka garis ulang secara berlahan untuk masuk standart di umur 70 hari(10 minggu).

5.7.10 Lakukan program sanitasi didalam dan diluar kandang sesuai petunjuk sanitasi.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 45: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.8 Umur 6 minggu

5.8.1 Pakan BBS mulai dicampur dengan pakan growing (BBG) secara bertahap, diberikan baik jantan maupun betina sesuai dengan point feednya.

5.8.2 Pemberian vitamin antistress selama 3 hari sebelum, saat dan sesudah pelaksanaan vaksinasi dan dosis sesuai dengan vitamin yang digunakan. Vaksin yang diberikan adalah Coryza secara IM bagian paha 0,5 cc/ekor dan IB secara IO atau sesuai dengan program Vaksin pada masing masing Farm.

5.8.3 Jam pemberian pakan 07.30 dan di cek distribusi pakannya sudah rata dalam maksimal 3 menit.

5.8.4 Air minum diberikan tidak terbatas dan tambah clorin dosis : 3 ppm bila kualitas air jelek.

5.8.5 Program membalik litter dilakukan setiap hari.

5.8.6 Pencahayaan 8 jam untuk kandang tertutup dan alamiah (tanpa ditambah pencahayaan lampu) untuk kandang terbuka.

5.8.7 Monitor keseragaman dan berat badan dengan penimbangan berat badan setiap akhir minggu.

5.8.8 Grading total Jantan, lihat SOP seleksi

5.8.9 Lakukan program sanitasi didalam dan diluar kandang sesuai petunjuk sanitasi.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 46: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.9 Umur 7 - 11 minggu

5.9.1 Beri pakan growing (BBG) baik jantan maupun betina sesuai kebutuhan point feednya.

5.9.2 Air minum diberikan tidak terbatas dan tambah clorin dosis : 3 ppm bila kualitas air jelek.

5.9.3 Program membalik litter dilakukan setiap hari.

5.9.4 Pencahayaan 8 jam untuk kandang tertutup dan alamiah (tanpa ditambah pencahayaan lampu) untuk kandang terbuka.

5.9.5 Monitor keseragaman dan berat badan dengan penimbangan berat badan setiap akhir minggu.

5.9.6 Umur 8 minggu dilakukan vaksin : ND Lasota+IB H 120 (1 dosis/tetes) secara tetes mata dan ND killed secara IM, atau sesuai dengan program vaksin di Farm masing-masing.

5.9.7 Umur 8 minggu dilakukan pengambilan sampel darah untuk test titer ND dan IB.

5.9.8 Umur 8 minggu seleksi ayam eror mulai dilakukan sesuai petunjuk cara seleksi ayam eror (SOP seleksi 5.2)

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 47: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.9.9 Pada umur 8 minggu, ayam jantan dapat diseleksi dan dikurangi jumlahnya sampai menjadi 13,5% dari populasi betina, kemudian seleksi kedua dapat dilakukan sebelum jantan dicampur dengan betina, yaitu dengan mengafkir pejantan yang jelek.

5.9.10 Umur 10 minggu dilakukan vaksin : ILT (tetes mata ) dan FP + AE secara WW (tusuk sayap). Atau sesuai dengan program vaksin di Farm masing-masing.

5.9.11 Pada umur 10 minggu bila rata-rata berat badan dibawah berat standart, maka garis ulang berat badan secara berlahan untuk mencapai target standart berat padan pada umur133 hari (19 minggu). Dan bila berat actual diatas standart berat badan maka garis ulang berat badan secara paralel dengan standart dan seterusnya.

5.9.12 Umur 11 minggu dilakukan vaksin : AI Killed secara IM + AI Killed secara IN, atau sesuai dengan program vaksin Farm masing-masing. Juga pengambilan sample darah untuk test titer ND dan AI.

5.9.13 Lakukan program sanitasi didalam dan diluar kandang sesuai petunjuk sanitasi

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 48: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.10 Umur 12 - 16 minggu

5.10.1 Beri pakan Grower (BBG) baik jantan maupun betina sesuai dengan point feednya.

5.10.2 Jam pemberian pakan 07.30. jam masuk kerja karyawan masing-masing unit).

5.10.3 Air minum diberikan tidak terbatas dan tambah clorin dosis : 3 ppm bila kualitas air jelek.

5.10.4 Pemberian vitamin antistress selama 3 hari sebelum, saat dan sesudah pelaksanaan vaksinasi dan dosis sesuai dengan vitamin yang digunakan.

5.10.5 Umur 14 minggu dilakukan Vaksin : ND Lasota+IB H 120 (1 dosis/tetes) secara tetes mata dan ND-EDS-IB Killed (0.5 cc)secara IM, atau sesuai dengan program vaksin Farm masing-masing.

5.10.6 Umur 16 minggu dilakukan vaksin : Coryza 0.5 cc secara Intra Muscular di paha, atau sesuai program vaksin Farm masing-masing.

5.10.7 Keseragaman berat badan harus sudah mencapai minimal 80% pada umur 12 minggu.

5.10.8 Sexing eror harus sudah dikeluarkan semua umur 15 minggu (SOP seleksi 5.2)

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 49: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.10.9 Nest/Sangkar untuk bertelur sudah dimasukkan dalam kandang pada umur 17 minggu.

5.10.10 Program membalik litter dilakukan setiap hari.

5.10.11 Pencahayaan 8 jam untuk kandang tertutup dan alamiah (tanpa ditambah pencahayaan lampu) untuk kandang terbuka.

5.10.12 Monitor keseragaman dan berat badan dengan penimbangan berat badan setiap akhir minggu.

5.10.13 Pada umur 15 minggu, jika berat badan aktual dibawah standart, maka garis ulang berat badan secara berlahan untuk mencapai standart pada umur 133 -140 hari (19 - 20 minggu), dan jika berat badan aktual diatas standart garis ulang berat badan paralel dengan standart dan seterusnya.

5.10.14 Lakukan program sanitasi didalam dan diluar kandang sesuai petunjuk sanitasi.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 50: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.11 Umur 17 minggu

5.11.1 Beri pakan Grower (BBG) baik jantan maupun betina sesuai dengan point feednya.

5.11.2 Jam pemberian pakan 07.30. dan pastikan sudah rata maksimal dalam 3 menit.

5.11.3 Air minum diberikan tidak terbatas dan tambah clorin dosis : 3 ppm bila kualitas air jelek.

5.11.4 Program membalik litter dilakukan setiap hari.

5.11.5 Pencahayaan 8 jam untuk kandang tertutup dan alamiah (tanpa ditambah pencahayaan

5.11.6 Monitor keseragaman dan berat badan dengan penimbangan berat badan setiap akhir minggu.

5.11.7 Lakukan program sanitasi didalam dan diluar kandang sesuai petunjuk sanitasi.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 51: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.12 Umur 18 minggu

5.12.1 Beri pakan Grower (BBG) baik jantan maupun betina sesuai dengan point feednya.

5.12.2 Jam pemberian pakan 07.30.

5.12.3 Air minum diberikan tidak terbatas dan tambah clorin dosis : 3 ppm bila kualitas air jelek.

5.12.4 Nest/sangkar sudah siap untuk bertelur, yaitu sudah ditata secara merata, alas nest sudah terisi sekam/serutan kayu di tambah belerang 5 gram per kotak. (petunjuk persiapan nest).

5.12.5 Program membalik litter dilakukan setiap hari.

5.12.6 Pencahayaan 8 jam untuk kandang tertutup dan alamiah (tanpa ditambah pencahayaan lampu) untuk kandang terbuka.

5.12.7 Monitor keseragaman dan berat badan dengan penimbangan berat badan setiap akhir minggu.

5.12.8 Lakukan program pengambilan sampel darah untuk test titer ND dan AI

5.12.9 Lakukan program sanitasi didalam dan diluar kandang sesuai petunjuk sanitasi.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 52: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

6.0 DEFINISI DAN SINGKATAN

Menjelaskan arti dan singkatan dari istilah yang dipakai dalam penulisan SOP ini.

Bel drinker : Tempat minum berbentuk seperti lonceng.

Sexing Error : Kesalahan sexing pada female line maupun male line.

IBD : Infectious Bursal Disease.

MG : Mycoplasma Gallicepticum.

IN : Intra Nasal [tetes di hidung].

IM : Intra Muscullar [injeksi di otot dada atau paha].

IB : Infectious Bronchitis.

IO : Intra Ocullar [tetes di mata].

ND : New Castle Disease.

ILT : Infectious Laryngo Tracheitis.

FP : Fowl Pox

AE : Avian Encephalomyelitis

AI : Avian Influenza.

EDS : Egg Drop Sindrom.

WW : Wing Web [tusuk bagian sayap].

REO : Respiratoric-Enteric Orphan.

7.0 DOKUMEN PENDUKUNG

8.0 CATATAN PERUBAHAN

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 53: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

PRE LAYING DAN LAYING

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 54: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

1.0 TUJUAN

Menjelaskan proses persiapan dan saat produksi yang harus dilakukan dan dicapai untuk memastikan bahwa aktivitas pada masa pre laying dan laying dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan.

1.1 Menyiapkan betina pada periode bertelur dengan memberikan rangsangan melalui stimulasi cahaya dan pakan.

1.2 Menunjang penampilan reproduksi betina untuk mendapatkan ukuran telur pertama, kualitas telur dan puncak produksi yang baik.

1.3 Memaksimalkan jumlah telur tetas yang dihasilkan dan mempertahankan tingkat produksi yang tinggi.

1.4 Mengatur berat badan untuk memaksimalkan fertilitas HE awal produksi dan ketahanan fertilitas pada jantan.

2.0 RUANG LINGKUP

2.1 Proses pemberian pakan dan minum.

2.2 Proses pengelolaan nest, pengumpulan dan perawatan telur.

2.3 Proses pengelolaan litter.

2.4 Aktivitas yang dilakukan dari umur 19 minggu sampai afkir.

3.0 REFERENSI

3.1 Handbook Manual management Parent Stock Ross 308

3.2 Handbook Manual management Parent Stock Cobb 500

3.3 Handbook Manual management Parent Stock New Lohman

3.4 Handbook Manual management Parent Stock Hybro PG+

4.0 CATATAN

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 55: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.0 Masa Pre Laying dan Laying.

5.1 Pemberian pakan dan minum.

5.1.1 Tempat pakan harus cukup tersedia (1 hanging feeder untuk 8 - 12 ekor ayam, atau 15 cm tempat pakan talang/through untuk 1 ekor ayam), pakan diberikan 1 kali sehari dan distribusi pakan dalam waktu tidak lebih dari 3 menit.

5.1.2 Gunakan tempat pakan yang terpisah antara jantan dan betina, tempat pakan betina dipasang grill yang tidak cukup untuk kepala ayam jantan dan tempat pakan jantan dipasang lebih tinggi dari tempat pakan betina.

5.1.3 Untuk tempat pakan gantung (hanging feeder) baik jantan maupun betina supaya dikelompokkan (dibuat grouping) dan untuk jantan diberi grounding.

5.1.4 Jenis pakan untuk betina adalah BP3S & BP3 dan untuk jantan adalah BBM. BP3S dan BBM mulai diberikan umur 26 minggu.

5.1.5 Pastikan bahwa ayam jantan tidak bisa makan pada tempat pakan betina (umur 25 - 32 mg), jika terlihat masih ada jantan makan pada tempat pakan betina maka pasang pada gril, pipa PVC 1/2" sebagai penghalang (Khusus chain feeder).

5.1.6 Tingkatkan jumlah pemberian pakan betina setiap minggunya untuk mencapai target berat badan sampai 5% produksi.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 56: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.1.7 Penambahan pemberian pakan sampai mencapai puncak pakan bisa dimulai setelah 5% produksi, hal ini jika %CV < 10% dan setelah produksi 10% jika % CV >10%.

5.1.8 Konsumsi puncak pakan harus sudah tercapai antara 60 - 70% produksi, dan jumlah puncak pakan antara 156 -160 gram/ekor/hari untuk betina. Jumlah puncak pakan ini tergantung dari kondisi Farm masing-masing.

5.1.9 Pengurangan pakan dilakukan setelah berat badan betina 20 % diatas berat badan saat 5 % produksi. Dalam keadaan normal pakan dapat dikurangi 1 gram/ekor/2 minggu. Pengurangan dapat di lakukan setiap minggu sampai dengan jumlah puncak pakan telah berkurang 8 – 10 %.

5.1.10 Konsumsi pakan jantan selama masa produksi dapat dinaikkan 1 gram/ekor/2 minggu.

5.1.11 Saat produksi pakan diberikan jam 06.00 pagi ( 1 jam sebelum jam kerja normal masing-masing unit), cara pemberiannya adalah betina dulu, kemudian baru jantan.

5.1.12 Setelah pakan terdistribusi dengan rata, kemudian lampu (lighting) dinyalakan.

5.1.13 Pemberian pakan harus ditimbang sesuai kebutuhan, timbangan yang digunakan harus akurat, tidak layak bila menentukan jumlah pakan berdasarkan takaran.

5.1.14 Untuk tempat pakan gantung, distribusi pakan per tabung harus diusahakan sama.

5.1.15 Pengisian pakan ke hopper atau hanging feeder dilakukan sore hari jam 13.00.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 57: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.1.16 Jaga agar pakan tidak tumpah saat pemberiaan pakan dan hindarkan pakan terhadap kontaminasi oleh kotoran dan tikus saat penyimpanan.

5.1.17 Sediakan tempat minum yang cukup (1 bell drinker untuk 60 ekor atau 1 nipple per 8 ekor ayam), dan diberikan air minum tidak terbatas, kekurangan atau keterlambatan akan menurunkan berat telur dan menurunkan produksi telur.

5.1.18 Pada saat - saat ayam mengalami stress tinggi, yaitu saat produksi puncak, saat melakukan kegiatan vaksinasi atau mengganti sekam yang basah atau kegiatan lainnya yang menggangu ketentraman ayam, maka dalam air minum dapat ditambahkan vitamin sesuai dosis yang dianjurkan produk yang digunakan. Bisa ditambahkan vitamin C saat terjadi fluktuasi temperatur yang ekstrem antara siang dan malam.

5.1.19 Tempat minum dibersihkan setiap hari, untuk tempat minum bel drinker cuci setiap pagi dan sore hari, dan tempat minum niple bersihkan cup dan pipanya.

5.1.20 Minimal 1 kali dalam seminggu tangki air minum dalam kandang dan pipa-pipanya dibersihkan dan digelontor sedangkan setelah pemakaian vitamin atau pengobatan harus segera dibersihkan.

5.1.21 Pengaturan tinggi tempat air minum harus disesuaikan dengan tinggi punggung ayam.

5.1.22 Air minum sudah harus siap saat ayam makan.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 58: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.2 Pengelolaan nest, pengumpulan dan perawatan telur tetas.

5.2.1 Umur 19 minggu nest sudah siap dengan tenggeran bagian atas terbuka dan tenggeran bagian bawah tertutup. Tenggeran bagian bawah dibuka saat produksi sudah 15 %.

5.2.2 Jumlah sangkar yang disediakan harus cukup, 1 nest terdapat 24 kotak untuk 96 ekor ayam atau 4 ekor per kotak. Tinggi sangkar tidak lebih dari 45 cm dari litter. Kotak sangkar harus dialasi sekam atau serutan kayu yang bersih dan sudah tersedia sejak permulaan produksi dan untuk mencegah kasus floor eggs.

5.2.3 Atap nest setiap hari dibersihkan, dan sekam/serutan dinest harus dalam kondisi cukup atau cepat ditambah bila kurang atau diganti bila kotor.

5.2.4 Penempatan sangkar harus ditata yang merata pada setiap ruangan, sehingga ayam mudah mencapainya

5.2.5 Pengumpulan telur minimal 4 x sehari adapun jam pengambilan telur untuk collecting 1 pukul 07.30, collecting 2 pukul 09.30, collecting 3 pukul 13.00 dan collecting 4 pukul 14.30, dan pada puncak produksi di tingkatkan 5-6 kali sehari. Pengambilan telur yang cepat dari sangkar sangat diharapkan hal ini akan menekan angka pra inkubasi

5.2.6 Pengambilan telur dalam sangkar menggunakan egg tray plastik isi 30 ukuran besar.

5.2.7 Telur lantai dan telur-telur yang kotor dikumpulkan dan disimpan terpisah dari telur yang bersih.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 59: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.2.8 Pengambilan telur dilakukan dari telur yang berada di sangkar kemudian baru telur yang di lantai (floor egg).

5.2.9 Cuci tangan dengan larutan desinfektan (Ammonium compoun dosis 1cc/2 liter air) sebelum dan sesudah pengumpulan telur dan juga sebelum dan sesudah menangani telur lantai.

5.2.10 Grading telur dikandang di lakukan setiap kali setelah melakukan pengumpulan telur, dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari retak halus. Pada awal masa produksi untuk menghindari keraguan berat telur, maka seleksi telur tetas dilakukan dengan menggunakan timbangan khusus untuk telur.

5.2.11 Pisahkan telur tetas dari telur lainnya, dengan kriteria sbb ;

Telur kotor, telur retak, telur kecil berat < 50 gram atau sesuai ketentuan manajemen

Telur jumbo (Double Yolk).

Telur abnormal.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 60: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.2.12 Telur tetas diletakkan di egg tray plastik berkaki isi 36, dengan ujung telur yang runcing menghadap ke bawah, sedangkan telur yang lain (telur grade out) di letakkan di egg tray plastik atau egg tray kertas isi 30 butir.

5.2.13 Fumigasi telur tetas dengan sistem burning formalin selama 15 – 20 menit, dalam ruang fumigasi di kandang, dengan dosis per meter kubik adalah 43 cc formalin.

5.2.14 Cara burning formalin adalah rebus air sampai mendidih, kemudian tuang formalin kedalamnya dan biarkan sampai 15 – 20 menit, baru dimatikan. Untuk ketepan waktu dapat dipasang timer.

5.2.15 Timbang telur sebanyak 150 butir sebagai sample data berat telur setiap hari mulai produksi 10%. Penimbangan dilakukan pada pengambilan telur kedua, tidak termasuk telur jumbo, telur sangat kecil dan telur retak. Data berat telur dapat dipakai sebagai acuan/melihat apakah ayam cukup pakan atau kurang.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 61: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.3 Pengelolaan liter

5.3.1 Liter dari bahan sekam padi atau serutan kayu, dengan ketebalan 7 cm, dan harus selalu dalam kondisi kering.

5.3.2 Ganti litter sebagian (30 - 50 %) pada umur ayam 20 – 22 minggu, untuk mengurangi tingkat amonia yang mana akan memberi kenyamanan ayam saat produksi.

5.3.3 Balik litter setiap hari, dan ganti litter yang basah dan atau menggumpal. Pengelolaan litter yang baik akan berpengaruh terhadap fertilitas & kesehatan ayam.

5.3.4 Setiap penggantian atau penambahan bahan litter baru taburkan sulfur/belerang dengan dosis 25 gram/m2, hal ini untuk menekan perkembangan kutu.

5.3.5 Bila kondisi litter dalam kandang mulai berdebu, maka ganti dan atau tambahkan bahan litter baru.

5.3.6 Lakukan sanitasi bahan litter seefektif mungkin yaitu dengan di injeksi dengan formalin 10%., sebelum litter tersebut dimasukkan kedalam kandang.

5.5.7 Injeksi formalin dalam sekam dilakukan dengan cara menusukkan stik yang sudah disiapkan (bisa pakai stik sanchin) ditengah karung sekam selama 2 – 3 detik.

5.3.8 Untuk kandang dengan sistem full litter, pengelolaan litter dapat dilakukan oleh operator khusus yang menangani masalah litter, sehingga setiap hari bisa terkontrol.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 62: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.4 Umur 19 minggu

5.4.1 Beri pakan BBG baik jantan maupun betina sesuai dengan point feednya.

5.4.2 Jam pemberian pakan 07.30

5.4.3 Air minum diberikan tidak terbatas dan tambah clorin dosis : 3 ppm bila kualitas air jelek.

5.4.4 Program membalik litter dilakukan setiap hari.

5.4.5 Persiapan nest (sangkar) harus sudah selesai & lengkap serta siap untuk digunakan.

5.4.6 Pencahayaan 8 jam untuk kandang tertutup dan alamiah (tanpa ditambah pencahayaan lampu) untuk kandang terbuka.

5.4.7 Monitor keseragaman dan berat badan dengan penimbangan berat badan setiap akhir minggu.

5.4.8 Pastikan bahwa sexing eror sudah dikeluarkan semua.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 63: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.5 Umur 20 minggu

5.5.1 Beri pakan BBG baik jantan maupun betina sesuai dengan point feednya.

5.5.2 Jam pemberian pakan 07.30

5.5.3 Air minum diberikan tidak terbatas dan tambah clorin dosis : 3 ppm bila kualitas air jelek.

5.5.4 Program membalik litter dilakukan setiap hari. Ganti litter lama dengan litter baru 30 - 50%, tergantung dari kondisi litternya.

5.5.5 Tebar belerang (sulfur) di litter dan di nest untuk membunuh kutu dengan dosis 25 gram/m2.

5.5.6 Vaksin ND + IB Live dengan cara IO satu tetes dan ND-IB Multi + IBD Killed dengan cara IM 0.5 cc. Atau sesuai dengan program masing-masing Farm.

5.5.7 Beri vitamin antistress 3 hari, sebelum, saat, dan setelah vaksinasi.

5.5.9 Bila berat badan tidak sesuai dengan target standart, maka untuk minggu-minggu berikutnya ikuti paralel sesuai gambar berat badan standart.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 64: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.6 Umur 21 - 23 minggu

5.6.1 Beri pakan BBG untuk jantan dan betina.

5.6.2 Jam pemberian pakan 07.30

5.6.3 Air minum diberikan tidak terbatas dan tambah clorin dosis : 3 ppm bila kualitas air jelek.

5.6.4 Program membalik litter dilakukan setiap hari.

5.6.5 Pada umur 22 minggu (150-152 hari) buka tirai hitam untuk kandang tertutup dan tambah pencahayaan (kandang terbuka dan tertutup) sesuai dengan program.

5.6.6 Bila berat badan di bawah standart dan Uniformity kurang dari 80%, maka tunda 1 minggu untuk penambahan pencahayaan.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 65: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.6.7 Umur 21 minggu dilakukan pencampuran jantan dan betina, campur hanya jantan yang sudah siap yaitu:

Berat badan tercapai sesuai target standart dengan ± 10 %.

Jantan tidak cacat kaki dan paruh.

Jantan aktif dan kloaka merah/tidak pucat.

5.6.8 Rasio pencampuran awal 11 - 12% jantan terhadap populasi betina.

5.6.9 Tempat pakan jantan di pisah dan di atur lebih tinggi dari tempat pakan betina.

5.6.10 Lakukan secara acak sample perabaan tulang pelvis untuk mengetahui perkembangan seksual betina, secara normal sebagai berikut:

21 hari sebelum telur pertama : jarak tulang pelvis 1.5 jari.

10 hari sebelum telur pertama : jarak tulang pelvis 2 – 2.5 jari.

5.6.11 Produksi telur pertama biasanya dimulai 14 hari setelah penambahan cahaya pertama kali.

5.6.12 Kontrol berat badan dan keseragaman setiap akhir minggu.

5.6.13 Untuk kontrol berat badan jantan setelah di campur bisa dilakukan dengan memberi tanda pada jantan yang masuk target berat badan ± 5 % sebanyak 20-30% dari populasi jantan.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 66: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.7 Umur 24 minggu

5.7.1 Beri pakan BBG untuk jantan dan betina.

5.7.2 Jam pemberian pakan 07.30

5.7.3 Kontrol berat badan dan keseragaman jantan maupun betina di setiap akhir minggu.

5.7.4 Air minum di berikan secara tidak terbatas dan tambahkan Vitamin bila di ketahui ayam mulai stress.

5.7.5 Catat kematian ayam betina dan jantan per pen dan ratakan lagi jumlah per pen dan ratio jantan betina setiap akhir minggu.

5.7.6 Pengambilan sampel darah untuk test titer ND, AI dan MG.

5.7.7 Kontrol malam, minimal 1 kali dalam seminggu, untuk cek kesehatan ayam.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 67: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.8 Umur 25 minggu - Afkir.

5.8.1 Umur 25 minggu Pakan BBG mulai dicampur dengan BP3S secara bertahap.

5.8.2 Pakan mulai dinaikkan secara berlahan-lahan sesuai produktifitas telur dan dibuat program point feed harian sampai tercapai puncak pakan.

5.8.3 Pakan di berikan 1 kali jam 06.00 pagi dan dikontrol oleh operator kandang.

5.8.4 Umur 25 minggu Vaksin ND + IB Live secara IO satu tetes dan ND IB Killed secara IM 0.5 cc.

5.8.5 umur 26 minggu total mnggunakan pakan BP3S.

5.8.6 Pastikan bahwa jantan tidak bisa makan pada tempat pakan betina dan cek setiap saat.

5.8.7 Kontrol jam habis pakan, hal ini untuk menentukan saat pengurangan pakan.

5.8.8 Mewaspadai adanya overmating dari umur 27 minggu, jika overmatting terjadi perlu dikurangi jumlah jantan, yaitu 1 jantan per 200 betina dan sesuaikan lagi rasio pencampurannya.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 68: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.8.9 Tanda overmating adalah meningkatnya kerontokan bulu pada betina pada bagian belakang kepala dan dekat ekor dan semakin meningkat dengan kerontokan pada bagian punggung.

5.8.10 Umur 28 minggu pengambilan sample darah untuk test titer ND, AI dan IB.

5.8.11 Umur 30 minggu vaksin ND + IB live secara IO satu tetes dan pengambilan sample darah untuk test titer ND dan AI

5.8.12 Umur 32 minggu vaksin AI Killed secara IM dan AI Killed secara IN serta pengambilan sample darah untuk test titer ND, AI dan IB.

5.8.13 Mulai pengurangan pakan dilakukan bila berat badan betina sudah mencapai 20% lebih dari berat badan saat 5% produksi harian, secara umum adalah sebagai berikut :

a. < 34 minggu --------> tetap pada pakan puncak

b. 35-50 minggu -------> Pengurangan bertahap

c. > 50 minggu ---------> Tetap pada kondisi standart

Namun dalam kondisi produksi yang tinggi (puncak >85%) pengurangan pakan yang pertama tidak boleh lebih cepat dari umur 34 minggu.

5.8.14 Air minum di berikan tidak terbatas dan tambah clorin dosis 3 ppm bila kualitas air jelek, juga bisa ditambahkan vitamin untuk menjaga kondisi ayam dari stress produksi.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 69: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.8.15 Kontrol berat badan setiap akhir minggu.

5.8.16 Keluarkan litter yang basah dan atau menggumpal dan ganti dengan bahan litter yang baru. Balik dan ratakan litter setiap hari

5.8.17 Bersihkan kandang, sangkar, kawat pen dan lampu minimal 1 x seminggu dari debu dan sarang laba-laba.

5.8.18 Sanitasi servis room dilakukan 2 kali per hari (pagi & sore) dengan spray desinfektan Ammonium compoun/phenol dosis 2 cc/liter air, bak celup kaki diganti setiap hari dengan desinfektan dan dosis yang sama. Untuk kandang dengan cooling pad, penambahan desinfektan ammonium compoun dosis 1 cc/liter pada bak air dilakukan seminggu sekali.

5.8.19 Pada umur 34 minggu dilakukan pengambilan sample darah untuk test titer ND,AI dan IB dan pada umur 35 dilakukan vaksin ND IB (Lasota+H120) secara IO dan ND IB Killed secara IM.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 70: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.8.20 Umur 35 minggu pakan BP3S mulai dicampur dengan BP3 secara bertahap. BP3 digunakan sampai afkir.

5.8.21 Umur 40 minggu pengambilan sample darah untuk test titer ND, AI dan IBD dan pada umur 42 minggu dilakukan vaksin AI Killed secara IM. Pada umur 45 minggu dilakukan vaksin ND+IB (Lasota+H 120) tetes mata dan ND IBD Killed secara intramuscular. Juga dilakukan test titer ND, IB dan AI.

5.8.22 Umur 50 minggu pengambilan sample darah untuk test titer ND dan AI dan pada umur 52 minggu dilakukan vaksin AI Killed secara IM, umur 54 minggu test titer untuk ND dan AI. Pada umur 55 minggu dilakukan vaksin ND+IB Lasota +H120 lewat tetes mata.

5.8.23 Pada umur 62 minggu dilakukan vaksin ND+IB Lasota +H120 lewat tetes mata. Atau Program Vaksin disesuaikan dengan program vaksin masing masing Farm.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 71: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

6.0 DEFINISI DAN SINGKATAN

Menjelaskan arti dan singkatan dari istilah yang dipakai dalam penulisan SOP ini.

Cooling pad : Sistem pendingin di kandang.

Sexing Error : Kesalahan sexing pada female line maupun male line.

Hanging feeder : Tempat pakan gantung.

IBD : Infectious Bursal Disease.

MG : Mycoplasma Gallicepticum.

IN : Intra Nasal [tetes di hidung].

IM : Intra Muscullar [injeksi di ].

IB : Infectious Bronchitis.

IO : Intra Ocullar [tetes di mata].

ND : New Castle Disease.

AI : Avian Influenza.

EDS : Egg Drop Sindrom.

7.0 DOKUMEN PENDUKUNG

8.0 CATATAN PERUBAHAN

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 72: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

PEMELIHARAAN JANTAN

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 73: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

1.0 TUJUAN

Menjelaskan tata laksana pemeliharaan ayam Jantan agar tumbuh dan berkembang secara normal.

1.1 Mempersiapkan pertumbuhan dan perkembangan kerangka, otot, bulu dan supply organs.

1.2 Pencapaian berat badan sesuai dengan perkembangan fisiologis dan standard masing2 strain.

1.3 Mencapai performance pertumbuhan dan keseragaman yang baik untuk synchronisasi

kematangan sexual dan fertilitas yang baik.

1.4 Menjaga persistensi fertilitas dan meminimalkan deplesi periode produksi.

2.0 RUANG LINGKUP

2.1 Pemeliharaan masa brooding.

2.2 Pemberian pakan dan minum.

2.3 Pemeliharaan masa growing.

2.4 Pemeliharaan masa produksi.

2.5 Program Male Spiking.

3.0 REFERENSI

3.1 Handbook Manual management Parent Stock Ross 308

3.2 Handbook Manual management Parent Stock Cobb 500

3.3 Handbook Manual management Parent Stock New Lohman

3.4 Handbook Manual management Parent Stock Hybro PG+

4.0 CATATAN

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 74: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.0 Pemeliharaan Ayam Jantan

5.1 Pemeliharaan masa brooding

5.1.1 Brooder Jantan dipisah dengan Betina dan ditempatkan di Pen bagian depan.

5.1.2 Setiap brooder diisi 500 - 600 DOC jantan.

5.1.3 Untuk kandang slat, pasang polinet kemudian tabur sekam/serutan kayu agar

kaki ayam tidak masuk ke lubang slat (terjepit).

5.1.4 Lakukan potong paruh pada umur 6 hari dan pisahkan ayam kecil pada

brooder tersendiri.

5.1.5 Program vaksinasi sama dengan ayam betina.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 75: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.2 Pemberian pakan dan minum

5.2.1 Tempat pakan harus cukup tersedia, sesuai dengan tingkat umur pemeliharaan, baik menggunakan tempat pakan manual, maupun otomatis.

5.2.2 Tempat pakan jantan terpisah dari betina dengan menggunakan hanging feeder yang dikelompokkan/digrouping dan di grounding, atau dengan automatic pan feeder.

5.2.3 Distribusikan pakan 1 kali dalam sehari secara merata pada masing-masing hanging feeder atau pan feeder.

5.2.4 Jumlah pakan yang diberikan perekor disesuaikan dengan berat badan aktual dan target pencapaian berat badan mingguan.

5.2.5 Distribusi pakan dilaksanakan pada waktu yang sama (sebelum lampu menyala).

5.2.6 Jenis pakan yang diberikan :

Starter (BBS) : Umur sehari – 6 minggu

Grower (BBG) : Umur 6 minggu – 25 minggu

Male Breeder (BBM) : Umur 26 - Afkir

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 76: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.2.7 Grading ayam jantan menjadi 3 kelompok (small, medium dan large). Pemberian pakan berdasarkan kelompok berat badan untuk mencapai tingkat keseragaman dan fertilitas yang tinggi.

5.2.8 Alat timbang pakan harus akurat dan secara berkala (tiap mimggu) dilakukan kalibrasi.

5.2.9 Sediakan tempat minum yang cukup dan berikan air minum secara tidak terbatas.

5.2.10 Pemberian air minum bersamaan dengan ayam betina.

5.2.11 Tinggi tempat air minum harus disesuaikan dengan umur dan tinggi ayam.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 77: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.3 Pemeliharaan masa growing

5.3. 1 Kontrol berat badan, keseragaman dan seleksi

5.3.1.1 Timbang ayam setiap akhir minggu (mingguan), dengan jumlah sampel 10 % dari total populasi jantan.

5.3.1.2 Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan jaring/sekat secara proposional pada setiap kelompok berat badan dan ditimbang satu per satu.

5.3.1.3 Semua ayam yang terjaring harus ditimbang semua, kecuali error sex dan kerdil.

5.3.1.4 Penimbangan harus dilakukan pada hari dan waktu yang sama setiap minggunya (lihat SOP penimbangan ayam).

5.3.1.5 Gunakan timbangan Salter (kapasitas 5 kg, dengan skala minimum 20 gram) dan lakukan kalibrasi sebelum dipakai.

5.3.1.6 Lakukan perhitungan hasil penimbangan dengan parameter sebagai berikut :

Berat rata-rata

Range berat plus atau minus 10%

Uniformity (keseragaman)

% Koefisien variasi

Gambar grafik

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 78: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.3.1.7 Lakukan grading total pada umur 6 minggu menjadi 3 kelompok yaitu : small, standard dan large sedangkan semua jantan cacat diculling.

5.3.1.8 Untuk mendapatkan Uniformity yang baik (>80%), maka lakukan seleksi dan grading pada setiap kelompok berat badan dan pada umur 21 minggu semua ayam jantan siap untuk dicampur.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 79: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.3.2 Pencampuran dengan betina

5.3.2.1 Pencampuran jantan dan betina dilakukan umur 21 - 22 minggu.

5.3.2.2 Rasio pencampuran jantan dan betina adalah 11 - 12 % dari populasi betina.

5.3.2.3 Jantan yang dicampur adalah jantan yang sehat dan berat badannya masuk standart.

5.3.2.4 Bila terjadi kasus male agressiveness, kurangi ratio jantan 0.5 - 1% dari populasi betina.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 80: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.5. Program Male Spiking

5.5.1 Spiking dilakukan apabila dalam kandang tersebut terjadi masalah penurunan fertilitas dan sex ratio.

5.5.2 Spiking akan lebih efektif bila dilakukan setelah umur 45 minggu.

5.5.3 Spiking dengan jantan muda minimal umur 28 minggu dengan berat minimal 4 kg atau berat jantan 500 - 700 gram diatas berat betina.

5.5.4 Jumlah spiking jantan minimal 20% dari total populasi jantan.

5.5.5 Jantan untuk spiking harus jantan yang sehat dan tidak cacat.

5.5.6 Intra-spiking (25 - 30 % dari populasi jantan) dapat dilakukan pada umur 40 dan 48 minggu untuk memperbaiki fertilitas.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 81: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.4 Pemeliharaan masa produksi

5.4.1 Pemberian pakan dengan Pakan kode BBM

5.4.2 Jam pemberian pakan sama dengan betina jam 06.00.

5.4.3 Pemberian air minum tidak terbatas, mengikuti program ayam betina.

5.4.4 Setiap minggu lakukan seleksi jantan lemah dan over weight dan pisah dalam small pen untuk diperbaiki.

5.4.5 Umur 40 minggu dilakukan injek gentamycine 10%, vitamin B komplek dan E selenium diulangi setiap 4 minggu secara bergantian.

5.4.6 Program vaksinasi mengikuti program vaksinasi ayam betina.

5.4.7 Pertahankan rasio antara jantan dan betina sebagai berikut :

Umur 40 minggu : 11%

Umur 50 minggu : 10 %

Umur 60 minggu : 9 %

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 82: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

6.0 DEFINISI DAN SINGKATAN

Menjelaskan arti dan singkatan dari istilah yang dipakai dalam penulisan SOP ini.

Spiking : Mengganti jantan yang jelek dengan jantan baru yang lebih bagus atau menambah jantan karena ratio kurang.

Intra-spiking : Pertukaran jantan antar pen untuk memperbaiki fertilitas.

Male Agressiveness : Sinkronisasi kematangan sexual tidak bersamaan antara jantan dan betina dan malenya agresif.

7.0 DOKUMEN PENDUKUNG

7.1 Standart feed dan body weight strain Cobb

7.2 Standart feed dan body weight strain Ross

8.0 CATATAN PERUBAHAN

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 83: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

SELEKSI

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 84: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

1.0 TUJUAN

Menjelaskan cara-cara seleksi yang dilakukan di kandang untuk memastikan bahwa aktivitas seleksi tersebut dapat dilakukan sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan.

1.1. Untuk mendapatkan keseragaman berat badan yang baik yaitu >80%

1.2. Mengefisiensikan penggunaan pakan.

2.0 RUANG LINGKUP

2.1. Grading total

2.2. Seleksi Error dan cacat.

2.3. Seleksi non produksi.

3.0 REFERENSI

3.1 Handbook Manual management Parent Stock Ross 308

3.2 Handbook Manual management Parent Stock Cobb 500

3.3 Handbook Manual management Parent Stock New Lohman

3.4 Handbook Manual management Parent Stock Hybro PG+

4.0 CATATAN

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 85: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.0 Proses seleksi yang dilakukan selama masa pemeliharaan :

5.1 Grading Total

5.1.1 Grading ayam dilakukan umur 4 minggu betina dan 6 minggu jantan kemudian diulang pada umur 10 minggu betina dan 12 minggu jantan.

5.1.2 Grading ayam dilakukan minimal 3 jam setelah makan dengan cara menimbang ayam secara total.

5.1.3 Grading di pisahkan menjadi 2 kelompok jika %CV kurang dari 12 dan 3 kelompok jika %CV lebih dari 12.

5.1.4 Pengelompokan berdasarkan berat badan hasil penimbangan total yang dilakukan.

5.1.5 Pengelompokan dipisahkan dengan membuat sekat pada pen dalam kandang.

5.1.6 Keluarkan ayam dari kandang apabila ada tanda-tanda:

Ayam sakit (pucat, lemah, tidak aktif)

Ayam cacat (kaki pincang, luka)

Ayam kerdil/lambat pertumbuhan

5.1.7 Setelah grading selesai, seleksi rutin setiap hari sampai umur 15 minggu untuk memindahkan ayam sesuai dengan kelompoknya. Dan terus disesuaikan jumlah ayam dalam pen supaya sama.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 86: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.2 Seleksi error sexing

5.2.1 Seleksi error di lakukan 2 tahap, pertama umur ayam 8 - 12 minggu, kedua umur ayam 18 – 20 minggu.

5.2.2 Seleksi error di lakukan pada error betina maupun jantan. Dengan ciri-ciri:

5.2.2.1 Error Betina

Pial tumbuh lebih panjang dibanding betina.

Badan lebih besar dibanding betina.

Bulu kasar.

Kaki besar.

5.2.2.2 Error Jantan

Pial lebih lambat tumbuh

Ukuran badan lebih kecil

Kaki pendek/kecil

Bulu halus

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 87: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.2.6 Catat semua hasil penimbangan di form yang ada untuk dilaporkan ke kantor pusat.

Nama pembeli

Berat ayam

Jumlah dan jenis ayam

Kandang asal ayam

5.2.7 Setelah selesai penjualan, bersihkan bulu-bulu yang rontok dan spray dengan desinfektan phenol dosis 4 cc/liter air atau formalin 10%, di tempat bekas penjualan tersebut.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 88: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.3 Seleksi non produksi

5.3.1 Mengeluarkan ayam-ayam yang tidak produktif baik betina maupun jantan untuk dijual sebagai afkir. Hal ini dilakukan jika produksi dibawah standart.

5.3.2 Ayam yang harus dikeluarkan adalah ayam dengan ciri-ciri ;

5.3.2.1 Betina :

Pial tidak tumbuh normal/pial mengecil.

Ayam cacat dan lemah.

Pucat dan tidak aktif.

Ayam yang bulunya hampir habis (rontok bulu)

Tulang pelvis menyempit (satu jari).

5.3.2.2 Jantan :

Over Weight (berat lebih 5 kg).

Lemah/loyo.

Pial pucat.

Warna kloaka pucat.

Bumble Foot.

Bulu Rontok.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 89: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.3.3 Seleksi non produktif di lakukan setelah umur 55 minggu (betina) dan untuk jantan dilakukan umur 40 - 45 minggu.(Kemudian di ulangi lagi setiap 8 minggu).

5.3.4 Seleksi betina di lakukan setiap hari secara pelan-pelan agar kelompok betina yang lain tidak stress. Hasil seleksi di kumpulkan di pen belakang atau buat sekatan sendiri dan kembalikan ke kelompoknya apabila ada ayam yang masih produksi. Setelah ayam yang terseleksi mencapai target sesuai dengan produksi harian yang diinginkan, maka seleksi dihentikan.

5.3.5 Observasi ayam seleksi tersebut selama 1 minggu untuk melihat produksi telurnya.

5.3.6 Setelah 1 Minggu dan di pastikan ayam yang terseleksi tersebut tidak berproduksi maka Farm Head membuat proposal penjualan ke direksi.

5.3.7 Setelah proposal di setujui dan DO sudah dibuat oleh bagian sales kantor pusat, baru pengeluaran dan penjualan ayam seleksi tersebut di lakukan.

5.3.8 Penjualan non produksi jantan dan betina dilakukan di luar area fram. Penimbangan dilakukan oleh staff by product farm disaksikan oleh pembeli.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 90: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.3.9 Catat semua hasil penimbangan di form yang ada untuk dilaporkan kekantor pusat.

Nama pembeli

Berat ayam

Jumlah dan jenis ayam

Kandang asal ayam

5.3.10 Setelah selesai penjualan, bersihkan bulu-bulu yang rontok dan spray dengan desinfektan phenol dosis 4 cc/liter air atau formalin 10%, di tempat bekas penjualan tersebut.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 91: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

6.0 DEFINISI DAN SINGKATAN

Menjelaskan arti dan singkatan dari istilah yang dipakai dalam penulisan SOP ini.

Grading : Mengelompokkan ayam dalam range berat yang sama.

CV : Coevisien Variasi

DO : Deliveri Order

7.0 DOKUMEN PENDUKUNG

8.0 CATATAN PERUBAHAN

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 92: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

AFKIR

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 93: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

1.0 TUJUAN

Menjelaskan cara-cara Afkir yang dilakukan untuk memastikan bahwa aktivitas afkir tersebut dapat dilakukan sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan.

2.0 RUANG LINGKUP

Prosedur ini berlaku saat kegiatan afkir dimulai yaitu pada saat ayam berumur 65 Minggu atau lebih dengan kegiatan sejak penangkapan ayam dikandang sampai dengan proses penjualannya.

3.0 REFERENSI

4.0 CATATAN

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 94: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.0 Proses Afkir yang dilakukan :

5.1 Afkir di lakukan setelah ayam umur 65 minggu, namun hal ini dapat di perpanjang dengan keputusan management.

5.2 Dua Minggu sebelum afkir Farm Head membuat proposal afkir ke direksi untuk minta persetujuan dan mengajukan permohonan SKKH (bebas AI) ke Dinas Peternakan setempat, dan afkir bisa dilaksanakan setelah proposal disetujui.

5.3 DO penjualan di buat oleh bagian sales kantor pusat.

5.4 Pengambilan telur dikandang dilakukan seperti hari biasa.

5.5 Saat berlangsungnya afkir,pemberian pakan diturunkan menjadi 100 gram per ekor baik jantan maupun betina.

5.6 Pelaksanaan afkir/bongkar muat di lakukan di luar area farm.

5.7 Penangkapan ayam di kandang dilakukan dengan jaring sesuai dengan kapasitas agar tidak menumpuk.

5.8 Untuk membawa ayam dari kandang ke tempat afkir di lakukan transfer dengan 2 mobil yaitu 1 truk untuk area dalam farm dan satu truk untuk area luar farm. Disertai dengan surat jalan pengeluaran ayam.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 95: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.9 Tempat bongkar muat harus tersedia air untuk penyiraman ayam & menjaga kebersihan dan sanitasi.

5.10 Truk pembeli dan keranjangnya sebelum masuk lokasi bongkar muat harus bersih (dicuci) dan sampai tempat bongkar muat di spray dengan desinfektan glutaraldehide (5 cc/liter air) atau phenol (4 cc/liter air).

5.11 Penimbangan dilakukan oleh staff bagian by product di farm dan didampingi oleh staff penjualan kantor pusat.

5.12 Timbangan yang digunakan adalah timbangan gantung. yang sebelum digunakan telah dikalibrasi.

5.13 Catat semua hasil penimbangan ke dalam format yang ada untuk di laporkan ke kantor pusat.

Nama pembeli

Berat ayam

Jumlah dan jenis ayam

Kandang

5.14 Setelah selesai penjualan, bersihkan tempat penjualan dari bulu-bulu yang rontok, kemudian spray dengan desinfektan phenol (4 cc/ liter air) atau formalin 10%.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 96: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

6.0 DEFINISI DAN SINGKATAN

Menjelaskan arti dan singkatan dari istilah yang dipakai dalam penulisan SOP ini.

Kalibrasi : Peneraan ulang timbangan

Spray : Penyemprotan secara berkabut

By Product : Produk hasil samping breeding farm

7.0 DOKUMEN PENDUKUNG

8.0 CATATAN PERUBAHAN

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 97: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

VAKSINASI

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 98: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

1.0 TUJUAN

Menjelaskan cara-cara Vaksinasi yang dilakukan di kandang untuk memastikan bahwa aktivitas tersebut dapat dilakukan sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan.

2.0 RUANG LINGKUP

Presedur ini menjelaskan semua hal yang berhubungan dengan vaksinasi termasuk alat-alat yang digunakan, bahan dan cara kerja sebelum, saat dan setelah vaksinasi.

2.1 Vaksinasi melalui air minum

2.2 Vaksinasi melalui pakan

2.3 Vaksinasi tetes mata/hidung (intra ocular/nasal)

2.4 Vaksinasi tusuk sayap (wing web)

2.5 Vaksinasi injeksi subcutan

2.6 Vaksinasi injeksi intramuscular

2.7 Vaksinasi cekok (per oral)

3.0 REFERENSI

4.0 CATATAN

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 99: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.0 Proses Vaksinasi

5.1 Vaksinasi melalui air minum.

5.1.1 Alat-alat

5.1.1.1 Timba/Ember (jumlah sesuai kebutuhan).

5.1.1.2 Saringan skim

5.1.1.3 Pengaduk tandon air

5.1.1.4 Alat pengukur volume tandon air

5.1.1.5 Gayung

5.1.1.6 Termos es/tempat vaksin

5.1.2 Bahan

5.1.2.1 Susu skim, untuk pelarut vaksin

5.1.2.2 Vaksin Live, yang biasa digunakan adalah ND Live, IB Live atau gabungan ND-IB Live.

5.1.2.3 Es batu, untuk pendingin vaksin.

5.1.2.4 Desinfektan, untuk sanitasi.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 100: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.1.3 Cara Kerja

5.1.3.1 Bebaskan air minum dari clorin 1 hari sebelum dan setelah vaksin.

5.1.3.1 Bersihkan/gelontor saluran air minum (pipa-pipa) baik nipple maupun bell drinker.

5.1.3.2 Penggelontoran dengan menggunakan larutan susu skim dosis 3 gram/liter air, tujuannya untuk melarutkan dan menetralkan sisa-sisa vitamin atau antibiotik yang menempel di dinding pipa.

5.1.3.3 Buat larutan susu skim ditandon air minum dalam kandang (100 - 300 liter), kemudian alirkan ke saluran air minum, pastikan bahwa larutan susu skim sampai ujung pipa bagian belakang. Biarkan beberapa saat (10 - 15 menit), kemudian buka tutup (stop kran) ujung pipa bagian belakang, untuk membuang larutan susu skim tersebut.

5.1.3.4 Setelah dipastikan larutan susu skim habis, tutup stop kran pembuangan, kemudian bersihkan tandon air dan isi dengan air biasa (tidak boleh dicampur desinfektan/clorin).

5.1.3.5 Pembersihan dan penggelontoran saluran air minum dilakukan sore hari (jam 16.00) sebelum pelaksanaan vaksinasi besuk paginya.

5.1.3.6 Persiapan vaksinasi dilakukan pagi hari 0.5 - 1 jam sebelum ayam makan.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 101: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.1.3.7 Siapkan air minum (tanpa clorin) dalam tandon sebanyak 20 % dari total konsumsi air minum per hari dan habis dalam waktu 2 jam.

5.1.3.8 Larutkan susu skim di ember (dosis 5 gram/liter) dan aduk sampai rata, kemudian tuang larutan susu skim tersebut kedalam tandon. Untuk menghindari penggumpalan saring dalam penuangan susu skim tersebut. Kemudian aduk sampai rata.

5.1.3.9. Ambil larutan susu skim ditandon masukan dalam ember (volume 1/2 ember), pastikan bahwa dosis dan jenis vaksin telah sesuai, kemudian larutkan vaksin yang sudah disiapkan secara pelan-pelan per vial vaksin, kemudian tuang kembali ke tandon dan aduk sampai rata.

5.1.3.10 Alirkan larutan vaksin tersebut ke saluran air minum dalam kandang dan pastikan sudah sampai ujung belakang dan pastikan drinker tidak ada yang bocor.

5.1.3.11 Setelah larutan vaksin rata ke semua tempat minum, nyalakan lampu dalam kandang, biarkan beberapa saat (5-10 menit), kemudian beri makan ayam.

5.1.3.12 Larutan vaksin harus sudah habis maksimal 2 jam.

5.1.3.13 Setelah selesai masukan botol vial vaksin kedalam larutan desinfektan yang disiapkan.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 102: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.2 Vaksinasi melalui pakan.

5.2.1 Alat-alat

5.2.1.1 Gelas ukur

5.2.1.2 Sprayer khusus vaksin

5.2.1.3 Feeder tray 12 buah per brooder

5.2.1.4 Timba/Ember (jumlah sesuai kebutuhan).

5.2.1.5 Gayung

5.2.1.6 Termos es/tempat vaksin

5.2.2 Bahan

5.2.2.1 Pakan tanpa coccidiostat, sebagai media vaksinasi.

5.2.2.2 Vaksin coccidiosis

5.2.2.3 Aquades, untuk melarutkan vaksin

5.2.2.4 Es batu, untuk pendingin vaksin.

5.2.2.5 Desinfektan, untuk sanitasi.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 103: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.2.3 Cara Kerja

5.2.3.1 Vaksinasi dilakukan pagi hari jam 06.00, sebelum ayam diberi makan.

5.2.3.2 Dua jam sebelum vaksin angkat semua tempat pakan keluarkan dari brooder, air minum diganti dengan air matang (tanpa anti biotik dan vitamin).

5.2.3.3 Tuang pakan 200 gram per feeder tray untuk 25 ekor.

5.2.3.4 Takar aquades sesuai kebutuhan 1cc/ekor/dosis masukkan dalam ember plastik.

5.2.3.5 Campurkan aquades dengan vaksin.

5.2.3.6 Masukan botol sisa vaksin kedalam larutan desinfektan yang sudah disiapkan. (Ammonium compound/phenol dosis 2 cc/liter).

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 104: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.2.3.7 Masukan campuran vaksin ke dalam alat spray khusus vaksin sesuai kebutuhan per brooder.

5.2.3.8 Spray pakan yang sudah disiapkan secara merata.

5.2.3.9 Masukkan pakan yang sudah mengandung vaksin tersebut dalam brooder dan pastikan bahwa pemanas sudah dimatikan.

5.2.3.10 Biarkan pakan sampai habis, baru ditambah pakan baru.

5.2.3.11 Selesai vaksin bersihkan dan sanitasi semua peralatan dan spray dengan ammonium compound dosis 2 cc/liter pada tempat bekas penyemprotan vaksin, untuk antipasi bila ada vaksin yang tercecer.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 105: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.3 Vaksinasi secara tetes mata/hidung.

5.3.1 Alat-alat

5.3.1.1 Termos es/tempat vaksin

5.3.1.2 Alat tetes (akurasi tepat)

5.3.1.3 Ember plastik

5.3.2 Bahan

5.3.2.1 Vaksin Live, biasanya vaksin ND live, IB Live atau ND-IB live, ILT dan AI Killed Sialic Vacc.

5.3.2.2 Dilluent Vaksin Air aquades/air infus Natium klorida 0.9%, untuk melarutkan vaksin

5.3.2.3 Es batu, untuk pendingin vaksin.

5.3.2.4 Desinfektan.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 106: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.3.3 Cara Kerja

5.3.3.1 Vaksinasi dimulai jam 10.00/2 jam setelah ayam makan untuk growing, dan sore jam 16.00 untuk ayam produksi.

5.3.3.2 Ayam digiring pelan-pelan menggunakan jaring dan disekat, atur kepadatan (+/-300 ekor), jangan terlalu padat, dilakukan per pen.

5.3.3.3 Larutkan vaksin dengan dilluent, bagi 1 vial (untuk 1000 ekor) menjadi 3 – 4 alat tetes, vaksin harus habis kurang dari 2 jam.

5.3.3.4 Ayam kecil dipegang lehernya dengan menggunakan tangan kiri, diangkat dimiringkan kepalanya, diusahakan matanya terbuka, kemudian teteskan tepat pada matanya, biarkan berkedip baru dilepas (tetes mata). Untuk intra nasal teteskan pada lubang hidung, bila dipastikan sudah masuk, baru dilepas.

5.3.3.5 Untuk ayam besar dilakukan 2 orang, orang 1 memegang ayam tanpa diangkat, orang kedua memegang leher ayam dimiringkan kepalanya, tetes tepat bagian mata (tetes mata) atau dilubang hidung (tetes hidung), dan pastikan sudah masuk, baru ayam dilepas.

5.3.3.6 Bekas botol vial vaksin masukan kedalam larutan desinfektan yang sudah disiapkan.

5.3.3.7 Dosis vaksin tetes, hanya satu tetes.

5.3.3.8 Selesai vaksin bersihkan dan sanitasi semua peralatan yang digunakan.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 107: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.4 Vaksinasi Tusuk Sayap (wing web)

5.4.1 Alat-alat

5.4.1.1 Termos es/tempat vaksin

5.4.1.2 Jarum tusuk sayap

5.4.1.3 Ember plastik untuk desinfektan

5.4.1.4 Jaring

5.4.2 Bahan

5.4.2.1 Vaksin Folw Pox atau kombinasi Folw Pox dan AE

5.4.2.2 Es batu. Untuk pendingin vaksin.

5.4.2.3 Desinfektan, untuk sanitasi.

5.4.3 Cara Kerja

5.4.3.1 Vaksinasi dimulai jam 10.00/2 jam setelah ayam makan.

5.4.3.2 Ayam digiring pelan-pelan menggunakan jaring dan disekat, atur kepadatan (+/- 300 ekor), jangan terlalu padat, dilakukan per pen

5.4.3.3 Campur vaksin dengan pelarutnya, penggunaan vaksin yang sudah dilarutkan tidak boleh lebih dari 2 jam.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 108: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.4.3.4 Vaksinasi dilakukan oleh 3 - 6 orang vaksinator, dibantu oleh 10 orang penangkap ayam.

5.4.3.5 Vaksinasi dilakukan 2 orang, 1 orang memegang ayam, yaitu pegang kaki dan buka sayapnya, kemudian 1 orang sebagai vaksinator dengan menusukan jarum khusus untuk tusuk sayap yang sudah dicelupkan larutan vaksin, pada bagian lipatan kulit di siku sayap. Kemudian lepaskan ayam.

5.4.3.6 Penusukan dillakukan 1 kali tusuk per ekor ayam.

5.4.3.7 Satu vial vaksin digunakan untuk 1000 ekor ayam.

5.4.3.8 Bekas botol vial vaksin masukan kedalam larutan desinfektan yang sudah disiapkan.

5.4.3.9 Selesai vaksin bersihkan dan sanitasi semua peralatan yang digunakan.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 109: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.5 Vaksinasi Injeksi Subcutan

5.5.1 Alat-alat

5.5.1.1 Termos es/tempat vaksin

5.5.1.2 Spuit otomatis (socorex)

5.5.1.3 Jarring

5.5.1.4 Slang dan tusuk botol

5.5.1.5 Jarum nomor 0.7 X 10 mm (ayam kecil) dan 0.9 X 10 mm (ayam besar)

5.5.1.6 Ember platik

5.5.2 Bahan

5.5.2.1 Vaksin, Reo (S1133), ND Killed dan ND AI Killed

5.5.2.2 Es batu, untuk pendingin vaksin

5.5.2.3 Desinfektan, untuk sanitasi.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 110: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.5.3 Cara Kerja

5.5.3.1 Vaksinasi dimulai jam 10.00/2 jam setelah ayam makan.

5.5.3.2 Ayam digiring pelan-pelan bisa menggunakan jaring, dilakukan per pen, atur kepadatan, jangan terlalu padat. Untuk ayam umur 3 - 7 hari sekat per brooder. Vaksin dilakukan per brooder.

5.5.3.3 Vaksinasi dilakukan oleh 3 - 6 orang vaksinator, dibantu oleh 4 orang penggiring ayam untuk ayam kecil dan 10 orang penangkap ayam untuk ayam besar.

5.5.3.4 Siapkan vaksin dan alat injeksi automatis (socorex) dengan jarum nomer 0.7 X 10 mm, untuk ayam kecil (sampai umur 5 minggu) dan 0.9 X 13 mm untuk ayam besar.

5.5.3.5 Sebelum digunakan, sterilisasi alat injek automatis (socorex) dengan merebus selama 5 - 10 menit sampai air mendidih.

5.5.3.6 Ganti jarum setiap setelah injek 500 ekor ayam.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 111: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.5.3.7 Untuk ayam kecil, ayam dipegang dengan tangan kiri lalu cubit kulit leher dan suntik bagian pangkal leher secara hati-hati dan jangan sampai kena tulang.

5.5.3.8 Untuk ayam besar dilakukan 2 orang, 1 orang memegang ayam dengan posisi ayam berdiri tanpa diangkat, dan orang kedua menyuntik bagian pangkal leher.

5.5.3.9 Penyuntikan dibawah kulit leher dengan dosis sesuai petunjuk jenis vaksin yang digunakan. Untuk Reo umur 5 hari 0.2 cc/ekor, ND Killed umur 7 hari 0.15 cc/ekor, ND AI Killed umur 21 hari 0.3 cc/ekor.

5.5.3.10 Penyuntikan dilakukan satu kali suntik per ekor ayam.

5.5.3.11 Selesai vaksin bersihkan dan sanitasi semua peralatan yang digunakan dan sterilisasi ulang alat injeksi yang digunakan.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 112: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.6. Vaksinasi Injeksi Intramuscular.

5.6.1 Alat-alat

5.6.1.1 Termos es/tempat vaksin.

5.6.1.2 Spuit otomatis (socorex) + slang dan tusuk botol

5.6.1.3 Jarum nomor 0.7 X 10 mm (ayam kecil) dan 0.9 X 10 mm (ayam besar)

5.6.1.4 Ember plastik untuk desinfektan

5.6.1.5 Jaring

5.6.1.6 Pengaman jarum suntik

5.6.2 Bahan

5.6.2.1 Vaksin, jenis ND-IB Kill, ND-EDS-IB Kill, ND-IBD-IB Kill, ND-IBD Kill, AI Kill, Coryza.

5.6.2.2 Es batu, untuk pendingin vaksin.

5.6.2.3 Desinfektan, untuk sanitasi.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 113: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.6.3 Cara Kerja

5.6.3.1 Vaksinasi dimulai jam 10.00/2 jam setelah ayam makan untuk ayam growing dan ayam produksi setelah pengambilan telur terakhir.

5.6.3.2 Ayam digiring pelan-pelan menggunakan jaring dan disekat, atur kepadatan (+/- 300 ekor), jangan terlalu padat, dilakukan per pen

5.6.3.3 Vaksinasi dilakukan oleh 3 - 6 orang vaksinator, dibantu oleh 10 orang penangkap ayam.

5.6.3.4 Siapkan vaksin yang digunakan, pasang alat injek automatis (socorex) yang sudah dikalibrasi, gunakan ukuran jarum sesuai umur ayam dan pasang pengaman dari slang plastik pada jarum khusus untuk ayam growing, untuk menghindari jarum mengenai tulang.

5.6.3.5 Sebelum digunakan, sterilisasi alat injek automatis (socorex) dengan merebus selama 5 - 10 menit sampai air mendidih.

5.6.3.6 Ganti jarum setiap setelah injek 500 ekor ayam.

5.6.3.7 Penyuntikan dilakukan 2 orang, 1 orang memegang ayam dengan posisi dada diatas dan kepala kearah pemegang, dan orang kedua menyuntik bagian dada depan, yang mempunyai daging paling tebal. Untuk injek paha, injek bagian paha yang tebal dagingnya.

5.6.3.8 Penyuntikan dilakukan satu kali suntik per ekor ayam dengan dosis 0.5 cc/ekor ayam.

5.6.3.9 Selesai vaksin bersihkan dan sanitasi semua peralatan yang digunakan dan sterilisasi ulang alat injeksi yang digunakan.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 114: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.7 Vaksinasi cekok.

5.7.1. Alat-alat

5.7.1.1 Termos es/tempat vaksin

5.7.1.2 Spuit otomatis (socorex) + Slang tusuk botol

5.7.1.3 Botol glas dengan tutup (botol tutup dengan volume ± 250 cc)

5.7.1.4 Jaring

5.7.1.5 Ember plastik

5.7.2 Bahan

5.7.2.1 Vaksin, biasanya vaksin IBD Live.

5.7.2.2 Air aquades/air infus Natium klorida 0.9%, untuk melarutkan vaksin

5.7.2.3 Es batu, untuk pendingin vaksin.

5.7.3.3 Desinfektan.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 115: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.7.3 Cara Kerja

5.7.3.1 Vaksinasi dimulai jam 10.00/2 jam setelah ayam makan.

5.7.3.2 Ayam digiring pelan-pelan menggunakan jaring dan disekat, atur kepadatan (+/- 300 ekor), jangan terlalu padat, dilakukan per pen

5.7.3.3 Siapkan pelarut vaksin 250 cc/1 vial vaksin untuk cekok 1000 ekor

5.7.3.4 Ambil pelarut dengan spuit plastik masukkan ke dalam vial vaksin (jangan sampai penuh), kemudian kocok pelan-pelan sampai larut.

5.7.3.5 Vaksin yang sudah larut masukkan ke dalam pelarut yang tersedia dan di kocok hingga rata.

5.7.3.6 Bekas botol vial vaksin masukan kedalam larutan desinfektan yang sudah disiapkan.

5.7.3.7 Cekok dilakukan dengan menggunakan injek automatis (socorex) yang sudah dikalibrasi, ujung jarumnya diganti dengan selang plastik.

5.7.3.8 Ayam kecil dipegang lehernya dengan menggunakan tangan kiri usahakan mulut ayam terbuka, cekokkan vaksin dan tunggu sampai vaksin ditelan.

5.7.3.9 Untuk ayam besar dilakukan 2 orang, orang 1 memegang ayam sehingga ayam tidak lepas tanpa diangkat, orang ke 2 memegang leher ayam diusahakan mulut ayam terbuka, cekokkan vaksin dan tunggu sampai vaksin ditelan, lepaskan ayam.

5.7.3.10 Dosis cekok adalah 0.25 cc per ekor ayam.

5.7.3.11 Selesai vaksin bersihkan dan sanitasi semua peralatan yang digunakan.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 116: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

6.0 DEFINISI DAN SINGKATAN

Menjelaskan arti dan singkatan dari istilah yang dipakai dalam penulisan SOP ini,

Subcutan : Injek di bawah kulit leher

Intra muscullar : Injek di otot dada atau paha

Intra ocullar : Tetes mata

Intra nasal : Tetes hidung

Wing Web : Tusuk dibagian sayap

IB : Infectious Bursal Disease

MG : Mycoplasma Gallicepticum

IN : Intra Nasal

IM : Intra Muscullar

IB : Infectious Bronchitis

IO : Intra Ocullar

ND : New Castle Disease

ILT : Infectious Laryngo Tracheitis

FP : Fowl Pox

AE : Avian Encephalomyelitis

AI : Avian Influenza

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 117: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

EDS : Egg Drop Sindrom

WW : Wing Web

REO : Respiratoric-Enteric Orphan.

7.0 DOKUMEN PENDUKUNG

7.1 Program Vaksin East Area (update 1 Februari 2011)

7.2 Program Vaksin West Area (update 1 Februari 2011)

8.0 CATATAN PERUBAHAN

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 118: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

HATCHERY

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 119: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

1.0 TUJUAN

Menjelaskan proses produksi di hatchery untuk memastikan bahwa semua aktivitas yang dilakukan sejak proses penerimaan telur tetas sampai menjadi DOC dilakukan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.

2.0 RUANG LINGKUP

2.1 Proses penerimaan Hatching Egg.

2.2 Proses penyimanan Hatching Egg.

2.3 Proses setting

2.4 Proses di Setter

2.5 Proses transfer

2.6 Proses di Hatcher

2.7 Proses pullchick

2.8 Proses Seleksi

2.9 Proses distribusi

3.0 REFERENSI

4.0 CATATAN

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 120: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.0 Proses Produksi Hatchery

5.1 Penerimaan Hatching Egg (HE)

5.1.1 Hatching Egg/telur tetas dari farm diterima oleh karyawan Hatchery, sebelum diturunkan dari truk di cek surat jalannya.

5.1.2 Proses penurunan dari truk harus hati-hati, untuk menghindari sok embrio maupun keretakan HE.

5.1.3 Cek kesesuaian antara kondisi riil dengan yang tertulis di surat jalan, yaitu :

Jumlah telur

Tanggal produksi

Asal kandang & Farm

Umur Induk

5.1.4 HE dikelompokkan berdasarkan Tanggal produksi, kandang maupun asal Farm.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 121: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.1.5 Melakukan grading HE, mengelompokan HE yang seragam yaitu secara visual besarnya sama, memisahkan HE retak, telur abnormal, kotor atau kecil yang masih terikut dari farm sebagai telur grade out.

5.1.6 Yang termasuk telur abnormal adalah telur benjol, lonjong memanjang, kerabang tipis, kerabang bintik-bintik kasar, kerabang putih.

5.1.7 Grading HE diatas meja grading, kemudian HE terpilihnya langsung ditempatkan pada tray setting yang selanjutnya dimasukkan pada troly setting.

5.1.8 HE terpilih mempunyai berat minimal 48 gram.

5.1.9 Beri label pada troley setting jumlah HE, Kandang/farm dan tanggal produksi.

5.1.10 Telur grade out masukkan di egg tray isi 30 (plastik/kertas), yang secepatnya dipisahkan dengan hatching egg.

5.1.11 Sebelum dan setelah melakukan grading operator diharuskan cuci tangan dengan larutan desinfektan ammonium compoun dosis 2cc/liter air.

5.1.12 Catat hasil grading di form/buku yang disediakan, yaitu ;

Jumlah HE terpilh dari masing-masing kandang/farm.

Jumlah grade out sesuai kriterianya.

5.1.13 Sebelum masuk ruang penyimpanan, HE difumigasi dengan dosis triple (43 cc/m3) dengan cara burning Formalin selama 15 – 20 menit.

5.1.14 Prosedur burning formalin sebagai berikut; rebus air secukupnya, setelah mendidih masukkan formalin sesuai dosis dan biarkan selama 15 – 20 menit (menggunakan timer), kemudian jalankan kipas.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 122: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.2 Penyimpanan Hatching Egg (HE)

5.2.1 Setelah fumigasi HE dimasukkan dalam ruang penyimpanan (cooling room)

5.2.2 HE ditata dikelompokkan sesuai dengan tanggal produksinya.

5.2.3 HE dalam satu troley diusahakan dalam satu kandang, atau beda kandang tapi satu umur, bila tidak memungkinkan satu umur diusahakan tidak lebih dari 4 minggu.

5.2.4 Di troley dibuatkan label yang berisi; jumlah HE, kandang, tanggal setting, tanggal transfer dan tanggal menetas.

5.2.5 Setting temperatur dan humidity di cooling room sebagai berikut :

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Waktu Penyimpanan Temperatur Humidity

1 s/d 3 hari 18.0 – 21.0 OC 75 % RH

4 s/d 7 hari 16.0 – 17.9 OC 75 – 80 % RH

> 7 hari 14.0 – 15.9 OC 80 % RH

Page 123: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.3 Setting Hatching Egg (HE)

5.3.1 Tiga sampai 18 jam sebelum setting dilakukan prewarming. Yaitu mengeluarkan HE dari cooling room yang kemudian dipindahkan ke ruangan dengan temperatur kamar (21 – 27 OC).

5.3.2 Saat prewarming HE ditempatkan pada ruangan khusus untuk prewarming yang dilengkapi alat untuk sirkulasi udara.

5.3.3 Tujuan prewarming menormalkan kembali temperatur HE agar tidak terjadi shock embrio.

5.3.4 Hubungan lama penyimpanan HE dengan lama prewarming sebagai berikut:

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Waktu Penyimpanan Waktu Prewarming

<= 3 hari 3 – 6 jam

4 – 7 hari 6 – 12 jam

8 - 10 hari 12 – 18 jam

Page 124: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.3.5 Pastikan saat setting kondisi HE sudah tidak ber embun atau sweating.

5.3.6 Pelaksanaan setting pada mesin setter yang sama dilakukan pada hari :

Senin dengan Kamis

Selasa dengan Jumat

5.3.7 Perubahan waktu setting harus dikoordinasikan dengan manajer hatchery dan marketing DOC.

5.3.7 Setting dalam satu mesin setter harus mempunyai keseragaman yang sama yaitu grade HE, umur induk dan strain.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 125: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.4 Mesin Setter

5.4.1 Dalam mesin setter HE diinkubasi (pengeraman) selama 18 – 19 hari.

5.4.2 Sanitasi mesin harus diperhatikan, Sanitasi dilakukan 1 - 3 kali sehari dengan disepray/fogging dengan desinfektan single dosis (phenol 4cc/liter air).

5.4.3 Pastikan semua peralatan dalam mesin bekerja dengan baik;

Heater & cooler bekerja sesuai program

Dumper bekerja sesuai program

Turning bergantian setiap 1 jam dan berhenti diposisi 450

Spray nozle humidity, semua normal tidak ada yang macet (buntu)

Exhause fan semua normal dengan rpm yang sama (1200 – 1500 rpm, sesuai tipe mesin).

Sensor dan termostat berfungsi baik

5.4.4 Setting temperatur dan humidity mesin setter sebagai berikut :

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Jenis MesinSett Point Temperatur

Sett Point Humidity

Catatan

James Way 98.8 – 99.3 OF 85.0 – 86.0 OF Sett Point temperatur

dan humidity hendaknya disesuaikan

dengan kondisi lingkungan

Chick Master 99.3 – 99.5 OF 83.0 – 85.0 OF

Buckeye 37.3 – 37.5 OC 29.0 – 29.5 OC

Pas Reform 98.0 – 99.5 OF 83.0 – 85.0 OF

Page 126: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.5 Proses Transfer

5.5.1 Memindahkan HE dari mesin setter ke mesin hatcher, dilakukan pada hari ke 18 -19.(sesuai tipe mesin).

5.5.2 Memisahkan telur fertil dengan telur infertil dan telur exploder.

5.5.3 Sebelum pelaksanaan transfer peralatan yang harus disiapkan :

Meja transfer

Lampu candling (60 – 100 watt), dilengkapi dengan exhause fan.

Spray desinfektan

Egg tray karton

Drum dilapisi plastik dan diisi larutan clorin atau desinfektan

Troley untuk egg tray HE

Troley untuk telur infertil

Kertas label

5.5.4 Keluarkan HE dari mesin setter hanya saat akan dilakukan candling.

5.5.5 Basket hatcher sebagai tempat telur fertil harus bersih, tersanitasi dan sudah kering.

5.5.6 Ruangan untuk candling harus gelap dan mudah dibersihkan.

5.5.7 Cara candling adalah ambil HE dengan cara tarik tray dari troly setter, kemudian taruh diatas meja candling dan terangi dengan lampu yang ada dibawah meja tersebut.

5.5.8 Pisahkan telur infertil yaitu telur yang kelihatan terang dan telur expoder yaitu telur yang terkontaminasi bakteri atau jamur.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 127: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.5.9 Telur fertil tempatkan dibasket hatcher dan setelah cukup satu troley langsung masukan dalam mesin hatcher.

5.5.10 Telur infertil di pindah ke egg tray 30 (plastik/kertas) sebagai by produk, dan telur exploder dibuang.

5.5.11 Selesai transfer ruangan dan peralatan cepat dibersihkan dan disanitasi dengan desinfektan ammonium compound.

5.5.12 Catat hasil transfer di form/buku yang disediakan, yaitu ;

Jumlah telur fertil dari masing-masing kandang/farm.

Jumlah telur infertil dan telur exploder masing-masing kandang/farm.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 128: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.6 Mesin Hatcher

5.6.1 Proses penetasan didalam mesin hatcher selama 2 – 3 hari.

5.6.2 Minimal 6 jam sebelum telur fertil masuk, mesin hatcher sudah dihidupkan.

5.6.3 Pastikan semua peralatan dalam mesin bekerja dengan baik ;

Heater & cooler bekerja sesuai program.

Dumper bekerja sesuai program.

Fan normal dengan rpm yang stabil (1200 – 1500 rpm)

Sensor dan termostat berfungsi baik.

Nozle humidity lancar dan sesuai progam.

Fan outlet bekerja dengan normal.

Auxiliary blower berfungsi normal.

5.6.4 Setting temperatur dan humidity mesin hatcher sebagai berikut :

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Jenis MesinSett Point Temperatur

Sett Point Humidity

Catatan

James Way 98.0 – 98.5 OF 85.0 – 88.0 OFSett Point

temperatur

dan humidity

hendaknya

disesuaikan

dengan

kondisi

lingkungan

Chick Master 98.0 – 98.5 OF 85.0 – 90.0 OF

Buckeye 36.8 – 37.0 OC 28.0 – 32.0 OC

Pas Reform 98.0 – 98.5 OF 85.0 – 90.0 OF

Page 129: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.6.5 Hari 19 – 20 dalam mesin hatcher diberikan evaporativ formalin dengan dosis 500 -750 cc per mesin.

5.6.6 Nampan formalin 6 jam sebelum pull chick harus sudah dikeluarkan.

5.6.7 Setelah pull chick selesai, mesin hatcher segera dibersihkan. Cuci dengan air bersihkan bulu-bulu ayam dan cangkang telur, cuci dengan diterjen dan bilas dengan air sampai bersih. Kemudian disanitasi dengan desinfektan ammonium compound. Setelah mesin kering fumigasi dengan cara burning formalin.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 130: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.7 Proses Pull Chick

5.7.1 Box DOC sudah siap sehari sebelum pull chick.

5.7.2 Tiga puluh jam sebelum pull chick, maksimal 3 ekor (1-2%) DOC yang menetas per basket.

5.7.3 Pull chick dilakukan dengan tanda-tanda :

Tingkat kebasahan DOC tinggal 5 % terutama di leher bagian belakang.

Kaki berwarna kuning mengkilap dan pusar menutup sempurna.

Cangkang telur kering renyah dan relatif bersih.

5.7.4 Total waktu penetasan adalah 500 +/- 6 jam, sesuai jenis mesin dan umur induk.

5.7.5 Keluarkan semua basket dari mesin hatcher dan pindahkan ke ruang pull chick.

5.7.6 Pisahkan DOC, cangkang telur dan telur yang tidak menetas (DIS).

5.7.7 Cangkang telur dan telur yang tidak menetas masukkan dalam karung dan cepat keluarkan dari ruang pull chick. Demikian juga basket yang sudah kosong langsung dibawa ke ruang pencucuian untuk dibersihkan.

5.7.8 Catat jumlah telur yang tidak menetas dari masing-masing kandang /farm

5.7.9 Selesai pull chick ruangan harus cepat dibersihkan dengan air kemudian dilakukan sanitasi.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 131: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.8 Proses Seleksi dan Packing

5.8.1 Proses seleksi dilakukan untuk memisahkan DOC yang layak jual dengan DOC afkir.

5.8.2 DOC yang layak jual dibagi menjadi 3 grade sebagai berikut :

5.8.2.1 Grade Premium : (P2)

Umur induk 35 – 55 minggu

Berat DOC > 45 gram

Berat HE > 57 gram

5.8.2.2 Grade A (standart)

Umur Induk 30 – 34 minggu, berat HE =>56 gram dan berat DOC >37 gram

Umur induk 35 – 55 minggu, berat HE <57 gram dan berat DOC <45 gram (P1)

Umur induk 56 – 65 minggu (afkir).

5.8.2.3 Grade BM

Umur induk 25 – 29 minggu, berat HE >48 gram.

5.8.3 Ciri-ciri DOC yang berkualitas baik dan DOC afkir sebagai berikut :

5.8.3.1 DOC berkualitas (layak jual) :

Mata jernih bersinar

Bulu, paruh & sank kaki berwarna kuning cerah

Navel/pusar menutup sempurna

Gerakan fisik lincah dan suara nyaring

Secara visual DOC uniform.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 132: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.8.3.2 DOC afkir :

DOC lemah

Bulu kusut

Kaki kering

DOC cacat

Kembung

Black Navel

5.8.4 DOC hasil seleksi yang berkualitas dihitung dan dimasukkan dalam box dengan isi 102 ekor per box.

5.8.5 DOC dalam satu box harus dalam satu umur induk dan satu strain, juga harus seragam.

5.8.6 Beri stempel pada tutup box yang memuat tanggal penetasan, kode selektor dan kode kandang/farm asal HE.

5.8.7 Untuk DOC grade premium pada tutup box diberi stempel atau kode “PREMIUM”.

5.8.8 Pengiriman antar pulau/propinsi, dalam box DOC diberi kecambah untuk mengantisipasi dehidrasi.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 133: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.8.9 Sebelum box DOC ditutup dan distaples, dilakukan sampling cek oleh supervisor guna memastikan DOC tersebut berkualitas, meliputi;

Jumlah DOC pas 102.

Pastikan tidak terikut DOC afkir.

Pastikan tidak terikut kotoran/cangkang telur.

5.8.10 Hasil seleksi dicatat pada form/buku yang ada :

Jumlah DOC layak jual per grade, masing-masing kandang/farm.

Jumlah DOC afkir sesuai kriterianya, masing-masing kandang/farm.

5.8.11 Susunan box DOC di ruang delivery dikelompokkan sesuai dengan grade dan umur induk. Maksimal tumpukan box DOC adalah 10 box, dan diatas troley

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 134: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.9 Proses distribusi

5.9.1 DO dari sales harus sudah diterima di hatchery H-1.

5.9.2 Selesai proses seleksi dan perhitungan DOC, secepatnya dilaporkan ke bagian sales.

5.9.3 Distribusikan DOC sesuai dengan DO dari sales, dan rencanakan pengiriman DOC dalam satu truk pada kota yang satu arah jalur atau berdekatan.

5.9.4 Pastikan truk (chick van) sebelum muat DOC sudah bersih dan disanitasi.

5.9.5 Periksa keseluruhan chick van, bahwa semuanya berfungsi baik;

Exhause fan dan kontrolnya bekerja dan berfungsi baik.

Box chick van tidak ada yang bocor.

Mesin normal dan berfungsi dengan baik.

Penyekat box DOC ada dan cukup.

5.9.5 Kapasitas muat chick van maksimal 180 box

5.9.6 Lengkapi sopir dengan surat jalan dan kartu delivery, yang harus ditandatangani oleh penerima di tempat tujuan.

5.9.7 Sopir harus mengembalikan surat jalan dan kartu delivery pada saat pengiriman berikutnya.

5.9.8 Selesai distibusi ruangan delivery dibersihkan, semprot dengan air sampai bersih bulu-bulu ayam, kemudian sanitasi dengan ammonium compound dosis 2 cc/liter air.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 135: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.10 Pengoperasian mesin setter & hatcher

5.10.1 Periksa secara keseluruhan panel, instalasi & alat pendukung mesin, dan pastikan semuanya berfungsi baik.

5.10.2 Hidupkan MCB masing - masing mesin pada panel listrik

5.10.3 Hidupkan power dan circuit breaker masing - masing section yang ada didalam panel.

5.10.4 Cek kembali seluruh peralatan yang ada didalam mesin tersebut dan pastikan semuanya dapat bekerja dan berfungsi dengan baik.

5.10.5 Hidupkan mesin setter selama 24 jam sebelum HE di setting, dan mesin hatcher selama 6 jam sebelum HE fertil dimasukan. Hal ini untuk memastikan kestabilan kerja mesin.

5.10.6 Setting temperatur dan humudity saat start mesin (mesin kosong) disesuaikan dengan standart masing – masing type mesin tetas.

5.10.6 Pastikan semua alarm mesin berfungsi dengan baik, demikian juga accu/bateray dan chargernya bekerja dan berfungsi dengan baik.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 136: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.11 Kalibrasi Mesin

5.11.1 Semua jenis mesin penetasan memiliki alat kalibrasi yang berfungsi untuk mengetahui temperatur dan Humidity riil didalam mesin dengan temperatur dan Humidity yang tertera pada display/monitor diluar mesin.

5.11.2 Tujuan kalibrasi mesin adalah menyamakan temperatur yang tertera pada display/monitor dengan temperatur riil didalam mesin.

5.11.3 Kalibrasi dilakukan secara rutin 1 bulan sekali untuk mesin setter & hatchery kecuali terjadi error.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 137: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.12 Pemeriksaan dan perawatan mesin hatchery

5.12.1 Pemeriksaan dan perawatan semua mesin beserta pendukungnya, termasuk chiller, dan utility dilakukan oleh technical hatchery.

5.12.2 Pemeriksaan pada mesin hatchery ada beberapa tahapan kegiatan :

5.12.2.1 Kegiatan harian/pemeriksaan harian dilakukan dengan cek list sbb :

Temperatur & Humidity dilakukan setiap jam.

Sirkulasi udara dalam mesin, putaran fan, bunyi dll.

Sistem turning/pembalikan telur dilakukan setiap jam.

Sistem buka tutup dumper.

Water suplay humidity, pressure tank, dan alat pendukung lainnya seperti motor pompa air dll.

Spray humidity baik dan mengabut tidak ada bocor maupun buntu.

5.12.2.2 Kegiatan Mingguan

Membersihkan nozel spray semua mesin setter & hatcher terutama setiap selesai pull chick.

Membersihkan probe temperatur, humidity dan thermostat dengan hati - hati menggunakan waterbath.

Cek keseluruhan alat pendukung mesin hatchery

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 138: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.12.2.3 Rincian Kegiatan Bulanan

Membersihkan slang spray humidity system

Membersihkan filter/saringan air yang ada pada pipa saluran inlet humidity.

Membersihkan daun kipas/blade yang ada dalam mesin dengan cara dimatikan dahulu secara bergantian.

Memberikan stempet (grease) pada roda - roda trolley/kereta telur

Melakukan double check calibrasi.

5.12.2.4 Kegiatan Enam Bulanan

Service & cuci total mesin setter secara bergantian kemudian dilakukan sanitasi.

Perbaikan lantai dan alat - alat pendukung yang rusak.

5.12.2.5 Kegiatan tambahan

Technical shift dilarang meninggalkan lokasi/tempat kerja sebelum shift pengganti datang ke lokasi kerja.

Bila pengganti sudah hadir ditempat, maka harus dilaksanakan serah terima tugas serta memberikan penjelasan program atau pekerjaan apa saja yang belum terselesaikan.

Lakukan Pre warming dan setting tepat pada waktunya sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan oleh hatchery head.

Segera melapor bila keadaan DOC sudah siap dilakukan pullchick.

Technical shift berkewajiban melapor kepada atasan langsung bila terjadi trouble yang tidak bisa diselesaikan sendiri.

Technical shift juga bertanggung jawab atas keamanan di dalam gedung hatchery pada malam hingga pagi hari.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 139: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

6.0 DEFINISI DAN SINGKATAN

Menjelaskan arti dan singkatan dari istilah yang dipakai dalam penulisan SOP ini,

7.0 DOKUMEN PENDUKUNG

8.0 CATATAN PERUBAHAN

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 140: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

BIOSECURITY

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 141: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

1.0 TUJUAN

Menjelaskan proses pelaksanaan biosecurity di farm dan hatchery untuk memastikan bahwa semua aktivitas biosecurity yang dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

1.1 Mencegah semaksimal mungkin masuknya bibit penyakit ke Farm atau Hatchery.

2.0 RUANG LINGKUP

2.1 Karyawan/orang

2.2 Kendaraan

2.3 Peralatan

2.4 Lingkungan

2.5 Barang

3.0 REFERENSI

4.0 CATATAN

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 142: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.0 Proses pelaksanaan biosecurity

5.1 Proses biosecurity pada karyawan/orang.

5.1.1 Semua orang sebelum masuk area kerja masing-masing baik farm maupun hatchery harus melalu shower desinfektan ammonium compound dosis 0.5 - 1cc/liter air di gerbang POS I.

5.1.2 Barang bawaan; tas, buku, dompet dll, dimasukkan dalam kotak lampu UV.

5.1.3 Mandi ke 1, yaitu masuk dalam rumah sanitasi I, melepas sandal/sepatu, baju dan celana dari luar, taruh pada tempat yang telah disediakan. Dilanjutkan melakukan foot dipping dan shower desinfektan ammonium compound dosis 0.5 – 1 cc/liter air, mandi dan keramas dengan sabun dan sampo, ganti pakaian transit dan sandal dalam yang telah disediakan.

5.1.4 Mandi ke 2, yaitu menuju tempat kerja masing-masing yang sebelumnya masuk dalam rumah sanitasi II, lepas pakaian transit, mandi air desinfektan ammonium compound 0.5 cc/liter air, kemudian masuk shower desinfektan ammonium compound 0.5 – 1 cc/liter air/dipping larutan clorin, mandi dan keramas dengan sabun dan sampo yang disediakan, ganti seragam kerja masing-masing unit yang telah disediakan.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 143: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.1.5 Sebelum masuk kandang atau hatchery lakukan celup kaki (glutaraldehide/phenol dosis 4cc/liter air) dan cuci tangan (ammonium compoun 0.5 – 1 cc/liter air). Dan spray desinfektan seluruh badan dengan hand spray yang disediakan. Untuk masuk ke dalam kandang melakukan foot dipping yang kedua.

5.1.6 Bila akan memasuki beberapa kandang, maka harus masuk terlebih dahulu pada kandang yang umur ayamnya paling muda terus berurutan sampai yang tertua.

5.1.7 Farm multi age, bagi karyawan yang mau memasuki area antar flock harus melakukan sanitasi di shower flock.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 144: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.2 Proses biosecurity pada kendaraan

5.2.1 Kendaraan luar farm atau hatchery tidak boleh masuk area, sehingga semua barang bawaan harus di transfer dengan kendaraan dalam, di depan area.

5.2.2 Kendaraan dalam bila akan masuk area farm atau hatchery harus melalui car dipping dan spray desinfektan secara merata, termasuk bagian bawah kendaraan.

5.2.3 Kendaraan tamu di parkir di luar area atau sebelum masuk gate spray pertama.

5.2.4 Kendaraan karyawan (motor/mobil) bisa parkir dalam area namun hanya sampai gate spray pertama dan harus juga melewati dipping dan dispray desinfektan secara merata.

5.2.5 Semua kendaraan Farm atau Hatchery selesai untuk aktivitas kerja harus dicuci dan disanitasi khususnya kendaraan untuk buang sampah dan bangkai ayam.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 145: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.3 Proses biosecurity pada peralatan

5.3.1 Peralatan farm maupun hatchery akan lebih baik dan aman apabila tidak ada pinjam meminjam antar unit.

5.3.2 Bila kondisi tidak memungkinkan, ada dua perlakuan :

5.3.2.1 Peralatan yang bisa dicuci dengan air. Cuci peralatan sampai bersih kemudian disanitasi dengan direndam larutan desinfektan (glutaraldehide/phenol dosis 4 cc/liter air) dilokasi pengirim, yang kemudian diulangi dilokasi penerima.

5.3.2.2 Peralatanyang tidak bisa dicuci dengan air. Bersihkan peralatan tersebut dengan cara kering, kemudian difumigasi dilokasi pengirim, yang kemudian diulangi di lokasi penerima.

5.3.3 peralatan yang digunakan untuk pengiriman HE dari farm ke hatchery seperti basket dan egg tray, selesai HE dipindahkan, egg tray dicuci dan disanitasi dengan desinfektan (glutaraldehide/phenol dosis 4 cc/liter air) di hatchery, Untuk basket dicuci dan disanitasi desinfektan (glutaraldehide/phenol dosis 4 cc/liter air) di farm.

5.3.4 Untuk pengiriman HE ke hatchery yang menggunakan egg tray kertas, tidak boleh dikembalikan ke farm (single use).

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 146: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.4 Proses biosecurity lingkungan/area farm dan hatchery

5.4.1 Kontrol vektor

Binatang peliharaan maupun yang liar (anjing, kucing, burung dll) tidak boleh berada di area farm dan hatchery.

Melakukan program pemberantasan tikus.

Melakukan program pembasmian serangga/insecta (lalat, kumbang dll).

Mencegah burung liar masuk dalam kandang, hatchery dan gudang pakan.

5.4.2 Perlakuan ayam mati (Farm)

Setiap hari ambil ayam yang mati dan masukkan kedalam karung/plastik dan diikat.

Ayam mati dimasukkan kedalam disposal atau dibakar, sesuai dengan ketersedian di Unit.

5.4.3 Perlakuan limbah (Hatchery)

Setiap hari produksi, semua limbah hatchery (DOC culling, DIS, exploder dll) dibuang ke TPA.

DOC culling saat dibuang harus dalam kondisi sudah mati.

Exploder di mesin setter diambil dan buang ke disposal setiap hari.

HE kontaminasi pada saat transfer harus dibuang dengan dimasukkan kantong plastik.

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Page 147: PT. SUPER UNGGAS JAYA (SUJA)

5.4.4 Kontrol kebersihan

Jangan sampai ada botol bekas vaksin yang tertinggal dikandang/hatchery. Botol vaksin harus dibakar atau dimasukkan disposal yang sebelumnya direndam larutan desinfektan.

Jaga kebersihan di service room kandang, dari ceceran/tumpahan pakan, cangkang telur atau sampah sisa makanan operator. Masukan dalam tempat sampah yang tertutup.

Jaga kebersihan di area dalam dan luar gudang (pakan, ovk, telur, peralatan).

5.4.4 Sanitasi lingkungan

Melakukan pemotongan rumput secara rutin disekitar kandang dan hatchery.

Memangkas tanaman-tanaman yang dapat meningkatkan humidity dan berpotensi menjadi tempat singgah dan sarang burung liar.

Melakukan spray lingkungan dengan formalin 10% di area sekitar kandang dan hatchery serta jalan-jalan didalam area yang menuju kandang atau hatchery. Juga semua jalan yang dilalui oleh karyawan. Area tempat pembuangan bangkai ayam.

Spray lingkungan dilakukan pagi jam 06.00 dengan mengatur tekanan, sehingga dihasilkan spray yang berkabut dan diarahkan ke bagian atas agar merata dan untuk sanitasi udara.

Spray lingkungan dilakukan minimal 2 kali seminggu, tergantung dari kondisi unit masing-masing.

5.4.5 Sanitasi barang-barang

Sekam dari suplier harus di lakukan spray dengan formalin 10% dan diinjeksi formalin murni.

Gudang pakan, sekam dan box DOC dipasang lampu UV dan dinyalakan setelah selesai kerja sampai masuk kerja berikutnya.

Semua barang dari luar yang masuk ke area farm dan hatchery harus dilakukan sanitasi.

STANDARD OPERATING PROCEDURE