program studi teknik informatika fakultas teknologi informasi … · 2017. 7. 10. · aplikasi...

22
1 DESAIN JARINGAN KOMPUTER FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA MENGGUNAKAN HIERARCHICAL DESIGN MODEL Artikel Ilmiah Oleh : Andy Irfanto NIM : 672013608 Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2016

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi … · 2017. 7. 10. · aplikasi Simulasi Jaringan . menggunakan . Cisco Packet Tracer 6.3. untuk melakukan pembua. tan

1

DESAIN JARINGAN KOMPUTER FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

MENGGUNAKAN HIERARCHICAL DESIGN MODEL

Artikel Ilmiah

Oleh :

Andy Irfanto

NIM : 672013608

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2016

Page 2: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi … · 2017. 7. 10. · aplikasi Simulasi Jaringan . menggunakan . Cisco Packet Tracer 6.3. untuk melakukan pembua. tan
Page 3: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi … · 2017. 7. 10. · aplikasi Simulasi Jaringan . menggunakan . Cisco Packet Tracer 6.3. untuk melakukan pembua. tan
Page 4: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi … · 2017. 7. 10. · aplikasi Simulasi Jaringan . menggunakan . Cisco Packet Tracer 6.3. untuk melakukan pembua. tan

4

Page 5: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi … · 2017. 7. 10. · aplikasi Simulasi Jaringan . menggunakan . Cisco Packet Tracer 6.3. untuk melakukan pembua. tan

5

Page 6: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi … · 2017. 7. 10. · aplikasi Simulasi Jaringan . menggunakan . Cisco Packet Tracer 6.3. untuk melakukan pembua. tan

6

1.Pendahuluan

Teknologi internet sangatlah dibutuhkan, dari sekedar mencari informasi

sampai mengirimkan informasi. Pengolahan informasi tersebut membutuhkan faktor

keakuratan ketepatan waktu dan kemudahan dalam memperolehnya. Untuk

melakukan pengolahan data dibutuhkan alat bantu yaitu komputer. Komputer dapat

bekerja dengan baik karena adanya teknologi yang baik dan berkembang. Dalam

perkembangannya maka dibutuhkan teknologi dan investasi dalam pembuatan

jaringan yang terintegasi. Pengolahan jaringan membutuhkan perancangan jaringan,

instalasi perangkat, instalasi Sistem Operasi, pengoperasian jaringan komputer, dan

pemeliharaan komputer.

Penulis berusaha menyusun desain jaringan komputer di Fakultas teknologi

informasi Universitas Kristen Satya Wacana secara terstruktur berdasar keperluan dan

kebutuhan utama. Sistem jaringan komputer kampus yang ada di Fakultas Teknologi

Informasi Universitas Kristen Satya Wacana sudah menggunakan jaringan internet,

dan jaringan LAN (Local Area Network). Penggunaan jaringan antar unit kerja dan

antar gedung dibutuhkan sebuah jaringan VLAN (Virtual Local Area Network)untuk

menggabungkan jaringan-jaringan LAN (Local Area Network) agar menjadi satu

jaringan yang terpusat di sebuah ruang server.

Kebutuhan jaringan komputer digunakan untuk menunjang tridarma perguruan

tinggi.Hierarchical design modeladalah sebuah model jaringan hirarki yang memiliki

tiga lapisan (layer), yang setiap layer memiliki layanan yang berbeda kepada

pengguna.Lapisan satu adalah Core layer, lapisan ini memiliki kecepatan tinggi dan

mampu menyampaikan data dengan cepat. Lapisan kedua adalah distribution layer

yang mengontrol arus lalu lintas jaringan melakukan routing antara LANvirtual

(VLAN) pada lapisan akses. Lapisan ketiga adalah lapisan akses dengan perangkat

akhir, seperti PC, printer, dan telepon IP, untuk menyediakan akses ke seluruh

jaringan.

Kebutuhan kecepatan dalam pengolahan data yang berkaitan dengan

pelaksanaan tridarma perguruan tinggi yang ada di FTI-UKSW semakin besar. Oleh

karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain rancangan jaringan

dengan hierarchical design model untuk memenuhikebutuhan tersebut. Hierarchical

design modelmembuat komputer dapat saling berkomunikasi dengan baik tanpa harus

terbatas oleh lokasi fisik, gedung maupun lantai tanpa bergantung pada lokasi

workstation.

2.Tinjauan Pustaka Jaringan komputer paling sedikit tediri dari dua buah komputer yang saling

terhubung dengan sebuah media sehingga kompuer-komputer tersebut dapat

berkomunikasi satu dengan yang lain. Sekelompok komputer dan device lain yang

saling terhubung membentuk sebuah network, sedangkan konsep dari komputer-

Page 7: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi … · 2017. 7. 10. · aplikasi Simulasi Jaringan . menggunakan . Cisco Packet Tracer 6.3. untuk melakukan pembua. tan

7

komputer yang saling berbagi resource dikenal dengan istilah networking[1].Tujuan

dibangunnya suatu jaringan komputer adalah untuk membawa data-informasi dari sisi

pengirim menuju penerima secara cepat dan tepat tanpa adanya kesalahan melalui

media transisi atau media komunikasi tertentu[2].

Perencanaan jaringan dapat menggunakan VLAN (Virtual Local Area

Network).ImplementasiVLAN mempunyai keunggulan karenatidak memerlukan

perubahan fisik pada jaringan, tetapi dapat memberikan berbagai tambahan pada

teknologi jaringan. Untuk dapat melihat kinerja sebuah jaringan komputer, seorang

administrator jaringan memerlukan aplikasi Network MonitoringSistem untuk

simulasi yang dapat mencerminkan arsitektur dari jaringan komputer pada sistem

jaringan yang digunakan. Dalam pembangunan jaringan VLAN ada dua jenis routing,

yaitu staticdan dynamic. Penggunaan dynamicroutinglebih dianjurkan karena

mempermudah kinerja administrator dalam mengkonfigurasi jaringan tanpa harus

memperbaharui konten dari jaringan jika terjadi perubahan[3].

Cisco telah mendefinisikan sebuah model hirarkis dikenal sebagai model

internetworking hirarkis. Model ini menyederhanakan tugas membangun

internetwork hierarkis yang handal, terukur, dan lebih murah karena daripada

berfokus pada konstruksi paket, berfokus pada tiga bidang fungsional atau lapisan,

dari jaringan[4]. Desain hirarkis memfasilitasi perubahan, sebagai elemen dalam

jaringan membutuhkan perubahan, biaya pembuatan upgrade terkandung untuk

subnet kecil dari jaringan secara keseluruhan. Mengganti satu perangkat dapat

mempengaruhi banyak jaringan karena interkoneksi yang kompleks. Cisco

memperkenalkan model desain hirarkis, yang menggunakan pendekatan berlapis

untuk desain jaringan di tahun 1999. Komponennya adalah lapisan akses, lapisan

distribusi, dan inti lapisan (core). Keuntungan utama dari model ini adalah struktur

hirarkis dan modularitas[5].Model ini dapat menyederhanakan tugas-tugas yang

diperlukan untuk membangun suatu jaringan sesuai dengan kebutuhan saat ini dan

kebutuhan yang akan datang. Model hirarkis ini memiliki lapisan (layer) yang dibuat

untuk menyederhanakan tugas-tugas di dalam hubungan antar jaringan. Setiap lapisan

fokus pada fungsinya masing-masing, memungkinkan untuk memilih sistem dan fitur

yang tepat pada setiap lapisan. Model ini cocok untuk jaringan Local Area Network

(LAN) dan Wide Area Network (WAN).Keuntungan dari model hirarki adalah

penghematan biaya, Mudah dipahami, Jaringan bersifat modular, Isolasi apabila

terjadi kegagalan. Model hirarkis ini atau hierarchical design modelmenurut Dr Peter

Welcher,penulis desain dan teknologi jaringan artikel untuk Cisco Dunia dan

publikasi lainnya, mengatakan bahwa perancangan jaringan tanpa menggunakan

hierarchicaldesignmodel, beban kerja yang dibutuhkan CPU pada perangkat dapat

memberatkan kinerja jika perangkat jaringan berkomunikasi dengan banyak

perangkat lain[6]. Desain model Hierarchical Network dapat dilihat pada Gambar 1

Page 8: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi … · 2017. 7. 10. · aplikasi Simulasi Jaringan . menggunakan . Cisco Packet Tracer 6.3. untuk melakukan pembua. tan

8

Gambar 1.Hierarchical Network Design Model[6]

Hierarchical design model adalah sebuah model yang membagi sebuah

networkmenjadi 3 buah lapisan (layer). Pertama Core layermerupakan backbone

yang menyediakan koneksi kecepatan tinggi (gigabit atau yang lebih tinggi). Core

menjadi jalur Layer 3, bagi Layercore menyediakan scalability dan reliability.

KeduaDistributionlayer ini terdiri dari sekumpulan perangkat switch. Sekumpulan

distribution devises dan perangkat lain yang mendampingi switch disebut sebagai

switch block.Layer distribution menyediakan availability, Qos, fast path recovery,

dan load balancing.KetigaAccess layer pada LAN (Local Area Network), perangkat

seperti telepon dan komputer di gunakan untuk mengakses network lokal. Sedangkan

pada WAN (Wide Area Network), remote users atau sites akan mengakses network

perusahaan. Layer access menyediakan akses network bagi pengguna[7].

Setiap layer menyediakan fungsionalitas yang diperlukan untuk membangunsebuah

network. Dapat menerapkan satu atau lebih perangkat dalam setiap layer. Setiap

lapisan menyediakan fungsi-fungsi tertentu yang mendefinisikan perannya di dalam

jaringan secara keseluruhan.Penggambaran bagan desainHierarchicalbisa dilihat pada

gambar 2. Dengan memisahkan berbagai fungsi yang ada pada sebuah jaringan,

desain jaringan menjadi modular, yang memfasilitasi skalabilitas dan kinerja[8].

Page 9: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi … · 2017. 7. 10. · aplikasi Simulasi Jaringan . menggunakan . Cisco Packet Tracer 6.3. untuk melakukan pembua. tan

9

Gambar 2. Bagan Desain Hierarchical [9]

Pada Gambar 2 terdiri dari beberapa bagian, pertama Core layer mempunyai high-

speed switching, membutuhkan kecepatan tinggi (sebaiknya fiber optic), kedua

Distribution layer policy-based connectivity menyediakan konektivitas jaringan

berbasis kebijakan, ketiga Access layer local and remote workgroup access

konektivitas berbasis kebijakan distribusi lapisanlapisan akses mengandung

perangkat yang memungkinkan kelompok kerja dan pengguna untuk menggunakan

layanan yang diberikan oleh lapisan distribusi dan inti[9]:

3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai menggunakan metode PPDIOO (Prepare,

Plan, Design, Implement, Operating, Optimize) yang dikembangkan oleh CISCO.

Tahap dalam metode PPDIO digambarkan pada skema gambar 3.

Gambar 3. Metodologi PPDIOO (Prepare, Plan, Design, Implement, Operate, dan

Optimize)[10]

Tahap pertama pada penelitian ini yaitu tahap prepare, tahapan

pengembangan jaringan pada penelitian ini hanya sampai tahapan

implementasi.Tahap prepare merupakan tahap pengumpulan beberapa bahan yang

dapat disajikan sebagai landasan awal untuk pendefinisian permasalahan. Tahap

prepareini di fokuskan kepada kebutuhan-kebutuhan yang terkait pada solusi

pemecahan masalah tersebut agar pelaksanaan tahap-tahap selanjutnya lebih

terstruktur dan proporsional.

Page 10: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi … · 2017. 7. 10. · aplikasi Simulasi Jaringan . menggunakan . Cisco Packet Tracer 6.3. untuk melakukan pembua. tan

10

Tahap berikutnya adalah Plan, dimulai dengan melakukan analisis di dalam

data-data yang didapat, melakukan studi pustaka agar dapat mengetahui hal penting

yang dapat membantu dalam pembuatan penelitian ini.Persiapan sistemdan software

dalam tahap ini adalah menyiapkan software aplikasi Simulasi Jaringan

menggunakan Cisco Packet Tracer 6.3untuk melakukan pembuatan sistem jaringan.

Kebutuhan implementasi software berfungsi unuk membuat simulasi

implementasi jaringan pada Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya

Wacana adalah komputer dengan Operation System windows 7 dan software packet

tracer 6.3.Kebutuhan hardware dapat disimulasikan didalam cisco packet tracer 6.3,

serta pengujian sistem dapat langsung kita dapatkan juga didalam software Cisco

Packet Tracer 6.3.

Tahap berikutnya adalah tahap design, dalam tahap ini melakukan pembuatan

gambaran tentang jaringan.Desain disesuaikan dengan kebutuhan Fakultas Teknologi

Informasi Universitas Kristen Satya Wacana, Desain ini akan membuat gambar

desain topologi jaringan interkoneksi yang akan dibangun

Tahap berikutnya adalah tahap implementasi yaitu merancanagan sistem

menggunakan simulasi jaringan Cisco Packet Tracer 6.3.Dalam implementasi akan

menerapkan semua yang telah direncanakan dan didesain.

Tahap operate adalah tahap uji coba terhadap simulasi jaringan.Uji coba

tersebut dilakukan dalam tiga tahap yaitu uji coba struktural, uji coba fungsional dan

uji coba validasi.Uji coba koneksi terhadap jaringan yang ada dari core layer ke

distribution layer dan dari user layer ke distribution layer.Uji coba dilakukan dari

user layer yang berada di bawah distribution layerke server domain yang berada di

core layer.

Tahap terakhir adalah tahap optimize, pada ujicoba yang dilakukan maka akan

diketahui sistem yang dibuat apakah sudah dapat dijalankan pada jaringan sistem

yang real. Sehingga sistem jaringan dapat berjalan dengan baik, dan dapat

dikembangkan ke sistem yang lebih baik lagi.

4. Hasil dan Pembahasan

Pada desain jaringan yang lama koneksi semua jaringan berada pada satu

router dan koneksi antar laboratorium komputer menggunakan antena. Jika terjadi

trafik yang tinggai sering terjadi gangguan koneksi. Gambaran jaringan yang lama

dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 11: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi … · 2017. 7. 10. · aplikasi Simulasi Jaringan . menggunakan . Cisco Packet Tracer 6.3. untuk melakukan pembua. tan

11

Gambar 4. Topologi jaringan sebelum menggunakan hierarchical design model

Router utama berada pada kantor fakultas, semua koneksi dari kantor fakultas

lab ctc langsung menggunakan kabel utp. Pada koneksi lab RX dan lab E

menggunakan antena.

Pada rancangan hierarchical design model koneksi dari atau ke distributor

diatur oleh core layer sehingga ketika terjadi permintaan yang tinggi tetap dapat

ditangani oleh core layer. Core layerberfungsi mengatur trafik dari ISP (Internet

Service Provider) dan dari distribution layer. Permintaan dari acces layeruntuk

internet harus melewati coreswitch (backbone)dan core router (core layer).

Pengaturan trafik dan koneksi antar distribution layer ditangani oleh core switch

(core layer).Gambaran arsitektur hierarchical design model pada Fakultas Teknologi

Informasi Universitas Kristen Satya Wacana dapat dilihat pada gambar 5.

Page 12: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi … · 2017. 7. 10. · aplikasi Simulasi Jaringan . menggunakan . Cisco Packet Tracer 6.3. untuk melakukan pembua. tan

12

Gambar 5. Arsitektur Jaringan FTI-UKSW

Berdasar Gambar 5 koneksi luar ISP diatur oleh router (core layer) ini bertujuan

agar semua kokneksi masuk ke core layer. Distribution layer mengatur layanan antar

gedung yang terbagi menjadi 6 switch distribution layer. Akses user/terminal/client

pada masing-masing gedung diatur switch pada masing-masing distribution yang

bersangkutan.Core layer disarankan menggunakanbackbone fiber optic dengan

kapasitas jaringan yang tinggi.Jaringan distribution Layer, juga menggunakan fiber

Optic untuk menyediakan cepat pada beban traffic yang tinggi antar gedung.Access

Layer, kombinasi antara fast ethernet dengan gigabit ethernet untuk mencukupi

kebutuhan akses user.

Page 13: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi … · 2017. 7. 10. · aplikasi Simulasi Jaringan . menggunakan . Cisco Packet Tracer 6.3. untuk melakukan pembua. tan

13

Gambar 6. Topologi Jaringan FTI-UKSW

Gambar 6 menunjukan bahwa ada lima gedung utama (A,B,C, D dan E). Didalamnya terdapat ruang dosen, ruang tata usaha, ruang pemimpin, dan

laboratorium.

Pada rancangan jaringan pada Gambar 6 mekanisme koneksi dapat dijelaskan

sebagai berikut, Router berfungsi mengatur lalu lintas koneksidari core layer,

Server berfungsi sebagai domain controller dan file server, Wifi server sebagai

DHCP server, multilayer switch(switch Managaneable) yang berada pada gedung c

lantai 2 yang berfungsi sebagai core layer untuk mengatur semua koneksi

perlantai, distribution layermenggunakan multilayer switch(switch Managaneable)

untuk setiap lantai difungsikan untuk koneksi permintaan dari access layer, Access layer

berada pada tiap ruang yang ada di gedung A,B,C,D dan E, Acces point berada

pada seluruh gedung untuk menangani akses koneksi secara mobile. Selanjutnya

untuk aliran lalulintas data dapat dilihat pada Ganbar 7

Page 14: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi … · 2017. 7. 10. · aplikasi Simulasi Jaringan . menggunakan . Cisco Packet Tracer 6.3. untuk melakukan pembua. tan

14

Gmabar 7. Alur lalu lintas data

Pada Gambar 7 permintaan data user diteruskan ke distribution layer,

selanjutnya diteruskan ke core layer dan ke router. Pengaturan trafik berada pada

router core yaitu pengaturan bandwith (koneksi intenet). Filter berada pada tiap

distribution layer, ini berfungsi agar tidak membebani core layer dan router.

Berikut tabel alur lalulintas data

Tabel 1. Tabel alur lalulintas data

Flow Performance requirement Number

of Client

path

Reliability

Capasity

(Mbps)

Router core 99,95% 1000 2 Switch core

Lab Komputer 99,95 % 500 41 Switch Distribution

User perlantai 99,95 % 500 40 Switch Distribution

Access point 99,95% 500 40 Switch Distribution

/Router wifi

Page 15: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi … · 2017. 7. 10. · aplikasi Simulasi Jaringan . menggunakan . Cisco Packet Tracer 6.3. untuk melakukan pembua. tan

15

Server 99,95 % 500 2 Switch core

Server lab 99,95% 500 41 Switch

Koneksi antar gedung dan banyaknya koneksi antar gedung serta

penggunaan acces point yang tersebar diseluruh gedung membuat jaringan

semakin komplek, penggunaan VLAN(Virtual Local Area Network)akan membuat

pengaturan jaringan menjadi sangat fleksibel di mana dapat di buat segmen yang

bergantung pada organisasi atau departemen, tanpa bergantung pada lokasi

workstation.Maka dari permasalahan diatas, rancangan jaringan VLAN (Virtual

Local Area Network) dapat digunakan untuk mempermudahkan para

penggunanya dalam proses penggunaan jaringan tersebut.

Berdasarkan hasil identifikasi masalah jaringan komputer yang ada pada

Gambar 6maka dilakukan analisis kebutuhan untuk merancang dan

mengembangkanjaringan yang paling sesuai dengan kondisi sehingga semua

jaringan yang ada akan saling terhubung. Pada tabel 1 berisi indentifikasi

kebutuhan jaringan di Fakultas Teknologi Informasi.

Tabel 2. Tabel kebutuhan jaringan di FTI

No Ruang Switch

PoE 24

Switch

Manageable

Router

1 Shaft lantai 1 2 1

2 Shaft lantai 2 2

3 Shaft lantai 3 2

4 Lab cisco security lantai 3 2

5 Lab komputer Akuntansi lantai 4 2

6 Lab. Bahasa Listening lantai 4 2

7 Lab.Komputer Magister lantai 4 1

8 Shaft lantai 4 4

9 Lab. Komputer Umum 1 lantai 4 2

10 Lab. Komputer Umum 2 lanati 4 2

11 Lab. Komputer Umum 3 lanati 4 2

12 Lab. Komputer Umum 4 lanati 4 2

13 Lab. Komputer Umum 5 lanati 4 2

14 Lab. Komputer Umum 6 lanati 4 2

Page 16: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi … · 2017. 7. 10. · aplikasi Simulasi Jaringan . menggunakan . Cisco Packet Tracer 6.3. untuk melakukan pembua. tan

16

15 Lab. Komputer Umum 7 lanati 4 2

16 Lab. Komputer Umum 8 lanati 4 2

17 Lab. Komputer Umum 9 lanati 4 2

18 Lab. Komputer Umum 10 lanati 4 2

19 Lab. Komputer Umum 11 lanati 4 2

20 Lab. Komputer Umum 12 lanati 4 2

21 Kuliah CCNA 1 lantai 5 1

22 Kuliah CCNA 2 lantai 5 1

23 Lab. Komputer umum lantai 5 1

24 Shaft lantai 5 1

25 Auditorium lantai 6 1

Total 12 34 1

Kebutuhan disesuaikan dengan jumlah ruang yang ada. Kebutuhan jaringan jika

masih diperlukan akan diambil dari sisa port yang ada pada tiap ruang.

Tingkat keamanan pada jaringan dapat dilihat pada tabel 2

Tabel 3. Pengguna pada jaringan FTI UKSW No user keamanan Keterangan

1 Dekan Tinggi Akses yang didapat adalah kewenangan yang dapat akses ke seluruh

jaringan

2 Dosen Sedang Akses untuk kegiatan akademik

3 Mahasiswa Rendah Akses user yang terbatas

4 Kalab Tinggi Akses yang didapat adalah kewenangan yang dapat akses ke seluruh

jaringan

Akses keamanan didapat dari kebutuhan akses level dari pimpinan yang

paling tertinggi yang dapat terhubung ke seluruh jaringan Fakultas Teknologi

Informasi. Sedangkan level Kalab (kepala laboratorium) berguna untuk

pemeliharaan seluruh jaringanFakultas Teknologi Informasi. Pembagian akses

keamanan juga befungsi untuk membatasi akses-akses yang tidak dibutuhkan,

oleh karena itu pembagian pada ip address juga berfungsi untuk mempermudah

pemeliharaan dan pengecekan jaringan di Fakultas Teknologi Informasi.

Pembagian ip address ini berdasar kebutuhan perlantai pergedung dan berdasar

kebutuhan pemakaian. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 4. Tabel IP address dan VLAN pada RouterCore, TU dan Dekan No Nama gedung Id Vlan IP Address Gateway

Page 17: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi … · 2017. 7. 10. · aplikasi Simulasi Jaringan . menggunakan . Cisco Packet Tracer 6.3. untuk melakukan pembua. tan

17

1 routercore C 98 192.168.10.0/30 192.168.10.1

2 server C 99 192.168.11.0/28 192.168.11.1

3 Dekan dan wadek C 100 192.168.100.0/28 192.168.100.1

4 userlantai1/TU A,B,C 101 192.168.101.0/24 192.168.101.1

5 userlantai2 A,B,C 102 192.168.102.0/24 192.168.102.1

6 userlantai3 A,B,C,D 103 192.168.103.0/24 192.168.103.1

7 userlantai4 A,B,C,D 104 192.168.104.0/24 192.168.104.1

8 userlantai5dan6 A,B,C 105 192.168.105.0/24 192.168.105.1

9 voip A,B,C,D,E 106 192.168.106.0/24 192.168.106.1

10 cctv A,B,C,D,E 107 192.168.107.0/24 192.168.107.1

11 wifi A,B,C,D,E 108 192.168.108.0/24 192.168.108.1

12 RFIDFloor A,B,C,D,E 109 192.168.109.0/24 192.168.109.1

13 labTrainigCTCBesar C lantai 2 110 192.168.110.0/26 192.168.110.1

14 LabKompLK C Lantai 2 111 192.168.110.64/26 192.168.110.65

15 LabKompAkun B lantai 4 112 192.168.110.128/26 192.168.110.129

16 LabBahasa Asing B Lantai 4 113 192.168.110.192/26 192.168.110.193

17 LabKompUmum C lantai 5 114 192.168.111.0/26 192.168.111.1

18 Lab CCNA 1 C lantai 5 115 192.168.111.64/26 192.168.111.65

19 LabCCNA2 C lantai 5 116 192.168.111.128/26 192.168.111.129

20 Lab Cisco security D lantai 3 117 192.168.111.192/27 192.168.111.193

21 LabKomp Magister C lantai 4 118 192.168.111.224/27 192.168.111.225

22 LabKompUmum1 E lantai 4 119 192.168.112.0/26 192.168.112.1

23 LabKompUmum2 E lantai 4 120 192.168.112.64/26 192.168.112.65

24 LabKompUmum3 E lantai 4 121 192.168.112.128/26 192.168.112.129

25 LabKompUmum4 E lantai 4 122 192.168.112.192/26 192.168.112.193

26 LabKompUmum5 E lantai 4 123 192.168.113.0/26 192.168.113.1

27 LabKompUmum6 E lantai 4 124 192.168.113.64/26 192.168.113.65

28 LabKompUmum7 E lantai 4 125 192.168.113.128/26 192.168.113.129

29 LabKompUmum8 E lantai 4 126 192.168.113.192/26 192.168.113.193

30 LabKompUmum9 E lantai 4 127 192.168.114.0/26 192.168.114.1

31 LabKompUmum10 E lantai 4 128 192.168.114.64/26 192.168.114.65

32 LabKompUmum11 E lantai 4 129 192.168.114.128/26 192.168.114.129

33 LabKompUmum12 E lantai 4 130 192.168.114.192/26 192.168.114.193

Didapatkan perancangan jaringan untuk gedung Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana sebagai berikut, lihat pada gambar 7.

Page 18: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi … · 2017. 7. 10. · aplikasi Simulasi Jaringan . menggunakan . Cisco Packet Tracer 6.3. untuk melakukan pembua. tan

18

Gambar 8. Pemetaan alamat ip

Perancangan jaringan ini disesuaikan dengan desain rancangan, pengunaan

simulasi pada cisco packet tracer 6.3 sama persis seperti rancangan yang dibuat.

Jaringan yang akan diimplementasikan sudah sesuai dengan kreteria-kriteria

access layer.Implementasi simulasi pada cisco packet tracer 6.3 menggunakan

routing OSPF(The Open Shortest Path First)untuk menghubungkan semua jaringan

yang berbeda.

5.Pengujian Desain

Pada tahapan sebelumnya telah dijelaskan mengenai rancangan dan

implementasi yang akan disimulasikan pada Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana. Berikut ini merupakan hasil beserta bentuk

uraian sistem yang telah disimulasikan.

Page 19: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi … · 2017. 7. 10. · aplikasi Simulasi Jaringan . menggunakan . Cisco Packet Tracer 6.3. untuk melakukan pembua. tan

19

Gambar 9. Simulasi jaringan FTI-UKSW

Gambar 9 menunjukan ada 6 jaringan distribusi yang terdiri dari jaringan

lantai 1, jaringan lantai 2, jaringan lantai 3, jaringan lantai 4, jaringan lantai 5 dan

6, serta jaringan Laboratorium. Semua jaringan memiliki satu distribution switch

yang digunakan untuk akses ke core switch. Setiap jaringan dapat diakses sesuai

dangan keamanan masing-masing jaringan. Core switch menangani semua

koneksi dari distribution switch dan server. Awal pembuatan simulasi adalah

membuat core switch dan distribution switch dengan multilayer switch (cisco WS-

C3560-24PS). konfigurasi core layer untuk memberi jalur ke ditribution layer.

Pada Tabel IP address dan VLAN, ip server digunakan untuk menghubungkan

antara core switch ke distribution switch. Ip address server adalah

192.168.11.0/28.Berikut konfigurasinya pada core switch.

Berikut konfigurasi vlan pada core switch

Kode program1. Konfigurasi vlan pada core layer

Page 20: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi … · 2017. 7. 10. · aplikasi Simulasi Jaringan . menggunakan . Cisco Packet Tracer 6.3. untuk melakukan pembua. tan

20

Berikut konfigurasi untuk interface port

Kode program 2. Konfigurasi interface port pada core layer

Berikut konfigurasi untuk routing ke layer distribution

Kode program 3. Konfigurasi routing pada core layer

Gunakan ujicoba struktural koneksi ke core switch dan dari access layer (end-

user) untuk mengetahui hasil akses jaringan dapat berjalan dengan baik dan

stabil.

Gambar 10. Hasil pengiriman data dari core switch ke distribution switch

Page 21: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi … · 2017. 7. 10. · aplikasi Simulasi Jaringan . menggunakan . Cisco Packet Tracer 6.3. untuk melakukan pembua. tan

21

Gambar 11. Hasil pengiriman data dari acces layer (end-user) ke server domain

Setelah uji coba struktural berhasil maka dilanjutkan dengan uji coba

fungsional. Simulasi pengujian dengan command dari suatu PC ke router core

apakah dapat berhasil berjalan dengan baik sesuai fungsinya.

Gambar 12. Hasil ping dari pc lantai 1 ke router core

Gambar 12 menunjukan bahwa PC lanatai 1 dengan IP Address

192.168.101.2/24 berkomunikasi dengan roouter core dengan IP Address

192.168.10.1/30 berjalan dengan lancar. Selanjutnya untuk ujicoba validasi ini

dapat menggunakan aplikasi packet tracer 6.3 dapat memudahkan dalam

pengawasan khususnya dalam hal kecepatan dan memaksimalkan jaringan

sehingga tidak terjadi suatu pelanggaran hak dalam suatu jaringan komputer.

6. Kesimpulan dan Saran

MetodeHierarchical design modeldapat digunakan untuk mendesain

jaringan computer sesuai dengan kebutuhan operasional FTI-UKSW. Metode

Hierarchical design modelyang menggunakan sistem layer (core, distribution,

Page 22: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi … · 2017. 7. 10. · aplikasi Simulasi Jaringan . menggunakan . Cisco Packet Tracer 6.3. untuk melakukan pembua. tan

22

access ) lebih memungkinkan menghasilkan desain dengan lebih rinci. Selain itu,

ujicoba jaringan secara simulasi telah dilakukan dengan menggunakan PC.

Saran penelitian selanjutnya adalah bagaimana pengujian dari desian yang

telah dihasilkan tersebut dapat diujicoba secara real dengan menggunakan

peralatan-peralatan pengujian yang berlaku standard.

Daftar Pustaka

[1] Zaenal arifin langkah mudah membangun jaringan komputer 2005

[2] Budi Sutedjo Dharma Oetomo, S.kom., MM Konsep dan Perancangan

Jaringan Komputer 2003,2004

[3] http://jurnal.usu.ac.id/singuda_ensikom/article/viewFile/7809/5349

21/6/2016

[4] http://searchnetworking.techtarget.com/tutorial/The-Cisco-three-layered-

hierarchical-model) 4 April 2016

[5] Campus Network for High Availability Design Guide, Cisco Validated

Design, May 21, 2008

[6] https://www.edrawsoft.com/Hierarchical-Network-Design.php4 April

2016

[7] Campus Network for High Availability Design Guide, Cisco Validated

Design, May 21, 2008

[8] Connecting Networks Companion Guide, Chapter 1: Hierarchical Network

Design

[9] http://perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB II siap sidang skripsi.docx

[10] http://www.cisco.com/cpress/cc/td/cpress/ccie/ndcs798/nd2002.htm

[11] Cisco, 2005, Creating Business Value and Operational Exellence with the

Cisco Systems Lifecycle Services Approach