pola pasut
TRANSCRIPT
-
8/4/2019 pola pasut
1/28
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
POLA ARUS PASUT PERAIRAN KECAMATAN SEMARANG UTARA
BIDANG KEGIATAN :PKMP
Diusulkan oleh :
ANINDITO LEKSONO (K2E 006 008/ANGKATAN 2006)
ARIK (K2E 006 0/ANGKATAN 2005)
M MUTAROM YUSUF (K2D 006 0/ANGKATAN 2006)
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2007
HALAMAN PENGESAHANUSULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
1. Judul Kegiatan : Pola Arus Pasut Perairan Kecamatan Semarang Utara
2. Bidang Kegiatan : ( ) PKMP ( ) PKMK
-
8/4/2019 pola pasut
2/28
Ketua Pelaksana Kegiatan,
(Anindito Leksono)NIM. K2E 006 008
(Anindya Wirasatiya, ST,Msi)NIP. 132 304 175
Pembantu Rektor III,
dang Kemahasiswaaan
ukinta, SH,M.Hum)NIP. 131 763 894 (Pilih salah satu) ( ) PKMT ( ) PKMM
3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian(Pilih salah satu) ( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa
( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora( ) Pendidikan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Anindito Leksono
b. NIM : K2E 006 008
c. Jurusan : Ilmu Kelautan
d. Universitas/Institut/Politek : Universitas Diponegoro
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jln banjarsari 58b Tembalang
Semarang (081395658905)
f. Alamat email : [email protected]
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 Oranng
6. Dosen Pendampinga. Nama Lengkap dan Delar : Anindya Wirasatiya, ST,Msi
b. NIP : 132 304 175
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Taman Wanara Mukti 774
Semarang ((024) 6718148
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti : RP. 6.000.000,00
b. Sumber lain : -
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 6 Bulan
Semarang, 24 Agustus 2007
a. Judul Program : POLA ARUS PASUT PERAIRAN KECAMATAN
SEMARANG UTARA
b. Latar Belakang Masalah
Wilayah pesisir adalah suatu jalur saling pengaruh antara darat dan laut,
yang memiliki ciri geosfer yang khusus, kearah darat dibatasi oleh pengaruh sifat-
sifat fisik laut dan sosial ekonomi bahari, sedangkan ke arah laut dibatasi oleh
proses alami serta akibat kegiatan manusia terhadap lingkungan di darat
mailto:[email protected]:[email protected] -
8/4/2019 pola pasut
3/28
(BAKOSURTANAL, 1990).
Pada bentang lahan pesisir (coastal landscape) tercangkup perairan laut yang
disebut dengan pantai atau tepi laut, adalah suatu daerah yang meluas dari titik
terendah air laut pada saat surut hingga ke arah daratan sampai mencapai batas
efektif dari gelombang. Pertemuan antara air laut dan daratan ini dibatasi oleh
garis pantai (shore line), yang kedudukannya berubah sesuai dengan kedudukan
pada saat pasang surut, pengaruh gelombang dan arus laut.
Arus laut merupakan salah satu dinamika perairan yang memberikan
pengaruh terhadap perubahan wilayah pesisir dan laut. Secara sederhana arus
dapat diartikan sebagai sirkulasi massa air dari satu tempat ke tempat lain. Arus
berperan aktif dalam mempengaruhi proses-proses biologi, kimia dan fisika dalam
spektrum ruang dan waktu yang terjadi di lautan (Latief,2002).
Data arus sangat diperlukan dalam penentuan tata letak pelabuhan, alur
pelayaran dan bangunan pantai, pengelolaan lingkungan laut dan penentuan
daerah rekreasi bahari serta budidaya wilayah pesisir (Triadmojo,1999).
Perairan wilayah Semarang yang terletak di Laut utara jawa dengan
kondisi perairan yang relatif tenang mempunyai potensi untuk dikembangkan
sebagai kawasan industri maupun pariwisata, sehingga ketersediaan informasi
awal tentang kondisi perairan, baik biotic maupun abiotik mutlak diperlukan
1.2 Pendekatan Masalah
Pada penelitian ini penulis membatasi permasalahan pada pola arus
menentukan pola arus yang berada di perairan utara Semarang. Maka diperoleh
data pergerakan arus (arah dan kecepatan) dalam rentang waktu yang ditentukan
-
8/4/2019 pola pasut
4/28
dan data elevasi muka air pada rentang waktu yang sama.yang berada di perairan
utara Semarang.
d. Tujuan Program
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola arus di perairan utara
semarang. Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perencanaan pembangunan
wilayah pesisir utara semarang.
e. Luaran Yang Diharapkan
dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan mampu membantu
pemerintah maupun instansi untuk menempatkan data lapangan sehingga dapat
digunakan sebagai referensi dalam perecanaan pembangunan industri maupun
bangunan pantai lainnya, sehingga perencanaan pembangunan lebih optimal dan
tidak membahayakan masyarakat.
f. Kegunanaan Program
sebelum membangun sebuah bangunan pantai atau industri diperlukan
data-data penting yang berguna dalam merencanakan bangunan pantai maupun
industri. Pelaksanaannya diharapkan memperoleh data untuk analisis dan referensi
dalam perencanaan bangunan pantai dan industri. Sehingga dalam membangun
bangunan pantai, sarana dan prasarana dapat disesuaikan dengan kondisi daerah
tersebut, sehingga aman dan berkualitas.
g. Tinjauan Pustaka
g.1 Arus Laut
Arus laut adalah gerakan badan air (Poerbandono, 2005). Arus laut adalah
gerakan massa air laut ke arah horizontal dalam skala besar. Walaupun ada arus
-
8/4/2019 pola pasut
5/28
vertikal, namun arus vertikal hanya terjadi pada perairan laut dalam, pada perairan
dangkal tidak terjadi arus vertikal. (M.S.wibisono, 2005). Maka arus adalah
gerakan air yang menyebabkan terjadinya perpindahan massa air secara
horisontal.dan vertikal. Atau secara sederhana dapat didefinisikan bahwa arus
adalah perpindahan masa air dari satu tempat ketempat yang lain.
Arus laut, baik yang di permukaan maupun di kedalaman, berperan dalam
iklim di Bumi dengan cara menggerakkan air dingin dari kutub ke daerah tropis
dan sebaliknya. Sistem arus global yang mempengaruhi iklim di Bumi ini biasa
disebut sebagai "Great Ocean Conveyor Belt" atau dalam bahasa Indonesia
adalah Sabuk Arus Laut Dunia.
Air laut selalu dalam keadaan bergerak. Arus laut bergerak tak ubahnya
arus di sungai, gelombang laut bergerak dan menabrak pantai, dan gaya gravitasi
bulan dan matahari mengakibatkan naik turunnya air laut dan biasa disebut
sebagai fenomena pasang surut laut.
Arus laut tercipta karena adanya pemanasan di beberapa bagian Bumi oleh
radiasi sinar matahari. Air yang lebih hangat akan "mengembang", membuat
sebuah kemiringan (slope) terhadap daerah sekitarnya yang lebih dingin, dan
akibatnya air hangat tersebut akan mengalir ke arah yang lebih rendah yaitu ke
arah kutub yang lebih dingin daripada ekuator.
Banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap kondisi arus di suatu
perairan dapat dilihat pada gambar g.1.
-
8/4/2019 pola pasut
6/28
Gambar g.1 Banyaknya faktor-faktor yang menentukan karakteristik arus
dalam perairan pantai di Belahan Bumi Utara (Latief, 2002)
Berdasarkan gaya pembangkitnya, arus dapat dibedakan menjadi :
1. Arus yang terjadi karena angin.
2. Arus yang terjadi karena perbedaan tekanan air (densitas) air laut.
3. Arus yang terjadi karena pasang surut.
4. Arus yang terjadi karena gelombang.
g.1.1 arus rang terjadi karena angin
Angin terjadi disebabkan adanya perbedaan tekanan udara, akibat dari
perbedaan atau ketidakseimbangan pemanasan matahari pada tempat-tempat yang
berbeda dipermukaan bumi.
Menurut Wibisono (2005), kecepatan angin dapat menimbulkan gaya
gesek dipermukaan laut. Dan dari gaya gesek tersebut akan menimbulkan
pergerakan masa air, terutama pada permukaan lautan. Arus permukaan yang
ditimbulkan oleh angin tersebut disebut sebagai drift curent. Arus yang
-
8/4/2019 pola pasut
7/28
dibangkitkan oleh angin yang berhembus di permukaan laut disebut wind driven
current. Faktor utama dalam pembentukan arus permukaan adalah angin. Angin
mempunyai konstanta yang tinggi terutama di atas laut. Arus yang terjadi karena
angin juga disebut dengan arus permukaan.
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap arus yang dibangkitkan oleh
angin diantaranya :
1. Kecepatan angin pada permukaan laut
Ketika angin berhembus di laut maka energi ditransfer dari angin ke
permukaan laut. Sebagian digunakan dalam pembentukan gelombang dan
sebagian lagi untuk membawa massa air sehingga terjadilah arus permukaan. Arah
arus permukaan ditentukan oleh beberapa gaya yaitu gaya tegangan angin (w),
gaya Coriolis (Fc), gaya gradien tekanan (F
p).
Perbedaan pemanasan di udara menyebabkan terjadinya perbedaan
penerimaan panas yang diterima oleh bumi, perbedaan tekanan tersebut akan
menyebabkan terjadinya angin. Saat angin bertiup di atas laut, energi dipindahkan
dari angin ke lapisan permukaan, sebagian energi ini digunakan dalam
pembentukan gelombang dan sebagian untuk membawa arus. Semakin besar
kecepatan angin, semakin besar gaya gesekan yang bekerja dan semakin besar
arus pada permukaan. Gaya gesekan yang bekerja pada permukaan merupakan
hasil dari hembusan angin disebut tegangan angin (wind stress).
= Cw2 (2.1)
keterangan :
-
8/4/2019 pola pasut
8/28
: tegangan angin
w : kecepatan angin (m/s)
dimana c bergantung pada kondisi atmosfer, semakin banyak konveksi
turbulen yang terdapat di atmosfer yang melalui permukaan laut semakin besar
harga c.
Hubungan antara kecepatan angin dan kecepatan arus yang dibangkitkan
oleh angin dapat diestimasi, yaitu pada saat gaya gesekan dari udara ke
permukaan laut dan dari laut ke udara bagian bawah adalah sama dalam kondisi
pertumbuhan gelombang jenuh oleh suatu hembusan angin berjangka panjang,
yang mendapatkan persamaan berikut :
=22
0 UCWC dwd = ...
(2.2)
kemudian diasumsikan Cd = Cd karena similiritas dalam lapisan batas udara dan
laut, maka didapatkan persamaan
WWUw
035.00 ==
................................................................................ (2.3)
keterangan :
0
: densitas udara (kg/m3
)
W : kecepatan angin (m/s)
w : densitas air laut (kg/m3)
Cd
: koefisien gesek di udara bagian bagian bawah (kg.m-3)
U : kecepatan arus yang dibangkitkan oleh angin (m/s)
-
8/4/2019 pola pasut
9/28
persamaan tersebut menyatakan bahwa suatu arus yang dibangkitkan oleh angin
besarnya adalah 3.5% dari kecepatan angin yang ditimbulkan pada kondisi
gelombang jenuh (Latif, 2002).
2. Gaya Coriollis
Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, gaya ini akan
membelokkan arah arus dari arah yang lurus. Gaya ini timbul akibat perputaran
bumi pada porosnya. Pembelokan ini akan mengarah ke kanan di belahan bumi
utara, dan mengarah ke kiri di belahan bumi selatan (Illahude, 1999)
Gaya Coriolis menyebabkan timbulnya perubahan arah arus yang
kompleks, seiring dengan makin dalamnya suatu perairan. Kecepatan arus ini
akan berkurang sesuai dengan dengan makin bertambahnya kedalaman perairan,
hingga akhirnya angin menjadi tidak berpengaruh sama sekali terhadap kecepatan
arus pada kedalaman di bawah 200 meter. Pada saat tersebut tingkat perubahan
arah arus yang disebabkan gaya Coriolis akan meningkat. Akibatnya adalah akan
timbul suatu aliran arus dimana makin dalam suatu perairan akan semakin
dibelokkan arahnya. Hubungan inilah yang dikenal sebagai Spiral Ekman.
-
8/4/2019 pola pasut
10/28
Gambar g.2. Spiral Ekman (Sumber : Gross, 1990)
3. Bentuk topografi dasar lautan dan pulau-pulau yang ada di sekitarnya
Beberapa sistem lautan utama dunia dibatasi oleh massa daratan dari 3
sisi dan pula oleh arus equatorial counter disisi yang keempat. Batas-batas ini
menghasilkan system aliran yang hampir tertutup dan cenderung membuat aliran
air mengarah dalam suatu bentuk bulatan. Dapat disaksikan pada gambar di
bawah ini
Gambar g.3. Pola Arus Global. Kombinasi dari tiga kekuatan yaitu pemanasan
matahari, Efek Coriolis dan angin yang membentuk arus laut searah jarum jam di
belahan bumi utara dan berlawanan arah jarum jam di belahan bumi selatan.
g.1.2. Arus Yang Terjadi Karena Perbedaan Densitas
Latief (2002) mendefinisikan arus densitas sebagai suatu aliran yang
-
8/4/2019 pola pasut
11/28
ditimbulkan oleh gradien tekanan horizontal. Arus ini terbentuk mulanya karena
adanya perbedaan pemanasan di berbagai daerah. Akibat pemanasan yang tidak
merata inilah maka terjadi perbedaan suhu yang bersama dengan perbedaan
salinitas lalu membentuk perbedaan densitas di perairan atau dapat dikatakan
terjadi ketidak seimbangan dinamis. Misalnya, tekanan air di daerah subtropis
yang dingin akan lebih besar daripada tekanan air di daerah tropis yang panas, ini
yang disebut dengan ketidak seimbangan yang dinamis sehingga massa air
selanjutnya bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah dalam usahanya
mencari keseimbangan tersebut.
g.1.3. Arus Yang Terjadi Karena Gelombang
Gelombang yang menjalar menuju pantai membawa masa air dan
momentum dalam arah penjalaran gelombang. Transpor masa dan momentum
tersebut menimbulkan arus didaerah dekat pantai. Dibeberapa daerah yang
dilintasinya, prilaku gelombang dengan arus yang ditimbulkanya berbeda. Daerah
yang dilintasi gelombang tersebut adalah Offshore zone, surf zone dan swash
zone. Di daerah lepas pantai(offshore zone), yaitu daerah yang terbentang dari
lokasi gelombang pecah ke arah laut, gelombang menimbulkan gerak orbit
partikel air. Orbit lintasan partikel tidak tertutup, sehingga menimbulkan transpor
masa air.
Di surf zone yaitu daerah antara gelombang pecah dan garis pantai,
ditandai dengan gelombang pecah dan penjalaran gelombang setelah pecah ke
arah pantai. Gelombang pecah menimbulkan arus dan turbulensi yang sangat
besar yang dapat menggerakkan sedimen dasar. Didaerah ini kecepatan partikel
-
8/4/2019 pola pasut
12/28
air hanya bergerak dalam arah penjalaran gelombang
Di swash zone, gelombang yang sampai di garis pantai menyebabkan
masa air bergerak ke atas dan kemudian turun kembali pada permukaan pantai.]
Di daerahsurf zone danswash zone, arus yang terjadi sangat bergantung
pada arah datang gelombang. Apabila puncak gelombang sejajar dengan garis
pantai, maka akan terjadi arus dominan dipantai berupa sirkulasi sel dengan rip
curent yang menuju ke laut (gambar 2.3 A). Kejadian ekstrim lainya terjadi
apabila gelombang pecah dengan membentuk sudut terhadap garis pantai ( >
5), yang akan menimbulkan arus sejajar pantai di sepanjang pantai ( gambar g.3
C). Sedang yang biasa terjadi adalah kombinasi dari kedua kondisi tersebut
(gambar g.3 B)
2.1.4. Arus Yang Dibangkitkan Oleh Pasang Surut
a. Pasang surut
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya gaya tarik
benda-benda langit, terutama matahari dan bulan terhadap masa air laut dibumi.
Meskipun masa bulan lebih kecil dari masa matahari, tetapi karena jaraknya
terhadap bumi jauh lebih dekat, maka pengaruh gaya tarik bulan terhadap bumi
lebih besar dari pada pengaruh gaya tarik matahari. Gaya tarik bulan yang
mempengaruhi pasang surut adalah 2.2 kali lebih besar dari pada matahari.
a. Pembangkit pasang surut
Dari semua benda angkasa yang mempengaruhi proses pembentukan
pasang surut air laut, hanya matahari dan bulan yang sangat berpengaruh melalui
-
8/4/2019 pola pasut
13/28
tiga gerakan utama yang menentukan denyut paras laut dibumi ini. Ketiga
gerakan itu adalah :
1. Revolusi bulan terhadap bumi, dimana orbitnya
berbentuk elips da memerlukan waktu 29.5 hari
untuk menyelesaikan revolusinya.
2. Revolusi bumi erhadap matahari, dengan orbitnya
yang berbentuk elips juga dan periode yang
diperlukan adalah 365.25 hari.
3. Perputaran bumi terhadap sumbunya sendiri dan
waktu yang dibutuhkan adalah 24 jam (one solar
day)
Jika semua gerakan ini berada pada satu bidang datar yang berimpit
dengan bidang katulistiwa bumi, ramalan pasut akan menjadi sangat sederhana.
Kenyataanya sumbu bumi membentuk sudut 66.5 dengan bidang orbit bumi
terhadap matahari (ecliptic planet). Dan bidang orbit bulan embentuk sudut
sebesar 5 terhadap bidang ekliptik tersebut. Keadaan ini menyebabkan sudut
deklinasi bulan terhadap bumi mencapai 28.5 lintang utara atau selatan setiap
18.6 tahin sekali. Fenomena ini menghasilkan konstanta pasut periode panjang
yang disebut nodal tide.
Newton (1642-1727) membuktikan bahwa pergerakan pasut adalah
akibat gaya tarik bulan yang berbeda besarnya disetiap titik dipermukaan bumi.
Perbedaan tersebut disebabkan karena perbedaan jarak setiap titik terhadap bulan.
-
8/4/2019 pola pasut
14/28
b. Tipe pasang surut
Triatmodjo (1999) menjelaskan bahwa bentuk pasang surut disetiap
daerah berbeda. Secara umum pasang surut di berbagai daerah dapat dibedakan
dalam empat tipe, yaitu Pasang surut harian tunggal (diurnal tide), pasang surut
harian ganda (semidiurnal tide), dan dua tipe campuran.
Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide) adalah dimana dalam satu
hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut dengan tinggi yang hampir
sama dan pasang surut terjadi secara berurutan secara teratur. Periode pasang
surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit.
Pasang surut harian tunggal (diurnal tide) adalah dimana dalam satu hari
hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut. Periode pasang surut jenis ini
adalah 24 jam 50 menit
Pasang surut campuran condong ke harian ganda adalah dimana dalam
satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut tetapi tinggi danperiodenya
berbeda.
Pasang surut campuran condong ke harian tunggal adalah dimana dalam
satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut, tetapi kadang-kadang untuk
sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan periode yang
sangat berbeda.
c. Kondisi pasang surut di Indonesia
Pariwono (1989) menuliskan bahwa pada umumnya sifat pasut di suatu
perairan ditentukan dengan menggunakan rumus Formzahl, yang berbentuk :
-
8/4/2019 pola pasut
15/28
22
11
SM
OKF
+
+=
...................................................................................................(2.4)
dimana F : nilai Formzahl
K1 dan O1 : Konstanta pasut harian Utama
M2 dan S2 : Konstanta pasut ganda utama
Klasifikasi pasut didaerah tersebut adalah
Jika 41F maka tipe pasang surut harian ganda
Jika,
211
41
-
8/4/2019 pola pasut
16/28
Lebih jelas Poerbondono (2005) menjelaskan bahwa gerak vertikal (naik
turunya) permukaan air laut karena pasut pada wilayah perairan dan interaksinya
dengan batas-batas perairan tempat pasut tersebut terjadi, menimbulkan gerak
badan air ke arah horizontal. Batas-batas perairan tersebut dapat berupa dinding
(pantai dan kedangkalan) dan lantai dasar perairan. Fenomena ini sangat terasa
pada wilayah perairan tertutup (teluk), perairan dangkal, kanal-kanal pasut dan
muara sungai (delta dan estuari). Istilah tidal stream atau tidal curentatau arus
pasut kemudian diberikan pada fenomena ini yang merupakan gerak horisontal
badan air menuju dan menjauhi pantai seiring dengan naik dan turunya muka laut
yang disebabkan oleh gaya-gaya pembangkit pasut.
e. Sifat arus pasut
Arus pasut mempunyai sifat bergerak dengan arah yang saling bertolak
belakang atau bi-dirrectional. arah arus saat air meninggi biasanya bertolak
belakang dengan arah arus saat air merendah. kecepatan arus pasut minimum atau
efektif nol terjadi saat air tinggi atau air rendah ( slack waters). pada saat-saat
tersebut terjadi perubahan arah arus pasut. kecepatan arus pasut maksimum terjadi
pada saat-saat antara air tinggi dan air rendah.dengan demikian, perioda kecepatan
arus pasut akan mengikuti perioda pasut yang membangkitkanya.
f. Prosedur pengukuran arus pasut
Pada lingkungan laut yang didominasi oleh pasut, maka durasi
pengukuran arus pasut setidak-tidaknya adalah sepanjang perioda pasut. untuk
daerah dengan tipe pasut yang diurnal atau campuran,maka durasi pengukuran
-
8/4/2019 pola pasut
17/28
arus sekurang-kurangnya adalah 25 jam. sementara, untuk daerah dengan sifat
pasut yang semi diurnal, maka durasi pengukuran arus sekurang-kurangnya adalah
13 jam. cakupan waktu tersebut sangat diperlukan untuk memperoleh gambaran
yang menyeluruh tentang arah dan kecepatan arus pasut pada satu perioda pasut.
g.2 Teori Arus (Theory of Ocean Currents)
Konsep dasar arus sangat berhubungan dengan distribusi densitas. Teori
arus berdasarkan pada hukum fisik yaitu, suatu badan massa air laut bergerak
dengan kecepatan yang sama, sesuai dengan gaya yang bekerja pada masa air
tersebut adalah sama .(Agus Hartoko, 2000).
Didalam massa air tersebut bekerja gaya pada arah dimana tekanan akan
menurun, yaitu pada arah pressure gradient. Pressure gradien adalah perbedaan
tekanan massa air laut, dimana semakin kedalam semakin besar tekanan air
lautnya.
Isobaric surface adalah suatu permukaan lapisan massa air imaginer
(maya) dimana tekanan airnya adalah sama. Keadaan setimbang (Static
equilibrium) adalah keadaan dimanan gaya yang bekerja adalah sama atau
dimanagaya tarik bumi (gravitasi) adalah seimbang dengan gaya kearah
permukaan. Gaya coriolis/ coriolis force adalah gaya yang membelok karena
rotasi bumi, yaitu akibat pergerakan massa air laut di permukaan bumi akan
sebanding dengan kecepatan perpindahan masa ke kanan di belahan bumi Utara
dan ke kiri dibelahan bumi Selatan.
Dalam pergerakan massa air, dapat dikatakan bahwa tidak akan terjadi
akselarsi, bila komponen-komponen gravitasi yang bekerja pada isobaric surfice
-
8/4/2019 pola pasut
18/28
sebanding dengan coiolis force.
g.3 Pengukuran Arus
Teknik pengukuran arus dapat dilakuakan dengan pendekatan Lagrangian
atau Eulerian. Pendekatan Lagrangian dilakukan dengan pengamatan gerakan
massa air permukaan dalam rentang waktu tertentu (Poerbandono, 2005).
Implementasinya biasanya dilakuakan dengan sebuah pelampung. Selama selang
waktu tertentu dan dalam interval waktu yang tertentu pula, pengamat mencatat
posisi pelampung tersebut.
Sementara pendekatan Eulerian dilakukan dengan pengamatan arus pada
suatu posisi tertentu di suatu kolom air. Data yang diperoleh dengan pendekatan
ini adalah kekuatan dan arah arus pada suatu tempat sebagai fungsi dari waktu.
g.4 Prosedur Pengukuran Arus
Pada lingkunagan laut yang didominasi oleh pasut, maka pengukuan arus
pasut setidak-tidaknya adalah sepanjang perode pasut. Untuk daerah dengan sifat
pasut yang diural atau campuran, maka durasi pengukuran adalah sekurang-
kurangnya 25 jam. Sementara, untuk daerah dengan dengan sifat pasut semi-
diural, maka durasi pengukuran adalah sekurang-kurangnya adalah 13 jam
(Poerbandono,, 2005). Cakupan waktu tersebut sangat diperlukan untuk
memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang arah dan kecepatan arus pasut
pada satu periode pasut.
Pengukuran perlu dijadwalkan selama dua kali dengan selang waktu
sekitar 7 hari. Interval waktu pengukuran dapat dilakukan setiap 1 jam untuk
pengukuran pada pantai yang mempunyai sifat pasut diural. Sebaiknya
-
8/4/2019 pola pasut
19/28
pengukuran dilakukan sekurang-kurangnya dengan interval 30 (Poerbandono,
2005).
g.4.1 Pengukuran arus dengan cara mekanik
Current meter adalah alat pengukur arus yang sangat popular. Pada saat
awal dikembangkannya, alat ini bekerja secara mekanik. Badan air yang bergerak
memutar baling-baling yang dihubungkan dengan sebuah roda gigi. Pada roda gigi
tersebut terdapat penghitung (counter) dan pencatat waktu (time-keeper) yang
merekam jumlah putaran untuk setiap satuan waktu. Melalui suatu proses
kalibrasi, jumlah putaran per satuan waktu yang dicatat dari alat ini dikonversi ke
kecepatan arus dalam meter per sekon (m/s). alat ukur ini mempunyai ketelitian
pengukuran yang relatif sangat baik. Beberapa current meter mampu mengukur
perubahan kecepatan gerak badan air sampai denagan 1 mm/s. kini, telah
berkembang current meter yang bekerja secara elektronik dan mempunyai
kemampuan perekan data yang sangat besar (Poerbandono, 2005).
Hingga dewasa ini, current meter sangat umum dipakai untuk mengukur
arah dan kecepatan arus pada suatu lokasi dengan ketinggian tertentu dari dasaer
perairan. Kedalaman pengukuran yang dipilih biasanya sekitar 60% dari
permukaan air (atau 40% kedalaman dari dasar perairan). Pada kedalaman
tersebut kecepatan yang terukur biasanya sama dengan kecepatan arus rata-
ratanaya, maka akan diperlukan dua atau lebih current meter yang digantung pada
kedalaman pengukuran yang berbeda. Keputusan mengenai jumlah alat yang
dipakai pada suatu kolom pengukuran akan sangat tergantung pada kebutuhan dan
-
8/4/2019 pola pasut
20/28
Gambar. Current Meter
penggunaan data pengukuran tersebut, ketersedian sumberdaya (alat dan biaya)
dan kondisi lapangan (utamanya sifat gerakan badan air) (Poerbandono, 2005).
g.4.2 Pengukuran Arus dengan Cara AkuistikEfek dopler adalah fenomena kesetaraan perubahan frekuensi duatu bunyi
(yang diterima oleh pengamat) dengan perubahan kecepatan sumber bunyi.
Peristiwa ini biasanya dijelaskan dengan peluit kareta api yang terdengar
meninggi saat mendekati pengamat dan merendah saat kereta apai menjauhi
pengamat. Didalam air terdapat material-material padat yang tersuspansi misalnya
: (sedimen plankton dan lainnya) dan bergerak dengan arah dan kecepatan yang
sama dengan arus. Jika gelombang akuistik dengan frekuensi dan intensitas
tertentu dibangkitkan dan ditembakkan ke suatu kolom air, maka material-
material padat tersuspensi pada lapisan air yang diukur akan memantulkan
gelombang yang ditembakkan tersebut kembali ke pembangkit. Karena material
pamantul bergerak relative terhadap sumber (Poerbandono, 2005).
g.5 Pengolahan dan Penyajian Data Pengukuran ArusArus memiliki energi atau kapasitas angkut (carrying capacity) yang
sebanding dengan kecepatannya. Kapasitas angkut tersebut merupakan
representasi dari tekanan (stress) yang terjadi akibat gesekan (friction) antara
lapisan badan air yang bergerak dan dengan dasar perairan. Tekanan yang bekerja
di dasar perairan disebut tekanan geser dasar (bed shear stress) dan dinotasikan
sebagai b. pada sisi lain, sedimen di dasar perairan memiliki resistansi atau
enggan bergerak yang secara umum sebanding dengan ukurannya antara kapasitas
angkut denagan ukuran sediment (Poerbandono, 2005)
METODE
-
8/4/2019 pola pasut
21/28
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu dan tempat adalah bertempat di kecamatan Semarang utara pada
tanggal 29 Oktober-12 November 2007. kemudian pengolahan data dilakukan di
Laboratorium Komputasi Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Diponegoro Semarang.
Peta Lokasi Penelitian
Sember : Google
Earth
3.2 Materi
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data arus sebagai
materi utama yang akan dibahas, data pengamatan pasang surut dan pete batimetri
sebagai data pendukung.
Tabel 2.1. Daftar Alat
No Nama Alat Satuan Fungsi
1 Floating Current Meter - Mengukur kecepatan arus
2 Kompas ( ) Mengukur arah arus
-
8/4/2019 pola pasut
22/28
sv
t=
3 GPS ( ) Mengetahui posisi
4 Stopwatch det (detik) Mengukur waktu
5 Perahu - Alat Transportasi
6 Alat Tulis - Mencatat data7 Palem Pasut cm (centi
meter)
Mengukur elevasi muka air
8 Komputer - Untuk pengolahan data
2.3 Metode
2.3.1 Metode Pengambilan Data
Penelitian ini menggunakan metode pengambilan data dengan
pendekatan Lagrangian. Pendekatan Lagrangian dilakukan dengan pengamatan
gerakan massa air permukaan dalam rentang waktu tertentu. Implementasinya
biasanya dilakukan denagn sebuah pelampung. Selama selang waktu tertentu dan
dalam interval waktu yang tertentu pula, pengamat mencatat posisi pelampung
tersebut (Poerbandono, 2005). Pengamatan dan pengambilan data arus ini
dilakukan setiap 1 jam selama 24 jam dan dalam rentang waktu 3 hari. Data yang
diperoleh dari pengamatan tersebut adalah jarak tempuh pelampung (s), waktu
tempuh pelampung (t) dan arah gerak pelampung (), yang selanjutnya akan
diolah menggunakan program microsoft excel.
2.3.2. Metode Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari pengamatan langsung dilapangan adalah jarak
tempuh pelampung (s), waktu tempuh pelampung (t) dan arah gerak pelampung.
Dari dat tersebut diperoleh data kecepatan arus total (v) dengan membandingkan
jarak tempuh pelampung (s) dengan waktu tempuh pelampung (t)
-
8/4/2019 pola pasut
23/28
sinVx v = cosVy v =
Dari data kecepatan arus total tersebut kemudian dilakukan perhitungan
untuk mendapatkan kecepatan arus pasutnya ( filtering data), yaitu dengan
melakukan tahapan berikut :
menghitung kecepatan searah sumbu x (Vx) dengan persamaan
menghitung rata-rata kecepatan searah sumbu x (Vrx) dengan
persamaan
Vx
Vrx n=
dengan n : Jumlah data
Menghitung kecepatan searah sumbu y (Vy) dengan persamaan
Menghitung rata-rata kecepatan searah sumbu y (Vry) dengan
persamaan
Vx
Vry n=
dengan n : Jumlah data
1. Menghitung nilai A dan B dengan persamaan
A Vx Vrx=
B Vy Vry=
2. Menghitung kecepatan arus pasang surut (res)
2 2res A B= +
3. Menghitung arah arus pasut
arctanA
DegB
=
4. Menentukan arah berdasarkan kuadran dengan ketentuan
Jika A > 0 dan B > 0 maka plot di kuadran I
-
8/4/2019 pola pasut
24/28
Jika A > 0 dan B < 0 maka plot di kuadran II
Jika A < 0 dan B < 0 maka plot di kuadran III
Jika A < 0 dan B > 0 maka plot di kuadran IV
I. Jadwal kegiatan program
Terlampir
ESTIMASI DANA
4.1 Pengeluaran
Transportrasi Rp. 140.000
Kertas A4 80 Gram @RP 25.000 RP 50.000
Tinta printer RP 80.000
Alat tulis Rp 5.000
Sewa Perahu 7 hari x 150.000 Rp. 1.050.000
Sewa Floating Current Meter 7 hari x 500.000 Rp. 3.500.000
Sewa GPS 7 hari x 150.000 Rp. 1.050.000
Kompas Rp. 45.000
Stopwacth Rp. 50.000
Palem pasut Rp. 30.000+
Total Rp. 6.000.000
4.2 pendapatan
Dikti Rp. 6.000.000
-
8/4/2019 pola pasut
25/28
Total Rp. 6.000.000
.
DAFTAR PUSTAKA
Poerbandono, der Nat dsn Djunarsjah, Eka.2005.Survei Hidrografi.PT. Refika
Aditama.Bandung.
Wibisono, M. S.2005.Pengantar Ilmu Kelautan.Grasindo.Jakarta (halaman 87-98)
Latief, H. 2002. Oseanografi Pantai. ITB. Bandung. (halaman 4-1 sampai 4-14)
Ilahude, Abdul Gani DR.1999.Pengantar ke Oseanologi Fisika.LIPI.Jakarta.
(halaman 135-151)
Hartako, Agus.2000.Diktat Kuliah dan Buku petunjuk Praktikum Matakuliah
Oseanografi Fisika.Universitas Diponegoro.Semarang.
-
8/4/2019 pola pasut
26/28
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Ketua Pelaksana
Nama : Anindito Leksono
NIM : K2E 006 008
Tempat / Tanggal Lahir : Cirebon, 19 Juli 1988
Universitas : Diponegoro
Alamat : Jln. Banjarsar No.58b Tembalang
Semarang
No HP : 081395658905
E-Mail : [email protected]
Anggota pelaksana 1
Nama : Arik Wijayanti
NIM : K2E 005 304
Tempat / Tanggal Lahir :
Alamat :
No HP : 085225949698
E Mail :
Anggota pelaksana 2
Nama : Mohamad Mutarom Yusuf
NIM : K2D 006 059
mailto:[email protected]:[email protected] -
8/4/2019 pola pasut
27/28
Tempat / Tanggal Lahir : Purwodadi
Alamat : Jln. Banjarsari No 58b Tembalang
Semarang
No HP : 085226391029
E mail :
-
8/4/2019 pola pasut
28/28
no
NO NAMA KEGIATAN
TANGGAL PELAKSANAAN
BULAN I BULAN II BULAN III BULAN IV
1 Persiapan
a. Survei Lokasi
b. Sewa Alat
2 Pelaksanaana. pengambilan data
lapangan
b. pengolahan datalapangan
3 Pelaporan