Download - SISTEM EKONOMI POLITIK CINA
SISTEM EKONOMI POLITIK CINA
(Studi Kasus: Peralihan Sistem Ekonomi Sosialisme Menuju Sistem Ekonomi Kapitalisme )
Disusun Oleh :
Elya Novita Sari S
130906065
Dosen Pembimbing: Prof. Subhilhar, MA., Ph.D
DEPARTEMEN ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK ELYA NOVITA SARI SITUMORANG (130906065) SISTEM EKONOMI POLITIK CINA (Studi Kasus: Peralihan Sistem Ekonomi Sosialisme Menuju Sistem Ekonomi Kapitalisme) Rincian Isi Skripsi: 113 halaman, 21 buku, 7 jurnal dan 13 situs internet.
ABSTRAK Penelitian ini mencoba menguraikan tentang peralihan sistem ekonomi Cina dari sistem sosialisme menuju sistem kapitalisme. Dimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi peralihan sistem ekonomi Cina dari sosialisme menuju kapitalisme dalam perspektif analisis perbandingan. Oleh sebab itu, interaksi politik dalam hal ini berkaitan antara kepemimpinan Mao Zedong sebagai pemimpin revolusi Cina menuju sosialisme dengan kepemimpinan Deng Xiaoping yang reformasi Cina menuju sistem kapitalisme. Penelitian juga melihatbagaimana keadaan masyarakat Cina dibawah sistem sosialisme dan keadaan Cina dibawah sistem kapitalisme. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersumber dari buku-buku,arsip-arsip, dokumen-dokumen dan internet. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu dengan membuat, menggambarkan, meringkaskan dari berbagai kondisi dengan berbagai variabel yang timbul pada objek penelitian ini dan mengungkapkan fakta melalui pengumpulan data-data untuk kemudian dipelajari, diolah, dianalisa dan kemudian ditafsirkan yang disajikan secara deskriptif. Adapun teori yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Teori Ekonomi Politik dan Teori Sosialisme Marxisme. Teori Ekonomi Politik penulis gunakan untuk melihat dan mengalisis sistem ekonomi Cina dimasa Mao Zedong maupun di masa Deng Xiaoping Sementara teori Sosialisme Marxis penulis gunakan untuk membedah ekonomi politik Cina sebagai negara sosialisme dengan perspektif Marx. Sehingga penulis mampu menyimpulkan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi peralihan sistem ekonomi Cina. Faktor internal peralihan disebabkan oleh tingginya tingkat kesenjangan ditengah masyarakat akibat fase awal peralihan sistem feodal menjadi sistem sosialisme masih menyisakan watak borjuasi di Cina. Dampaknya, watak klas borjuasi masih ada didalam kepemimpinan Partai Komunis Cina. Hal ini yang menciptakan pandangan yang berbeda bagi kalangan marxis dan kalangan revisionis dalam melihat kontradiksi didalam masyarakat Cina. Sedangkan faktor eksternal peralihan disebabkan oleh
Universitas Sumatera Utara
kekalahan negara Uni Soviet sebagai kiblat negara sosialisme dan kampanye hitam oleh kalangan negara dunia dalam memandang sosialisme di era Mao Zedong. Kata kunci : Ekonomi Politik,Klas, Restorasi Kapitalisme danRevisionis Moderen,
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE ELYA NOVITA SARI SITUMORANG (130906065) THE SYSTEM OF POLITICAL ECONOMY OF CHINA (Case study : The Transition from a socialist to capitalist economic system) Description : 114 pages, 21 books, 7 journal, and 13 websites
ABSTRACT This research tried to explain about the transition of China’s economic system from a socialist to capitalist system. This research was aimed at describing the factors that influence the transition of China’s economic system from a socialist to capitalist system in the perspective of comparative analysis. Therefore, the political interaction is related to the leadership of Mao Zedong as China’s revolutionary leader to socialism and the leadership of Deng Xiaoping who reformed China to capitalist system. This research also described condition of the people of China under capitalist system. This research used datas that come from books, archieves, documents, and websites. The method analysis that is used for this research was the descriptive qualitative method which is done by making, describing, summarizing from many conditions with some variables appeared on the object of this research, and revealing facts by gathering datas to be learned, processed, analyzed, and interpreted descriptively. The writer used the theory of Political Economy Theory and Marxism Socialism Theory. The Theory of Political Economy is used for describing and analyzing the China’s economic system under Mao Zedong and Deng Xiaoping . Meanwhile, Marxism Socialism Theory is used for reviewing China’s political economic as socialist country in the perspective of Marx Hence, the writer is able to conclude the internal and external factors that influence the transition of China’s economic system. The Internal factor was caused by the high levelof inequality between the people of China as a result of the first phase of the transition from a feudalist system to socialist system that still left the bourgeoisie character in China. Consequently, the bourgeoisie character still left in the leadership of China’s Communist Party. This created the different views for marxist and revisionist group that looked upon the contradictions of the people of China. While the external factor was caused by the defeat of Uni Soviet as the central of socialist country and the black campaign by the world countries for viewing socialism under Mao zedong.
Universitas Sumatera Utara
Keywords : Political Economy, Class, Capitalism Restoration and Modern Revisionist.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan tepat waktu. Skripsi ini berjudul “Sistem Ekonomi
Politik Cina (Studi Kasus : Peralihan Sistem Ekonomi Sosialisme Menuju Sistem
Ekonomi Kapitalisme).
Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang disusun dan ditujukan untuk
memenuhi syarat menempuh ujian akhir Strata-1, Jurusan Ilmu Politik, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini dapat
terselesaikan dengan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
ucapan terima kasih juga tidak lupa penulis haturkan kepada :
1. Terima kasih kepada Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Terimakasih kepada Ibu Dra. T. Irmayani, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu
Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
3. Terima kasih kepada Bapak Prof. Subhilhar, M.A, Ph.D selaku dosen
pembimbing saya. Terima kasih untuk segala saran, kritik, dan motivasi yang
diberikan dalam membimbing dan mengarahkan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Kedua orang tua Saya, Bapak Samidun Situmorang dan Ibu Damsiah Siregar
yang selalu memberikan semangat kepada saya baik secara moril maupun
materi. Terimakasih atas dukungan yang diberikan selama ini.
5. Seluruh dosen dan staft pengajar Ilmu Politik FISIP USU yang sudah memberi
ilmu pengetahuan dan pengajaran kepada saya selama kuliah di Ilmu Politik
FISIP USU.
Universitas Sumatera Utara
6. Kedua saudara saya, Andes Febriansyah Situmorang, S.E dan Afrilio
Heriansyah Situmorang, S.H yang telah memberikan dukungannya selama ini.
7. Rekan-rekan Ikatan Mahasiswa Departemen Ilmu Politik secara khusus kepada
teman-teman angkatan 2013, yang telah memulai perjalanan mulai dari awal
perkuliahan sampai dipenghujung akhir akademik kita.Semoga kawan-kawan
dapat segera menyelesaikan skripsinya.Dan juga seluruh pihak terkait yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dalam pengumpulan data, pengolahan data, serta penyajiannya. Penulis berharap
penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca walaupun masih terdapat
banyak kekurangan dalam penulisan. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka
untuk menerima kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih bagi semua pihak
yang telah memberi bimbingan, masukan, bantuan, dan dukungan selama proses
pengerjaan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Medan, Februari 2017
Elya Novita Sari Situmorang
130906065
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ABSTRAK …………………………………............................................. i
ABSTRACT ………………............................………………................ ii
KATA PENGANTAR …………………………………............................ iii
DAFTAR ISI ……………………………………….................................. iv
BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………............ 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………........... 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………..........… 11
1.3. Batasan Masalah …………………………………………..........…… 12
1.4 Tujuan Penelitian …………………………………………...........…… 12
1.5 Manfaat Penelitian ……………………………………………............ 12
1.6 Kerangka Teori…………………………………………………........... 13
1.6.1 Teori Ekonomi Politik …………………………………........ 13
1.6.2 Teori Sosialisme Marxis....................................................... 22
1.7 Metodologi Penelitian ........................................................................ 27
1.7.1 Metode Penelitian ......………………………………........... 27
1.7.2 Jenis Penelitian ………………………………………......... 27
1.7.3 Teknik Pengumpulan Data ……………………………......... 28
Universitas Sumatera Utara
1.7.4 Teknik Analisis Data …………………………………......... 28
1.8 Sistematika Penulisan ……………………………………………........ 30
BAB II : PROFIL NEGARA CINA …………………........................... 32
2.1. Sejarah Negara Cina ……………………………………….................. 32
2.1.1. Fase Sistem Masyarakat Perbudakan Menuju Sistem
Masyarakat Feodal Di Negara Cina (2100 SM-1644) ... 32
2.1.2. Fase Sistem Masyarakat Feodal dan Sistem Kolonialisme
Di Negara Cina (1644-1911) ……………………....... 35
2.1.3. Republik Cina Dibawah Kepemimpinan Pemerintahan
Nasionalis (1912) …………………...…………………...... 38
2.1.4. Kebangkitan Gerakan Komunis Di Era Pemerintahan
Nasionalis (1927) ……………...…………......................... 39
2.1.5. Pemerintahan Nasionalis Cina dan Kaum Komunis
Melawan Agresi Militer Jepang ……...…………............ 40
2.1.6. Fase Kemenangan Kaum Komunis Cina (Revolusi Sosial
Cina) …...………….....…...………….....…...…………..... 42
2.1.7. Fase Cina Dibawah Kepemimpinan Kaum Komunis
dan Kemunculan Revisionis Modern ….....…...…......... 44
2.2. Keadaan Alam & Sosial …….....…...………….....…................... 45
2.2.1. Keadaan Alam ...…...………….....…............................. 46
2.2.2. Keadaan Sosial ...………….....…................................... 47
Universitas Sumatera Utara
BAB III : PERALIHAN SISTEM EKONOMI SOSIALISME CINA
MENUJU SISTEM EKONOMI KAPITALISME ………............... 53
3.1. Kebijakan Ekonomi Politik Mao Zedong ….....…................ ......... 65
3.2. Kebijakan Ekonomi Politik Deng Xiaoping ........................... ......... 70
3.3. Perbedaan Sistem Ekonomi Politik Mao Zedong Dengan Sistem
Ekonomi Politik Deng Xiaoping ............................................ .......... 75
3.3.1. Pembangunan Politik Negara Cina.......................... .......... 76
3.3.2. Kebijakan Ekonomi Politik Cina.......................... ........... 80
3.3.3. Kediktatoran Klas Masyarakat Cina.......................... ......... 85
3.3.4. Kebijakan Kebudayaan Cina.......................... .................... 90
3.4. Faktor-Faktor Mempengaruhi Peralihan Sistem Ekonomi Politik
Cina Dari Sosialisme-Kapitalisme ............................................ ......... 96
3.4.1. Faktor Internal.......................................................... ...... 96
3.4.2. Faktor Eksternal................................................... ....... 104
BAB IV : PENUTUP ........................................................ ................ 111
4.1. Kesimpulan .......................... .......................................... ....... 111
4.2. Saran .......................... .......................................................... ...... 112
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... .......... 114
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam memahami ekonomi politik sebagai sebuah disiplin ilmu antara
ilmu ekonomi dan ilmu politik, maka tujauan orientasinya adalahanalisa kebijakan
ekonomi melalui proses politik.Tidak lain sebagai syarat untuk memajukan
kekuatan kesejahteraan negara dan masyarakatnya. Perkembangantentang sistem
corak produksi masyarakat dan negara tidak boleh dilepaskan dari perkembangan
sistem ekonomi masyarakatnya. Ketika sistem ekonominya bersifat kolektif
seperti halnya dizaman komunal primitif maka sistem politik yang digunakan juga
bersifat kolektif.
Atau sebaliknya ketika sistem ekonominya monopoli seperti hanya
dizaman kapitalisme maka sistem politik yang digunakan juga bersifat
monopoli.Ekonomi Politik adalah bagian terpenting dari dasar kehidupan
bermasyarakat. Ekonomi sebagai basis ilmu yang mempengaruhi segala aspek
dari kehidupan masyarakat, sedangkan ilmu politik sebagai ilmu yang
menentukan segala aspek dari kehidupan masyarakat. Meskipun telah mengalami
kemajuan besar, ekonomi politik pada masa lalu hanya terbatas pada kepemilikan
alat produksi atas perseorangan dan sistem kapitalis yang sama sekali tidak
berbicara tentang sistem kepemilikan bersama.
Universitas Sumatera Utara
Dimulai dari sistem ekonomi politik merkantilisme, keynes, maupun
liberal yang tidak dapat menjelaskan dengan komplit hukum-hukum ekonomi atas
kepemilikan pribadi dan menghiraukan sistem-sistem ekonomi kolektif. Dalam
sejarahnya perkembangannya ekonomi politik mengalami penajaman selama abad
ke 17 sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Akan tetapi sebagai ilmu modern dan
ilmiah baru ekonomi politik mendapat kedudukan pada abad ke 18. Namun yang
menjadi titik tonggak awal sistem yang sampai saat ini masih terus eksis adalah
sistem ekonomi politik kapitalisme.
Sistem ekonomi politik kapitalisme merupakan sistem ekonomi politik
yang terus berkembang dengan corak hubungan produksi antara si pemilik modal
dengan si penjual tenaga kerja. Sejalan dengan defenisi yang dikatakan oleh
Dudley Dillard, bahwakapitalisme merupakan hubungan diantara pemilik pribadi
atas alat-alat produksi (tanah, tambang, instalasi, industri yang secara
keseluruhan disebut modal) dengan para tenaga kerja yang bebas yang menjual
tenaga kerjanya kepada majikan.1
Sistem ekonomi politik kapitalisme lahir dari keruntuhan hubungan
produksi feodalisme antara tuan tanah dengan tani hamba. Perkembangan
hubungan produksi dimasa feodalisme telah dimulai sejak abad ke-4M dan
akhirnya mengalami kehancuran akibat penguasaan alat produksi yang terus
berkepanjangan yang dilakukan tuan tanah terhadap tani-tani hamba.
1 Dudley Dillard.1988.The Barter Illusion in Classical and Neoclassical Economics. Eastern Economics Journal Vol. XIV, No. 4 Oktober-Desember. Hal. 309
Universitas Sumatera Utara
Hal ini ditandai dengan pergolakan tani-tani hamba yang terus
termodrenkan akibat perkembangan ilmu pengetahuan atas praktek produksi
feodalisme. Ilmu pengetahuan yang semakin berkembang sejak dimulainya era
pencerahan (renaisains) dari era kegelapan (dark age) telah menciptakan bentuk-
bentuk praktek produksi baru dari pengolahan tanah secara tradisional menuju
praktek kerja yang lebih modern. Hasil pengolahan tanah dapat dikembangkan
menjadi barang yang memiliki nilai guna lebih tinggi. Karenanya kemunculan
gilde-gilde atau industri rumah tangga di sekitar abad ke 17 ini menjadi cikal
bakal lahirnya sistem ekonomi politik kapitalisme.2
Ditengah kondisi persaingan pasar dan kesenjangan antara klas
masyarakat, telah menciptakan kontradiksi baru antara klas pekerja dengan klas
pemodal. Atas dasar ini Karl Marx mengeluarkan teorinya tentang ekonomi
politik sosialisnya yang menjadi sebuah studi ilmu ekonomi dan politik yang
Sistem kapitalisme tidak jauh berbeda dengan sistem masyarakat feodal
dimana alat produksi masih dimonopoli oleh sekelompok orang. Akan tetapi
sistem kapitalisme dengan sistem feodal, lebih bercirikan atas monopoli modal
yang dilakukan oleh kaum pemodal sebagai usaha memperkaya diri. Sistem
kapitalisme terus berkembang pesat sejalan dengan perkembangan industri yang
dikuasai oleh kaum borjuasi. Sampai akhirnya pada abad 19, sistem kapitalisme
mencapai tahapan tertingginya yaitu sistem imperialisme dari perkembangan dari
kapitalisme modren.
2 Frederick Engels. Dialektika Alam.Jakarta: Hasta Mitra. 2005. Hal 48
Universitas Sumatera Utara
menghapuskan kepemilikan alat produksi atas perseorangan yang sudah
berkembang sejak lama.
Karl Marx dengan ilmiah dan menyeluruh menyelidiki kompleksitas
hubungan produksi dan pertukaran barang-barang dalam sistem kapitalis juga
terhadap sistem ekonomi lain sebelumnya. Ketika sistem ekonomi sebelumnya
melegalkan sisem ekonomi dengan corak produksi kepemilikan pribadi, maka
Marx beranggapan bahwa kepemilikan pribadi adalah cikal bakal penghisapan
manusia atas manusia.
Dalam sistem ekonomi sosialis, Marx beranggapan bahwa kontradiksi
antara pemilik alat produski dan golongan yang tidak memiliki alat produksi telah
melahirkan kesenjangan sosial yang begitu tinggi. Akan tetapi disatu sisi lain
kondisi kemiskinan adalah dasar terbangunnya persatuan untuk menciptakan
formula perkembangan sosialisme dan kebangkrutan yang akan dialami oleh
sistem kapitalisme yaitu melalui jalan revolusi sosial. Berlandaskan kepada
dialektika histori perkembangan masyarakat, Marx berdalil bahwa masa depan
sosialisme adalah anti thesis dari sistem kapitalisme.3
Berdasarkan penemuan Marx, revolusi sosialis memiliki fondasi yang
kokoh dan ilmiah sebagai satu-satunya jalan menuju sistem ekonomi politik
sosialisme. Perkembangannya revolusi sosial mulai merebah di mulai dari dataran
benua Eropa sampai ke Asia. Pergerakan-pergerakan nasional untuk
3 Nur Santoso Sayid. Negara Marxis dan Revolusi Proletariat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal 292
Universitas Sumatera Utara
membebaskan diri dari sistem kapitalisme dan feodal telah membawa pembebasan
nasional dibeberapa negara. Seperti halnya di Prancis melalui Revolusi Paris
dibawah kepemimpinan Karl Marx, Uni Soviet melakukan Revolusi Oktober 1917
dibawah kepemimpinan Vladimir Lennin, dan Revolusi Tiongkok dibawah
kepemimpinan Mao Zedong yang memiliki ciri khusus jika dibandingkan dengan
revolusi di Prancis maupun Uni Soviet.
Dalam kepemimpinannya Mao melakukan strategi rekonstruksi tehadap
pemikiran dasar gerakan komunis Cina yang berbasis pada petani yaitu
mengutamakan petani sebagai kekuatan pokok revolusi, mementingkan
pembentukan tentara komunis secara tersendiri untuk melindungi keutuhan hidup
partai, menjadikan daerah pedesaan dimana sebagian besar petani tinggal sebagai
basis perjuangan. Sebab kedudukan Cina sebagai negara dibawah kekuasaan
dinasti masih mempertahankan corak produksi pertanian. Sehingga secara
kuantitatas jumlah kaum tani lebih besar dari jumlah klas buruh.
Berdirinya negara Cina sebagai Republik Rakyat Cina pada tanggal 1
Oktober 1949 sendiri menandai berakhirnya masa penguasa militer dan Republik
Cina Nasionalis. Pada tahun 1949 ini, Partai Kuo Min Tang sebagai penguasa
Republik Cina Nasionalis yang dipimpin oleh Presiden Chiang Kai Shek akhirnya
harus menyingkir ke Pulau Taiwan akibat gerakan rakyat yang merambat dari
desa mengepung kota.4
4 Ririn Daraini. Garis Besar Sejarah Cina Era Mao. Yogyakarta. 2010. Hal 25
Berdirinya RRC juga menandai berubahnya sistem
ekonomi politik Cina pada saat itu. Yaitu dari berbagai sistem ekonomi politik
Universitas Sumatera Utara
yang liberal menjadi sistem ekonomi politik sosialis dengan ciri kesetaraan bagi
seluruh lapisan masyarakat di negara Cina.
Untuk tujuan itu, Mao melakukan konsolidasi untuk dapat menghilangkan
hubungan produksi yang eksploitatif yang sudah ditanamkan sejak sistem
kapitalisme. Salah satunya dengan melakukan sistem pembaharuan kepemilikan
tanah (land reform) yang dinilai perlu untuk membangun hubungan produksi
kaum tani bagi pembentukan pola pertanian kolektif. Kampanye land reform ini
sekaligus untuk menghapus kekuasaan klas tuan tanah yang selama ini menguasai
tanah-tanah di pedesaan.
Berlandaskan kepada cita-cita akan terwujudnya masyarakat modern tanpa
klas, Mao membangun industri nasional sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Industri nasional dibangun oleh negara tanpa campur tangan klas
pemodal. Selain itu juga Mao mencoba untuk memainkan peran negara untuk
mengatasi adanya kontradiksi dalam masyarakat melalui revolusi kebudayaan,
dari budaya individualis ke budaya kolektif.
Negara yang menganut sistem ekonomi politik sosialis dalam pemikiran
Mao adalah negara diktator demokrasi rakyat yang dipimpin oleh kelas buruh atas
persekutuan dengan kaum tani. Sedangkan fungsi negara menurut Mao adalah
sebagai alat penindas klas borjuasi dan kaum reaksioner serta klas penghisap yang
melawan revolusi sosialis. Ini memecahkan kontradiksi dalam negeri, memelihara
Universitas Sumatera Utara
ketertiban dan melindungi kepentingan rakyat serta membela negara dari agresi
luar negeri terutama kapitalis.
Untuk itulah Mao menggunakan istilah Sentralisme Demokrat sebagai
sarana untuk mengatasi realitas internalnya. Dibawah kepemimpinan Mao Zedong
kedudukan klas perlahan mulai menghilang sejalan dengan kedudukan negara
dalam mendiktatori kedudukan klas borjuasi. Pada Desember 1957, Mao
mendeklarasikan program pembangunan ekonomi yang disebut “The Great Leap
Forward” atau “Lompatan Jauh Ke Depan.” Melalui program lompatan jauh
kedepan, Mao menjalankan kedudukan kaum tani sebagai tenaga kolektif dalam
menjalankan kerja produksi pertanian5
5Ibid Hal. 39
.
Para masyarakat diajak untuk bekerja di satu lahan kolektif, kemudian
berpindah ke lahan yang lain. Tujuannya untuk mempertajam nilai kolektifitas
dalam masyarakat tani. Walaupun pasca kematian Mao, doktrin tentang
kemiskinan Cina dihubungkan dengan kegagalan program ini. Menurut ekonom
Minqi Li seorang ekonom liberal beranggapan bahwa program Lompatan Jauh ke
Depan dan seluruh kegagalannya, karena Mao memaksakan versi utopian
komunisnya kepada para pemimpin partai. Melalui program-program yang tak ada
justifikasi ilmiah dan bukti historis, Mao telah memaksa para pemimpin partai di
tingkat provinsi dan lokal untuk memenuhi target produksi besar-besaran yang
tidak realistis kepada para petani.
Universitas Sumatera Utara
Tidak adanya komunikasi yang efektif dan desentralisasi yang tidak masuk
akal telah menyebabkan aktivitas ekonomi nasional mengalami kekacauan dan
terjadi misalokasi sumberdaya yang luar biasa. Sementara itu rangsangan kepada
petani untuk berproduksi semakin menurun akibat penentuan level pendapatan
secara besar-besaran melalui sistem komune.6
Setelah Deng berkuasa, seiring dengan penghancuran sendi-sendi ekonomi
sosialisme di dalam negeri, politik luar negeri Cina sebenarnya juga berubah
seratus delapan puluh derajat. Kaum revisionis Cina menjalankan komunikasi
kerja sama dengan rezim-rezim negara liberal. Sisi kapitalisasi Deng di lain sisi
terlihat ketika Cina bersedia membuka pasar pada awal 1990-an untuk kemudian
menjadi anggota WTO. Prinsip-prinsip idelogi sosialisme perlahan tapi pasti
Sampai akhirnya, tidak lama setelah
Mao meninggal pada tahun 1976, kubu pimpinan dalam Partai dan Negara Cina
digantikan oleh Deng Xiaoping sebagai tokoh utama. Keberhasilan Deng juga
diikutin dengankeberhasilan dalam menghapuskan garis proletar revolusioner
Mao.
Deng menggantikan sistem sosialisme dengan sistem yang lebih liberal.
Sejak mereka berkuasa, berbagai kebijakan reformis kaum kapitalis diterapkan
dalam pertanian dan perburuhan untuk melapangkan jalan bagi kembalinya sistem
ekonomi politik kapitalis, yang bertentangan dengan kepentingan klas buruh dan
rakyat pekerja di Cina.
6 Mao Zedong dan Korban 70 juta Jiwa, Diakses melalui: http://indoprogress.blogspot.com/2010/12/mao-zedong-dan-korban-75-juta-jiwa.html pada tanggal 1 November 2016
Universitas Sumatera Utara
mulai ditinggalkan oleh Cina pada periode Deng Xiaoping, untuk kemudian
digantikan dengan prinsip ekonomi yang kapitalisme.
Internasionale Proletar yang menjadi cita-cita seluruh negara sosialisme
tidak akan pernah diwujudkan oleh Deng. Pemimpin Partai dan Negara Cina
kembali mengambil jalan kapitalisme yang sudah ditinggalkan sejak revolusi
sosial Cina. Sosialisme yang dibangun rakyat Cina di bawah pimpinan Mao,
kemudian di revisi oleh Deng yang esensinya adalah revisi atas sosialisme menuju
restorasi kapitalisme, termasuk mereka yang pernah tinggal di Cina pada masa
saat ini, beranggapan dan percaya bahwa Cina saat Deng berkuasa sampai saat ini
merupakan negara “Sosialisme Dengan Ciri Khusus Tiongkok”.
Konsep Deng ini juga yang akhirnya telah membawa perubahan dalam
konstitusi Cina. Pada tahun 1982 dengan dukungan mayoritas anggota Kongres
Rakyat Nasional, dan pimpinan PKC akhirnya ide tentang sosialisme pasar mulai
diterima. Sistem pertanian kolektif kemudian digantikan oleh sistem sewa pakai.
Tanah pertanian milik negara boleh digunakan oleh masyarakat secara mandiri
dengan sistem sewa 5 hingga 10 tahun. Kemudian diberikan juga penghargaan
kepada petani (atau kelompok petani) yang berhasil meningkatkan hasil
panennya.7
7 Hikmatul Akbar. Politik Identitas: Perkembangan Kapitalisme Sebagai Identitas Baru Cina Pada Abad 21 Yogyakarta.Hal 10
Dampaknya kembali terjadi dengan adanya persaingan antara
komunitas kelompok tani.
Universitas Sumatera Utara
Peralihan ekonomi politik Cina dari sosialis menjadi kapitalis dapat
terlihat pada perubahan konstitusi Cina sendiri. Konstitusi Cina pertama kali
diberlakukan pada tahun 1954. Setelah itu mengalami perubahan pada tahun 1975,
1978, 1982 dan akhirnya mendapat amandemen pada tahun 2004. Sebenarnya
dalam perubahan dari sosialisme pasar ke kapitalisme masih terdapat tiga kali lagi
amandemen konstitusi Cina, yaitu pada tahun 1988, 1993 dan 1999. Kesemuanya
mencerminkan tingkat perubahan Cina dalam proses menuju identitas kapitalis itu
sendiri.8
Penerapan dari norma-norma kapitalisme seperti laba sebagai unsur untuk
meregulasi produksi, perubahan dalam harga yang semakin mencerminkan nilai
(yaitu biaya produksi dan laba rata-rata), penerapan rangsang material yang
semakin luas, dan kebebasan semakin besar dalam pengelolaan perusahaan yang
Di Cina, pemikiran Mao Zedong adalah bagian dari doktrin resmi Partai
Komunis Cina pada masa itu.Namun sejak 1978 adalah permulaan pembaruan
Deng Xiaoping dengan konsep "sosialisme dengan ciri khas Cina".Dalam aspek
politik, diberlakukanlah pembaruan ekonomi Cinasecara langsung sama halnya
dengan mengubah peranan ideologi asli Mao di Cina. Ideologi Mao yang secara
radikal telah diubah dan dikurangi kearah yang lebih reformis dengan modal luar
negeri. Di bidang industri, perubahan yang dijalankan kaum revisionis Cina telah
melemahkan sistem perencanaan negara.
8Ibid
Universitas Sumatera Utara
memproduksi untuk pasar demi mencapai laba, telah semakin melemahkan dasar-
dasar masyarakat sosialis Cina.9
Faktor-faktor dari sistem ekonomi yaitu pemilikan alat produksi,
distribusi hasil produksi dan pertukaran hasil produksi. Dari ketiga faktor tersebut
maka yang paling mempengaruhi adalah pemilikan alat produksi. Adapun
bangunan atas adalah suatu pencerminan dari basis.
Dewasa ini sejalan dengan kondisi Cina yang tumbuh dengan kapitalisme
bahkan menjelma menjadi kapitalisme maju tidaklah terlepas dari keberhasilan
pembangunan industri di negara Cina di masa Mao. Dampaknya Cina telah
berubah menjadi negara dengan industri maju. Keberhasilan Cina dalam
membangun industri telah membawa Cina menjadi kekuatan baru kapitalisme di
dataran Asia.
Hal yang menarik lain terlihat dari sikap Cinadalam mendeklarasikan diri
sebagai negara dengan sistem ekonomi kapitalis, tetapi tidak kapitalis secara
politik.Cina masih mempertahankan sosialisme sebagai ideologi negara. Kajian
Marx dalam melihat ekonomi dan politik adalah sebuah kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Marx berdalil bahwa kekuatan basis adalah suatu sistem ekonomi.
10
9 Tatiana Lukman. Alternatif. Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat. Jakarta. 2013. Hal 11 10 Dr.Darsono.SE.SF.MA.MM. Karl Marx: Ekonomi Politik dan Aksi Revolusi. Diadit Media: Jakarta. 2007. Hal.76
Maka seharusnya sistem
politik Cina sejalan dengan sistem ekonominya pula yaitu kapitalisme sebagai
basis dari sistem politik.
Universitas Sumatera Utara
Kondisi paradoks ini terlihat dengan jelas selepas kepemimpinan Mao dan
digantikan oleh Deng sebagai ketua partai.Kebijakan yang dilahirkan oleh Deng
sangat berbeda dan saling bertolak belakang dengan kebijakan Mao sebagai bapak
komunis Cina. Cina dimasa Mao lebih menekankan pada persoalan agraria dan
pembangunan industri dengan mengutamakan modal dalam negeri. Sedangkan
pada masa Deng, Cina lebih didominasi oleh modal luar negeri maupun pinjaman
dari lembaga internasional.
Tidak hanya dalam aspek kebijakan, dengan tegas Deng mengganti
konstitusi yang sudah dibuat semasa Mao dengan tujuan untuk mengikis dominasi
ideologi sosialis yang bertentangan dengan semangat Deng dalam membangun
ekonomi liberal di Cina. Dari perbandingan Cina dimasa Mao maupun Deng jika
dikaji secara umum perbedaan paling mendasar terlerak pada kepemimpinan
kembali klas borjuasi pada Partai Komunis Cina. Juga yang perlu untuk
ditekankan dari pernyataan diatas bahwa kelahiran klas borjuasi dalam Partai
Komunis Cina sebagai cikal bakal beralihnya sistem ekonomi politik Cina
tidaklah tanpa sebab.
Berangkat dari situasi diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang
peralihan sistem ekonomi politik Cina dari Sosialisme menuju Kapitalisme.
Dalam pengkajian penelitian ini, sajian akan diawali dengan eksplorasi tentang
kondisi negara Cina dengan sistem ekonomi politik sosialisme dibawah kekuasaan
Mao Zedong dan eksplorasi tentang kondisi negara Cina dengan sistem ekonomi
politik kapitalisme dibawah kekuasaan Deng Xiaoping. Eksplorasi tersebut
Universitas Sumatera Utara
kemudian dihubungkan dengan perbandingan berbagai kebijakan yang lahir di
masa kepemimpinan Mao dan dimasa kepemimpinan Deng. Kemudian pengkajian
diakhiri dengan analisis tentang peralihan sistem ekonomi politik Cina dari
sosialisme menuju kapitalisme.
1.2. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana peralihansistem ekonomi politik Cina di masa Sosialisme dibawah
kepemimpinan Mao Zedong dan sistem ekonomi politik Cina di masa Kapitalisme
dibawah kepemimpinan Deng Xiaoping?
1.3. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terkonsentrasi terhadap peralihansistem ekonomi
politik Cina di era Kapitalisme dan Sosialisme, maka batasan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini menggunakan kajianperbandingan untuk melihat analisis
peralihan sistem ekonomi politik Cina dari Sosialisme ke Kapitalisme, dan
faktor-faktor yang mempengaruhi peralihan system ekonomi sosialisme
menuju system ekonomi kapitalisme.
2. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan sistem ekonomi politik
sosialisme Cina adalah di saat Cina dibawah kepemimpinan Mao Zedong,
Universitas Sumatera Utara
dan yang dimaksud dengan sistem ekonomi politik kapitalisme Cina
adalah saat Cina dibawah kepemimpinan Deng Xiaoping.
1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan :
1. Untuk menganalisis peralihan sistem ekonomi politik Cina dari sosialisme
menuju sistem ekonomi politik kapitalisme.
2. Untuk melihat perbedaan sistem ekonomi politik sosialisme Cina dimasa
Mao Zedong dan sistem ekonomi politik kapitalisme Cina dimasa Deng
Xiaoping.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini sungguh diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Secara teoritis, penelitian ini merupakan kajian ilmu politik yang sungguh
diharapkan mampu memberikan sebuah sumbangsih mengenai peralihan
sistem ekonomi politik sosialisme menuju sistem ekonomi kapitalisme.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi serta
pisau analisis bagi pegiat ilmu ekonomi dan politik, aktivis sosial dan lain-
lain dalam membedah persoalan ekonomi yang bersinggungan dengan
kajian ilmu politik.
Universitas Sumatera Utara
3. Secara akademis, penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi di Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik.
1.6. Kerangka Teori
Sebagaimana telah dipaparkan pada landasan pemikiran di atas yang
kemudian melahirkan rumusan masalah sebagai upaya menganalisis secara kritis
perbandingan tentang peralihan sistem ekonomi politik Cina di era sosialisme
menuju kapitalisme. Kemudian dibutuhkan teori analisis untuk membedah
masalah dan mencari asumsi pokok yang mendasar suatu penelitian atau jawaban,
dan pemecahan untuk masalah dibutuhkan sebuah teori.
1.6.1. Teori Ekonomi Politik
Ekonomi diartikan dengan banyak arti. Pertama, ada yang memaknai
ekonomi sebagai “cara” melakukan sesuatu, seperti dalam istilah “ekonomis” atau
“kalkulasi ekonomi” yang konotasinya adalah efisiensi. Kedua, ada yang
memaknai ekonomi sebagai “aktivitas”, yang biasanya ditujukan untuk
memperoleh sesuatu yang diinginkan. Ketiga, ada yang melihat ekonomi sebagai
“institusi” seperti dalam istilah ekonomi pasar atau ekonomi komando.11
Politik juga terkait dengan banyak hal. Ada yang mengaitkan politik
dengan kekuasaan dan otoritas, bisa juga dikaitkan dengan kehidupan publik,
11 Deliarnov. Ekonomi Politik. Jakarta : Erlangga, 2006. Hal 6
Universitas Sumatera Utara
pemerintah, negara, konflik, serta resolusi konflik. Dari berbagai definisi tersebut,
yang potensial untuk dikaitkan dengan ekonomi adalah pemaknaan politik sebagai
pemerintah, politik sebagai kehidupan publik dan politik sebagai otoritas untuk
mengalokasikan sumber-sumber dan nilai-nilai. 12
Caporaso & Levine (1993), ekonomi politik dimaksudkan untuk
memberikan saran mengenai pengelolaan masalah-masalah ekonomi kepada para
penyelenggara negara. Hal ini sesuai dengan pemaknaan ekonomi politik pada
waktu itu sebagai pengelolaan masalah-masalah ekonomi negara (political
economy referred to the management of economic affairs of the state).
Selanjutnya ekonomi politik oleh pakar-pakar ekonomi politik baru lebih diartikan
sebagai analisis ekonomi terhadap proses politik. Dalam kajian tersebut mereka
mempelajari institusi politik sebagai entitas yang bersinggungan dengan
pengambilan keputusan ekonomi politik, yang berusaha mempengaruhi
pengambilan keputusan dan pilihan publik, baik untuk kepentingan kelompoknya
maupun untuk kepentingan masyarakat luas.
13
Aristoteles dalam bukunya Politics mengatakan bahwa ilmu ekonomi
merupakan bagian dari politik, sedangkan Politik sendiri merupakan bagian dari
Etika dan Falsafah. Ekonomi berasal dari dua kata Yunani, yaitu “oikos” dan
“nomos”, yang dapat diartikan sebagai “seni mengelola rumah tangga”. Dari
12Ibid. Hal 7 13Ibid. hal 9
Universitas Sumatera Utara
definisi Ekonomi inilah Ilmu Ekonomi Politik berkembang, yang awalnya
diartikan sebagai “seni mengelola negara”.14
Menurut Mochtar Mas’oed, hubungan antara ekonomi dan politik dapat
diterjemahkan ke dalam isu tentang hubungan antara kekayaan dan kekuasaan.
Ekonomi terkait dengan penciptaan dan pendistribusian kekayaan, sedangkan
politik terkait dengan penciptaan dan pendistribusian kekuasaan. Kekayaan terdiri
dari aset fisik (kapital,tanah) dan aset non fisik (sumber daya manusia, termasuk
ilmu pengetahuan), sedangkan kekuasaan bisa muncul dalam bentuk militer,
ekonomi, maupun psikologis.
15
Roger Tooze, menggunakan istilah ekonomi politik untuk mengacu pada
seperangkat masalah yang timbul dari interaksi antara aktivitas ekonomi dan
politik. Charles Lindblom menyebut hakekat atau konsep pokok dari ekonomi
politik adalah pertukaran (exchange) dan kewenangan (authority). Klaus Knorr,
menggunakan konsep kekayaan (wealth) dan kekuasaan / kekuatan (power)
sebagai hakekat dari ekonomi dan politik.
16
Ada empat perspektif yang berkembang dalam studi Ekonomi Politik
Internasional
17
14 Ibid, hal 21 15Ibid. hal 7 16 Umar, Suryadi Bakry. Ekonomi Politik Internasional. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Jayabaya. 1997. Hal 2 17 Mochtar Mas’oed. Ekonomi Politik Internasional dan Pembangunan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2008. hal 30
Universitas Sumatera Utara
a). Perspektif Merkantilis,
Perspektif ini memandang bahwa Negara menjadi aktor utama yang secara aktif
dan rasional mengatur ekonomi demi meningkatkan kekuatan kekuasaan Negara.
Membangun suatu Negara bangsa yang kuat diperlukan akumulasi capital
sebanyak-banyaknya. Sehingga pembangunan ekonomi diprioritaskan. Apabila
untuk memenuhi capital yang diinginkan tersebut tidak bisa dicukupi dengan
pemanfaatan sumber-sumber capital dalam negeri, maka dilakukanlah
perdaganagan internasional. Demi mendapatkan keuntungan maksimal, maka
pemerintah harus memainkan kebijaksanaan “nasionalis-ekonomis”. Yaitu dengan
(a) pemerintah mengendalikan (menekan) sepenuhnya harga barang dan gaji
buruh, sehingga bisa dijual dengan harga bersaing di pasar internasional, (b)
menerapkan strategi prduksi substitusi barang impor, (c) memaksimalkan ekspor
dan meminimalkan impor. Strategi ini juga bisa dilakukan oleh negera-negara
yang lemah dengan alas an membiarkan pasar bebeas berlaku, sementara posisi
sendiri lemah, hanya akan menghancurkan diri sendiri. Para pengkritik ini
terutama datang dari kaum liberal.
b). Perspektif Liberal.
Dipelopori oleh David Ricardo dan Adam Smith, mereka mengkritik
pengendalian ekonomi yang berlebihan oleh Negara. Perspektif liberal
mengajukan argument bahwa cara yang paling efektif untuk meningkatkan
kekayaan suatu Negara adalah dengan membiarkan individu-individu di dalamnya
Universitas Sumatera Utara
secara bebas berinteraksi dengan para individu Negara lain. Mereka
menganjurkan pasar bebas. Konsepsi liberal ini didasarkan pada gagasan
mengenai kedaulatan pasar dalam ekonomi, dengan mengasumsikan bahwa semua
manusia secara alamiah memiliki keselarasan kepentingan. Karena itu, kalau
individu dibiarkan mengejar kepentingan masing-masing yang didasarkan pada
suatu pembagian kerja dan pada struktur atau komposisi factor-faktor produksinya
sendiri, maka kesejahteraan individu, nasional akan meningkat. Kaum liberal
percaya bahwa dengan saling berinteraksinya Negara-negara melalui perdagangan
internasional, konflik bisa terhindarkan. Bahkan bisa membawa keuntungan
bersama sehingga kesejahteraan mereka akan meningkat. Keputusan para pelaku
ekonomi mengenai apa yang harus diproduksi dan dijual berdasarkan
pertimbangan keunggulan koparatif (comparative advantage). Yakni setiap
Negara harus memiliki spesialisasi dalam produksi barang sehingga memiliki
keuntungan komparatif (harga terendah, waktu produksi tercepat) tertinggi dari
pada rekanan dagang yang lain. Dan inilah yang dijadikan komoditas ekspor.
Sedangkan Negara tersebut lebih baik mengimpor barang-barang luar negeri yang
memiliki posisi keuntungan komparatif lebih baik. Sehingga dari sini efisiensi
terjadi. Peran Negara sangat terbatas pada penyediaan fondasi bagi bekerjanya
system pasar, seperti pembangunan infrastruktur, penegakkan hukum, menjamin
keamanan, mencegah persaingan tidak sehat, dan menyelenggarakan pendidikan.
Dengan demikian, menurut persektif liberal, ekonomi dan politik merupakan
bidang yang terpisah.
Universitas Sumatera Utara
c). Perspektif Radikal
Basis pokok perspektif ini adalah gagasan Marxisme. Sementara
perspektif liberal memandang pasar bisa memungkinkan individu memaksimalkan
perolehan, kaum Marxis meilhat kapitaslisme dan pasar telah menciptakan
kekayaan untuk kepitalis dan kemiskinan untuk kaum buruh. Perpektif ini
memiliki tujuan kegiatan ekonomi (dan politik) untuk redistribusi kekayaan dan
kekuasaan. Kaum radikal membuat beberapa asumsi berikut. Pertama, bahwa
kelas social adalah actor dominan dalam ekonomi dan politik. Kedua, bahwa
kelas-kelas tersebut bertindak berdasarkan kepentingan materiil mereka. Ketiga.
Bahwa basis dari ekonomi kapitalis adalah eksploitasi kelas buruh oleh kapitalis.
Asumsi ketiga ini membawa kesimpulan bahwa baginya, buruh dan kapitalis
merupakan dua actor antagonis.
d).Perspektif Reformis
Perspektif ini mengusung konsepsi Tata Ekonomi Internasional Baru
(TEIB), muncul sebagai kritik atas ketiga perspektif di atas. Mereka tidak setuju
dengan penekan berlebihan kaum liberal terhadap pertimbangan efisiensi sehingga
merugikan actor yang lebih lemah. Mereka tidak setuju dengan kaum radikal
untuk melakukan perubahan revolusioner menentang system kapitalis. Karena
mereka lebih percaya pada reformasi struktur hubungan internasional. Dan
walaupun mereka setuju dengan gagasan merkantilis mengenai peran aktif Negara
Universitas Sumatera Utara
dalam urusan ekonomi internasional, mereka lebih bersikap internasionalis
daripada nasionalis.
Dewasa ini, terdapat banyak perspektif dalam ekonomi politik, namun
perspektif yang hingga saat ini masih eksis atau dapat bertahan adalah pandangan
tentang konsep ekonomi politik liberalisme dan sosialisme. Dua perspektif yang
telah lama dibicarakan berabad-abad. Kedudukan sistem ekonomi politik liberal
yang dibangun atas kedudukan corak produksi industrial yang melahirkan
hubungan produksi klas pekerja dan klas pemodal telah bertahan sejak lama dan
didalilkan. Kedudukan sistem liberal kemudian disempurnakan dengan sistem
politik demokrasi dan kebudayaan liberal.Lahirnya sistem ekonomi
sosialismeadalah sebagai kritikan terhadap sistem ekonomi
liberalisme/kapitalisme, yang oleh Marx menganggap bahwa kapitalisme hanya
menyebabkan jurang yang semakin lebar bagi dua kelas yang bertentangan. Kedua
sistem ekonomi politik ini terus tetap eksis dan berkembang di beberapa negara.
Untuk itu dalam kajian berikutnya kajian tentang sosialisme dan kapitalisme
menjadi titik tekan dalam penelitian ini:
Pemikiran ekonomi politik liberal klasik sesuai pandangan Adam Smith
ialah bahwa tiap pelaku ekonomi (baik konsumen maupun produsen) haruslah
diberi kebebasan untuk mengejar kepentingan pribadinya masing-masing. Walau
kedua pihak (konsumen dan produsen) memiliki motivasi yang bertolak belakang,
A. Ekonomi Politik Liberalisme
Universitas Sumatera Utara
tetapi kalau perekonomian dibiarkan bebas sesuai kekuatan mekanisme pasar
tanpa campur tangan pemerintah maka akan tercipta suatu keseimbangan atau
ekuilibrium. 18
Fungsi paling utama dari pasar adalah untuk mengalokasikan sumber daya
yang ada secara rasional. Menurut Arthur Sheldon dalam Capitalism, empat tugas
sistem-sistem ekonomi adalah : (1) mengembangkan tekhnik-tekhnik untuk
menilai sumber-sumber yang langka, (2) membuat insentif untuk berkonsentrasi
pada metode-metode yang paling produktif, (3) menyediakan alat-alat untuk
merakit dan mendistribusikan informasi, dan (4) menciptakan prinsip-prinsip
mengalokasikan output pada penggunaan yang paling penting atau bernilai paling
tinggi. Inilah persisnya, metode dan alat-alat yang dikembangkan oleh pasar.
19
Kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang dicirikan dengan
kepemilikan hak milik privat atas alat-alat produksi dan distribusi yang
pemanfaatannya untuk mencapai laba dalam kondisi yang sangat kompetitif.
Sistem ekonomi kapitalis juga memberikan kebebasan bagi pelaku-pelaku
ekonomi untuk melakukan kegiatan bagi kepentingan individual atas sumber daya
ekonomi atau faktor-faktor produksi.
20
Pada sistem ekonomi ini, terdapat keleluasan bagi perorangan untuk
memiliki sumberdaya, seperti kompetisi antar individu dalam memenuhi
18Ibid. Hal. 30 19Ibid. Hal. 29 20 Agustiati. Sistem Ekonomi Kapitalisme. Portal Garuda. ISSN 1411-3341. Hal. 154
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan hidup, persaingan antar badan usaha dalam mencari keuntungan.
Secara umum kedudukan sistem ekonomi politik kapitalisme ditekankan pada
kepemilikan individu untuk berhak atas pengolahan kapital yang dimilikinya.
Akan tetapi kebebesan ini telah menciptakan sistem monopoli terhadap alat
produksi.
Sosialisme dilihat sebagai suatu sistem ekonomi-politik adalah sebuah
sistem sosial yang dilandaskan pada prinsip komune atau kebersamaan, di mana
pemilikan alat-alat produksi (means of production) dan distribusi adalah bersifat
kolektif
B. Ekonomi Politik Sosialisme
21
Konsep kelas sangat sentral dalam teori Marx, kelas-kelas yang diorganisir
secara politik tidak muncul spontan dibawah kapitalisme. Bagi Marx, kelas-kelas
yang sadar tentang kondisi kolektif adalah prasyarat tidak hanya bagi tindakan
politik, tetapi juga untuk ekonomi politik.
. Di dalam masyarakat sosialis sangat ditonjolkan yang namanya
kebersamaan dalam bentuk komunisme, dimana keputusan-keputusan ekonomi
disusun, direncanakan, dan sekaligus dikontrol oleh Negara.
22
Bagi Marx, kapitalisme pasar bukan hanya tidak bersifat “self organizing”,
tetapi karena ketamakan kaum kapitalis justru menjadikan sistem ini mengandung
sifat menghancurkan diri sendiri (self-destruction). Akumulasi modal oleh
21Op.Cit. Ekonomi Politik. hal 39 22Ibid. Hal. 45
Universitas Sumatera Utara
kapitalis di satu sisi adalah akumulasi penderitaan, kesengsaraan, dan degradasi
mental di sisi buruh. Buruh yang sadar sebagai kelas yang tertindas harus bersatu
dan secara bersama-sama memperjuangkan kepentingan kolektif mereka melalui
wadah politik. 23
Seperti hal nya kebangkitan liberalisme atau kapitalisme, sosialisme atau
marxisme juga bangkit sebagai suatu respons terhadap era industrialisasi. Marx
dengan gencar mengkritik ekonomi pasar yang dikembangkan oleh Adam Smith.
Marx menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk “membuktikan” bahwa
kapitalisme adalah sebuah sistem yang tidak adil dan “busuk dari dalam”. Secara
esensi kelahiran sistem sosialisme adalah cara untuk menghancurkan kapitalisme
yang tumbuh pesat pasca revolusi industri atau biasa disebut sebagai revolusi
borjuasi tipe lama. Dalam sejarahnya kelahiran sosialisme digambarkan oleh Karl
Marx harus dijalankan melalui perjuangan klas melalui revolusi sosial. Revolusi
Kedudukan kelas buruh dalam sistem ekonomi politik sosialisme memiliki
peran sebagai pimpinan tertinggi di negara sosialis. Kepemilikan kolektif atas alat
produksi telah menghaspuskan sistem monopoli yang dikembangkan dari sistem
kapitalisme. Kesimpulannya sistem politik sosialisme adalah sistem yang tidak
meletakan kedudukan individu sebagai penentu utama corak produski ekonomi
suatu negara.
1.6.2. Sosialisme Marxisme
23Ibid. Hal 46
Universitas Sumatera Utara
sosial digambarkan oleh Marx merupakan bagian dari hukum dialektika histori
atas perkembangan masyarakat.
Menurut Karl Marx sejarah perjuangan dan perkembangan masyarakat
adalah sejarah perjuangan kelas. Teori kelas merupakan analisis Karl Marx dan
Friedirch Engles terhadap kapitalisme dan pada mulanya memfokuskan pada
corak produksi. Analisis Marx tertuju pada inti ketidakadilan yang tersembunyi
dari hubungan masyarakat dalam sistem ekonomi kapitalisme di mana ia melihat
hubungan tersebut bersifat eksploitatif, Sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh
pemikir sosial lainnya. Masyarakat di mana-mana terbagi menjadi klas penghisap
dan terhisap. Sementara itu, kelas penghisap karena kepemilikan monopolinya
atas alat produksi, mereka mendapat bagian terbesar dari barang yang diproduksi
dalam masyarakat untuk keuntungannya sendiri sekalipun tidak bekerja.
Sementara, ada kelas yang terhisap yang hanya memiliki tidak memiliki sama
sekali, sekalipun mereka yang bekerja untuk memproduksi barang akan tetapi
mereka hanya mendapat bagian yang sangat kecil bahkan tidak cukup untuk
bertahan hidup.
Perjuangan klas lahir dari pertentangan kepentingan klas-klas dalam
masyarakat secara keseluruhan. Ini adalah pertarungan antara klas yang mengeruk
keuntungan dan karenanya mempertahankan hubungan produksi yang lama
dengan klas yang berusaha menghancurkan hubungan produksi yang lama dan
menggantikannya dengan yang baru. Perjuangan antara klas penghisap dan klas
Universitas Sumatera Utara
terhisap terpusat pada penghilangan tipe penghisapan tertentu dalam sebuah
sistem kemasyarakatan. Dan karena penghisapan itu berasal dari sebuah tipe
tertentu dari monopoli atas alat produksi, maka perjuangan klas berlangsung di
seputar pihak-pihak yang mempertahankan dan menentang monopoli tersebut.
Marx menganggap bahwa kapitalis mewarisi ketidakadilan dari dalam, hal
ini dikarenakan sistem liberal tidak perduli tentang masalah kepincangan dan
kesenjangan sosial. Dengan menerapkan sistem “upah besi” kaum buruh dalam
sistem perekonomian liberal tidak akan pernah mampu mengangkat derajatnya
lebih tinggi karena sebagaimana yang diucapkan Marx “pasar bebas memang
telah mentakdirkannya demikian”. Sistem perekonomian liberal-kapitalis harus
digantikan dengan sistem lain yang lebih memperhatikan masalah pemerataan
bagi semua untuk semua, yaitu sistem perekonomian sosialis-komunis 24
Akumulasi kapital akan semakin berhasil jika para kapitalis bisa menindas
kaum buruh, yaitu dengan memberikan tingkat upah yang sangat rendah. Disini
tampak perbedaan yang sangat nyata antara Marx dan Smith dalam memandang
persaingan. Smith menganggap persaingan bebas sebagai prasyarat bagi
terbentuknya masyarakat sejahtera. Sebaliknya Marx memandangnya sebagai
penyebab terjadinya konsentrasi-konsentrasi ekonomi atau monopoli.
. Sistem
liberal yang lebih menyebabkan kaum buruh menderita haruslah diperbaiki, atau
diganti dengan sistem sosialis yang lebih berpihak pada golongan kaum buruh.
25
24 Deliarnov. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2007. Hal.74 25Ibid. Hal 79
Universitas Sumatera Utara
Basis adalah suatu sistem ekonomi. Factor-faktor dari sistem ekonomi
yaitu pemilikan alat produksi, distribusi hasil produksi dan pertukaran hasil
produksi. Dari ketiga factor tersebut maka yang paling mempengaruhi adalah
pemilikan alat produksi. Adapun bangunan atas adalah suatu pencerminan dari
basis. Bangunan atas dipengaruhi oleh kekuatan basis. Bangunan atas terdiri dari
factor ide dan factor pelaksana ide (realisasikan ide). Namun yang paling penting
dari kedua tersebut adalah factor alat pelaksana ide atau alat realisasi ide, atau
negara, karena negara mempunyai birokrasi, tentara, dan penjara.
Marx menjelaskan secara keseluruhan hubungan produksi menentukan
sistem ekonomi masyarakat. Basis menentukan bangunan atas kemudian
melahirkan kesadaraan sosial. Cara produksi barang-barang materil untuk
memenuhi kebutuhan hidup menentukan karakter kehidupan sosial, politik,
spiritual. Bukan kesadaraan sosial yang menentukan keadaan sosial, tetapi
keadaan sosial yang menentukan kesadaraan sosial.
Sementara itu pengubahan bangunan atas itu menurut Karl Marx harus
dengan jalan Perjuangan atau tepatnya melalui revolusi politik. sebab bangunan
atas yaitu negara, kekuasaan politik, hukum, moral, dan ideologi, itu dicipta untuk
melindungi basis, terutama sistem pemilikan alat-alat produksi. Dengan demikian
basis harus dihancurkan untuk melahirkan sebuah sistem sosial yang baru. Paham
pemikiran Karl Marx mengenai basis dan bangunan atas kemudian dikembangkan
menjadi teori kelas dan perjuangan kelas.Menurut Marx, sistem yang tidak baik
Universitas Sumatera Utara
akan digantikan oleh sistem yang lebih maju. Perbudakan akan digantikan oleh
feodalisme, feodalisme akan digantikan oleh kapitalisme, dan kapitalisme akan
digantikan oleh sistem yang lebih maju lagi, yaitu sosialisme dan komunisme.
Permasalahan seperti kelangkaan (scarcity) dan insentif pribadi dengan
sendirinya akan hilang jika masyarakat sudah sampai pada tahap komunisme
penuh. Bahkan, uang tidak perlu lagi digunakan. Dalam tahap komunisme penuh,
tidak ada lagi soal kelangkaan, tidak ada lagi kelas-kelas masyarakat, penghisapan
dari suatu kelompok masyarakat terhadap kelompok masyarakat lainnya. Bahkan
negara dengan sendirinya akan hilang. 26
Negara adalah bangunan atas masyarakat. Negara merupakan suatu organisasi
yang menguasai masyarakat. Negara itu lahir karena pertentangan kelas-kelas
sosial yang tidak dapat diselesaikan . ia berdiri di atas pertentangan kelas sosial.
Negara dan revolusi adalah pengembangan Karl Marx oleh Lenin. Marx
memiliki konsep pemikirannya, Lenin yang mempraktekkannya. Negara dan
revolusi bagaiakan dua sisi pada satu keeping mata uang. Negara lahir karena
adanya revolusi, dan revolusi lahir karena adanya negara yang menghisap dan
menindas rakyatnya. Revolusi borjuis lahir karena negara feudal menindas
rakyatnya, sementara revolusi sosialis lahir karena negara borjuis menindas
rakyatnya. Revolusi kemerdekaan lahir karena negara colonial menindas rakyat
yang dijajah.
a). Negara
26Ibid. Hal 87
Universitas Sumatera Utara
Manusia secara orang per orang tidak mampu melawan negara. Negara menurut
pandangan Karl Marx merupakan bangunan atas, yaitu pelaksana ide, alat sesuatu
kelas yang berkuasa untuk menindas dan menguasai kelas lain, guna
mempertahankan dan melindungi kepentingan dan kekuasaan kelas yang
berkuasa. oleh karena itu negara merupakan suatu lembaga yang tidak berada di
atas masyarakat, tetapi merupakan lembaga yang digunakan oleh kelas ekonomi
yang berkuasa untuk melawan kelas-kelas lain. Atau negara adalah badan
pelaksana kelas ekonomi yang dominan dalam suatu masyarakat. Negara lahir
sebagai akibat dari suatu perjuangan kelas antara terhisap dan penghisap yang
tidak bisa didamaikan. Untuk bisa mengatasi penghisapan tersebut, maka negara
sebagai alat legitimasi penghisap untuk mengatasi perlawanan dari kelas terhisap
yang terus-menerus semakin besar.27
27 Cahyono Edi. Njoto Marxisme Ilmu dan Amalnya. Harian Rajat 1962. Hal 25
b). Revolusi
Revolusi adalah keharusan karena kelas yang berkuasa tidak mampu digulingkan
secara diplomasi, tetapi penguasa hanya bisa digulingkan dengan revolusi. Kelas
yang melakukan revolusi mengulingkan penguasa lama dan membangun kembali
masyarakat baru. Revolusi hakikatnya pergantian kekuasaan politik dengan
kekerasaan. Mengubah sistem sosial lama menjadi sistem sosial yang baru. Oleh
sebab itu harus melalui revolusi politik.
Universitas Sumatera Utara
1.8. Metodologi Penelitian
1.8.1. Metode Penelitian
Berdasarkan metode yang diterapkan, maka penulis menggunakan
metode penelitian deskriptif. Sebab metode penelitian deskriptif adalah suatu
metode dimana data yang diperoleh disusun dan kemudian diinterpretasikan.
Sehingga data yang terkumpul dapat memberikan keterangan-keterangan terhadap
masalah-masalah yang aktual berdasarkan fakta dan analisis yang ada. Langkah
yang diambil dalam penelitian ini terlebih dahulu mendeskripsikan tentang
kondisi negara Cina dimasa kepemimpinan Mao Zedong dengan sistem ekonomi
politik sosialisme dan kondisi negara Cina dimasa kepemimpinan Deng Xiaoping
dengan sistem ekonomi politik kapitalisme. Kemudian dari data tersebut, penulis
akan mengkaji tentang kebijakan ekonomi politik Cina di masa Mao maupun
Deng dengan tujuan untuk dapat melihat perbandingan dan ciri dari kedua sistem
ekonomi politik sosialisme maupun kapitalisme. Sehingga penulis dapat
menganalisis tentang peralihan sistem ekonomi politik Cina dari sosialisme
menuju kapitalisme.
1.8.2. Jenis Penelitian
Menurut Hadari Nawawi, metode penelitian deskritif dapat diartikan
sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan
atau melukiskan subjek atau objek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat, dan
lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau sebagai mana
Universitas Sumatera Utara
adanya. Penelitian deskriptif melakukan analisis dan menyajikan data-data dan
fakta-fakta secara sistematis sehingga dapat dipahami dan disimpulkan.28
Teknik analisa data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini
adalah menggunakan analisa kualitatif. Sebab penelitian kualitatif merupakan
metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah
individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau
Penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan bagaimana peralihansistem
ekonomi politik Cina sosialisme menuju sistem ekonomi politik kapitalisme.
Tentunya penelitian menggunakan data-data, konsep-konsep yang berguna
sebagai kerangka acuan untuk menjelaskan hasil penelitian, menganalisis dan
sekaligus untuk menjawab persoalan yang diteliti.
1.8.3. Teknik Pengumpulan Data
Data-data, keterangan atau fakta-fakta yang diperlukan dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan sumber data pustaka yang berasal dari buku-buku
ekonomi politik dari perspektif liberal maupun sosialis, internet, jurnal ilmiah
lokal maupun jurnal ilmiah internasional, serta literatur lainnya yang berkaitan
dengan penelitian.ini.
1.8.4. Teknik Analisis Data
28 Hadar Nawawi. Metodelogi Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 1987. Hal 63
Universitas Sumatera Utara
kemanusiaan29
29 John W. Creshwell. Research Design. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 2012.hal 4
. Dalam konteks ini tehnik komparatif digunakan untuk
menganalisis sistem ekonomi politik sosialisme Cina dengan sistem ekonomi
politik kapitalisme Cina. Hal tersebut karena perbandingan digunakan untuk
menganalisis peralihan sistem ekonomi politik sosialisme menuju kapitalisme di
Cina.
Universitas Sumatera Utara
1.9. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab satu ini akan menguraikan dan membahas latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, teknik
pengumpulan data, jenis penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : PROFIL NEGARA CINA
Bab kedua ini akan membahas sejarah negara Cina dalam bentuk periode sistem
perkembangan masyarakat secara khusus tentang Cina dibawah kepemimpinan
Mao Zedong dan Deng Xiaoping.Dalam sub bagiannya akan lebih membahas
tentang dinamika sejarah peralihan sistem ekonomi politik Cina dari sosialisme
menuju kapitalisme.
BAB III : PERALIHANEKONOMI POLTIK SOSIALISME CINA
MENUJU SISTEM EKONOMI POLITIK KAPITALISME
Di dalam bab ketiga akan memuat analisa data penelitian tentang peralihan sistem
ekonomi politik sosialisme Cina menuju sistem ekonomi kapitalisme. Dalam sub
bagiannya akan melihat tentang perbandingan sistem ekonomi politik sosialisme
dan sistem ekonomi politik kapitalisme di Cina untuk melihat faktor yang
menyebabkan peralihan sistem ekonomi di Cina.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV : PENUTUP
Bab keempat yaitu penutup akan meliputi kesimpulan-kesimpulan dari ulasan
pembahasan sebelumnya, serta saran-saran bagi penulis yang berguna nantinya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
PROFIL NEGARA CINA
2.1. Sejarah Negara Cina
Sejarah Cina adalah salah satu sejarah kebudayaan tertua di dunia. Dari
penemuan arkeologi dan antropologi, daerah Cina telah didiami oleh manusia
purba sejak 1,7 juta tahun yang lalu. Peradaban Cina berawal dari berbagai negara
kota di sepanjang lembah Sungai Kuning pada zaman Neolitikum.30 Dalam
sejarah dikatakan bahwa Cina merupakan bangsa yang sudah ada semenjak 3000
SM. Bangsa Tionghoa yang merupakan bangsa asli Cina sudah menduduki
lembah sungai Hoang Ho di Cina bagian utara. Lembah yang subur telah menjadi
pusat kedamaian dan sebagai tempat asli bagi bangsa Tionghoa. Selama ribuan
tahun bangsa Tionghoa membangun peradaban yang kuat dan kokoh. Dalam
catatan sejarah, Cina telah memulai mendirikan sebuah kekuasaan politik sejak
tahun 1550-1050 SM dalam bentuk kerajaan perbudakan.31
Kemajuan pesat ekonomi politik Cina bukan semata-mata dipengaruhi
oleh kemajuan industri di era milenium saat ini. Proses perkembangan peradaban
yang diawali oleh sistem masyarakat primitif yang berkembang ke perbudakan,
berkembang ke era dinasti feodal sampai meletusnya revolusi sosial dan
30 Wikipedia. “Sejarah Tiongkok”. Diakses melalui: https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Tiongkok pada tanggal 4 Desember 2016, Pukul 18:51 31 J. Fachruddin Daulay. Orang Tionghoa: Bangsa Tertua Di Asia, Sejarah, dan Latar Belakang Awal Persebarannya.
Universitas Sumatera Utara
masuknya sistem kapitalisme telah menjadi catatan penting bagi perkembangan
negara Cina saat ini. Gerakan rakyat Cina di seetiap periodenya menjadi praktek
maju yang mempercepat dialektika sejarah perkembangan negara Cina.
Perkembangan peradaban yang lebih dulu dinegara Cina jika dibandingkan
dengan negara lain di Asia telah menjadikan bangsa Tionghoa lebih maju
dibandingkan bangsa lain di Asia. Terbukti dari beberapa literatur menyebutkan
bahwa kedudukan Cina telah menjalin kerjasama perdagangan dengan Eropa sejak
tahun 500 SM. Perdagangan tersebut terbentang dari Asia tengah melalui
Turkenstan ke Asia Barat, dimana jalur ini juga terhubung dengan jalan Kafilah
dari India. Jalan ini kemudian dikenal dengan sebutan jalan sutera (Silk Road).32
Tidak jauh berbeda dengan sejarah negara lain pada umumnya, Cina juga
pernah menjalankan sistem masyarakat perbudakan dalam hubungan sosial
masyarakat. Dimana pada sistem masyarakat perbudakan hubungan sistem sosial
Dari seluruh rentetan sejarah perkembangan masyarakat tersebut,
didalamnya selalu terdapat sistem ekonomi yang berbeda. Keadaan ini melahirkan
gejolak sosial yang berimbas kepada perubah sistem ekonomi masyarakat. Inilah
yang menjadi landasan pekembangan sistem ekonomi Cina sampai saat ini. Dalam
setiap fasenya terdapat corak khusus yang berbeda.
2.1.1. Fase Sistem Masyarakat Perbudakan Menuju Sistem Masyarakat
Feodal Di Negara Cina (2100 SM-1644)
32Ibid
Universitas Sumatera Utara
yang berlaku adalah hubungan antara si tuan budak sebagai si pemilik alat
produksi dan budak belia sebagai tenaga kerja.
Cina membentuk pertama kerajaan perbudakaan dalam bentuk dinasti.
Dinasti Xia adalah dinasti perbudakan pertama dalam sejarah Cina. Menurut
Sejarahwan, Dinasti Xia sebenarnya merupakan kumpulan dari beberapa suku
atau persekutuan suku yang membentuk sebuah negara. Dinasti Xia yang
memiliki 16 raja ini memerintah Zhong Yuan (sebutan Cina pada zaman dulu)
selama 5 abab atau sekitar 471 tahun.33
Dinasti Xia yang merupakan kerajaan dengan ciri perbudakan, hal ini bisa
terlihat dari kedudukan raja dalam menjalankan sistem pemerintahan. Contohnya
pada masa kepemimpinan Raja Xia Jie yang merupakan raja yang terkenal dengan
kekejamannya. Saat pemerintahannya, rakyat dipaksa untuk membangun istana-
istana mewah serta sering melakukan invasi terhadap negara tetangganya sehingga
mengakibatkan banyak pejabat yang meninggalkan Dinasti Xia. hingga akhirnya
dihancurkan oleh Shang Tang yaitu Pendiri Dinasti Shang.
34
Kedudukan Dinasti Xia kemudian digantikan oleh Dinasti Shang.
Kedudukan Dinasti Shang juga tak ayalnya kerajaan perbudakan pada umumnya.
Sistem perbudakan manusia atas manusia terus berlangsung pada masa Dinasti
Shang. Dalam perkembangan sejarahnya, pergantian sistem perbudakan selalu
ditandai dengan keruntuhan tahta sebuah dinasti melalui jalan peperangan. Cina
33 Dinaviriya. “Sejarah Dinasti Xia”. Diakses melalui : http://dinaviriya.com/sejarah-dinasti-xia/ pada 4 Desember 2016, Pukul 03:23 WIB 34Ibid
Universitas Sumatera Utara
mengalami hal ini, sehingga sejalan dengan kondisi ini, masyarakat Cina akan
semakin memodrenkan taraf kualitas hidupnya melalui pemberontakan dan
perang.
Pada masa Dinasti Shang, Cina mengadakan kebijakan pergantian tahta
kerajaan secara turun temurun, Dinasti Zhou menyempurnakan sistem tata krama
dan ritual. Selesainya fase kepemimpinan Dinasti Zhou, Cina kemudian diambil
alih oleh kepemimpinan kekaisaran feodal. Hal ini ditandai oleh munculnya
perlawanan dari kalangan negarawan kerajaan atau negara-negara adipati yang
berebut mencari kekuasaan. Diawali oleh negara adipati Jin yang dipecahkan
menjadi 3 negara adipati baru yaitu Negara Han, Negara Wei dan Negara Zhao
pada tahun 403 SM. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan periode Negara
Berperang.35
Hingga akhirnya Dinasti Qin kembali mempersatukan Negara Cina dan
membentuk pemerintahan yang sentralisasi serta mempersatukan tulisan dan
satuan pengukuran. Kepemimpinan Dinasti Qin menandai kemunculan sistem
feodal di Cina. Dinasti Han sampai Dinasti Qin yang mempergunakan pejabat
sipil sebagai pengambil keputusan dan menduduki posisi kementerian yang
penting dalam kerajaan atau pemerintahaan.
36
Di bidang Ekonomi, Perekonomian Dinasti Qin mengadopsi
perekonomian bebas yang dikontrol oleh Kerajaan. 4 bidang perekonomian utama
35 Dinaviriya. “Periode Negara Berperang (Zhan Guo) dalam Sejarah China”. Diakses melalui : http://dinaviriya.com/zaman-periode-negara-berperang-zhan-guo-sejarah-china-tiongkok/ Pada tanggal 5 Desember 2016 Pukul 6:00 WIB 36Ibid
Universitas Sumatera Utara
pada Dinasti Qin dan Dinasti Han antara lain Profesional (Kaum
terpelajar/Pejabat), Pertanian, Industri dan Perdagangan. Pada kedua Dinasti
tersebut, komoditi penting seperti Garam, Minyak dan Beras di monopoli oleh
para pejabat (birokrat) dan pengusaha besar. Dengan dibukanya jalur Jalan Sutera,
perdagangan dengan Timur Tengah dan Eropa pun dimulai dan berkembang
dengan pesat.37
Pada masa awal Cina dibawah kepemimpinan Kaisar Qing, keadaan
ekonomi politik Cina masih dalam kekuasaan kaum feodal. Akan tetapi kemajuan
peradaban Cina terbilang terlambat jika dibandingkan dengan kemajuan
peradaban di Eropa. Kemajuan Eropa dilatar belakangi oleh Revolusi Industri dan
Revolusi Prancis yang mendongkrak kemajuan tehnologi di Eropa. Pada masa itu
Pada Dinasti Tang, surat-surat berharga mulai diperkenalkan hingga pada
Dinasti Song sudah memiliki uang kertas yang pertama. Perdagangan antara
negara mulai berkembang dengan cepat pada Dinasti Qing karena adanya
pengaruh dari negara-negara barat untuk membuka pelabuhan-pelabuhan laut.
Kedatangan negara barat pada masa dinasti Qing telah membawa Cina ke era
perdagangan bebas. Dinasti Qing merupakan dinasti dengan sistem kerajaan yang
paling terakhir di sejarah Cina dan mengakhiri masa kepemimpinan kaum feodal
Cina.
2.1.2. Fase Sistem Masyarakat Feodal dan Sistem Kolonialisme Di Negara
Cina (1644-1911)
37 “Sejarah Dinasti Xia”. Loc.Cit
Universitas Sumatera Utara
Eropa sudah menjalankan ekspansi untuk memperluas daerah kekuasaan mereka
secara khusus negara Inggris dan Prancis. Melalui agresi militer, negara Eropa
mulai menjajaki Asia dan daratan benua Afrika.
Salah satunya adalah Cina, selama kepemimpinan Dinasti Qing negara-
negara di Eropa mulai menjajaki hasil bumi negara Cina. Negara-negara Barat
tersebut menggunakan Candu sebagai bahan perdagangannya sehingga banyak
rakyat Cina yang mengalami kecanduan dan memiliki ketergantungan yang luar
biasa terhadap candu tersebut. Tahun 1838, Raja Dao Guang yang memimpin
kekaisaran Qing ketika itu memerintahkan Lin Ze Xu sebagai utusan kekaisaran
menuju ke Guang Dong untuk mengadakan larangan terhadap penggunaan Candu.
Lin Ze Xu kemudian menangkap pengedar candu dan menyita sekitar 2 jutaan
kilogram candu serta menghancur candu sitaan tersebut di depan umum tepatnya
di daerah Pintu Harimau.38
Pada tahun 1840, Kerajaan Inggris menyatakan peperangan terhadap Cina
dengan alasan untuk melindungi warganya yang berada di Cina. Kerajaan Inggris
kemudian mengirimkan Kapal Perang untuk menyerang Guang Zhou. Militer
Inggris berhasil mengepung daerah Zhu Jiang Gou, menduduki Zhe Jiang Ding
Hai hingga mendekati Kota Nan Jing. Kaisar Dao Guang sangat panik dengan
kekuatan militer Inggris dan mengutuskan Qi Shan untuk melakukan negosiasi
dengan Inggris. Pada saat yang sama untuk menenangkan Inggris, Lin Ze Xu
dihukum, Pelabuhan Guang Zhou dibuka kembali. Tetapi Inggris masih tidak puas
38Ibid
Universitas Sumatera Utara
dan terus melakukan penyerangan terhadap Hu Men, Ning Bo, dan Xia Men serta
menguasai daerah Wu Song pada tahun 1842. Dengan demikian, Pemerintah
Dinasti Qing terpaksa menandatangani Perjanjian Nan Jing. Dimana di dalam
perjanjian Cina menyerahkan Hong Kong kepada Inggris.39
Dinasti Qing makin hari makin lemah, sejumlah patriot membentuk
organisasi untuk menyelamatkan bangsa dan negaranya dari serangan bangsa
Eropa. Diantaranya adalah Sun Zhong Shan (Sun Yat Sen) yang membentuk
organisasi yang bernama Xing Zhong Hui, pada tahun 1894 dengan tujuan untuk
membangkitkan kembali Bangsa Cina dan membentuk Negara Cina menjadi
Negara Republik. Tahun 1905, Sun Zhong Shan (Sun Yat Sen) mempersatukan
kekuatan revolusi Cina di seluruh penjuru dunia dan membentuk Organisasi baru
Pada Tahun 1856 sampai 1860, Perancis mendeklarasikan peperangan
dengan Cina yang dalam sejarah dikenal dengan sebutan Perang Candu II. Dinasti
Qing mengalami kekalahan yang mengakitbatkan Kaisar Qing, Xian Feng
terpaksa untuk mundur. Tahun 1856, Inggris dan Perancis berhasil menduduki
bagian barat Taman Yuan Ming Yuan Ibukota Bei Jing. Mereka juga membakar
taman yang megah tersebut. Setelah kejadian tersebut, Dinasti Qing terpaksa
harus menandatangani perjanjian Tian Jing, Perjanjian Bei Jing dan Perjanjian Ai
Hui yang menguntungkan pihak asing terutama Inggris dan Perancis. Perjanjian-
perjanjian tersebut juga memaksa pemerintah Dinasti Qing untuk memberikan
sebagian besar wilayah Cina kepada pihak asing.
39 Wikipedia. “Perang Candu”. Diakses melalui : https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Candu pada 5 Desember 2016
Universitas Sumatera Utara
yang bernama Tong Meng Hui yang kemudian berkembang menjadi Partai
Nasional Cina atau Kuo Min Tang.
Pada tahun 1911 terjadi pemberontakan di Wu Chang dan hanya dalam
waktu 2 bulan, puluhan Provinsi medeklarasikan kemerdekaannya dari Dinasti
Qing. Tanggal 01 Januari 1912, terbentuklah Republik Cina di Nan Jing, Sun
Zhong Shan (Sun Yat Sen) dipilih sebagai Presiden dan pada tahun yang sama
tanggal 2 Februari, Kaisar Qing dipaksa mundur. Dengan demikian pemerintahan
Dinasti Qing yang berlangsung selama 295 tahun dinyatakan berakhir. Sun Zhong
Shan (Sun Yat Sen) kemudian diangkat menjadi pejabat presiden pada tahun 1912
sekaligus ketua partai, dan presiden pada tahun 1923-1925. Pada tahun 1925, Sun
Yat Sen meninggal di Tiongkok. Tiga tahun kemudian, salah seorang
pengikutnya, Chiang Kai Shek, terpilih menjadi presiden.40
Pada saat Sun Yat Sen berhasil menumbangkan kekuasaan feodal Dinasti
Qing, pada tahun 1912 usaha pembebasan nasional dari tangan kaum feodal
kembali dijalankan oleh Ciang Kai Shek dalam usaha mempersatukan Cina.
Marcuria sebuah daerah yang sejak abad 18 sudah menjadi sasaran ekspansi
Jepang dan Uni Soviet dibawah kekuasaan Raja Zhang Zo Li. Usaha Ciang Kai
Shek dalam merebut daerah kekuasaan Cina dengan menjalankan gerakan
2.1.3. Republik Cina Dibawah Kepemimpinan Pemerintahan Nasionalis
(1912)
40 Dinaviriya. “Sejarah Dinasti Qing”. Diakses melalui: http://dinaviriya.com/sejarah-dinasti-Qing/ pada 5 Desember 2016, Pukul 08:23 WIB
Universitas Sumatera Utara
menolak Raja Zhang Zo Li. Hingga meletuslah perang pada bulan Desember
1915.41
Kondisi Jepang juga semakin diperparah dengan gerakan memukul tentara
Jepang dari Mongolia dibawah kepemimpinan Joseph Stalin. Pada tanggal 31
Maret 1936, terjadi pemberontakan bersenjata antara tentara Uni Soviet dan
tentara Jepang. Perang ini dimenangkan oleh Uni Soviet. Jepang harus puas
dengan hanya menguasai sebagian daerah di Mongolia.
Ketika itu juga, tentara Jepang di kerahkan untuk memukul gerakan rakyat
dibawah kepemimpinan Ciang Kai Shek. Sebab jika kekuasaan jatuh ke tangan
kaum nasionalis, secara otomatis Jepang akan lebih sulit untuk memaksa
kehendaknya kepada Cina. Kedudukan kaum nasionalis semakin besar seiring
dengan gerakan pemebebasan nasional yang dijalankan oleh rakyat pada saat itu
semakin meluas di seluruh daratan Cina.
Kebencian atas kaum penjajah memberikan keuntungan bagi
kepemimpinan kaum nasionalis. Tekanan-tekanan yang hebat dari gerakan
nasionalis juga diperhebat oleh gerakan kaum sosialis komunisme yang ketika itu
dibawah kepemimpinan Mao Zedong. Gerakan persatuan antara kaum nasionalis
dan komunis berhasil menghusir Jepang dari Cina.
42
41 WD. Sukisman. Sejarah Cina Kontemporer: Dari Revolusi Nasional Melalui Revolusi Kebudayaan Sampai Modrenisasi Sosialis. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. 1992. Hal.3 42Ibid. Hal 11
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Kebangkitan Gerakan Komunis Di Era Pemerintahan Nasionalis
(1927)
Seiring dengan kondisi perang yang terus terjadi di Negara Cina, Mao
Zedong sebagai ketua Partai Komunis Cina mulai menjalankan pengorganisasi
klas buruh di perkotaan dan kaum tani dipedesaan. Tujuannya untuk mendirikan
negara komunis Cina. Di perkotaan kaum buruh melakukan mogok dan kaum tani
melakukan penyitaan tanah-tanah yang dikuasai oleh tuan tanah di pedesaan.
Usaha untuk merebut kekuasaan dari kaum nasionalis atas kaum komunis mulai
dijalankan sejak tahun 1927. Kebangkitan gerakan komunis terendus oleh Ciang
Kai Shek. Percobaan perebutan kekuasaan oleh kaum komunis mengalami
kegagalan. Kekuatan militer mampu mengungguli kekuatan kaum tani dan klas
buruh.
Akan tetapi kegagalan perjuangan kaum tani dan klas buruh pada masa itu
dianggap sebagai kelahiran tentara merah. Mao mencoba kembali menjalankan
pemberontakan di Provinsi Hu Nan di Cina Tengah. Namun tentara merah
kembali mengalami kegagalan. Sejak itu gerakan partai komunis Cina bergerak
dibawah tanah dengan tujuan untuk mengembangkan strategi perang geriliya
dengan pedesaan sebagai andalan untuk mengepung kota.
Pemerintahan Nasionalis Cina terus memperkuat pasukan tentara dengan
menjalin komunkasi dengan tentara Jerman dibawah kepemimpinan Kolonel Max
Bauer. Kemudian membentuk pasukan khusus anti tentara merah dengan nama
Pasukan Anti Banditisme dibawah kepemimpinan Jenderal Ho Yong Qin. Dilain
Universitas Sumatera Utara
sisi, Mao Zedong bersama Partai Komunis Cina mulai memperkokoh strategi
perang. Melalui kegiatan propaganda, pendidikan dan kaderisasi bagi anggota
kader partai. Kegiatan pembangunan gerakan rakyat yang dipelopori oleh Mao
Zedong ini memperoleh hasil positif. Tentara Merah mampu mengimbangi
kekuatan Pasukan Anti Bandit. Kemudian kelompok komunis berhasil
membentuk Negara Soviet Cina dan mentahbiskan Mao Zedong sebagai
pemimpin.
2.1.5. Pemerintahan Nasionalis Cina dan Kaum Komunis Melawan Agresi
Militer Jepang
Pada April 1933, pasukan Jepang kembali menduduki ibu kota beijing.
Pemerintahan Soviet Cina segera menyatakan perang terhadap Jepang. Akan
tetapi sikap berbeda ditunjukan oleh pemerintahan nasionalis. Ciang Kai Shek
tetap berpendirian pada penumpasan terhadap kaum komunis harus lebih di
utamakan. Ini menjadi malapetaka bagi kaum nasionalis, ketika harus
menggempur kekuatan kaum komunis. Kaum komunis mampu bertahan ditengah
gempuran tentara nasionalis.
Suasana itulah yang menjadi sebab dari timbulnya pelbagai pergolakan
yang mendesak Jiang Kai Shek untuk menghentikan permusuhan dengan kaum
komunis dan menggalang persatuan nasional untuk dikerahkan melawan agresi
Jepang. Maka dengan kekuatan mayoritas ini Cina mampu menghusir tentara
Jepang. Sesuai dengan perkembangan tersebut pada awal 1937, pemerintahan
nasional membentuk suatu Dewan Pertahanan Nasional yang anggotanya berasal
Universitas Sumatera Utara
dari golongan Partai Kuomintang dan Partai Komunis Cina. Setahun kemudian,
ditahun 1938 Dewan Pertahanan Nasional diganti dengan Dewan Politik Rakyat
yang berasal dari anggota suku bangsa, golongan karya dan wakil daerah. Maka
Dewan Politik Rakyat adalah dewan perwakilan rakyat pada masa itu. 43
Pasca agresi militer Jepang, Ciang Kai Shek kembali menggempur dan
mengepung kaum komunis dengan harapan mampu menumpas kekuatan kaum
komunis yang semakin besar. Pada Oktober 1934, Tentara Nasionalis dengan
jumlah 700.00 harus menggempur tentara merah dengan jumlah 150.000 pasukan
untuk merebut Negara Soviet Cina.
44
Setelah perang antara Cina dengan Jepang berakhir pada tahun 1945
dengan kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Konflik antara Partai Komunis
Cina dengan Partai Kuomintang kembali memanas. Setelah kekalahan Jepang,
pemerintah Republik Cina segera menginstruksikan kepada segenap jajarannya
untuk mengambil alih kedudukan tentara Jepang di seluruh pelosok wilayah
China. Sementara Zhu Te, Panglima Angkatan Bersenjata Partai Komunis Cina
mengeluarkan perintah agar sebagian Tentara Merah memasuki Manchuria dan
menuntut pada pemerintah Cina supaya perlucutan senjata terhadap bekas tentara
Ketika itu pasukan tentara nasionalis
berhasil mengusir tentara merah dari negara Soviet Cina. Maka Mao memutuskan
untuk meninggalkan daerah Soviet Cina untuk menhindari kehancuran secara
total.
2.1.6. Fase Kemenangan Kaum Komunis Cina (Revolusi Sosial Cina)
43Ibid Hal.25 44Ibid Hal.18
Universitas Sumatera Utara
pendudukan tentara Jepang di daerah yang dikuasai Partai komunis supaya
dilakukan unsur Partai Komunis.
Melalui kekuatan klas buruh sebagai pemimpin dan kekuatan pokok kaum
tani, Revolusi Cina dijalankan dengan strategi gerilya. Mao memimpin
pertempuran ini. Front persatuan nasional dibentuk atas dasar persekutuan kaum
tertindas, kepemimpinan partai komunis dan tentara merah sebagai pasukan
terdepan. Setelah separuh wilayah Cina berada di tangan kaum komunis
maka Mao Zedong mulai mempersiapkan pembentukan suatu Negara Cina
sebagaimana dicita-citakan oleh Partai Komunis. Langkah awal adalah dengan
membentuk Panitia Persiapan Majelis Permusyawaratan Politik.
Panitia ini berhasil memilih 21 orang untuk menjabat sebagai Dewan
Harian dengan Mao Zedong sebagai ketua dan Chou Enlai sebagai wakil ketua.
Dengan strategi “desa mengepung kota”, PKC berhasil menyingkiran
Kuomintang dan pada tanggal 1 Oktober 1949 memproklamasikan berdirinya
Negara Republik Rakyat Cina.
Meski awalnya banyak mengalami kekalahan tetapi Tentara merah
semakin dapat memperluas pengaruhnya di daerah pedesaan, melalui politik land
reformdari PKC. Tanah-tanah milik tuan tanah diambil dan menghadiahkan tanah-
tanah garapan tersebut kepada kaum tani penggarap. Tentara merah yang
menguasai wilayah Cina Utara segera mengarahkan sasarannya kesebelah
selatan Sungai Yang Tze. Selanjutnya mereka merebut Nanking, Ibu kota
pemerintah Nasionalis Cina. Akibatnya pemerintah Nasionalis Cina terpaksa
Universitas Sumatera Utara
harus memindahkan ibu kotanya ke Kanton. Selanjutnya Hangou, Shanghai dan
Qingdao secara berturut-turut jatuh ke tangan kaum komunis.
Pada tanggal 14 Oktober Kanton berhasil dikuasai Tentara Merah,
sehingga pemerintah nasionalis terpaksa pindah ke Chongqing. Namun pada
tanggal 28 November 1949 Chongqing juga jatuh ke tangan Tentara Merah.
Selanjutnya Propinsi Yunnan dan Hainan berhasil dikuasai komunis, sehingga
pemerintah nasionalis tidak memiliki wilayah lagi di Cina daratan.
Pemerintahan Chiang Kai Shek melarikan diri ke Taipei yang terletak di
Pulau Formosa (Taiwan). Pada tanggal 1 Maret 1950, Chiang memangku kembali
jabatannya sebagai presiden Republik Cina. Setelah pernyataan berdirinya
Republik Rakyat Cina, Uni Soviet segera memberikan pengakuan kedaulatannya
atas RRC dan memutuskan hubungan diplomatiknya dengan pemerintahan
Nasionalis Cina. Negara-negara satelit Uni Soviet ikut menyatakan pengakuan
kedaulatan bagi RRC.45
Cina dimasa kepemimpinan Mao Zedong bersama Partai Komunis Cina,
kini menjelma menjadi kekuatan poros komunis dunia. Keberhasilan partai
komunis Cina dalam menjalankan revolusi merupakan gerakan pembebasan
nasional dari dominasi kekuasaan kapitalisme yang tumbuh subur dalam
pemerintahan nasionalis Cina. Kemenangan kaum komunis juga menjadi cikal
2.1.7. Fase Cina Dibawah Kepemimpinan Kaum Komunis dan Kemunculan
Revisionis Modern
45Ibid
Universitas Sumatera Utara
bakal terlaksananya Land Reform bagi kaum tani dan dibangunnya industri
nasional untuk mengimbangi kekuasaan negara liberal.
Disisi lain, revolusi besar kebudayaan Mao telah membawa budaya
kolektif anti individualis. Tujuannya adalah untuk menjalankan budaya proletariat
yang anti kepada kebudayaan borjuasi. Melalui revolusi kebudayaan besar
proletariat, Mao membangun landasan kebudayaan komunis yang anti
imperialisme, anti feodalisme dan anti kapitalisme.
Selain itu, lompatan jauh kedepan menjadi andalan program Mao Zedong
dalam membangun Cina. Walau dalam beberapa literatur dijelaskan bahwa
program jauh kedepan menuai pro kontra karena memakan banyak korban jiwa.
Meski berakhir pada 1960-an, efek dari kebijakan pada era ini terus berdampak
sampai 1970-an.46
Cina secara resmi memulai reformasi pada oktober 1978 di bawah kendali
Deng Xiaoping yang berhasil maju ke puncak pimpinan pasca wafatnya Mao.
Deng merupakan salah seorang tokoh PKC dari faksi reformis yang membawa
sistem ekonomi RRC menuju pola persaingan liberal. Setelah melewati berbagai
sistem trial and error, negara itu menggeser investasi dari yang berpusat pada
turisme menjadi industri elektronik, dari kebijakan yang memaksa investor asing
untuk menerima mitra perusahaan Cina menjadi kebijakan yang menerima
perusahaan asing secara terbuka, dan dari fase mengejar mencapai keberhasilan
bersama.
46 Shenkar, Oded, The Chinese Century, Bangkitnya Raksasa China dan Dampaknya terhadap Perekonomian Global, Pearson Education, Inc. 2005 hal.52
Universitas Sumatera Utara
Kini, hasil dari kebijakan reformasi ekonomi selama periode perencanaan
reformasi ekonomi, Deng dan kawan-kawan sebagai perumus kebijakan
pembangunan di RRC, yang memberikan penekanan terhadap pembangunan
sektor industri, khususnya bidang produksi padat modal.42 Begitu pula di Cina,
hal serupa diterapkan pada kemajuan sektor industri, dimana industrialisasi
dilaksanakan dengan devisa dari sektor pertanian. Sedangkan dalam pemilihan
teknologi produksi barang-barang industri lebih diperhatikan metode padat
modalnya, dibandingkan dengan padat karya.47
47 Poltak Partogi Nainggolan, Reformasi Ekonomi RRC Era Deng Xiaoping, Jakarta, PT Fajar Inter Pertama,1995 hal.83
2.2. Keadaan Alam & Sosial
Negara Cina merupakan salah satu negara dengan dataran yang luas dan
jumlah penduduk yang besar. Dengan demikian kondisi ini akan memberi
keuntungan bagi masyarakat Cina. Ketersedian lahan untuk dijadikan sebagai alat
produksi pertanian dan pembangunan industri, ditambah jumlah penduduk yang
besar menjadi sasaran tenaga kerja menjadi modal awal dalam pembangunan
ekonomi di Cina.
Kondisi alam dan kondisi sosial tentu menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi dalam keberlangsungan sistem ekonomi politik di Cina. Untuk itu
perlu dijelaskan tentang keadaan alam dan keadaan sosial di Negara Cina, sebagai
referemsi dalam melihat kondisi konkreat Negara Cina.
Universitas Sumatera Utara
2.2.1. Keadaan Alam
Republik Rakyat Cina (RRC) terletak dikawasan Asia Timur, dengan
ibukota terletak di Beijing. Wilayah Cina di sebelah utara berbatasan dengan
Mongolia dan Laut Cina Timur serta Laut Kuning di sebelah timur. Batas
geografis di sebelah selatan berbatasan dengan Nepal, Bhutan, India, Myanmar,
Laos, dan Vietnam serta di sebelah barat berbatasan dengan Kazakstan,
Tadzikistan, dan Afganistan. 48
Republik Rakyat Cina (RRC) terletak di antara 18 LU – 54 LU dan 73 BT
– 135 BT. Luas wilayah Cina adalah 9,596,960 km² dengan wilayah daratan
seluas 9,326,410 km² , dan perairan seluas 270,550 km². Dengan total luas
wilayah tersebut, Cina merupakan negara terbesar ke-4 di dunia setelah Rusia,
Kanada, dan Amerika Serikat.
49
Di timur, bersama dengan pantai Laut Kuning dan Laut Tiongkok Timur,
ditemukan luas dan padat yang di tempati lapangan tanah baru; pesisir Laut
Tiongkok Selatan lebih bergunung-gunung dan Tiongkok bagian selatan
didominasi daerah berbukit dan jajaran gunung yang lebih rendah. Di bagian
tengah timur ditemukan delta 2 sungai utama Tiongkok, Huang He (Sungai
Kuning) dan Chang Jiang (Sungai Panjang). Sungai-sungai utama lainnya ialah Xi
Jiang, Mekong, Brahmaputra dan Amur
50
48 Central Intelligence Agency (US). “The World Factbook : East & Southeast Asia : CHINA”. Diakses melalui :
.
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/ch.html pada 5 Desember 2016 49Ibid 50 Wikipedia. “Republik Rakyat Tiongkok”. Diakses melalui : https://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Rakyat_Tiongkok Pada 6 Desember 2016
Universitas Sumatera Utara
Negara-negara yang secara geografis berdekatan dengan Cina adalah
Afghanistan, Bhutan, Burma, India, Kazakhstan, Korea Utara, Kyrgyzstan, Laos,
Mongolia, Nepal, Pakistan, Russia (timur laut), Russia (barat laut), Tajikistan,
Vietnam, Hong Kong, Macau. 51
Sumber daya alam yang terdapat di Cina adalah batubara, bijih besi,
minyak bumi, gas alam, merkuri, timah, tungsten, antimon, mangan, molibdenum,
vanadium, magnetit, aluminium, timah, seng, sumber daya alam langka, uranium,
potensi tenaga air (terbesar di dunia), tanah yang subur.
52
Cina merupakan suatu negara yang memiliki jumlah penduduk yang padat,
yaitu sekitar 1,373,541,278 (Juli 2016)
2.2.2. Keadaan Sosial
53. Cina juga merupakan negara yang
memiliki keberagaman etnis, terlihat dari banyaknya etnis-etnis yang dimiliki
negara Cina diantaranya yaitu, Han Chinese 91,6%, Zhuang 1,3%, dll (Hui,
Manchu, Uighur, Miao, Yi, Tujia, Tibetan, Mongol, Dong, Buyei, Yao, Bai,
Korean, Hani, Li, Kazakh, Dai) 54
Selain memiliki keberagaman etnis, Cina juga memiliki keberagaman
agama, yaitu Budha 18,2%, Kristen 5,1 %, Muslim 1,8%, Agama rakyat 21,9%,
Hindu < 0,1%, Yahudi < 0,1%, dll 0,7%, Atheis 52,2%. Jika melihat presentase
agama di Cina, banyaknya presentase Atheis atau tidak memiliki kepercayaan di
.
51 International Business Publications, USA. 2013. China Automotive Industry Handbook Strategic Information and Contacts. Washington DC : USA. [Google Books]. Hal 28. https://books.google.co.id/books?id=dVqaAAAAQBAJ Diakses pada 5 Desember 2016 52Ibid 53 “The World Factbook : East & Southeast Asia : CHINA”. Loc.Cit 54Ibid
Universitas Sumatera Utara
Cina yaitu sekitar 52,2%, dapat dilihat karena masuknya nilai-nilai komunis di
Cina yang menyebabkan hingga saat ini masyarakat Cina masih banyak yang
tidak meyakini atau tidak memiliki kepercayaan agama tertentu.
Cina dikenal sebagai negara dengan seratus aliran filsafat yang melahirkan
paham-paham yang membentuk masyarakat Cina sebagai suatu kesatuan yang
terstruktur. Seperti Confusianisme, Taoisme, Mohisme, Legalisme, dan banyak
aliran filsafat lainnya. Bahkan aliran-aliran filsafat ini berkembang hingga saat
ini dan menyebar ke berbagai daerah khususnya di kawasan Asia Timur 55
Cina yang merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia,
juga menjadi suatu masalah bagi negara Cina. Oleh karena itu dalam hal
membatasi perkembangan populasi di Cina, pemerintah secara aktif
menggalakkan kebijakan yang membatasi keluarga di perkotaan (etnis minoritas
non han dikecualikan) menjadi 1 anak dan keluarga di pedalaman 2 anak (dengan
catatan ketika anak pertama ialah perempuan)
.
56
55Wiriaatmadja. 2013. Dikutip dalam Neng Marlina Efendi. 2013. Madame Mao : The White Bone Demon (Peranan Jiang Qing dalam Revolusi Kebudayaan Cina Tahun 1966-1976).[Skripsi].Hal. 1. repository.upi.edu/3619/4/S_SEJ_0806117_Chapter1.pdfDiakses pada tanggal 6 Desember 2016 56 “Republik Rakyat Tiongkok”. Loc.Cit
. Adanya kebijakan pemerintah
dalam membatasi anak di dalam keluarga pada masyarakat Cina dilakukan
pemerintah Cina dalam upaya menekan pertumbuhan penduduk yang setiap
tahunnya terus meningkat.
Universitas Sumatera Utara
a. Ekonomi
Perekonomian Negara Cina didukung oleh sektor pertanian, perindustrian,
dan pertambangan57
Sejak akhir 1970-an, Cina telah berpindah dari awalnya sistem ekonomi
yang terutup menjadi sistem ekonomi yang terbuka, yang lebih berorientasi pada
pasar. Pada tahun 2010, Cina juga menjadi eksportir terbesar di dunia
. Pertumbuhan perekonomian Cina saat ini yang mengalami
perkembangan sangat pesat, juga dapat dikatakan Cina sebagai salah satu negara
yang dapat diperhitungkan keberadaannya. Produk-produk dari negara Cina telah
membanjiri pasar saat ini sehingga Cina mampu untuk dapat bersaing dalam pasar
internasional.
58
Menurut data Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat / Central Intelligence
Agency (CIA), GDP per capita Cina pada tahun 2015 mencapai $14,300 dengan
tingkat inflasi 4%. Menurut estimasi Badan tersebut, Cina adalah negara eksportir
barang terbesar kedua dan importir terbesar ketiga di dunia. Pada tahun 2015, nilai
ekspor Cina adalah sekitar $2.143 Triliun, sedangkan nilai impor Cina adalah
sekitar $1.576 Triliun. Jika diurutkan berdasarkan presentasenya, Amerika
Serikat (18%), Hongkong (14,6%), Jepang (6%), Korea Selatan (4,5%) adalah
. Dengan
melakukan perubahan-perubahan seperti reformasi dalam bidang pertanian,
liberalisasi, peningkatan otonomi bagi perusahaan-perusahaan negara,
pengembangan pasar saham dan sistem perbankan modern, juga menjalankan
perdagangan luar negeri dan membuka kran-kran investasi.
57 “The World Factbook : East & Southeast Asia : CHINA”. Loc.Cit 58Ibid
Universitas Sumatera Utara
mitra ekspor utama Cina. Sedangkan mitra impor utama Cina adalah Korea
Selatan (10,9%), Amerika Serikat (9%), Jepang (8,9%), Jerman (5,5%), Australia
(4,1%) 59
Komoditas ekspor Cina pada tahun 2015 adalah komoditas mesin listrik
dan lainnya, termasuk peralatan pengolahan data, pakaian, furnitur, tekstil.
Sedangkan komoditas impor utama Cina adalah alat-alat elektrik dan mesin-mesin
lainnya, bahan bakar minyak dan mineral, reaktor nuklir, pemanas, dan
komponen-komponen mesin, peralatan optik dan medis, bijih logam, kendaraan
bermotor, dan kedelai.
.
60
Struktur pemerintahan Cina sekarang masih mempertahankan struktur
negara tradisional Cina, yaitu Pusat (zhongyang), Provinsi (sheng), Kabupaten
(xian), dan Kota (shi). Hal ini ditetapkan dalam UUD yang disahkan pada tahun
1954 yang disebut Dewan Administrasi Pemerintah.
b. Politik
61
Pada tingkat pusat, ada yang disebut “guowuyuan” atau Dewan Negara,
yang diketuai oleh seorang Perdana Menteri dan beberapa Wakil Perdana Menteri,
dan di bawahnya terdapat kementerian dan komisi-komisi yang jumlahnya
berubah-ubah dari waktu ke waktu. Dewan Negara memegang kendali atas
59Ibid 60Ibid 61 I. Wibowo. Negara dan Masyarakat (Berkaca dari Pengalaman Republik Rakyat Cina). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 2000. Hal 96
Universitas Sumatera Utara
pemerintah-pemerintah daerah di bawahnya. Dari sinilah mengalir kebijakan-
kebijakan resmi pemerintah yang harus ditaati oleh pemerintah daerah. 62
Cabang pemerintahan Cina terdiri atas tiga badan
63
• Eksekutif. Dalam badan eksekutif, Presiden Cina adalah kepala negara
yang menjabat dalam jangka 5 tahun. Presiden Cina saat ini adalah Xi
Jinping yang menjabat sejak 14 Maret 2013, dan Wakil Presiden Cina
adalah LI Yuanchao yang menjabat sejak 14 Maret 2013. Presiden dan
wakil presiden dipilih secara tidak langsung oleh Kongres Rakyat
Nasional dan dipilih kembali dalam pemilihan umum apabila memenuhi
syarat untuk masa jabatan kedua; Pemilu terakhir diselenggarakan pada 5-
17 Maret 2013, dimana pemilihan berikutnya akan diadakan pada bulan
Maret 2018.
:
Kepala pemerintahan Cina adalah Perdana Menteri dibantu
bersama dengan beberapa Wakil Perdana Menteri. Perdana Menteri yang
menjabat saat ini adalah LI Keqiang yang menjabat sejak 16 Maret 2013,
Sedangkan Wakil Perdana Menteri yang menjabat saat ini adalah ZHANG
Gaoli sejak 16 Maret 2013, LIU Yandong sejak 16 Maret 2013, MA Kai
sejak 16 Maret 2013, WANG Yang sejak 16 Maret 2013. Perdana Menteri
dicalonkan oleh Presiden, dengan persetujuan oleh Kongres Rakyat
62Ibid, Hal 97 63 “The World Factbook : East & Southeast Asia : CHINA”. Loc.Cit
Universitas Sumatera Utara
Nasional. Disamping itu, cabang eksekutif juga dibantu oleh kabinet yang
terdiri atas Dewan Negara yang ditunjuk oleh Kongres Rakyat Nasional.
• Legislatif. Cabang legislatif pemerintahan Cina terdiri atas satu kamar atau
unicameral. Cabang Legislatif China merupakan Kongres Nasional Rakyat
atau yang dikenal dengan Quanguo Renmin Daibiao Dahui. Kongres
Nasional Rakyat terdiri dari 2.987 kursi, yang anggotanya dipilih secara
tidak langsung oleh kongres kota, regional, dan propinsi orang, dan
Tentara Pembebasan Rakyat. Anggota Kongres bertugas dalam jangka 5
tahun dan dalam prakteknya, hanya berasal dari anggota Partai Komunis
China (PKC). Pemilihan anggota Kongres tersebut terakhir diadakan pada
Desember 2012-Februari 2013 dan berikutnya akan diadakan pada akhir
2017 sampai awal 2018.
• Yudikatif. Badan ketiga pemerintahan Cina adalah Yudikatif. Pengadilan
tertinggi Cina adalah Mahkamah Rakyat Agung yang terdiri atas lebih dari
340 hakim termasuk hakim agung, 13 hakim agung diatur dalam komite
sipil dan pengadilan untuk sipil, ekonomi, administrasi, keluhan dan
banding, dan komunikasi dan masalah transportasi.
Pemilihan hakim dan masa jabatan: Ketua Mahkamah Agung ditunjuk
oleh Kongres Rakyat Nasional (NPC). Masa jabatannya terbatas, yaitu dalam 2
periode masa jabatan selama 5 tahun berturut-turut.Hakim-hakim lainnya
dicalonkan oleh Ketua Mahkamah Agung dan ditunjuk oleh Komite Tetap
NPC.Masa jabatan hakim-hakim lainnya dditentukan oleh NPC. Dibawah
Universitas Sumatera Utara
Mahkamah Agung, terdapat Pengadilan Tinggi, Menengah, Pengadilan
Kabupaten, Pengadilan Daerah Otonom, Pengadilan Khusus Militer, Maritim,
Transportasi, dan Kehutanan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
PERALIHAN SISTEM EKONOMI SOSIALISME CINA MENUJU
SISTEM EKONOMI KAPITALISME
Pasca Perang Dunia II, sulit bagi negeri penjajah untuk mempertahankan
bentuk penjajahan langsung, sebab masyarakat di negeri terjajah mulai bangkit
perjuangan melawan penjajahan tersebut di seluruh belahan dunia. Deru revolusi
sosialis proletar menggetarkan sistem kapitalis, keadaan ini memberikan kekuatan
dan semangat baru bagi revolusi yang berkobar di berbagai belahan dunia. Klas
borjuasi yang berkuasa di negera penjajah terus berusaha mempertahankan
dominasinya di negeri terjajah, akan tetapi di sisi lain penjajahan akan berdampak
kepada revolusi pembebasan nasional.
Bagi pandangan pengikut ajaran ideologi Marx, revolusi sosial dimulai
dari kaum sosialis yang memandang kapitalisme sebagai sistem yang tidak adil
dan irasional sehingga menghasilkan kesenjangan diantara klas masyarakat.
Sehingga kapitalisme dianggap sebagai sebuah sistem usang yang akan berubah
menjadi sistem komunisme melalui revolusi. Secara otomatis juga perubahan
sistem kapitalisme menuju sistem sosialisme telah berdampak kepada perubahan
sistem ekonomi negara tersebut.
Gerakan revolusi sosial merupakan cikal bakal lahirnya sistem sosialis
komunisme, yang juga anti thesis dari sistem kapitalisme. Secara mendasar
sosialisme lahir dari pandangan atas hubungan produksi yang menghisap antara
Universitas Sumatera Utara
klas proletariat dan klas borjuasi. Teori ekonomi Marx menjelaskan bahwa sistem
kapitalisme telah memonopoli alat produksi dan memperkerjakan buruh secara
semena-mena. Tenaga klas buruh dipergunakan demi keuntungan klas borjuasi
dalam mencari laba.64
Melalui jalan revolusi sosial Marx menginginkan penghapusan masyarakat
berklas. Masyarakat tanpa klas yang digambarkan oleh Marx bercirikan atas
kediktoran klas proletariat atas klas borjuasi. Sebab sistem kapitalisme
menjadikan klas proletariat sebagai klas yang paling moderen di sistem
kapitalisme. Ini yang menjadi ciri khusus dari pandangan Marx yang tidak
dimiliki oleh filsuf lain. Sistem klas masyarakatlah yang telah menciptakan
monopoli dari sistem ekonomi masyarakat.
Marx beranggapan bahwa suatu barang bisa memiliki nilai
akibat adanya proses kerja, dalam artian kerja yang dilakukan oleh klas
proletariat. Nilai inilah yang kemudian diambil oleh klas borjuasi untuk
mendapatkan keuntungan. Marx menyebut ini sebagai perampasan nilai lebih.
Marx menerangkan bahwa sejarah manusia ditentukan oleh sarana-sarana
produksi dan sarana produksi menentukan hubungan produksi. Sehingga ketika
hubungan produksi saling menghisap, ini akan melahirkan pertentangan antara si
penghisap dengan si terhisap. Inilah yang dijalankan oleh sistem kapitalisme bagi
Marx. Dengan tajam Marx mengkritik dan menabur genderang perang untuk
menghancurkan sistem kapitalisme. Sebab hubungan produksi kapitalisme telah
memiskinkan klas buruh.
64Sutarjo Adisusilo. Sejarah Pemikiran Barat. Rajawali Pers. Jakarta. 2013. 257
Universitas Sumatera Utara
Sehingga tidak ada jalan lain selain menjalankan revolusi. Hal ini
dikarenakan doktrin sejarah atas perkembangan masyarakat. Secara histori, klas
tertindaslah yang akan melakukan gerakan penumbangan klas penghisap.
Proletariatlah sebagai klas tertindas dalam sistem kapitalisme, merupakan
kekuatan utama revolusi. Hal ini dikarenakan penghisapan yang dilakukan oleh
klas borjuasi kepada klas burh. Sejalan lurus dengan sistem penghisapan nilai
lebih yang dijalankan oleh klas borjuasi telah membangkitkan semangat
perlawanan dari klas buruh. Sehingga hari depan masyarakat sosialis ada pada
kepemimpinan klas proletar.
Selain itu, bagi Marx juga sistem kepemilikan individu yang membuat
sistem monopoli bisa tetap langgeng dalam masyarakat. Sehingga kepemilikan
atas individu harus dihapuskan. Ciri lain dalam pandangan kaum marxisme,
memandang bahwa peran negara adalah sebagai alat bagi klas proletariat untuk
menjalankan program diktator proletariat. Dalam rangka membangun masyarakat
komunal moderen.
Ditengah sistem kapitalisme yang berkembang, pandangan akan hari
depan sosialisme juga mulai berkembang. Ajaran Marx mulai diterima dibeberapa
negara dunia, salah satunya distimulis oleh revolusi Oktober 1917 dibawah
kepemimpinan Partai Komunis Uni Soviet. Revolusi 1917 juga telah membawa
angin segar dalam pembebasan nasional melawan penjajahan bagi negara terjajah.
Lennin yang ketika itu menjadi pemimpin Partai Komunis Uni Soviet,
Universitas Sumatera Utara
membangun aliansi dengan tujuan untuk memperluas ideologi sosialis. Sejak itu
pandangan sosialisme menjamur di daratan Asia, Amerika dan Eropa.
Pasca Revolusi Oktober negara-negara terjajah mulai menjalankan visi
kemerdekaan berhari depan sosialis. Keteguhan Lenin dalam menjalankan tugas
sejarah menciptakan masyarakat komunisme dunia terlihat dari keberhasilannya
membuka pintu lahirnya Internasionale Ketiga65
Komintern
atau lebih dikenal sebagai
(Komunis Internasional). Sebuah jaringan partai komunis internasional
yang loyal kepada Partai Komunis Uni Soviet, yang bertujuan menumbangkan
negara-negara dibawah cengkraman kapitalis monopoli asing. Tujaunya tak lain
untuk membentuk sebuah tatanan masyarakat sosialisme secara internasional.
Gereakan pembebasan nasional mulai gencar di seluruh negara terjajah. Ini
sebagai batu loncatan menuju kemasyarakat komunisme. Melalui perang rakyat
dan angkat senjata dibawah kepemimpinan klas buruh perjuangan revolusi
menjadi satu-satunya jalan keluar. Gerakan revolusi terus berkembang sejak saat
itu. Seperti halnya di Kuba dibawah kepeminpinan Che Guevara dan Fidel Castro,
di Indonesia dibawah kepemimpinan Muso, Korea Utara, Vientam, Venezuela,
dan negara-negara lain. Walaupun pada akhirnya setiap negara memiliki persoalan
masing-masing dalam membangun sistem sosialis.
Sedangkan sebaliknya jauh sebelum kemunculan sosialisme, teori
kapitalisme mulai mecuat dengan pesat dikalangan ekonom dunia. Pandangan
65 Saiful Arif dan Eko Prasetio, Lenin Revolusi Oktober 1917 (Sanggahan Atas Pemikiran Franz Magnis Suseno). Resist Book. 2004. Hal 21
Universitas Sumatera Utara
kapitalisme pertama kali muncul pada abad ke-12 yang mempunyai arti dana,
persedian barang, sejumlah uang, dan bunga uang pinjaman. Istilah tersebut
menjelaskan secara sempit makna kapital adalah kekayaan berupa uang, atau
sebuah perusahaan dan barang dagangan. Pandangan ini terus berkembang pada
abad ke 18 istilah kapital dimengerti sebagai model produktif karena uang
memang digunakan untuk menghasilkan barang yang dijual untuk memperoleh
keuntungan.66
Asal muasal istilah kapitalisme terjadi pada abad pertengahan, pasca
berakhirnya sistem feodalisme yang mengarah pada sistem kapitalisme dengan
munculnya gilde-gilde, kantor dagang dan usaha pengolahan hasil pertanian
sederhana. Disatu sisi secara perlahan tuan-tuan tanah dalam bentuk kerajaan juga
mulai menjalankan sistem penguasaan alat produksi. Namun satu hal yang utama
esensi kapitalisme dari waktu ke waktu adalah sama yaitu akumulasi modal yang
Maka tidak heran jika merumuskan kapitalisme sebagai proses
memproduksi barang untuk pasar melalui melalui kerja individu atau usaha
bersama dalam usaha memperoleh laba melalui persaingan bebas. Kapitalisme
dewasa ini dicirkan sebagai berikut. Pertama, kepemilikan kekayaan secara
pribadi yang tidak terbatas, kedua tidak ada batasan untuk mengumpulkan
kekayaan, ketiga, pemerintahan tidak campur tangan dalam pengolahan sistem
ekonomi pasar.
66 Sutarjo Adisusilo. Op.Cit. Hal 225
Universitas Sumatera Utara
akan diintervensikan kembali untuk mendapatkan laba dan untuk itu diperlukan
pasar bebas.
Perkembagnan kapitalisme mengalami kejenuhan pada abad ke 20, sebab
setelah Perang Dunia I dan Perang Dunia II, perkembangan kapitalisme
mengalami titik balik. Eropa tidak lagi menjadi pusat terbesar kapitalisme
melainkan berubah ke Amerika Serikat. Gerakan-gerakan anti pasar bebas mulai
bangkit, negara mulai campur tangan dalam menentukan perekonomian
masyarakat. Sama halnya dengan gerakan di Italia dan Jerman dibawah
kepemimpinan Mussolini maupun Hitler. Mereka mulai menasionalisasikan aset
industri dasar untuk menghidupi masyarakat. Sama halnya dengan Inggris, setelah
partai buruh berkuasa mereka melakukan hal yang sama walaupun berbeda secara
skala.
Perkembangan paham kapitalisme mulai mencuat kembali pasca
berakhirnya perang dingin. Runtuhnya Uni Soviet sebagai kiblat dari gerakan
sosialis dunia ketika itu mengakibatkan sistem sosialisme dianggap sebagai
sebuah pandangan yang utopis. Mengatasnamakan demokrasi, yang esensinya
adalah kapitalisme, hampir seluruh negara di dunia mendeklarasikan dirinya
sebagai negara demokrasi. Paham tentang sosialisme mulau ditinggalkan oleh
beberapa negara. Bahkan seperti halnya dengan negara Cina, negara yang dimasa
Mao begitu gencar melawan sistem kapitalisme, kini berubah menjadi negara
dengan sistem ekonomi kapitalisme.
Universitas Sumatera Utara
Peralihan sistem ekonomi politik di Cina ini juga ditandai dengan
perubahan penguasaan alat produksi dari kepemilikan individu menjadi
kepemilikan kelompok. Pasca berhasilnya Partai Komunis Cina menjalankan
revolusi sosial, Cina berubah menjadi negara poros sosialis di daratan benua Asia.
Segala bentuk sistem feodal hingga sistem kapitalisme yang eksis di Cina pada
masa itu, perlahan mulai dihapuskan melalui kediktatoran proletariat. Peralihan
Cina menjadi negara dengan ekonomi kapitalisme dikaranakan adanya reformasi
yang dijalankan oleh Deng pada masa itu. Peralihan ini terlihat dari kebijakan
yang dilahirkan oleh dua pemimpin ini. Menggunakan perspektif perbandingan
penulis akan menjelaskan tentang faktor apa yang mempengaruhi peralihan ini.
3.1. Kebijakan Ekonomi Politik Mao Zedong
Pada dasarnya untuk memahami poin penting dari kebijakan ekonomi
politik Mao Zedong harus menggunakan paradigma teori ekonomi politik Marx.
Marx menceritakan dalilnya tentang sistem ekonomi politik sosialis berlandaskan
kepada teori nilai lebih, teori akumulasi kapital, teori kosentrasi kapital dan teori
pemiskinan yang semua pada substansinya adalah kelas kapitalis sebagai yang
berpunya hidup dan berkembang dari eksploitasi kelas proletar.
Hubungan kontradiksi yang tak terdamaikan antara klas borjuasi dan klas
proletariat di dasari atas penghisapan nilai lebih yang dilakukan oleh klas borjuasi.
Nilai lebih ini merupakan bentuk moneter dari bagian produksi pekerja yang dia
Universitas Sumatera Utara
serahkan pada pemilik alat produksi tanpa menerima apapun sebagai gantinya.67
Pembeli tenaga kerja membelinya, mengosumsinya dengan menjual untuk
bekerja. Proses bekerja dalam masyarakat kapitalis ada dua kekhasan yakni;
pertama pekerja bekerja di bawah kontrol kapitalis, kedua produk menjadi milik
kapitalis, karena proses kerja itu hanyalah suatu proses diantara dua hal/barang
dibeli kapitalis, yaitu tenaga kerja dan alat produksi. 68
Akan tetapi sistem kapitalis tidak menginginkan nilai pakai diproduksi
demi untuk nilai pakai itu sendiri, tetapi hanya tempat penyimpanan niali tukar
dan teristimewa nilai lebih. Kapitalis membeli tenaga kerja dari pekerja, dan
sebagai tukar dari upah tersebut, kapitalis mengambil seluruh produksi dari
pekerja tersebut, semua nilai yang baru dihasilkan yang telah dimasukkan ke
dalam nilai produksi tersebut.
69
Mao memusatkan perhatian pada kaum buruh-tani sebagai kekuatan
revolusioner yang utama, yang, menurutnya kekuatan utama ekonomi berada di
Paradigma berpikir seperti inilah yang diadopsi oleh Mao Zedong dalam
menjalankan sistem pemerintahan baik secara politik ataupun ekonomi di Cina.
Perbedaannya hanya pada pada kondisi struktural masyarakatnya. Pada praktek
revolusioner Marx maupun Lenin kekuatan utama terletak pada masyarakat
proletariat di perkotaan. Dimana kaum proletar perkotaan dianggap sebagai
sumber utama revolusi, dan daerah pedesaan pada umumnya diabaikan.
67 Ernest Mandel. Tesis Tesis Pokok Marxisme. Resist Book, Yogyakarta 2006. Hal 149 68Ibid. Hal 150 69Ibid. Hal 150
Universitas Sumatera Utara
pedesaan. Mengingat jumlah mayoritas penduduk Cina pada masa itu
berkedudukan di desa. Kaum tani dapat dipimpin oleh kaum proletar dan
pengawalnya bagi kekuatan politik PKC.
Secara ekonomi pasca revolusi Cina, kedudukan klas proletariat dan kaum
tani memegang peran krusial dalam menjalankan roda perekonomian. Sebagai
salah satu contoh kebijakan Land Reform atau biasa disebut dengan reforma
agraria Cina, sejatinya adalah program pendistribusian tanah kepada kaum tani.
Sebelumnya banyak tanah di Cina dikuasai oleh para tuan tanah, sedangkan
masyarakat dipekerjakan sebagai buruh tani untuk bekerja kepada tuan tanah.
Bagi Mao, penguasaan alat produksi harus dikuasai secara kolektif melalui alat
klas yaitu negara. Sistem ini yang menunjukan Mao menjalankan sistem ekonomi
sosialis hasil buah pemikiran Marx.
Dibidang ekonomi makro, Mao menjalankan kebijakan pembangunan
industri nasional yang bertujuan untuk membangun kekuatan infrastruktur Cina.
Semuanya dibawah intervensi negara, tanpa menggunakan investor. Bagi Mao
investasi adalah implementasi dari sistem kapitalis yang bertujuan untuk
remonopoli ekonomi Cina. Mao menjadikan pembangunan pedesaan keseluruhan
sebagai prioritasnya. Mao merasa bahwa strategi ini masuk akal di masa tahap-
tahap awal sosialisme di sebuah negara di mana kebanyakan rakyatnya adalah
buruh-tani.70
70Maoisme atau Pemikiran Mao Zedong http://id.wikipedia.org/wiki/Maoisme
Universitas Sumatera Utara
Bagi Mao untuk memperkuat kekuatan politik dan ekonomi haruslah
bertalian erat dengan perjuangan rakyat dunia untuk memperbesar pengaruh
paham sosialis di negara lain. Pada masa Perang Dingin, pengaruh itu jauh lebih
besar lagi. Partai Komunis Indonesia (PKI), partai terbesar ketiga di dunia saat itu,
bahkan membangun aliansi dengan Partai Komunis Cina (PKC) dalam bentuk
poros Jakarta-Peking.71
Pada Desember 1957, Mao mendeklarasikan program andalan
pembangunan ekonomi yang disebut “The Great Leap Forward” atau “Lompatan
Jauh Ke Depan.” Tujuan dari program ini adalah untuk mendirikan industri Cina
yang maju dan mengimbangi kekuatan ekonomi negara kapitalis. Dalam
programnya Mao mengutamakan pembangunan industri baja dalam waktu satu
tahun dari 5,36 juta ton menjadi 10,7 juta ton.
Secara teoritik, pengaruh Mao diduga memengaruhi
analisa ekonomi-politik PKI tentang struktur masyarakat Indonesia, yang
menyimpulkan masyarakat Indonesia adalah “setengah feodal, setengah jajahan.”
72
71 Coen Husain Pontoh.Mao Zedong dan Korban 70 juta Jiwa. http://indoprogress.blogspot.com/2010/12/mao-zedong-dan-korban-75-juta-jiwa.htm 72Ibid
Dalam aspek pembangunan
pertanian, Mao menciptakan tehnologi ganda dalam mempercepat pembangunan
industri canggih dan modren. Kegiatan pertanian dilakukan secara bersama-sama
secara serentak, pertanian persorang dilarang, penduduk ditempatkan dalam
kelompok-kelompok besar beranggotakan ribuan orang. Tujuannya untuk
mengkolektifkan hasil pertanian dan mendistribuskan hasilnya secara merata
kepada anggota komunal.
Universitas Sumatera Utara
Demografer Judith Banister, salah satu pendukung tesis “The Great Death
Toll” mengatakan, dilihat dari segi tingkat harapan hidup pada tahun 1973-1975,
maka posisi Cina lebih baik dari negara-negara Afrika, Timur Tengah, Asia
Selatan, dan banyak negara Amerika Latin. Pada tahun 1981, Banister bersama S.
Preston, menulis tentang “Hasil Luar Biasa” yang dicapai pemerintah Cina
berkaitan dengan pengurangan tingkat kematian, dengan tingkat harapan hidup
diperkirakan mencapai 1,5 per tahun per kalender sejak negara komunis itu
memerintah pada 1949. Tingkat angka harapan hidup meningkat dari 35 pada
1949 menjadi 65 pada 1970, saat dimana Mao masih berkuasa hingga ajal
menjemputnya.73
Dalam aspek politik Mao mengagas tentang pemerintahan sepertiga yang
berisikan golongan proletariat, golongan petani dan golongan borjuasi kecil (klas
pemodal yang memiliki modal terbatas). Tujuan dari menarik klas borjuasi kecil
dalam pemerintahan adalah untuk menjalankan pembangunan nasional yang
berorientasi pada pembangunan Cina. Sebab pada tahapan awal pembangunan
Setelah program Lompatan Jauh ke Depan usai, pemerintah Mao
menerbitkan laporan yang menyebutkan bahwa tragedi itu disebabkan oleh 70
persen akibat bencana alam dan 30 persen akibat kesalahan manusia. Tetapi,
setelah rejim Deng Xiaoping berkuasa, komposisi itu dibalik: 70 persen akibat
kesalahan manusia dan 30 persen akibat bencana alam. Dan 70 persen itu
bebannya ditanggung oleh Mao Zedong.
73Op.cit. Coen Husain Pontoh
Universitas Sumatera Utara
Mao beranggapan butuh menggaet kekuatan modal namun sifatnya tunduk pada
kekuasaan Partai Komunis Cina.
Bagi Mao, pekerjaan politik haruslah bertalian erat dengan pekerjaan
pekerjaan ekonomi, demikian halnya saat sistem sosial ekonomi mengalami
perubahan yang fundamental, maka seluruh aspek pekerjaan politik harus
bersinergis dengan sistem sosialis Cina.74 Selain itu kekuataan militer juga harus
terlibat dalam pekerjaan politik partai yang diperlukan saat melaksanakan perang
rakyat. Yang tujuannya untuk menggalang kekuatan tentara merah, menggalang
kekuatan tentara sahabat, menggalang persatuan rakyat, mencerai-beraikan tentara
musuh dan menjamin kemenangan dalam pertempuran.75
Salah satu pandangan Deng Xiaoping dalam menjalankan roda
pemerintahan adalah melalui reformasi dan keterbukaan. Deng memimpin mulai
Bagi Mao Zedong dan Partai Komunis Cina, revolusi sosialis adalah
revolusi agraria dan pembangunan industri nasional yang sejatinya adalah
pembebasan Cina dari sistem kapitalisme. Perjuangan Mao dan seluruh rakyat
Cina pada masa revolusi telah membawa Cina kepada sistem ekonomi politik
sosialis. Menegasikan sistem feodal pasca kepemimpinan Dinasti Qing dan
menghancurkan sistem kapitalisme di era Chiang Kai Shek.
3.2. Kebijakan Ekonomi Politik Deng Xiaoping
74 Anonim. Situasi Dewasa Ini dan Tugas Kita (25 Desember 1947) , Pilihan Karya Mao Zedong, Jilid IV Hal 194 75 Anonim. Kutipan Kata-Kata Mao Tjetung. Pusaka Bahasa Asing. Peking. 1972
Universitas Sumatera Utara
akhir tahun 70-an dan mendatangkan perubahan dari seluruh aspek. Oleh karena
itu ia disebut sebagai arsitek kepala reformasi dan keterbukaan Cina. Reformasi
terhadap kebijakan dalam negeri Deng terutama termanifestasi dalam 2 aspek.
Pertama, Ia menganggap harus mengakhiri keadaan Cina selama puluhan
tahun lalu yang terus menerus mengadakan gerakan politik, sehingga
pembangunan ekonomi tidak dapat berjalan dengan normal. Harus berupaya
memelihara stabilitas negara, untuk menciptakan iklim sosial yang diperlukan
demi pembangunan ekonomi. Deng menekankan keharusan untuk dengan teguh
tak tergoyahkan menjadikan pembangunan ekonomi sebagai inti pekerjaan partai
berkuasa dan seluruh negara.
Kedua, dengan setapak demi setapak mengubah cara pengelolaan negara
terhadap pekerjaan ekonomi, yaitu dari semula yang sama sekali bersandar pada
perencanaan dan pengontrolan pemerintah berubah menjadi mengakui peranan
pengaturan penting pasar dalam operasi ekonomi. Sementara itu, Deng
menekankan pula keharusan mendorong secara menyeluruh reformasi negara atas
sistem-sistem iptek, pendidikan, kebudayaan dan kesehatan di atas dasar
perkembangan ekonomi kapitalisme.
Keadaan kapitalisasi ini kembali terjadi setelah sidang pleno III dari
kongres Partai Komunis Cina yang diselenggarakan pada bulan Desember 1978,
hasilnya menunjukan masuknya era reformasi Deng Xiaoping. Era ini lebih
dikenal dengan era restorasi kapitalisme. Sejak tahun 1978 reformasi politik dan
Universitas Sumatera Utara
ekonomi ditandai dengan dikeluarkan beberapa kebijakan yang bertujuan untuk
membongkar sistem ekonomi politik sosialis yang dibangun selama 30 tahun oleh
pemerintahan Mao Zedong. Sejak saat itu juga segala proyek khusus yang dimulai
oleh Deng bersifat kapitalis dan berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan pasar.
Proyek dari para investor yang menjadi cara untuk mengembalikan Cina
transisi dari sistem sosialis ke kapitalisme.Tentu saja seluruh program ini telah
membangkitkan perlawanan dari klas buruh dan kaum tani yang selama 60 tahun
hidup dalam sistem sosialisme. Salah satu kebijakan yang paling ditentang ketika
itu adalah kebijakan reformasi perburuhan dan sistem sewa tanah dipedesaan.
Dalam kebijakannya Deng mengembalikan sistem pengupahan bagi tenaga
kerja yang bekerja. Di masa Mao, sistem upah dihapuskan, seluruh hasil kerja dari
tenaga kerja dibagikan secara merata sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja. Bagi
Deng, sistem pembagian hasil kerja adalah hak dari para kaum pemodal. Sebab
jika menjalankan sistem Mao maka ini akan merugikan para investor. Artinya ini
bertetangan dengan kebijakan Mao yang menghapuskan sistem upah bagi kaum
buruh.
Bagi kaum tani sistem kerja kolektifitas pertanian dihapuskan dan
digantikan dengan sistem sewa tanah bagi satu keluarga. alhasil mengakibatkan
sejumlah kaum tani meninggalkan pedesaan dan menjual tenaga mereka untuk
bekerja di kota. Selain mereformasi perburuhan dan agraria, Deng juga melakukan
reformasi ditatanan birokrasi dan membubarkan komune rakyat dipedesaan.
Universitas Sumatera Utara
Alhasil sistem ini telah menghapuskan tenaga kerja tetap bagi pegawai negeri.
Langkah ekonomi reformasi Cina diikuti oleh pengembangan industri manufaktur
untuk memperluas dan meningkatkan investasi yang berasal dari luar negeri.
Dalam pandangan Deng, politik tidak harus menjadi panglima dan
ekonomi bisa tidak mengikuti pandangan politik. Deng menyebutkan Cina di
eranya masih menganut paham sosialisme secara politik, akan tetapi sosialisme
dengan ciri khusus. Seperti diungkapkan Chen Yun seorang petinggi PKC pada
tahun 1924 keterbukaan terhadap dunia luar dan dijalankannya politik yang lebih
luwes (yang berarti masuknya modal asing dan politik revisionis). Sehingga tidak
heran jika secara ekonomi cina tidak lagi sosialis. Cina tidak memprioritaskan
kepada sektor ekonomi yang menghasilkan pertumbuhan yang pesat tanpa
intervensi pemerintahan.
Cina membuka peluang penanaman modal asing untuk membawa Cina
kepada perekonomian global. Kebijakan yang diambil adalah kebijakan pintu
terbuka (Kaifang Zhenzheb). Tujuanya untuk membuka, memperlancar dan
memodrenisasi melalui pengembangan tehnologi dengan mengutamakan modal
dari investor. Alhasil dalam waktu satu tahun Cina mampu meraup miliaran uang
dalam bentuk investasi maupun pinjaman. Penekanan dalam program ini
menerapkan tiga cara76
76Nanda Akbar. Transformasi Besar Cina , Dinamika Negara Dalam Kebangkitan Ekonomi. Jogja Media Utama. Yogya. 2011. Hal 32
:
Universitas Sumatera Utara
1. Joint Venture: Ini merupakan sebuah ide bisnis untuk menjalin patungan antara
negara kapitalisme dan negara sosialis. Sejak tahun 1979 telah terjadi dua ribu
kesepakatan, sebagai contoh hubungan kerja sama antara perusahaan American
Motor Coorporation dan Cina dalam memproduksi mobil jenis jeep dan mesinnya
di Bejing.
2. Counter Trade: Cara lain untuk meningkatkan investasi asing dan alih
tehnologi. Tehniknya adalah penundaan pembayaran peralatan sampai hasil
pengolahan barang terjual. Dilakukan untuk menjaga devisi Cina.
3. Zona Ekonomi Khusus (ZEK): adalah zona yang bebas dari pajak. Pada masa
Deng, Cina menempatkan 4 pelabuhan sebagai ZEK. Tujuan dari dibuatnya zona
ini adalah untuk mempermudah bagi investor untuk terhindar dari pajak.
Selain itu dalam pengembangan aspek perdagangan Cina bergabung
dengan organisasi perdagangan dunia atau biasa disebut World Trade
Organization (WTO) pada tahun 1986, alhasil Cina menjalankan kebijakan
ekonomi yang bersifat terbuka seperti menurunkan tarif import untuk berbagai
produk baik industri maupun pertanian, memperbolehkan perusahaan luar negeri
untuk memasarkan barang-barang secara langsung di Cina, membuka lebih luas
bidang telekomunikasi dan keuangan bagi kompetitor luar.
Pada tahun 1976, Deng memperkuat posisinya dengan menjalin hubungan
kerja sama dengan negara barat. Pada tahun 1979 Amerika Serikat memberikan
pengenalan diplomatik penuh kepada Cina dan menjalin kerja sama dengan
Universitas Sumatera Utara
Amerika Serikat sebagai negara kiblat ekonomi kapitalis.77
Jika kita melihat dari seluruh aspek kebijakan ekonomi politik Mao dan
Deng, maka akan banyak perbedaan yang mendasar dalam menjalankan
pemerintahan di Cina. Walaupun dalam satu aspek keduanya mengadopsi paham
sosialis dalam sistem politik negara Cina. Akan tetapi dalam pelaksanaan sistem
ekonominya Deng lebih kompromis jika dibandingkan dengan Mao. Dilain sisi
Mulai sejak saat itu
terjadi privatisasi pada perusahaan milik negara, perusahaan swasta diberi ruang
untuk berkembang, investor asing diberi intensif tinggi, pasar saham diizinkan.
Variabel umum yang menjadi pertimbangan adalah deng menafsirkan ajaran
komunis adalah kepentingan ekonomi.
Secara singkat kebijakan ini terlihat sebagai keberhasilan Deng dalam
membangun ekonomi Cina. Deng membiarkan investasi masuk dengan lancar,
perusahan swasta dibiarkan tumbuh pesat, alhasil Cina menjadi ekonomi pasar
sosialis yang membangun sebuah sistem ekonomi dimana kepemilikan pribadi
adalah arus utama. Akan tetapi jika kita telusuri secara politik kebijakan Deng
ini sangatlah tidak sesuai dengan ajaran Marx yang memang anti terhadap
investasi. Sehingga menjadi sebuah kondisi yang paradoks jika Deng menyebut
Cina secara politik berpaham sosialis dan sistem ekonomi kapitalis.
3.3. Perbedaan Sistem Ekonomi Politik Mao Zedong Dengan Sistem
Ekonomi Politik Deng Xiaoping
77 Sutopo FX. China Sejarah Singkat. Ar-Ruzz Media. 2009. Hal 32
Universitas Sumatera Utara
Mao lebih ideologis dibandingkan dengan Deng dalam melihat sosialisme sebagai
hari depan Cina. Dari perbedaan ini, penulis akan mencoba untuk menganalisis
perbedaan sistem politik Cina dari kepemimpinan dua kepala pemerintah ini.
Sehingga dalam pemaparan penulis dapat menyajikan faktor yang
melararbelakangi peralihan sistem ekonomi politik di Cina.
3.3.1. Pembangunan Politik Negara Cina
Di era Mao Zedong, pembangunan politik Cina begitu di prioritaskan. Hal
ini didasari oleh pembangunan ideologi sosialisme bagi masyarakat Cina. Jauh
sebelum Cina menjalankan revolusi sosialnya, Mao Zedong bersama Partai
Komunis Cina menjalankan program-program partai yang tujuannya
memperbesar front persatuan nasional. Front persatuan inilah yang berisikan
barisan persatuan antara klas buruh, kaum tani, tentara rakyat, dan partai. Dalam
program-program partai komunis cina, seluruhnya berorientasi kepada
meningkatkan pemahaman kader partai tentang tujuan dari menjalankan revolusi.
Selain itu propaganda juga dijalankan untuk tujuan memperbesar pengaruh
partai. Pekerjaan politik di era Mao ini berbilang cukup berhasil dengan cepat.
Kondisi ini dipengaruhi oleh masyarakat Cina yang ketika itu dimiskinkan oleh
perang melawan Jepang dan sistem feodal dinasti yang dianggap mulai usang
ketika itu. Inilah yang membangun watak nasionalis dan revolusioner bagi
masyarakat Cina untuk keluar dari kemiskinan. Sebab, keadaan perang akan
mempercepat penyebaran gerakan pembebasan nasional.
Universitas Sumatera Utara
Pasca sudah besarnya front persatuan nasional. PKC bersama masyarakat
Cina yang sudah sepakat dengan sistem sosialis menjalankanLong March pada
tahun 1934 dari Cina bagian tenggara sampai ke Cina Barat laut. Hal ini
mendapatkan simpati yang besar dari masyarakat petani di pedesaan. Padahal saat
itu Cina masih dikuasai oleh kekuatanx Nasionalis (Kuomintang) pimpinan
Chiang Kai Sek. Tetapi ketika terjadi perang Cina–Jepang pada tahun 1937,
kekuatan komunis dan nasionalis menjadi bersatu melawan Jepang.
Pasca perang Cina-Jepang ini terjadi perebutan kekuasan antara kaum
komunis dan kaum nasionalis yang berakibat kaum Nasionalis nenyingkir ke
kepulauan Taiwan. Partai Komunis Cina sebagai partai yang berkuasa pada tahun
1949 mendirikan Republik Rakyat Cina dan menjadikan Mao Zedong sebagai
presidennya. Mao berhasil membangun kekuatan politik sosialis. Sebuah hasil
yang gilang gemilang bagi partai komunis Cina.
Setelah berdirnya negara Republik Rakyat Cina dibawah kepemimipinan
PKC, segala aspek yang berhaluan individualis, liberalisasi dan kapitalitalisasi
dihilangkan dari Cina. Pembangunan politik Mao tidaklah berhenti sampai disitu,
pasca revolusi Mao tetap menjalankan pembangungan politik sosialis dengan
menjalankan kediktatoran proletariat. Esensi dari program ini adalah untuk
menghapuskan ide-ide kapitalis yang selama ini ditanamkan dalam sistem
pemerintahan melalui program edukasi, propaganda, agitasi, dan program
ideologi.
Universitas Sumatera Utara
Seluruh program ini merupakan bagian dari skema mengikis sisa-sisa
pikiran borjuasi masyarakat Cina. Suatu yang tidak terpisahkan untuk sistem
masyarakat tanpa klas yang dicita-citakan oleh Karl Marx. Perjuangan Mao dan
PKC dalam melancarkan revolusi telah menarik simpatik masyarakat luas,
pekerjaan politik dan ideologi yang berkelanjutan telah bertalian erat dengan
pembangunan kekuatan militer untuk bisa mengimbangi kekuatan tentara negara
musuh. Mao memandang doktrin militer yang integral dan secara eksplisit
menghubungkan ideologi politiknya dengan strategi militer adalah sebuah hal
yang ikhwal.
Dalam pemikiran Maois, "kekuasaan politik berasal dari moncong
senapan", dan kaum buruh tani dapat dimobilisasi untuk melakukan perang rakyat
dalam perjuangan bersenjata yang melibatkan perang gerilya. Tahap pertama
melibatkan mobilisasi dan pengorganisasian kaum buruh dan tani. Tahap kedua
melibatkan pembangunan wilayah basis di pedesaan dan peningkatan koordinasi
di antara organisasi-organisasi gerilya. Tahap ketiga melibatkan transisi ke perang
rakyat.
Berbeda halnya dengan pembangunan politik di eranya Deng Xiaoping,
secara khusus program Deng Xiaoping tidak terlalu menekankan pada program
pembangunan politik. Bagi Deng pekerjaan politik tidaklah harus lebih
diutamakan dari pada pekerjaan ekonomi. Seperti yang sudah dijelaskan pada sub
bab diatas bahwa kedudukan Deng sebenarnya bersifat paradoks. Deng lebih
dikenal dengan gerakan reformasinya. Deng memang tidak secara terang-terangan
Universitas Sumatera Utara
mengubah sistem politik Cina dari sosialis menjadi kapitalisme. Tetapi Deng
mengubah sistem basisnya yaitu ekonomi.
Alasannya, perkembangan masyarakat akan ditentukan oleh bidang-bidang
produksi. Bidang ekonomi adalah basis, sedangkan dua dimensi yaitu institusi
sosial dan bentuk-bentuk kesadaran sosial adalah bangunan atau suprastuktur.
Ciri-ciri yang menentukan bentuk ekonomi adalah klas-klas sosial dalam
masyarakat. Artinya jika Deng menjalankan sistem ekonomi dan politik yang
berbeda, sebenarnya Deng sedang menjalankan sistem kapitalisme. Cina boleh
saja mengatakan diri sebagai negara penganut paham sosialis di masa Deng secara
politik. Tetapi bagi kaum Marxis Cina dimasa Deng hanyalah negara kapitalis.
Sikap dan pandangan Deng tentang penyatuan ideologi kapitalis dan
sosialis tidaklah terlepas dari kedudukan Deng sebagai klas borjuasi. Menurut
teori Marx klas borjuasi akan lebih bimbang dalam menentukan sikap politiknya.
Sebab klas ini memiliki modal/kapital untuk mengubah taraf hidupnya. Begitu
halnya dengan Deng, Pasca kematian Mao dan runtuhnya Uni Soviet kedudukan
ideologi sosialis mengalami gejolak penurunan drastis yang begitu besar dari
kalangan borjuasi ketika itu. Sebab ketika itu klas borjuasi adalah klas yang
berkuasa dinegara dunia.
Alhasil, segala gerakan yang berhaluan sosialis dibeberapa negara
dianggap sebagai gerakan yang haram dan terlarang. Dokrtrin negatif tentang
pembantaian masyarakat dan anti agama menjadikan gerakan sosialis dikerdilkan.
Universitas Sumatera Utara
Maka beberapa kalangan borjuasi mulai merevisi ajaran sosialis dengan
menghilangkan esensi awalnya untuk menghapuskan sistem klas dalam
masyarakat. Deng ketika itu juga melakukan revisi pada ajaran Mao. Sistem yang
selama 30 tahun dibangun oleh Mao digantikan dengan sistem sosialis ciri khusus
Cina oleh Deng. Deng adalah bentuk pemerintahan revisionis modern yang
memoderatkan ajaran Marx. Tidak akan dapat terwujud sistem sosialis tanpa
sistem ekonomi yang sosialisme juga.
3.3.2. Kebijakan Ekonomi Politik Cina
Ideologi kapitalisme yang mempertahankan sistem ekonomi monopolilah
yang menjadi cikal bakal lahirnya ideologi sosialisme. Kelahiran sistem
sosialisme Cina didasari oleh watak kapitalisme yang eksploitatif, ekspansif dan
akumulatif modal menjadikan kelas pekerja hidup dalam keterasingan. Jadi Marx
mengatakan, “Bahwa sebaiknya kita curiga kalau pengusaha mengkhotbahi
masyarakat tentang nilai-nilai luhur serta kewajiban moral mereka. Sering tanpa
disadari, khotbah-khotbah macam itu sarat dengan pamrih, alias ideologi.
Oleh karena itu sosialisme merupakan keyakinan bahwa kosentrasi alat-
alat produksi yang dikuasai bersama-sama untuk kebutuhan bersama. kritikan
Marx terhadap sistem kapitalisme yang beranggapan bahwa kaum borjuis
menyatakan dengan menundukkan alam pada manusia, menerapkan sitem kimia
pada industri dan membuat sarana/alat produksi yang berteknologi tinggi, telah
menciptakan kekuatan produksi yang lebih masif dibandingkan generasi
Universitas Sumatera Utara
berikutnya. Sehingga pada puncaknya terjadi pertentangan kelas yang semakin
meningkat.”78
Mao berhasil mendirikan negara komunis Cina. Bukan berarti Cina
mendadak menjadi negara sosialis secara tiba-tiba. Tidak selesai sampai disitu
pasca menjadi kepala negara, Mao menjalankan pendistribusian tanah yang
selama ini dikuasai oleh tuan-tuan tanah, penghapusan sistem upah, kolektifitas
Dengan demikian Karl Marx mengutamakan perubahan sosial melalui
sebuah perjuangan bersenjata yang dijalankan oleh rakyat atau revolusi untuk
mencapai masyarakat tanpa klas yakni, Sosialisme. Revolusi dapat dilihat sebagai
sudut pandang yang maju, progresif dan radikal melawan kekuatan konservatif.
Kekuatan konservatif adalah golongan penguasa alat-alat produksi dan kekuatan
progresif adalah klas proletar yang hidup dalam keterasingan ekonomi, politik
sosial dan budaya. Untuk itu tidak ada jalan lain selain menjalankan revolusi
sosial untuk menggantikan kekuatan konservatif.
Jika berkaca pada pandangan Marx, keberhasilan Mao dan PKC dalam
menjalankan revolusi adalah sebuah usaha untuk menghapuskan sistem monopoli
alat produksi di Cina. Penggulingan kekuasaan Partai Kuomintang dan perjuangan
melawan kolonialisme merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjuangan
rakyat Cina ketika itu merampas tanah-tanah yang dikuasai oleh tuan tahan,
penumbangan kekuasaan rezim nasionalis Kuomintang.
78 Suar Suroso, Marxisme sebuah kajian. Hasta Mitra, 2009
Universitas Sumatera Utara
pertanian, dan program lompatan jauh kedepan. Klas borjuasi diberi ruang tapi
tidak diberi kesempatan untuk kembali melakukan monopoli atas alat produksi.
Alat produksi kini dikuasai oleh masyarakat, klas buruh dan kaum tani kini
berdaulat atas hasil produksinya, sistem kerja kolektif dijalankan dipedesaan dan
pembangunan industri di perkotaan. Seluruhnya dilakukan secara kolektif tanpa
campur tangan negara kapitalis, tanpa pinjaman ataupun investasi. Watak borjuasi
yang selama ini melekat pada masyarakat mulai perlahan hilang. Seluruhnya
dijalankan atas dasar kolektif.
Situasi ini berubah, ketika Deng Xiaoping mengubah sistem ekonomi Cina
lebih kearah kapitalisme. Cina kembali menyerahkan aset yang sudah dirampas
saat revolusi kepada pihak asing dalam bentuk privatisasi, menjalankan praktek
liberalisasi, dan menjalin kerja sama dengan negara kapitalisme. Suatu hal yang
menarik dari fenomena ini ketika Cina menjadi negara kapitalis, borjuasinya
adalah golongan dari keluarga pemerintahan atau keluarga anggota partai
komunis.
Yang perlu dicatat adalah bahwa gejala memperkaya diri di kalangan para
pejabat partai dan pemerintah dan keluarganya melalui berbagai macam bisnis,
yang dibikin maju dan berkembang berkat hubungan dan kedudukannya,
merupakan sesuatu yang biasa dan bukan rahasia lagi dalam “Sosialisme dengan
Ciri Khusus Cina.” Kritikan pedas juga mulai berdatangan dari 170 anggota partai
Universitas Sumatera Utara
dan kader PKC yang masih memegang pandangan Marx, sehingga mereka
mengeluarkan surat yang berisikan tentang:
Begitu diumumkan keterbukaan terhadap dunia luar dan dijalankannya politik yang lebih luwes, beberapa kader dalam Partai, Pemerintah dan Militer, bersama dengan anak-anaknya, langsung dengan tergesa-gesa terjun ke dalam dunia usaha. Menurut sejumlah survei (lebih dari 12) yang dilakukan di kota dan provinsi, sejak kwartal keempat tahun lalu telah didirikan lebih dari 20 ribu usaha. Mayoritas dari 20 ribu usaha itu didirikan melalui koneksi antara pejabat-pejabat ini dengan bisnis ilegal baik dalam negeri maupun luar negeri. Mereka menggunakan lubang-lubang di reformasi untuk melakukan segala macam transaksi ilegal termasuk pembelian dan penjualan ilegal, penyuapan dan penerimaan suapan, pembayaran di bawah meja, pemalsuan fakta-fakta, penghindaran pembayaran pajak, pembuatan dan penjualan obat palsu, anggur palsu, pembunuhan, penjualan dan pertunjukan pornografi dan menarik wanita ke dunia pelacuran. Semua hal yang busuk dan buruk ini telah terjadi. Ideologi kapitalis hina “hanya uang yang penting” sedang dengan serius mengikis Partai dan masyarakat kita.79
Memang saat itu Cina menjelma menjadi negara kapitalis superior, negara
ini seakan menunjukkan kemajuan pesat perekonomiannya. Namun pada
Keadaan ini lah yang menjadi alasan para pemimpin Cina
mempertahankan sistem politik yang sosialis akan tetapi dalam aspek ekonomi
mereka memilih untuk kapitalis. Sebab secara analisis jika menggunakan sistem
politik yang diktator layaknya negara komunis, maka sama halnya ini cara untuk
mempertahankan kepemimpinan borjuasi sebab tidak ada pergantian di negara
sosialis khusus Cina selain dari klas borjuasi sendiri. Ini yang menjadi analisis
terpenting dari poin ini, kebijakan yang diambil Deng adalah langkah mundur
yang sejak lama sudah ditinggalkan oleh Mao. Lantas bagaimana Cina di era
pasca Deng dengan menggunakan sistem kapitalisme?
79Surat 170 Anggota dan Kader PKT Ditujukan Kepada Sekretaris Jenderal PKC,Seluruh Anggota Polibiro PKT dan Seluruh Peserta Kongres PKT ke XVII”. Diterjemahkan oleh KKDR
Universitas Sumatera Utara
akhirnya, turut mengalami kebangkrutan ekonomi dibawah sistem imperialisme.
Bahkan beberapa tahun sebelum tahun 2016, China telah mengalami gelombang
arus resesi ekonomi yang ditandai dengan pernyataan resmi Dewan Negara China
dalam tema “Status Sumber Daya Manusia Kertas Putih China” pada akhir tahun
2009 lalu.
Ditegaskan bahwa pada tahun tersebut, terdapat tidak kurang dari 27%
atau sekitar 288 juta jiwa dari total angkatan kerjanya sebanyak 1,07 miliar jiwa
berada dalam posisi status pengangguran. Kemudian di tahun 2010 berdasarkan
survey World Bank, dijelaskan bahwa China masih memiliki 150 juta orang hidup
dibawah garis kemiskinan yang berpenghasilan kurang dari 1 dolar per hari
sebagai ukuran garis kemiskinan internasional. Diakhir tahun 2010, Standart and
Chartered juga telah memperkirakan bahwa China terancam mengalami gagal
bayar atas utang pemerintahannya sebesar 8-9 triliun yuan atau sekitar 1,2 – 1,4
triliun dolar AS.
Dimana sejumlah dana tersebut selama ini digunakan untuk memberikan
suntikan dana kepada berbagai perusahaan-perusahaan besar terutama yang
berada di provinsi Liaoning China. Rentetan gelombang resesi ekonomi China
diatas yang terjadi secara fluktuatif, mengakibatkan lonjakan krisis yang terjadi
saat ini di China. Hal ini dibuktikan dengan kebijakan devaluasi yuan pada
pertengahan agustus lalu sebanyak 2 kali dengan total devaluasi sebesar 3,6%
sehingga mengakibatkan nilai tukar yuan kepada dolar jatuh ke angka 6,3306
yuan per dolar AS.
Universitas Sumatera Utara
Kebijakan devaluasi yuan oleh People’s Bank of China (PBC) pada 11 dan
12 Agustus 2015 bertujuan untuk meningkatkan kembali nilai export negara ini
yang sedang mengalami kemerosotan sebesar 8,3% pada Juli 2015. Pasalnya
aktivitas export China selama ini merupakan sumber utama dari PDB negara
tersebut atau tidak kurang dari 60% PDBnya. Sementara 60% nilai export China
selama ini dari PDB nya, pada kenyataannya tidak terlepas dari peran investasi
saham perusahaan MNC dunia. Sehingga keadaan demikian yang juga berujung
kepada anjloknya nilai saham di Bursa Saham Shanghai hingga 30% pada Juli
lalu.
3.3.3. Kediktatoran Klas Masyarakat Cina
Teori kelas merupakan analisis Karl Marx dan Friedirch Engles terhadap
kapitalisme yang menjadikan dua golongan besar antara klas borjuasi dan klas
proletariat. Analisis Marx tertuju pada inti ketidakadilan yang tersembunyi dari
hubungan masyarakat dalam sistem ekonomi kapitalisme. Dalam struktural
masyarakat kapitalisme golongan ini memiliki golongan yang saling
berkontradiksi dan wataknya antagonistik, dimana hubungan tersebut bersifat
eksploitatif, sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh pemikir sosial lainnya. Secara
khusus klas ini membagi masyarakat kedalam dua hubungan yang berbeda,
menjadi klas penghisap dan terhisap.
Lahirnya klas penghisap dalam masyarakat kapitalisme dikarenakan
kedudukan alat produksi yang dimonopoli secara besar-besaran oleh golongan
Universitas Sumatera Utara
borjuasi. Sebaliknya lahirnya klas penghisap dalam masyarakat kapitalisme
dikarenakan termonopolinya alat produksi sehingga klas terhisap harus menjual
tenaganya kepada klas penghisap. Jumlah klas borjuasi secara kuantitas lebih
sedikit jika dibandingkan dengan jumlah klas proletariat. Tentu keadaan inilah
yang membuat kemiskinan yang meraja rela begitu besar dikalangan masyarakat.
Selain klas proletariat tidak memiliki alat produksi, klas ini juga harus
berhadapan dengan negara milik kapitalisme. Kedudukan negara dalam sistem
masyarakat Kapitalisme adalah alat klas bagi klas borjuasi. Berbagai kebijakan
dikeluarkan oleh pada birokrat negara dengan tujuan untuk melanggengkan
kepentingan klas borjuasi. Keadaan ini terus berlangsung sejak awal kapitalisme
sampai ke fase imperialisme. Tapi bukan berarti keadaan memiskinkan ini tidak
mendapat perlawanan dari klas terhisap. Perjuangan klas terhisap sudah dimulai
sendiri oleh Karl Marx melalui Revolusi Paris, kemudian perlawanan perjuangan
menghapuskan klas juga dipraktekan oleh Lennin melalui Revolusi Oktober dan
Mao Zedong melalui Revolusi Tiongkok. Perjuangan ini bukan tanpa sebab, atau
semata-mata akibat kondisi eksploitasi oleh klas borjuasi.
Melalui filsafat materialisme dialektika histori, Marx berdalil bahwa
sistem penghisap manusia atas manusia adalah sebuah turunan dari setiap
masanya selama masih ada penguasaan dan monopoli atas individu. Selama itu
pula kontradiksi akan melahirkan sebuah peradaban baru, bagi Marx peradaban itu
adalah peradaban masyarkat tanpa klas yaitu sosialisme menuju komunisme.
Universitas Sumatera Utara
Sebagian kaum revisionis mencoba merevisi pandangan ini yang beranggapan
bahwa pertentangan klas bisa didamaikan tanpa harus melalui jalan kekerasaan.
Jika dihubungkan dengan praktek perjungan klas yang dijalankan oleh
Mao Zedong, perjuangan klas yang dijalankan telah melibatkan mayoritas
penduduk Cina. Perebutan kekuasaan telah berbuah manis bagi kemenangan
partai komunis cina. Pasca revolusi, Mao mencoba menghapuskan sistem klas
dalam masyarakat. Caranya dengan membangun kekuasaan diktator proletariat.
Klas borjuasi besar direbut hartanya dan kelompok tuan tanah besar dirampas
tanahnya, seluruhnya diserahkan ke negara dan negara mendistribusikan kepada
masyarakat. Kelompok anti komunis dan kaum feodal mereka perangi. Klas
borjuasi sedang dan borjuasi kecil dicoba untuk digaet dalam front persatuan
nasional Cina.
Dalam tahapan awal klas borjuasi dibiarkan untuk tetap ada di Cina, tetapi
klas borjuasi dilarang keras untuk melakukan akumulasi modal. Seluruhnya
diintervensi oleh PKC. Secara perlahan watak-watak kapitalis klas borjuasi akan
terkikis seiring dengan kegiatan propaganda dan pendidikan ideologi sosialis oleh
polit biro PKC. Tugas utama polit biro adalah menjalankan sistem pengkaderan
dengan meningkatkan pemahaman ideologis sosialisme bagi kader PKC. Bagi
Mao klas borjuasi bisa digaet tapi bukan untuk membiarkan sistem monopoli terus
eksis di Cina. Klas dalam masyarakat akan hilang seiring dengan kediktatoran
klas proletar atas klas borjuasi.
Universitas Sumatera Utara
Partai Komunis Cina harus menjadi detasemen termaju dalam membangun
ideologi sosialis. Kediktatoran klas dalam masyarakat sosialis harus memiliki hari
depan masyarakat tanpa klas tanpa harus kompromi dengan pihak klas borjuasi.
Inilah yang ditunjukan oleh Mao dan PKC dalam menjalankan kediktatorannya.
Kontradiksi klas masyarakat Cina di era Deng Xiaoping terlihat lebih lembut dan
bersifat kompromi. Deng beranggapan bahwa klas borjuasi dan klas proletariat
harus bergandengan tangan untuk membangun Cina. Deng menggantungkan
harapan kepada klas borjuasi untuk menanamkan modalnya di pembangunan
Cina.
Keterbukaan Cina di masa Deng menandakan sistem kapitalisme
mendomiasi struktur masyarakat. Maka tidak heran ketika kedudukan klas
proletar akan kembali didiktatori oleh klas borjuasi kembali. Hal ini terlihat dari
susunan pemerintahan Cina di masa Deng. Golongan-golongan pengikut ajaran
Mao digantikan dengan orang-orang revisionis moderen untuk mengisi bagian
krusial dalam pemerintahan dan Partai Komunis Cina. Tentu dampaknya adalah
persatuan yang sudah dibangun antara klas buruh dan kaum tani terilusikan
dengan program Deng dan tidak lagi bersatu dalam garis sentralisme demokratik
partai.
Partai sudah dipimpin oleh kalangan oligarkhi yang memperoleh kekayaan
dari hasil penanaman investasi. Mereka adalah kelompok bangsawan yang
mendanai instrument politik agar bisnis yang dijalankan oleh para kelompok
oligarki memperoleh dukungan sehingga semakin besar dan otomatis
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan keuntungan secara cepat dibandingkan melalui jalur bisnis yang
murni tanpa koneksi. Kepentingan klas pemodal dan bangsawan tidak sedikit
untuk menumbangkan dominasi klas proletar di partai. Dominasi klas proletar
dalam partai tentu akan sangat menggangu keberadaan mereka dalam mengatur
perekonomian Cina.
Dominasi klas proletar dalam kepemimpinan partai tidak lagi dominan.
Kondisi perang ideologi ini yang mekan keberadaan klas buruh dalam tubuh
partai. Partai yang seharusnya sudah mampu untuk menancapkan dominasi atas
ajaran sosialisme sejak era Mao kembali dihadapkan kepada tekanan kaum
borjuasi dalam negeri. Borjuasi yang mengatasnamakan dirinya sebagai watak
klas proletar namun tingak lakunya liberal dan mengotak-atik ajaran Karl Marx
(revisionis modern).
Kegagalan Cina dalam mempertahankan sistem sosialisme sebenarnya
bukanlah karena kaum sosialis melainkan kegagalan kaum revisionis modern
yang mengotak-atik sistem yang sejak lama dibangun oleh Mao. Cina diera Deng
tidak memberikan ajaran sosialis yang sesuai dengan ajaran klas dalam perspektif
Marx.
Atas kondisi diatas kita dapat mengalisis tentang dominasi klas mana yang
ada dalam PKC. Dominasi klas dalam partai tentu akan sangat mempengaruhi
kedudukan klas buruh dalam mendiktatori klas borjuasi. Karena kediktatoran
proletariat merupakan rentetan tahapan menuju masyarakat komunisme yang
Universitas Sumatera Utara
tanpa klas. Sistem diktator proletariat yang dijalankan oleh Mao melalui
pemerintahan seperti dengan melibatkan klas buruh dan kaum tani adalah bentuk
konkreat dari program perjuangan klas. Kediktatoran proletariat tidak kita
temukan dalam PKC masa kepemimpinan Deng. Deng lebih memilih meletakan
kepemimpinan kepada kelompok borjuasi dengan tujuan untuk mendapatkan
asupan dana untuk menyelamatkan Cina dari kondisi krisis.
3.3.4. Kebijakan Kebudayaan Cina
Didalam membangun kebudayaan proletariat, Mao beranggapan bahwa
penting untuk belajar dari munculnya revisionis modern di Uni Soviet, Mao
menyadari bahwa di Cina juga ada bahaya restorasi kapitalisme. Kebijakan itu
tidak datang dari musuh negara reaksi atau dari kubu imperialisme secara
langsung tapi mereka menyusup dalam tubuh kepemimpinan partai, pemerintahan,
militer maupun budaya. Untuk itu Mao menjalankan revolusi besar kebudayaan
proletariat, pada dasarnya adalah sebuah revolusi politik besar yang dipimpin oleh
klas proletariat melawan klas borjuasi dan semua klas penghisap lainnya dibawah
kondisi sosialisme.
Program RBKP dilancarkan dibawah kondisi sosialisme dan kediktatoran
proletariat. Dalam RBKP rakyat diberikan kebebasan untuk melakukan 4
kebebasan besar yaitu kebebasan berbicara, mengemukakan pendapat sebebas-
bebasnya, mengadakan perdebatan besar, dan menulis poster dengan huruf besar.
Program ini dikecam dan dianggap sebagai sebuah teror bagi negara kapitalisme
Universitas Sumatera Utara
dan dianggap sebagai kediktatoran yang kejam. Sebab melalui program RBKP
kalangan borjuasi tidak dibiarkan berada dalam situasi yang bebas. Masyarakat
dibiarkan untuk memilih pemimpinnya.
Dalam sistem masyarakat sosialis masih dimungkinkan untuk bangkitnya
kaum revisionisme yang membelokkan tujuan dari sosialisme, hal ini dikarenakan
berbagai macam kontradiksi, ketimpangan dan ketidaksetaraan yang diwarisi dari
masyarakat lama yang tidak mungkin lenyap dalam beberapa tahun. Ketidak
setaraan ini berupa ketidaksetaraan dalam mendapatkan gaji, kesempatan
pendidikan dan kesempatan kerja di kota dan dipedesaan. Hal ini yang
menciptakan rasa tidak sepenanggungan, egois dan hak istimewa. Inilah sebuah
karakter klas borjuasi.
Dalam periode pembangunan sosialis selain adanya klas, kontradiksi,
perjuangan klas, dan masih ada juga ketidaksesuaian antara basis ekonomi dengan
bangunan atasnya (pendidikan, politik, kebudayaan, ideologi dan lain sebagainya).
Masalah inilah perubahan dalam basis material ekonomi terjadi begitu cepat jika
dibandingkan dengan perubahan dalam bangunan atas. Kondisi inilah yang
membangkitkan budaya lahir dan berkembangnya sebuah elit dari kalangan
borjuasi baru di Cina.
Masyarakat Cina melihat dan merasakan tingkah laku birokrasi yang
terpisah dari paham sosialis. Oleh karena itu Mao memobilisasi massa untuk
melawan kaum borjuasi baru. Dalam dokumen keputusan CCPKC tentang RBKP
Universitas Sumatera Utara
yang diambil pada bulan agustus 1966 jelas dinyatakan tujuan dari RBKP adalah
berjuang melawan dan menggulingkan orang-orang yang berkuasa yang
mengambil jalan kapitalisme dan mengubah pendidikan, sastra dan seni dan
semua bangunan atas yang tidak sesuai dengan dasar ekonomi sosialisme.
Sehingga memudahkan pengembangan sistem sosialisme.80
Hasil dari kampanye dan gerakan pendidikan sosialis telah membawa Mao
pada satu kesimpulan bahwa berbagai gerakan dan pemberhentian orang-orang
revisionis dari jabatannya tidak saja cukup untuk menjamin diteruskannya
revolusi dan pembangunan sosialisme. Alhasil dari RBKP ini adalah jutaan massa
dimobilisasi secara besar-besaran untuk meningkatkan kesadaran melalui belajar
Marxisme dan Lenninisme serta pikiran Mao Zedong serta menempa diri dalam
perjuangan melawan revisionis yang bersayap dalam partai.
Dengan tegas tujuan dari RBKP adalah berjuang melawan dan
menggulingkan orang-orang yang berkuasa yang mengambil jalan kapitalis,
mengkritik para kaum intelektual borjuasi. Kemudian untuk memperteguh
pandangan masyarakat Mao mengajak masyarakat untuk mengubah pendidikan,
sastra, seni dan semua bangunan atas yang tidak sesuai dengan dasar ekonomi
sosialis. Sebelum RBKP sebenaranya telah banyak kampanye perlawanan
melawan orang-orang borjuasi misalnya gerakan anti kanan dan gerakan
pendidikan sosialis yang dilakukan oleh pemerintahan dan partai yang sudah
dikuasai oleh deng Xiaoping.
80Op.Cit. Tatiana Lukman. Hal. 133
Universitas Sumatera Utara
Gerakan RBKP ini tentu mendapat banyak pertentangan dari kubu Deng
Xiaoping yang beranggapan bahwa gerakan masyarakat yang bergelora untuk
merebut kekuasaan revisionis dianggap sebagai gerakan anarkis. Memang dalam
sejarah partai komunis belum pernah terjadi gerakan massa mengobrak abrik dan
menghancurkan aparat dan lembaga negara. Dari kalangan petinggi partai tingkat
nasional, direktur dan manager pabrik, sampai kepada para akademisi yang
berhaluan revisionis semua menjadi sasaran kritik.
Keadaan ini menarik perhatian dari media kaum imperialisme serta media
yang dikuasai oleh borjuasi. Media-media ini menunjukan dan membuktikan
bahwa sosialisme adalah sistem yang merampas hak demokrasi rakyat. Orang
yang dulu pengagum sosialisme kini merosot menjadi pengagum demokrasi
liberal. Revolusi besar kebudayaan proletariat sebenarnya sudah membuktikan
dengan jelas bagaimana kedudukan kaum imperialisme dan kaum borjuasi.
Kediktatoran proletariat sama sekali bukan hambatan untuk adanya demokrasi
bagi klas buruh, kaum tani dan klas pekerja lainnya.
Anggapan dari kaum revisionis yang menganggap RBKP adalah cerminan
dari gaya kepemimpinan diktator Mao. Sebab bagi kalangan revisionis Mao telah
membuat kekeliruan dalam meyelesaikan kontradiksi dalam partai. Sebab bagi
Deng dan pengikutnya bahwa klas borjuasi sudah selesai dibasmi pada tahun 1949
sehingga tidak mungkin perjuangan klas belum selesai. Tentu saja ini adalah
skema untuk mengaburkan kontradiksi klas dalam sistem masyarakat Cina.
Namun yang menjadi catatan tambahan bahwa RBKP bukan melahirkan
Universitas Sumatera Utara
kontradiksi antara masyarakat. Tetapi cara menyelesaikan kontradiksi rakyat
dengan orang yang berkuasa yang mengambil jalan kapitalisme. Yang diperangi
Mao adalah ide dan gagasan dari kalangan revisionis.
Berakhirnya masa Mao berakhir jugalah RBKP, dan menjadi tonggak awal
reformasi kebudayaan ala Deng. Setelah Mao wafat pada September 1976
pemerintahan sementara diambil alih oleh Hua Guofeng dan akhirnya Deng
kembali untuk melakukan transformasi ekonomi melalui jalur kapitalisme. Untuk
menciptakan kondisi masyarakat yang mampu mendukung reformasi Deng
melakukan reformasi kebudayaan yang dikenal dengan Liberalisasi Pikiran.
Masyarakat Cina yang kokoh mempertahankan kebudayaan, terutama pengaruh
sosialisme. Reformasi ini dimaksudkan untuk menyesuaikan sisi pengaruh
sosialisme dan budaya yang diaanggap Deng kurang semangat dalam membangun
Cina.
Disatu sisi liberalisasi pikiran menentang konsep perekonomian sosialis
yang dianggap gagal dalam membangun Cina. Pengendalian badan-badan usaha
oleh pemerintahan serta konsep sama rasa sama rata yang sejalan dengan konsep
laba dan bisnis. Disisi lain liberalisasi pikiran telah mendorong masyarakat Cina
untuk berkompetisi dan tentu ini bertentangan dengan ajaran sosialisme yang
mengajarakan kebersamaan.
Universitas Sumatera Utara
NO
PERBEDAAN SISTEM EKONOMI POLITIK SOSIALIS DAN
KAPITALISME DI CINA
KEBIJAKAN KEPEMIMPINAN
MAO ZEDONG DENG XIAOPING
1 Pembangunan
Politik Negara
Pembangunan politik berasas
kediktatoran proletariat untuk
pembangunan sosialisme.
Pembangunan politik
berasaskan pada
kediktatoran borjuasi untuk
membangun kapitalisme
2 Kebijakan
Ekonomi Politik
Kebijakan lompatan jauh ke
depan dengan tujuan
pelaksanaan Land Reform dan
pembangunan industri nasional
Kebijakan reformasi
ekonomi. Membuka peluang
investasi dan pinjaman luar
negeri untuk pembangunan
3 Kediktatoran Klas
Masyarakat
Klas proletariat mendiktatori
klas borjuasi
Klas borjuasi mendiktatori
klas proletariat
4 Kebijakan
Kebudayaan
Menjalankan revolusi besar
kebudayaan proletariat untuk
menghapuskan watak
revisionis modern yang
berkembang di kalangan
pemimpin partai
Menjalankan reformasi
budaya melalui program
liberalisasi pikiran yang
tujuannya merestorasi
budaya kapitalisme
Universitas Sumatera Utara
3.4. Faktor-Faktor Mempengaruhi Peralihan Sistem Ekonomi Politik Cina
Dari Sosialisme-Kapitalisme
Setelah melihat kebijakan ekonomi politik Cina di masa Mao dan Deng
kemudian melihat perbedaan dari kedua sistem ini maka penulis akan mencoba
melihat faktor apa yang mempengaruhi peralihan ini. di Dalam melihat peralihan,
penulis menggunakan perspektif klas Marx dalam melihat dasar dari penelitian.
Alhasil terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan ini, diantaranya:
3.4.1. Faktor Internal
Faktor internal peralihan sistem ekonomi yang terjadi di Cina adalah
faktor yang paling menentukan. Dalam hal ini adalah keterlibatan Partai Komunis
Cina dalam menjalankan sistem ekonomi sosialisme di Cina. Adapun yang
menjadi faktor internal peralihan sistem ekonomi politik Cina disebabkan oleh:
3.4.1.1. Faktor Fase Awal Peralihan Cina Dari Sistem Feodal Menuju Sistem
Sosialisme
Pasca Mao Zedong bersama rakyat Cina memenangkan revolusi sosial
menumbangkan sistem dinasti feodal. Disaat itu juga corak ekonomi, sosial,
politik, dan kebudayaan juga mengalami proses perubahan. Beberapa usaha untuk
memperteguh pandangan sosialisme mulai dijalankan melalui perjuangan klas.
Saat itu sifat dan watak masyarakat masih sangat terbelakang akibat sistem feodal.
Universitas Sumatera Utara
Sistem masyarakat feodal telah membuat jurang ketimpangan dalam klas
masyarakat. Perbedaan tingkat pendidikan, tingkat kebudayaan, tingkat ekonomi
menjadikan watak masyarakat lebih individualis dan anti sosial. Watak klas
borjuasi yang ditanamkan sejak lama tentu tidak berubah begitu saja pasca
revolusi. Inilah yang perlu dikikis habis dalam menjalankan sistem sosialisme.
Pandangan masyarakat tentang sistem sosialisme masih sangat terlalu dini.
Bagi Mao saat itu perjuangan klas bukan hanya sebatas angkat senjata. Tetapi
memajukan pandangan masyarakat Cina tentang hari depan sosialisme. Keadaan
masyarakat yang terbelakang tentu membutuhkan proses kerja politik dan ideologi
untuk mempertahankan kemenangan dan serangan dari kaum revisionis.
Masyarakat sosialis meliputi satu periode sejarah yang cukup panjang. Dalam
periode sejarah sosialis, masih ada klas, kontradiksi klas dan perjuangan klas, ada
perjuangan antara jalan sosialis dan jalan kapitalis dan ada bahaya restorasi
kapitalisme.
Bukan berarti pasca kemenangan revolusi, secara otomatis selesai jugalah
perjuangan diktator proletariat. Bukan berarti sudah tidak ada kesenjangan, tidak
ada lagi pemikiran-pemikiran klas borjuasi dalam masyarakat, dan seluruhnya
sudah menjadi sosialis. Untuk merubah watak klas borjuasi dalam masyarakat
dibutuhkan kediktatoran proletariat. Watak dan ke khasan klas borjuasi yang sejak
lama telah melekat dalam kebudayaan masyarakat. Watak klas borjuasi yang
masih melekat inilah yang menjadi faktor munculnya pemikiran revisionis
moderen dalam kubu Partai Komunis Cina.
Universitas Sumatera Utara
Memperteguh pandangan masyarakat yang sosialis, mendapatkan serangan
dari negara reaksi dan paling berbahaya sebenarnya rongrongan kaum revisionis
moderen dala tubuh PKC. Karena pemikiran bebas kaum borjuasi merevisi
pandangan Marx tentang sosialisme dan merubah esensi dari sosialisme. Sikap
dan pandangan Deng tentang penyatuan ideologi kapitalis dan sosialis tidaklah
terlepas dari faktor ini.
Bibit-bibit pemikiran revisionis yang tetap ada dalam pikian pimpinan
PKC saat itu mulai mulai mengutak-atik sistem sosialisme Cina. Mereka
menjalankan reformasi dari segala aspek dengan tujuan untuk mengubah ekonomi
Cina menjadi kapitalisme. Keuntungannya para kaum revisioni bisa memupuk
harta untuk memperkaya diri dijadikan motivasi ditambah sistem politik sosialis
yang diktator akan memperteguh kedudukan mereka secara secara permanen.
Inilah menjadi salah satu faktor yang melatarbelakangi peralihan sistem ekonomi
politik Cina. Bagi Deng tidak ada peralihan sistem sosialisme, yang ada hanya
penyesuaian sosialisme dengan kebudayaan Cina.
Penyesuaian sistem ekonomi politik kapitalisme ini disebut sebagai
sosialisme dengan ciri khusus Cina. Namun bagi Mao perjuangan
mempertahankan sosialisme adalah bagian dari perjuangan klas untuk
menghapuskan revisionis moderen dalam tubuh partai. Mao sangat tegas
memandang revisionis moderen sebagai penyebab restorasi kapitalisme Cina.
Universitas Sumatera Utara
Bagi Deng maupun Mao keduanya memiliki kepentingan masing-masing
untuk mempertahankan metode ekonomi politiknya. Berbagai kebijakan
dikeluarkan untuk saling menghapuskan sistem yang berlaku baik dimasa Deng
maupun dimasa Mao. Bagi Deng, kepentingannya adalah menggantikan sistem
sosialisme menuju kapitalisme. Sedangkan bagi Mao mendiktatori klas borjuasi
atas klas proletariat.
3.4.1.2. Faktor Kepemimpinan Klas Borjuasi Kecil Dalam Partai
Menurut pandangan Marxisme, klas borjuasi kecil adalah golongan
masyarakat yang memiliki modal terbatas dan kerap bersikap bimbang. Deng
Xiaoping merupakan kader Patai Komunis Cina yang berlatar belakang klas
borjuasi kecil. Berasal dari kalangan pemuda pelajar, Deng mulai mencoba
mempelajari ideologi sosialis. Pasca kematian Mao, Deng melanjutkan tonggak
kepemimpinan partai dan Cina.
Saat itu sistem sosialisme dunia sedang dalam keadaan surut, gerakan
kapitalisme mencuat kepermukaan. Keadaan ini juga berimbas kepada
perekonomian Cina. Gerakan untuk merevisi ajaran Marx mulai bermunculan dari
kalangan kaum intelektual atau borjuasi kecil. Bagi pandangan kaum borjuasi
kecil ini merupakan peluang untuk keluar dari krisis dengan bergabung dengan
negara poros kapitalisme.
Sama halnya dengan Deng Xiaoping yang menilai melalui jalan ekonomi
kapitalisme, Cina dapat keluar dari krisis ekonomi pasca perang dingin.
Universitas Sumatera Utara
Kehancuran Uni Soviet menjadi sebuah batu sandungan dalam pembangunan
sosialisme di Cina. Dominasi golongan revisionis telah mengubah haluan ideologi
partai. Tawaran secara tidak langsung tersaji didepan mata pemerintahan Deng
Xiaoping untuk membangun kapitalisme di Cina.
Investasi dan pinjaman untuk membangun Cina digelontorkan oleh
negara-negara kapitalisme. Tahun pertama pasca deklarasi kapitalisasi ekonomi
Cina, pembangunan begitu peasat. Peraturan ekonomi dalam konstitusi
diamandemen untuk merubah kebijakan agar lebih terbuka terhadap investasi.
Pembangunan Cina ditujukan untuk mempercepat perputaran modal di Cina.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, ini menjadi pasar dan
sasaran tenaga produktif bagi investasi.
Para klas borjuasi dalam PKC menyambut ini dengan meriah. Tapi yang
menjadi persoalan, Deng tidak menjaga seutuhnya ajaran sosialisme. Memang
pada saat itu negara dunia sudah didominasi oleh perekonomian kapitalisme.
Deng melihat peluang ini, kelompok klas kanan yang menjadikan para golongan
revisionis terbawa arus.
Deng merevisi ajaran Marx dengan menegasikan kontradiksi, perjuangan
klas dan mereformasi ekonomi politik Cina.Pandangan borjuasi kembali ke
tengah-tengah masyarakat, seluruh pandangan sosialisme direvisi demi
kepentingan klas borjuasi yang menguasai partai komunis Cina. Deng mulai
menjalankan sistem ini, dan mengembalikan Cina ke sistem ke jalan kapitalisme.
Universitas Sumatera Utara
Kepemipinan borjuasi kecil dalam partai Komunis Cina adalah penyebab
peralihan sistem ekonomi politik Cina dari sistem sosialisme menuju sistem
kapitalisme. Memang karakteristik borjuasi ini bukan hanya dilihat dari status
hubungan produksinya tetapi dilihat juga dari wataknya penghisap atau terhisap.
Bagi Deng pemerintahan politik sosialis dan sistem ekonomi kapitalis merupakan
sebuah hal yang sah-sah saja.
Mao Zedong sendiri memang juga berasal dari kalangan borjuasi kecil,
akan tetapi teori Marx yang menempah Mao menjadi seorang proletariat dalam
menajalankan teori revolusioner. Inilah yang membawa Cina menjadi negara
sosialisme. Berbeda dengan Deng, dimasa kepemimpinannya Mao meletakan
kekuasaannya didalam garis koridor teori Marxisme. Mao tidak bimbang dalam
menjalankan praktek revolusionernya. Alhasil sampai akhir hidupnya, Mao tidak
sesekalipun mengubah haluan ekonomi politik Cina.
Jika berkaca pada pandangan Marx, keberhasilan Mao dan PKC dalam
menjalankan revolusi adalah sebuah usaha untuk menghapuskan sistem monopoli
alat produksi di Cina. Penggulingan kekuasaan Partai Kuomintang dan perjuangan
melawan kolonialisme merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjuangan
rakyat Cina ketika itu merampas tanah-tanah yang dikuasai oleh tuan tahan,
penumbangan kekuasaan rezim nasionalis Kuomintang. Masuknya klas borjuasi
dalam partai menjadikan seluruh hasil revolusi dikembalikan lagi ke sistem
kapitalisme
Universitas Sumatera Utara
3.4.1.3. Pandangan Revisionis Moderen Tentang Kontradiksi
Pasca Cina dibawah kepemimpinan Deng Xiaoping, pemerintahan
revisionis mendominasi segala aspek di Cina. Pandangan kaum revisionis
beranggapan bahwa kontradiksi antara kals borjuasi dan klas proletar yang sudah
usai pasca revolusi 1946. Kemunculan ide kapitalisasi ekonomi Cina adalah
sebuah penyuasaian sistem ekonomi sosialis ciri khusus Cina. Bagi Deng dan
pengikutnya Cina masih menjalankan sistem politik sosialisme, tapi secara
ekonomi kapitalis.
Dalam pembangunan Sosialisme, masih terus ada kontradiksi antara
tenaga produksi dan hubungan produksi yang harus dilihat sebagai satu
keseluruhan, ibaratnya dua muka dari satu mata uang yang sama. Kontradiksi itu
diselesaikan melalui penyesuaian terus menerus antara hubungan produksi dengan
perkembangan yang dicapai oleh tenaga produksi. Kalau hubungan produksi tidak
disesuaikan maka pada suatu ketika perkembangan tenaga produksi akan
mengalami hambatan dan kontradiksi antara keduanya tak akan bisa diselesaikan
dengan baik.
Kondisi ini telah mengaburkan pandangan masyarakat tentang sosialisme.
Masyarakat kembali disuguhkan dengan budaya kapitalisme berbungkus
sosialisme. Ini yang menjadikan perjuangan klas dalam masyarakat Cina belumlah
selesai. Pandangan klas borjuasi masih ada ditengah masyarakat Cina. Tetapi bagi
Deng dan pengikutnya malah sebaliknya. Deng beranggapan kolaborasi sistem
Universitas Sumatera Utara
sosialisme dengan sistem kapitalisme adalah sebuah cara untuk menyelamatkan
Cina dari krisis.
Deng mengilustrasikan ekonomi Cina ibarat kucing. Tidak masalah kucing
hitam atau kucing putih, keduannya tetap makan ikan. Tidaklah masalah ekonomi
Cina kapitalisme atau sosialisme yang utama keduanya untuk tujuan kesajateraan.
Bagi Deng kontradiksi sudah selesai, klas buruh dapat berdamai dengan klas
borjuasi. Bahkan dalam beberapa praktek klas borjuasi dan klas proletariat
menjalin hubungan produksi untuk membangun Cina. Bagi Deng tidak masalah
menjalankan mengkolaborasikan sistem kapitalisme dengan sistem sosialisme
yang utama adalah bagaimana seluruh klas dalam masyarakat mampu untuk
membangun Cina.
Dampaknya Cina membangun dengan kekuatan ekonomi investasi.
Terlihat secara infrastruktur Cina menjelma menjadi kekuatan ekonomi dunia,
namun nyatanya kekuatan ekonomi yang maju adalah kekuatan ekonomi klas
borjuasi yang berkuasa di Cina dan investasi luar negeri Cina. Masyarakat Cina
kembali di hadapkan kepada sistem perampasan nilai lebih dan monopoli alat
produksi.
3.4.2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor dari luar yang mempengaruhi peralihan
sistem ekonomi politik Cina. Selain faktor internal sebagai faktor yang
Universitas Sumatera Utara
menentukan, akan tetapi faktor eksternal dari luar Partai Komunis Cina menjadi
batu loncatan berkembangnya paham revisionis moderen di Cina.
3.4.2.1. Kehancuran Uni Soviet Sebagai Kiblat Sosialisme Dunia
Setelah masa Stalin, pandangan politik Uni Soviet tentang masyarakat
diktator proletariat mulai beralih haluan dibawah kepemimpinan Khurushchev.
Setahap demi setahap menjadi negara dibawah kepemimpinan borjuasi. Kondisi
ini berdampak dengan sikap politik Uni Soviet yang mulai melakukan pemutusan
hubungan dengan negara-negara sosialisme seperti dengan negara Komunis
Tiongkok dibawah kepemimpinan Mao Zedong pada tahun 1960-an.
Bahkan Uni Soviet mulai membuka diri untuk melakukan investasi dengan
negara-negara kapitalis yang ketika itu sudah mencapai tahapan tertingginya.
Khurushcev telah membuka pintu masuknya watak borjuasi ke Partai PKUS dan
menjadi syarat pembubaran sistem masyarakat sosialisme. Gerakan
pemeberontakan di internal negara dan tekanan krisis ekomomi Rusia akibat
perang dingin melawan Amerika Serikat berimbasnya pada pengucilan gerakan
sosialis.
Tentu saja pimpinan partai komunis Uni Soviet menjadikan ini sebagai
peluang bisnis dalam membangun kesatuan antara pekerjaan politik dan ekonomi.
Imbasnya tentu pengucilan gerakan buruh dan berdampak kepada pembubaran
Partai Komunis Uni Soviet pada tanggal 29 Agustus 1991 oleh Gorbachev.
Pembubaran ini sebagai bentuk pemberhangusan gerakan sosialisme. Gorbachev
Universitas Sumatera Utara
memang selamat dari kudeta, tetapi tingkat kepercayaan masyarakat makin
menurun.
Gorbachev tetap dihadapkan kepada kesulitan ekonomi dalam negeri yang
semakin parah, hingga berdampak kelompok militer mulai terpecah-pecah dan 15
negara bagian yang tergabung dalam Uni Soviet banyak yang menuntut
kemerdekaan. Semua ini atas dasar kekecewaan negara-negara soviet dalam
penegakan garis sosialisme. Hingga Uni Soviet dinyatakan bubar pada tanggal 31
Desember 1991.
Pembubaran ini sebagai bentuk berdampak kepada kepemimpinnan
sosialisme dunia. Gorbachev meyerahkan kepemimpinan sosialisme kepada setiap
partai di setiap negara. Keadaan ekonomi dalam negeri Uni Soviet yang semakin
parah, berdampak kepada kelompok militer mulai terpecah-pecah dan 15 negara
bagian yang tergabung dalam Uni Soviet banyak yang menuntut kemerdekaan.
Semua ini atas dasar kekecewaan negara-negara soviet dalam penegakan garis
sosialisme. Hingga Uni Soviet dinyatakan bubar pada tanggal 31 Desember 1991.
Sejak saat itu gerakan sosialisme dunia dianggap gagal oleh negara
Amerika Serikat. Pembantaian dan gerakan anti agama dikampanyekan diberbagai
dunia. Tujuannya untuk menghapuskan paham sosialisme di negara dunia.
Alhasil, gerakan anti sosialisme berimbas kepada demokratisasi negara-negara
dunia. Amerika Serikat sebagai negara kiblat kapitalisme mampu mendomoninasi
perekonomian dunia. Salah satunya adalah Cina, restorasi kapitalisme dan semua
Universitas Sumatera Utara
propaganda kaum penguasa revisionis kapitalis Cina, menghitamkan Sosialisme
yang dibangun Mao. Tapi kecintaan masyarakat terhadap Mao tidaklah
sedemikian.
Pada hari kelahiran dan meninggalnya Mao, peringatan untuk mengenang
Mao diselenggarakan di berbagai kota dan para pesertanya semakin banyak dan
kehadiran kaum muda pun meningkat. Terdapat berbagai grup studi karya-karya
Mao dan internet juga digunakan untuk menyebarkan dan menyalurkan pendapat
yang menantang versi resmi kaum penguasa dan arus pokok dalam media petisi
dan persaingan.
Nilai sosial lainnya yang sangat penting diajarkan Mao adalah kerja sama
dan setiakawan, bukan kompetisi dan persaingan. Mao percaya akan kemampuan
lembaga-lembaga ilmu dan penelitian untuk memenuhi tugasnya justru karena
keunggulan dari sosialisme di mana antara lembaga-lembaga tersebut tidak ada
kompetisi dan persaingan. Melalui kerja sama dan tukar informasi, semua akan
maju bersama.81
Pasca itu, hampir seluruh negara sosialisme dunia mendeklarasikan diri
sebagai pemimpin sosialisme dengan corak kapitalisme. Saat itu juga sistem
ekonomi politik sosialisme kehilangan pamor. Gerakan pembebasan nasional
tidak lagi berhaluaan revolusioner. Para pimpinan partai mulai menjalankan
sistem ekonomi sosialisme yang ada pada isi kepala mereka. Memang faktor ini
81Op. Cit. Tatiana Lukman Hal 255
Universitas Sumatera Utara
tidaklah menjadi faktor paling dominan. Tapi faktor ini mempengaruhi pandangan
gerakan sosialis ketika itu.
3.4.2.2. Faktor Kampanye Hitam Tentang Sosialisme Mao Zedong
Setelah kemenangan kapitalisme, pandangan tentang sosialisme dianggap
sebagai sebuah ideologi yang berbahaya. Sosialisme diartikan sebagai sebuah
kekerasan untuk mencapai masyarakat tanpa klas. Bahkan beberapa pemikir
liberal beranggapan bahwa sosialisme merupakan sebuah ideologi utopis.
Sosialisme tidak akan mampu menghapuskan klas dalam masyarakat melalui jalan
revolusi. Pemikiran ini berlandaskan kepada kegagalan Uni Soviet dan Cina.
Cina secara khusus ideologi sosialisme Mao dianggap gagal
menghapuskan sistem masyarakat berklas. Mao dianggap tidak mampu
mendirikan pemerintahan yang kompak dan stabil. Revolusi dianggap sebagai
keresahan dan perang saudara dalam waktu yang lama. Segi keberhasilan Mao
dalam membangun sosialisme dinilai sebagai sebuah karakter yang totaliter garis
keras. Revolusi besar kebudayaan proletariat untuk melawan revisionis moderen
dianggap sebagai pembantaian terbesar sepanjang sejarah manusia.
Mega proyek lompatan jauh kedepan untuk meningkatkan perekonomian
kolektif pertanian. Walaupun beberapa kalangan menyebutkan bahwa hasil dari
program ekonomi lompatan jauh kedepan dianggap gagal. Munculnya beragam
angka yang menyebutkan tingkat kematian itu akibat program ini, mungkin tidak
begitu penting bagi sebagian kalangan selama ini. Mao telah memaksa para
Universitas Sumatera Utara
pemimpin partai di tingkat provinsi dan lokal untuk memenuhi target produksi
besar-besaran yang tidak realistis kepada para petani. Tidak adanya komunikasi
yang efektif dan desentralisasi yang tidak masuk akal telah menyebabkan aktivitas
ekonomi nasional mengalami kekacauan dan terjadi misalokasi sumberdaya yang
luar biasa.
Sementara itu rangsangan kepada petani untuk berproduksi semakin
menurun akibat penentuan level pendapatan secara besar-besaran melalui sistem
komune. Hal-hal ini kemudian menyumbang pada gagalnya hasil produksi
pertanian pada 1959 hingga 1962. Situasi gagal panen ini makin memburuk ketika
pemerintah pusat mengambilalih produk pertanian kacang-kacangan dari daerah
pedesaan, guna memenuhi kekurangan produksi kacang-kacangan secara nasional
dari perkiraaan semula.
Akibat paling buruk dari gagalnya program Lompatan Jauh ke Depan ini,
terjadi kemiskinan dan kelaparan massal yang luar biasa di seluruh Cina.
Kemiskinan dan kelaparan ini adalah sesuatu yang terbesar dalam sejarah Cina,
bahkan diklaim terbesar dalam sejarah umat manusia. Dan ini bukan kemiskinan
biasa, melainkan kemiskinan yang mematikan dengan jumlah korban yang
mendirikan buluroma. Para intelektual liberal dan pemimpin Cina pasca Mao,
mengeluarkan angka-angka yang berbeda mengenai jumlah penduduk yang
meninggal akibat kelaparan itu.
Universitas Sumatera Utara
Akan tetapi kampanye yang dituju telah tercapai, “Mao telah membiarkan
rakyatnya mati akibat kemiskinan dan kelaparan.” Tetapi, bagi mereka yang ingin
menegakkan kebenaran ilmiah, jumlah angka yang berbeda-beda itu menimbulkan
pertanyaan serius menyangkut validitas dan akurasi dari mana dan bagaimana
angka itu diperoleh. Berhadapan dengan kontroversi itu, kita mesti melampaui
metode perhitungan statistik. Saya ingin mengajak anda untuk melihat
perkembangan ekonomi dan sosial pada masa penerapan program Lompatan Jauh
ke Depan.
Data yang dikeluarkan oleh rejim Deng Xiaoping, juga menunjukkan
angka pertumbuhan yang positif. Misalnya, produksi industrial meningkat sebesar
11,2 persen per tahun dari 1952-1976 (bertumbuh 10 persen per tahun selama
periode revolusi kebudayaan yang dituduh sebagai periode terkelam dalam sejarah
Cina). Pada tahun 1952, sumbangan sektor industri terhadap pendapatan nasional
bruto sebesar 36 persen. Pada 1975, sumbangan sektor industri meningkat
menjadi 75 persen, sementara sumbangan sektor pertanian sebesar 28 persen.
Data lain dari Guo Shutian, mantan direktur kebijakan dan hukum
kementrian pertanian Cina di masa Mao menyebutkan, benar bahwa produksi
pertanian menurun dalam periode 1949-1978, karena “bencana alam dan
kesalahan dalam praktek.” Namun demikian, ia mengatakan antara 1949-1978
jumlah produksi pangan biji-bijian meningkat sebesar 145,9 persen dan total
produksi pangan meningkat sebesar 169,6 persen. Selama periode ini, penduduk
Cina bertumbuh sebesar 77,7 persen. Berdasarkan data ini, menurut Shutian,
Universitas Sumatera Utara
produksi pangan per kapita Cina meningkat dari 204 kg menjadi 328 kg dalam
periode tersebut.82
Menyimak data-data di atas, menjadi aneh jika melihat jumlah puluhan
juta orang yang meninggal akibat kelaparan dan kemiskinan. Dimana
rasionalisasinya? Jika asumsinya tampilan ekonomi yang positif itu hanya
terkonsentrasi pada segelintir elit partai, hal itu tidak sesuai dengan kenyataan
bahwa pada masa Mao tingkat kesenjangan sosial masyarakat Cina adalah yang
terbaik sepanjang sejarahnya. Berhadapan dengan keanehan ini, maka kita punya
dua pilihan: pertama, percaya buta bahwa memang pada masa Lompatan Jauh ke
Depan ada puluhan juta orang yang mati; atau kedua, kita menganggap angka-
angka puluhan juta itu tak lebih sebagai propaganda murahan kalangan yang anti
revolusi Cina.
82Op. Cit.Coen Husain Pontoh.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dalam bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Ada dua faktor yang menjadi penyebab peralihan sistem ekonomi politik
Cina dari sistem ekonomi sosialisme menuju sistem ekonomi kapitalisme,
yaitu faktor internal yang berasal dari dalam Partai Komunis Cina dan
faktor eksternal yang berasal dari luar Partai Komunis Cina.
2. Faktor internal peralihan sistem ekonomi politik Cinadisebabkan oleh
masih adanya watak borjuasi, hal ini dikarenakan Cina saat itu masih
dalam tahapan awal peralihan sistem feodal. Sehingga kondisi ini
melahirkan adanya klas borjuasi dalam kepemimpinan Partai Komunis
Cina. Dampaknya Partai Komunis Cina diisi oleh golongan revisionis
moderen yang memiliki pandangan berbeda dengan golongan marxis
dalam memandang kontradiksi yang ada di Cina.
3. Faktor eksternal peralihan sistem ekonomi politik Cinadisebabkan oleh
bubarnya gerakan sosialisme dunia akibat keruntuhan Uni Soviet sebagai
kiblat sosialisme dunia dan kampanye hitam tentang sosialisme dikalangan
masyarakat dunia,
Universitas Sumatera Utara
4. Perbedaan mendasar dari sistem ekonomi politik sosialisme dan
kapitalisme terletak pada aspek pembangunan politik, kebijakan ekonomi
politik Cina, kedudukan klas dalam sistem masyarakat dan kebijakan
kebudayaan di kedua masa pemimpin ini.
4.2. Saran
Hasil penelitian yang telah dilakukan memberikan pengetahuan mengenai
keberhasilan Cina dalam membangun perekonomiannya, tentu menurut peneliti
penting untuk diberikan masukan agar pembangunan ekonomi di Indonesia dapat
berjalan lebih baik dan lebih maju lagi dalam menyelesaikan persoalan ekonomis
bagi masyarkat di Indonesia.
1. Persatuan antara klas buruh dan kaum tani sebagai masyarakat
mayoritas di Indonesia adalah syarat utama untuk membangun
perekonomian Indonesia. Sebab berkaca dari keberhasilan Cina dalam
membangun perekonomiannya yang dilatarbelakangi oleh aliansi
dasar Cina yang bergabung dalam Front Persatuan Nasional di eranya
Mao. Kondisi Cina di era Mao tidaklah jauh berbeda dengan
Indonesia saat ini. Cina saaat itu adalah negara yang berbasis agraria
sama halnya dengan Indonesia. Ketika Cina mampu
mengkonsentrasikan pembangunan berbasis agraria melalui program
Land Reform dan pembangunan industri nasional Artinya sangat
relevan jika melihat praktek maju Cina tersebut dijalankan dalam
Universitas Sumatera Utara
pembangunan di Indonesia. Tidak ada alasan untuk tidak menjalankan
Land Reform dan pembangunan industri nasional.
2. Sistem ekonomi adalah basis dari seluruh aspek bangunan atasnya.
Sangatlah tepat jika dalam pembangunan di Indonesia lebih
mengutamakan pembangunan ekonomi yang berasaskan kepada
kepentingan masyarakat mayoritas. Pembangunan sarana dan
prasarana pertanian, pembangunan lapangan pekerjaan, pendidikan
dan kesehatan gratis, dan segala aspek yang menyangkut harkat orang
banyak.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Akbar, Nanda. 2011. Transformasi Besar Cina , Dinamika Negara Dalam Kebangkitan Ekonomi. Yogyakarta: Jogja Media Utama
Bakry, Umar Suryadi. 1997. Ekonomi Politik Internasional. Surabaya: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Jayabaya
Creshwell, John W. 2012. Research Design. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Darsono. 2007. Karl Marx: Ekonomi Politik dan Aksi Revolusi. Jakarta: Diadit Media
Deliarnov. 2006. Ekonomi Politik. Jakarta : Erlangga
________. 2007. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Engels, Frederick. 2005. Dialektika Alam. Jakarta : Hasta Mitra
Lukman, Tatiana. 2013. Alternatif. Jakarta: Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat
Mandel, Ernest. 2006. Tesis Tesis Pokok Marxisme. Yogyakarta: Resist Book
Mas’oed, Mochtar. 2008. Ekonomi Politik Internasional dan Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Nainggolan, Poltak Partogi. 1995. Reformasi Ekonomi RRC Era Deng Xiaoping. Jakarta: PT Fajar Inter Pertama
Nawawi, Hadar. 1987. Metodelogi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Njoto. 1962. Marxisme : Ilmu dan Amalnya. Harian Rajat
Oded, Shenkar. 2005. The Chinese Century, Bangkitnya Raksasa China dan Dampaknya terhadap Perekonomian Global, Pearson Education, Inc
Santoso, Nur Sayyid. 2012. Negara Marxis dan Revolusi Proletariat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sukisman, WD. 1992. Sejarah Cina Kontemporer: Dari Revolusi Nasional Melalui Revolusi Kebudayaan Sampai Modrenisasi Sosialis. Jakarta:PT. Pradnya Paramita
Universitas Sumatera Utara
Suroso, Suar. 2009. Marxisme sebuah kajian. Jakarta: Hasta Mitra
Sutopo, FX. 2012. China Sejarah Singkat. Yogyakarta: Garasi
Wibowo, I. 2000. Negara dan Masyarakat (Berkaca dari Pengalaman Republik Rakyat Cina). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Jurnal dan Artikel :
Agustiati. 2009. “Sistem Ekonomi Kapitalisme”. Jurnal Portal Garuda. Vol. 1 Nomor 2
Anonim. “Kutipan Kata-Kata Mao Tjetung”. Pusaka Bahasa Asing. Peking. 1972
Anonim. “Situasi Dewasa Ini dan Tugas Kita” (25 Desember 1947) , Pilihan Karya Mao Zedong, Jilid IV Hal 194
Daulay, J. Fachruddin. “Orang Tionghoa: Bangsa Tertua Di Asia, Sejarah, dan Latar Belakang Awal Persebarannya”
Daraini, Ririn. 2010. “Garis Besar Sejarah Cina Era Mao”.
Dillard, Dudley. 1988. “The Barter Illusion in Classical and Neoclassical Economics”. Eastern Economics. Journal Vol. XIV, No. 4 Oktober- Desember. Hal. 309
Surat 170 Anggota dan Kader PKT Ditujukan Kepada Sekretaris Jenderal PKC,Seluruh Anggota Polibiro PKT dan Seluruh Peserta Kongres PKT ke XVII”. Diterjemahkan oleh KKDR
Skripsi :
Akbar, Hikmatul. 2010. “Politik Identitas: Perkembangan Kapitalisme Sebagai Identitas Baru Cina Pada Abad 21”.
Daraini, Ririn. 2010. “Garis Besar Sejarah Cina Era Mao”.
Situs Internet :
Central Intelligence Agency (US). “The World Factbook : East & Southeast Asia : CHINA”.Diakses melalui : https://www.cia.gov/library/publications/the- world- factbook/geos/ch.html pada 5 Desember 2016
Universitas Sumatera Utara
Dinaviriya. “Periode Negara Berperang (Zhan Guo) dalam Sejarah China”. Diakses melalui : http://dinaviriya.com/zaman-periode-negara-berperang- zhan-guo-sejarah-china-tiongkok/ Pada tanggal 5 Desember 2016 Pukul 6:00 WIB
Dinaviriya. “Sejarah Dinasti Qing”. Diakses melalui: http://dinaviriya.com/sejarah-dinasti- Qing/ pada 5 Desember 2016, Pukul 08:23 WIB
Dinaviriya. “Sejarah Dinasti Xia”. Diakses melalui : http://dinaviriya.com/sejarah- dinasti-xia/ pada 4 Desember 2016, Pukul 03:23 WIB
International Business Publications, USA. 2013. China Automotive Industry Handbook Strategic Information and Contacts. Washington DC : USA. [Google Books]. Hal 28. https://books.google.co.id/books?id=dVqaAAAAQBAJ Diakses pada 5 Desember 2016, Pukul 20.06 WIB
Mao Zedong dan Korban 70 juta Jiwa. Diakses melalui: http://indoprogress.blogspot.com/2010/12/mao-zedong-dan-korban-75- juta-jiwa.html pada tanggal 1 November 2016, Pukul 19.00 WIB
Pontoh, Coen Husain. Mao Zedong dan Korban 70 juta Jiwa. Diakses melalui: http://indoprogress.blogspot.com/2010/12/mao-zedong-dan-korban-75- juta-jiwa.htm pada 28 Desember 2016, Pukul 22.23 WIB
repository.upi.edu/3619/4/S_SEJ_0806117_Chapter1.pdf Diakses pada tanggal 6 Desember 2016
Wikipedia. “Perang Candu”. Diakses melalui : https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Candu pada 5 Desember 2016, pukul 20.05 WIB
Wikipedia. “Republik Rakyat Tiongkok”. Diakses melalui : https://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Rakyat_Tiongkok Pada 6 Desember 2016 , pukul 23.05 WIB
Wikipedia. “Sejarah Tiongkok”. Diakses melalui: https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Tiongkok pada tanggal 4 Desember 2016, Pukul 18:51
Wikipedia. “Maoisme atau Pemikiran Mao Zedong”. Diakses melalui: http://id.wikipedia.org/wiki/Maoisme pada 7 Desember, pukul 22.24 WIB
Wiriaatmadja. 2013. Dikutip dalam Neng Marlina Efendi. 2013. Madame Mao : The White Bone Demon (Peranan Jiang Qing dalam Revolusi Kebudayaan Cina Tahun 1966-1976). [Skripsi]
Universitas Sumatera Utara