i
PEDOMAN SKORING TES BTA/PPI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO
2017
ii
PEDOMAN SKORING TEST BTA/ PPI
TIM PENYUSUN
Penanggung Jawab
Dr. H. A. Luthfi Hamidi, M.Ag.
Mudir
Drs. H. M. Mukti, M.Pd
Anggota
Enjang Burhanudin Yusuf, M.Pd
Muhammad Sholeh, M.Pd.I
Mabarroh Azizah, M.H
Arif Mustofa, S.Pd.I
Penerbit
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto
Jl. Jend. A. Yani No. 40 A Purwokerto Telp. 0281-635624, 628250
Fax. 0281-636553
All Right Reserved
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt, shalawat dan salam tercurahkan
kepada Nabi Muhammad saw. Dalam rangka menindaklanjuti
instruksi dari rektor IAIN Purwokerto terkait dengan pelaksanaan
test BTA/PPI maka diperlukan adanya standar dalam mengukur
kualitas output dari program ini, maka lalu diadakanlah test
BTA-PPI sebagai acuan bagi kebijakan IAIN maupun standar
kelulusan bagi mahasiswa yang mengikuti program ini.
Pedoman ini disusun dalam rangka memberikan panduan
kepada penguji dalam menilai kompetensi mahasiswa dalam Baca
Tulis Al-Qur’an dan Pengetahuan Pengamalan Ibadah, sehingga
proses penilaian menjadi terstandar dan objektif dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam
penyusunan Pedoman ini, oleh karenanya, saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikan pedoman
ini di masa yang akan datang.
Semoga buku ini menjadi pedoman yang akan menjadikan
test BTA-PPI terstandar dengan baik sehingga kualitas lulusan dari
ujian ini bisa dipertanggungjawabkan kualitasnya. Dan kami
ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada tim penyusun dan
segenap pimpinan yang telah memberikan dukungan moril dan
materil sehingga buku ini bisa tersusun.
Purwokerto, Maret 2017
Tim Penyusun
iv
SK REKTOR
v
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
TIM PENYUSUN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iii
SK REKTOR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan .............................................................................1
B. Istilah-Istilah ..............................................................................1
C. Pengertian ................................................................................2
D. Tujuan .......................................................................................2
BAB II PEDOMAN SKORING
A. Kriteria Ketuntasan Minimal .................................................... 3
B. Pedoman Skoring Tes Pilihan Ganda ..................................... 3
C. Pedoman Skoring Tes Lisan BTA ........................................... 3
D. Pedoman Skoring Tes Praktek Ibadah .................................... 8
BAB III PENUTUP ............................................................................ 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Salah satu aspek yang mempengaruhi keakuratan dan
keadilan hasil penilaian adalah ketepatan penguji dalam
mengoreksi hasil jawaban mahasiswa. Koreksi yang dilakukan
tanpa hati-hati dan cermat berpotensi menghasilkan skor
penilaian yang tidak tepat. Hal ini akan menyebabkan kurang
tepatnya penilaian yang diberikan penguji kepada mahasiswa.
Dalam konteks inilah pedoman skoring penting dan mutlak
harus disiapkan sebaik-baiknya. Pedoman skoring merupakan
pedoman menentukan skor terhadap hasil pekerjaan mahasiswa.
Dengan pedoman skoring yang baik, penguji memiliki pijakan
yang jelas dalam memberikan skor terhadap hasil pekerjaan
mahasiswa.
B. Istilah-Istilah
Ada beberapa istilah penting dalam panduan ini, yakni:
1. BTA-PPI adalah program utama dari pesantrenisasi diman
seluruh mahasiswa yang wajib mengikuti program
pesantrenisasi akan diberikan materi BTA-PPI yang sudah
disusun dalam bentuk modul BTA-PPI.
2. Test BTA-PPI adalah ujian yang diberikan kepada
mahasiswa untuk mengukur kemampuan dasar agama
mahasiswa
3. Ujian tulis BTA-PPI adalah ujian yang dilakukan untuk
mengukur kemampuan BTA-PPI yang masih berbentuk teori
4. Ujian lisan BTA-PPI adalah ujian yang dilakukan untuk
mengukur kemampuan BTA-PPI yang masih berbentuk
praktek
5. Penguji BTA-PPI adalah dosen yang sudah diuji
kelayakannya oleh Lembaga Penjaminan Mutu IAIN
2
Purwokerto dan dinyatakan lulus dan berhak untuk menjadi
penguji BTA-PPI.
C. Pengertian
1. Skor adalah adalah hasil pekerjaan menskor (memberikan
skor) yang diperoleh dengan jalan menjumlahkan
angka-angka bagi setiap butir item yang oleh testee (istilah
bagi orang yang mengerjakan tes) telah dijawab dengan betul,
dengan memperhatikan bobot jawaban betulnya.
2. Skoring adalah kegiatan memberikan skor
3. Nilai adalah angka ubahan dari skor dengan menggunakan
acuan tertentu, yakni acuan norma dan acuan patokan.
Dengan demikian kegiatan mengubah/mengkon-versi skor
menjadi nilai disebut kegiatan menilai.
D. Tujuan
Tujuan dari penyusunan pedoman skoring test BTA/PPI
adalah untuk membantu penguji dalam memberikan skor
sehingga proses penilaian menjadi lebih akurat dan objektif
3
BAB II
PEDOMAN SKORING
A. Kriteria Ketuntasan Minimal
Untuk dapat dinyatakan lulus dalam tes BTA/PPI,
mahasiswa harus memenuhi kriteria ketuntasan minimal dalam
seluruh aspek yang diujikan sebagai berikut:
1. Tes Tertulis (Pilihan Ganda) : 70
2. Tartil : 70
3. Imla’ : 70
4. Praktek : 70
B. Pedoman Skoring Tes Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda yang digunakan dalam tes BTA/PPI
berjumlah 100 butir soal yang dikerjakan dalam waktu 60 menit,
dan untuk dinyatakan lulus mahasiswa harus mendapatkan skor
minimal 70.
Dalam menentukan skor bentuk tes pilihan ganda,
digunakan pedoman sebagai berikut :
Jawaban benar : 1
Jawaban salah : 0
C. Pedoman Skoring Tes Lisan BTA
1. Skor Penilaian tartil Al-Qur’an antara 0 sampai 32 (Soal No.
1)
a. Membaca lancar, mengetahui tajwid (32)
b. Membaca lancar, tidak mengetahui tajwid (20)
c. Membaca kurang lancar, mengetahui tajwid (10)
d. Membaca tidak lancar, tidak mengetahui tajwid (5)
e. Sama sekali tidak bisa membaca (0)
Skor penilaian ilmu tajwid (Soal No.2) antara 0-68, yang
dirinci sebagai berikut :
a. Skor soal nomor 2.a dan 2.b : Jika bisa menyebutkan dan
menjelaskan seluruhnya, skornya (10)
4
b. Jika hanya bisa menyebutkan dan menjelaskan 2, skornya
(8)
c. Jika bisa menyebutkan semua, tanpa bisa menjelaskan,
skornya (6)
d. Jika bisa menyebutkan 2 atau 3, tanpa penjelasan,
skornya (4)
e. Jika sama sekali tidak bisa, skornya (0)
Skor soal nomor 2.c sampai 2.h, merupakan soal dengan
jawaban benar salah.
Jika benar, skornya (8), jika salah, skornya (0).
Contoh Soal :
QS. Maryam 1-8
ا )٣( قال ڪهيعص )١( ذكر رحمت رب ك عبده ۥ زڪريا )٢( إذ نادى ربه ۥ نداء خفي
ا )٤( وإن ى شقي ن بد عاٮك رب ا ولم أڪ أس شيب إن ى وهن ٱلعظم من ى وٱشتعل ٱلر رب
ا )٥( يرث نى ا فهب لى من لد نك ولي خفت ٱلموٲلى من وراءى وڪانت ٱمرأتى عاقر
ه ۥ يحيى لم م ٱسم ـ ك بغ ل زڪريا إنا ن بش ر ـ ا )٦( يي ر عله رب ويرث من ءال يعق وب وٱ
ا وقد بلغت م وڪانت ٱمرأتى عاقر ـ أنى يك ون لى غ ل ا )٧( قال رب عل له ۥ من قبل سمي ن
ا )٨( من ٱلڪبر عتي
Pertanyaan ilmu tajwid :
2.a. Sebutkan dan jelaskan hukum "nun mati" atau "tanwin"
bertemu huruf hijaiyah!
Jawab : a) izhar halqi, b) idgham (bighunnah dan bila
ghunnah), c) iqlab, dan d) ikhfa'. Dan masing-masing
diberi penjelasan.
2.b. Sebutkan dan jelaskan hukum "mim sukun" bertemu
huruf hijaiyah ?
Jawab: a) idgham Mimi/Mitsli, b) ikhfa syafawi, dan c)
izhar syafawi. Dan masing-masing diberi penjelasan.
2.c. Apa jenis "mad" bacaan lafdz "nidâ an" di atas ?
Jawab: mad wajib muttasil
2.d. Apa hukum bacaan "nun sukun" bertemu huruf "ba'" di
atas ?
Jawab: iqlab
2.e. Apa hukum bacaan "tanwin" bertemu huruf "fa’" di atas ?
5
Jawab: ikhfa
2.f. Apa hukum bacaan pada lafaz "waj'alhu" di atas ?
Jawab: qalqalah shughra
2.g. Apa hukum bacaan "mim sukun" bertemu "nun" pada
ayat 7 di atas ?
Jawab: idzhar syafawi
2.h. Apa jenis "mad" pada lafaz "itiyyâ" yang terdapat di akhir
ayat 8 di atas ?
Jawab: mad 'iwadl
2. Tahfidz (Hafalan Juz 30)
Hafalan al-Qur’an surat-surat pendek minimal QS.
Asy-Syams sampai QS. An-Nas.
Hafalan yang diujikan sejumlah 3 surat, terdiri dari
hafalan wajib dan pilihan penguji.
a. Hafalan wajib yaitu QS. Al-A’la atau al-Ghosiyah,
b. Hafalan pilihan yaitu 2 surat yang dipilih oleh penguji di
antara surat Al-Dhuha sampai An-Nas; 1 surat dengan
tingkat kesulitan katagori sedang dan 1 surat lagi kesulitan
katagori ringan.
Kelompok surat dalam tingkat kesulitan kategori sedang :
Al-Dhuha, Al-takasur.
Al-insyirah, Al-‘alaq,
Al-bayyinah, Al-zalzalah,
Al-‘adiyat, Al-Qari’ah
Kelompok surat dalam tingkat kesulitan kategori ringan :
At-Tin, Al-Qadr,
Al-‘Ashr, Al-Humazah,
Al-Fil, Quraish, Al-ma’un,
Al-Kafirun, An-Nashr,
Al-Lahab, Al-Ikhlas,
Al-Falaq, An-Nas.
Al-Kautsar
6
Beberapa kriteria penilaian:
a. Skor hafalan wajib antara 5 s/d 40 dengan perincian sbb:
- Skor 40, jika hafal tanpa ada ayat/bacaan yang
terlewatkan, lancar, dan sesuai dengan ketentuan
tajwid.
- Skor 35, jika hafal, lancar, dan masih kurang sesuai
dengan ketentuan tajwid.
- Skor 25, jika kurang hafal/lancar, dan kurang sesuai
ketentuan tajwid
- Skor 10, jika tidak hafal.
b. Skor hafalan pilihan I dan II antara 10 s/d 30
- Skor 30, jika hafal tanpa ada ayat/bacaan yang
terlewatkan, lancar, dan sesuai dengan ketentuan
tajwid.
- Skor 25, jika hafal, lancar, dan masih kurang sesuai
dengan ketentuan tajwid.
- Skor 20, jika kurang hafal/lancar, dan kurang sesuai
ketentuan tajwid
- Skor 10, jika tidak hafal.
Jika dalam ketiga point tersebut mahasiswa mendapatkan
skor/nilai total minimal 70, maka ia dinyatakan lulus Tahfidz.
3. Imla’/Kitabah
Soal Kitabah atau Imla’ kadar kesulitannya dibagi
menjadi 3 katagori; ringan, sedang, dan berat.
Karena pertimbangan waktu, untuk kategori sedang
dan berat cukup diujikan 2 ayat saja baik 2 ayat awal atau
akhir dari salah satu surat yang tersedia.
Penguji diminta memilih satu di antara 7 alternatif yang
disediakan dalam masing-masing katagori, sehingga setiap
mahasiswa diberi 3 soal Kitabah atau Imla’ yang kadar
kesulitannya beragam.
Penguji mengimla’kan/ mendiktekan soal kepada
mahasiswa di awal ujian.
7
Ada 4 hal yang dijadikan pertimbangan dalam menilai
Kitabah/ Imla’ yaitu; 1) ketepatan menulis huruf, 2) ketepatan
memberi harakat/syakal, 3) ketepatan dalam menyambung
atau memisah huruf/kata yang seharusnya disambung atau
dipisah, dan 4) keindahan tulisan. Kekurangan atau kelebihan
dalam huruf atau harakat termasuk kategori salah.
Jika dalam ketiga katagori tersebut mahasiswa
mendapatkan skor/nilai total minimal 70, maka ia dinyatakan
LULUS Kitabah/ Imla’.
Berikut ini merupakan contoh dari soal imla’ sesuai
dengan tingkat kesulitannya :
a. Soal katagori ringan : (pilih dua dari tujuh pilihan soal)
- Basmalah
- Syahadah
- Shalawat
- Tarji’
- Salam
- Hauqalah
- Tasbih, tahmid, takbir.
b. Soal katagori sedang : (ambil dua ayat dari satu/dua
surat) :
- Surat al-Nas
- Surat al-Lahab
- Surat al-Kafirun
- Al-Kautsar
- Al-Tin
- Al-Fil
- Al-Ma’un
c. Soal katagori berat/sulit : (ambil dua ayat dari satu/dua
surat) :
- Al-Quraisy
- Al-Takatsur
- Al-Humazah
8
- Al-Adiyat
- Al-Qari’ah
- Al-Zalzalah
- Al-‘Alaq
D. Pedoman Skoring Tes Praktek Ibadah
Soal praktek lebih difokuskan pada pengetahuan dasar
ibadah dan praktik atau simulasinya.
Materi thaharah dan shalat, masing-masing dilakukan satu
(1) penilaian terhadap penguasaan materi dan dua (2) praktik
(kasus). Materi zakat diujikan satu (1) soal pengetahuan dan
satu (1) praktik, sedangkan materi puasa dan haji diujikan satu
soal pengetahuan/praktik.
Pada pelaksanaan tes praktek ibadah tetap mentolerir
perbedaan cara ibadah atau khilafiyah, jika peserta ujian
menjawab atau mempraktikkan salah satu dari pendapat yang
muktabar maka tetap dinyatakan benar.
Mahasiswa yang mendapatkan skor/nilai total minimal 70,
dinyatakan LULUS Tes Praktek. Total Skor maksimal : 100
dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Skor 10 diberikan jika peserta menjawab 81 - 100% benar,
2. Skor 7 jika peserta menjawab 61 – 80 % benar,
3. Skor 4 jika menjawab 31 – 60 % benar,
4. Dan skor 1 jika menjawab 1 – 30 % benar.
Berikut ini merupakan contoh blangko penilaian ujian
praktek
ASPEK YANG DINILAI SKOR
PENGETAHUAN DAN PENGAMALAN IBADAH
A. THAHARAH
1. Pengetahuan tentang thaharah 1 4 7 10
9
2. Ketepatan/kebenaran praktek I 1 4 7 10
3. Ketepatan/kebenaran praktek II 1 4 7 10
JUMLAH
B. SHALAT
1. Pengetahuan tentang shalat 1 4 7 10
2. Ketepatan/kebenaran praktek I 1 4 7 10
3. Ketepatan/kebenaran praktek II 1 4 7 10
JUMLAH
C. PUASA
1. Pengetahuan dan kasus puasa 1 4 7 10
JUMLAH
D. ZAKAT
1. Pengetahuan tentang zakat 1 4 7 10
2. Ketepatan/kebenaran praktek
penghitungan zakat 1 4 7 10
JUMLAH
E. HAJI
1. Pengetahuan dan praktek haji 1 4 7 10
JUMLAH
TOTAL SKOR
10
Contoh Soal :
1. THAHARAH (1 PENGETAHUAN, 2 PRAKTIK, SKOR 1 -
30)
Contoh Soal Teori:
a. Apa yang Saudara pahami tentang Thaharah?
b. Sebutkan macam-macam air!
c. Sebutkan macam-macam najis dan cara
menyucikannya!
d. Sebutkan macama-macam hadas dan cara
menyucikannya !
e. Apa saja yang diharamkan saat seseorang berhadas!
f. Apa saja yang membatalkan wudlu?
g. Apa saja sunnah wudlu
h. Apa saja rukun dan sunnah-sunnah tayammum ?
i. Apa saja yang menyebabkan wajib mandi besar ?
Contoh Soal Paktik:
a. Silahkan Saudara berwudlu dengan baik dan
sempurna !
b. Bagaimana cara berwudlu saat anggota wudlu ada
yang luka dan tidak boleh terkena air ?
c. Bacalah do’a setelah wudlu !
d. Silahkan Saudara tayammum dengan baik dan
sempurna !
e. Bagaimana cara/ praktik mandi jinabah atau mandi
besar ?
f. Bagaimana cara/ praktik menyucikan najis di atas
keramik ?
g. Bagaimana cara/ praktik membuang najis (misalnya
kotoran cecak) di atas keramik kering?
h. Bagaimana cara/ praktik menyucikan baju yang terkena
najis (misalnya air kencing) dengan menggunakan
mesin cuci ?
11
i. Saat kita sedang shalat, kejatuhan najis (kotoran cecak)
kering, bagaimana cara membuangnya sehingga shalat
kita tidak batal dan bisa diteruskan?
j. Pratikkan memandikan dan mengkafani mayyit
laki-laki !
k. Pratikkan memandikan dan mengkafani mayyit
perempuan !
l. Bagaimana cara menguburkan mayyit ?
2. SHALAT (1 PENGETAHUAN 2 PRAKTIK, SKOR 1 - 30)
Contoh Soal Teori:
a. Apa saja rukun shalat dan yang membatalkan shalat ?
b. Apa saja alasan yang membolehkan shalat
dijama’/qashar?
c. Bagaimana jika seseorang dalam shalat lupa atau salah
dalam niat, lupa membaca fatihah, atau lupa hitungan
rakaat ?
Contoh Soal Paktik:
a. Niat shalat itu dalam hati. Bacalah niat shalat Isya’ !
b. Bacalah niat shalat jama’, qashar, atau jama’- qashar !
c. Praktikkan shalat subuh dengan do’a Qunut !
d. Praktikkan shalat mayyit, dengan do’a mayyit lengkap
(tidak yang singkat)!
e. Praktikkan shalat sunnah sambil duduk !
f. Praktikkan shalat sambil duduk di kursi karena sakit
dan dalam kendaraan!
g. Bagaimana cara / praktik shalat Idul Fitri atau Idul
Adlha ?
h. Bagaimana cara / praktik shalat gerhana ?
i. Bagaimana cara / praktik shalat istisqa’ ?
j. Bagaimana cara / praktik shalat khauf (saat kondisi
takut)?
k. Bacalah doa sujud sahwi !
12
3. ZAKAT (1 PENGETAHUAN 1 PRAKTIK, SKOR 1 - 20)
Contoh Soal Teori:
a. Apa arti zakat dan ada berapa zakat itu ?
b. Siapa sajakah yang wajib berzakat dan siapa yang
berhak mendapat zakat (mustahiq) ?
c. Apa yang dimaksud dengan nishab, apa saja yang
wajib dizakati, berapa nishab, dan kadar zakatnya ?
Contoh Soal Paktik:
a. Bacalah niat zakat fitrah !
b. Bacalah do’a menerima zakat Fitrah !
c. Pak Syamsi, seorang peternak sapi, pada tahun 2011
lalu ia yang mempunyai sapi 41 ekor . berapakah zakat
yang harus dikeluarkan oleh pak Syamsi?
Jawaban :
Nishab zakat sapi/kerbau adalah 30 ekor, kadar
zakatnya 1 ekor sapi umur 1 tahun. Jika memiliki 40
ekor, zakatnya 1 ekor sapi umur 2 tahun. Jadi Pak
Syamsi wajib mengeluarkan zakat 1 ekor sapi berumur
2 tahun.
d. Pak Madekur senang beternak kambing. Ia mempunyai
kambing 57 ekor pada tahun 2010. Berapakah zakat
yang harus dikeluarkan oleh pak Madekur?
Jawaban :
Nishab zakat kambing 40 ekor. 40-120 ekor zakatnya 1
ekor kambing, 121-200 ekor zakatnya 2 ekor kambing.
Setiap bertambah 100 ekor, zakatnya tambah 1 ekor.
Jadi zakat yang harus dikeluarkan Pak Madekur adalah
1 ekor kambing usia 1-2 tahun
e. Berapakah zakat pak Amir, seorang pedagang dengan
asset perdagangan 70 juta dan selama satu tahun
asset tersebut berkembang menjadi 100 juta setelah
dikurangi biaya operasional. Berapa zakat yang
dikeluarkan oleh pak Amir dengan asumsi harga emas
pergram Rp. 300.000, dan nishab emas 92 gram.
13
Jawaban :
Nishab emas = 92 gram X Rp. 300.000 = Rp.
27.600.000. Jadi zakat yang harus dikeluarkan Pak
Amir adalah Rp. 100.000.000 X 2,5% = Rp. 2.500.000.
f. Bu Lastri, pegawai PNS mendapatkan gaji setiap bulan
3.500.000 berapakah zakat yang dikeluarkan Bu Lastri
dalam satu tahun ?
Jawaban :
Jika menggunakan ketentuan netto, dan pengeluaran
rutin per/bulan Rp.1.500.000, maka hasil bersih gaji Bu
Lastri adalah Rp.2.000.000 X 12 = Rp. 24.000.000. Jadi
zakat yang harus dikeluarkan : Rp. 24.000.000 X 2,5%
= Rp. 600.000
Jika menggunakan ketentuan bruto, maka zakat yang
harus dikeluarkan adalah Rp. 42.000.000 X 2,5% = Rp.
1.050.000.
g. Bu Saliyem petani mempunyai sawah seluas 2 hektar
dengan sistem pengairan, setiap satu hektar ia panen
jika diproses menjadi beras seberat 3 ton (3000 kg)
dalam satu tahun dengan asumsi harga beras Rp.
8000,-. Berapakah zakat yang harus dikeluarkan bu
Saliyem?
Jawaban :
Nishab zakat pertanian (padi), dalam bentuk beras 815
kg, senilai Rp. 8.000 X 815 kg = Rp. 6.520.000. Hasil
panen Bu Saliyem adalah Rp. 8.000 X 2 hektar X
3000 kg = Rp. 48.000.000. Jadi zakat yang harus
dikeluarkan adalah Rp. 48.000.000 X 5% = Rp.
2.400.000.
h. Pak Wasijan memiliki kebun apel seluas 5 hektar.
Setiap hektar panen apel 1 ton pertahun. Satu ton apel
seharga Rp. 5.000.000,-. Berapakah zakat yang harus
dikeluarkan pak Wasijan?
14
Jawaban :
Jika menggunakan nishab hasil pertanian (padi),
sebagaimana pada ketentuan di nomor 5, maka
penghasilan Pak Wasijan seluruhnya adalah : 5 X Rp.
5.000.000 = Rp. 25.000.000. Jadi zakat yang harus
dikeluarkan adalah Rp. 25.000.000 X 5 % = Rp.
1.250.000
i. Pak Alfred Suraji, konglomerat Muslim yang taat. Ia
memiliki banyak tabungan di antaranya berupa emas
batangan sebanyak 20 batang. Setiap batang seberat
100 gram emas murni ? Bila asumsi harga emas / gram
= Rp. 300.000, berapakah zakat pak Alafred Suraji ?
Jawaban :
Nishab emas adalah 92 gram. Emas Pak Alfred Suraji
seluruhnya 20 X 100 gram X Rp. 300.000 = Rp.
600.000.000. Jadi zakat yang harus dibayarkan Pak
Alfred Suraji adalah Rp. 600.000.000 X 2,5% = Rp.
15.000.000.
4. PUASA (1 PENGETAHUAN 1 PRAKTIK, SKOR 1 - 10)
Contoh Soal Teori:
a. Apa arti puasa dan definisi puasa ?
b. Apa saja rukun puasa dan yang membatalkannya ?
c. Sebutkan puasa-puasa sunnah !
d. Sebutkan macam-macam puasa !
e. Sebutkan apa saja puasa yang diharamkan ?
f. Udzur apa saja menyebabkan seseoarng mendapatkan
rukhshah, boleh tidak berpuasa di bulan di bulan
Ramadlan ?
g. Bacalah niat puasa dan bacalah artinya !
h. Bacalah do’a berbuka puasa !
Contoh soal kasus:
a. Jika seseorang dalam bepergian, bagaimana
puasanya ?
15
b. Bu Ratmi sedang hamil tua, bagaimana Saudara
menjelaskan agar bu Ratmi menjadi jelas tentang
ibadah puasanya, jika boleh membatalkan puasa atau
tidak berpuasa bagaimana konsekwensinya ?
c. Pak Narto bepergian, bagaimana dengan puasanya ?
Jelaskan !
5. HAJI (1 PENGETAHUAN 1 PRAKTIK, SKOR 1 - 10)
Contoh Soal Teori:
a. Apa arti Haji dan Umrah !
b. Sebutkan macam-macam haji !
c. Apa saja rukun haji dan umrah, di mana letak
perbedaannya !
d. Apa yang dimaksud dengan ihram ?
e. Jelaskan tentang thawaf !
f. Bagaimana rute haji tamattu’ gelombang I ?
g. Apa yang saudara ketahui tentang: Raudlah, Hajar
Aswad, Hijir Isma’il, Multazam, Maqam Ibrahim ?
h. Apa yang saudara ketahui tentang: Syarat haji, Wajib
haji, rukun haji, sunnah haji, ihram, miqat, mabit,
jamarat, dan tahallul.
i. Apa saja dam itu kemudian ada berapa dam isa’ah ?
Contoh Soal Praktik:
a. Bagaimana praktik memakai kain ihram ?
b. Praktikkan Thawaf yang benar ?
c. Praktikkan Sa’i yang benar ?
d. Praktikkan melempar jumrah yang benar ?
e. Bagaimana cara /praktik menyembelih binatang
kurban ?
f. Bacalah talbiyah dengan baik ?
g. Bagaimana do’a saat melaksanakan sa’i di antara dua
pilar hijau ?
16
BAB III
PENUTUP
Penyusunan pedoman skoring test BTA/PPI merupakan
bagian dari usaha untuk mengukur sejauh mana kemampuan
BTA/PPI mahasiswa. Pedoman ini menjadi penting agar hasil
pengukuran kompetensi yang dilakukan oleh penguji mempunyai
standar yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Selanjutnya, kami menyadari penyusunan Pedoman skoring
test BTA-PPI tentu masih banyak kekurangan disana sini. Untuk itu
kami harapkan saran dan masukan membangun dari berbagai pihak
guna lebih sempurnanya dokumen pedoman ini.