Download - KOLITIS INFEKTIF presentasi
Protozoa Entamoeba histolytica Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50(50-80%) Penularan: Penularan: kontaminasi tinja Asimtomatik -> kista Infeksi amuba akut/kronik invasif invasif -> kista & trofozoit Masa inkubasi: 3 minggu 3 bulan inkubasi:
Carrier (cyst passer) Kolitis Amubika Ringan Kolitis Amubika Sedang Kolitis Amubika Berat Kolitis Amubika Kronik
Anamnesis Pemeriksaan FisikPemeriksaan PenunjangEritrosit dalam tinja Pemeriksaan tinja segar Pemeriksaan serologi Endoskopi
Perdarahan kolon Perforasi kolon Peritonitis Ameboma Intususepsi Striktur
Karier asimtomatik
Iodoquinol (diiodohidroxyquin) 650 mg 3X/hr selama 20 hari Paromomycine 500 mg 3X/hr selama 10 hari
Kolitis ameba akut Amebiasis ekstraekstraintestinal
Metronidazol 750 mg 3X/hr selama 5-10 hari, ditambah dengan obat luminal tersebut diatas.
Metronidazol 750 mg 3X/hr selama 5-10 hari, ditambah dengan obat luminal tersebut diatas.
Bakteri genus Shigella
Pemukiman padat, sanitasi jelek, kurang air, tingkat air, kebersihan perorangan Jumlah kuman untuk menimbulkan penyakit relatif sedikit: 10sedikit: 10-100 kuman Penularan secara fekal oral fek
Masa inkubasi: 7 jam 7 hari inkubasi:
eterobacteriaceae gram (-) anaerob fakultatif SHIGELLA
A -- S. dysentriae (12 serotipe) -epidemi yang mematikan B -- S. flexnerii (14 serotipe) -negara berkembang C -- S. boydii (15 serotipe) -terbatas pada daerah India D --S. sonnei (1 serotipe) -- negara berkembang enteroinvasif -> endemi disentri basiler di dunia
4 species Shigella
Shigella lambung usus halus invasi sel epitel mukosa kolon dan berkembang biak -- cell to cell transfer. transfer.
Lesi awal -- lapisan epitel respon inflamasi lokal yang menyertainya cukup berat -leukosit PMN dan makrofag edema, mikroabses, mikroabses, hilangnya sel goblet, kerusakan arsitektur jaringan, dan ulserasi mukosa jaringan, penumpukan sel inflamasi pada lamina propia abses pada kripta
S. dysentriae, S. flexneri, dysentriae, flexneri, dan S. sonnei eksotoksin (ShET1, ShET2, toksin Shiga) enterotoksik, sitotoksik, enterotoksik, sitotoksik, neurotoksik
Kuman Shigella jarang melakukan penetrasi ke jaringan di bawah mukosa jarang bakteriemia
Gejala: Gejala:Onset mendadak:kram perut, perut, demam , muntah, anoreksia, muntah, anoreksia, diare cairan Nyeri abdominal, tenesmus, tenesmus, urgency, inkontinensia fekal, diare urgency, fekal, sedikit berlendir-darah merah berlendirterang. terang.
Tanda: Tanda:Pe an suhu (setinggi 1060 F) Takikardi dan takipneu -- sekunder dari demam & dehidrasi. dehidrasi. Dehidrasi: Dehidrasi: membran mukosa kering, kering, hipotensi, hipotensi, capillary refill time memanjang, memanjang, & p an turgor kulit. kulit. Ketegangan perut
Anamnesis Pemeriksaan FisikPemeriksaan PenunjangPemeriksaan mikroskopik tinja Pemeriksaan tinja segar Pemeriksaan kultur tinja Sigmoidoskopi
Pengobatan simptomatik
Mengatasi Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Hindari obat yang dapat menghambat motilitas usus -- narkotika analgetik-antipiretik dan antikonvulasi
Antibiotik Ampisilin 4 x500 mg /hr - 5 hr Kontrimoksazol 2 x 2 tab /hr - 5 hr Tetrasiklin 4 x 500 mg /hr - 5 hr Kuinolon & sefalosporin generasi III -- gejala klinik berat
Seroti e Esc eric i coli tertentu (O157:H7)
Penul ran: daging yang terkontaminasi ada saat enyembeli an, air minum/tempat berenang yang tercemar, & antar manusia
Masa inkubasi: rata-rata 3 4 ari (1 8 ari)
Enterotoxigenic E. coli (ETEC)
Enteroaggregative E. coli (EAEC)
Enterohemorrhagic E .coli (EHEC)
Enteroinvasive E. coli (EIEC)
Enteropathogenic E. coli (EPEC)
Anamnesis Pemeriksaan FisikPemeriksaan PenunjangPemeriksaan tinja segar Kultur dengan agar sorbitol-MacConkey Aglutinasi dengan O157 anti serum Kolonoskopi
Asimptomatik
Diare tanpa darahDiare berdarah (hemorrhagic colitis)Hemolytic Uremic Syndrome (HUS)
Purpura trombositopenik
Pengobatan infeksi E.coli patogen tidak spesifik, terutama pengobatan suportif dan simptomatik
Komplikasi SHU dilaporkan lebih banyak terjadi pada pasien yang mendapat antibiotik dan obat yang menghambat motilitas
Mycobacterium tuberculosae
Negara berkembang
Tertelan sputum mengandung M. tuberculosa Minum susu tercemar M. bovis
Peradangan dan fibrosis dari dinding usus dan kelenjar getah bening regional ulserasi mukosa usus reversibel
Ulserasi berkonfluens dan fibrosis luas penebalan dinding usus, fibrosis, dan lesi massa pseudotumor, striktur, fistul ireversibel pseudotumor, striktur,
Bentuk kelainan pada kolitis tuberkulosa: tuberkulosa: Ulseratif (60% ) Hipertrofik (10%) Ulserohipertrofik (30%)
lokasi tersering (85 90% kasus) ileosekal kasus)
Kel ha pali g seri g (pada 808090% as s) : yeri per t ro i ya g tida has.
diare ri ga bercamp r darah, o stipasi, a ore si, demam ri ga , pe r a berat bada ata teraba masa abdome a a bawah.
Anamnesis Pemeriksaan FisikPemeriksaan PenunjangPemeriksaan mikroskopik langsung Kultur biopsi jaringan Barium enema Kolonoskopi
Perdara an PerforasiKOMPLIKASI
Obstruksi intestinal Fistula Sindrom malabsor si
INH5-10 mg/kgBB atau 400 mg 1X 1hr
Etambutol1515-25 mg/kgBB atau 900-1200 mg 9001X 1hr
Rifampisin10 mg/kgBB atau 400400-600 mg 1X 1hr
Pirazinamid irazinam2525-3 mg/kgBB atau 1,5-2 g 1,51X 1hr
Clostridium difficileakibat toksin yg ditandai dgn terbentuknya lapisan eksudatif (pseudomembran) - melekat di permukaan mukosa pseudomembran)
Penularan :kontak langsung mll tangan atau perantaraan makanan minuman yg tercemar
komplikasi pemakainan antibiotikSemua jenis antibiotik kec. aminoglikosida intravena, potensial menimbulkan kolitis pseudomembran (paling sering: ampisilin, klindamisin, dan sefalosporin).
ToxinToxin-mediatedTOKSIN A enterotoksin yang sangat ber engaru ter ada semua kelainan yang terjadi TOKSIN B sitotoksin tidak melekat ada mukosa yang masi utu Kuman yg tidak meng asilkan toksin tidak menyebabkan kolitis mau un diare
Gejala yang paling sering dikeluhkan ialah diare cair disertai kram perut Demam (umumnya > 380C) Nyeri tekan abdomen bawah, edema, dan bawah, hipoalbuminemia
Anamnesis Pemeriksaan FisikPemeriksaan PenunjangKolonoskopi Biopsi jaringan untuk histopatologis Biakan tinja ELISA untuk toksin Clostridium