departemen farmakologi skripsi fakultas kedokteran...

33
DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN SEPTEMBER 2020 UNIVERSITAS HASANUDDIN ANALISIS KUALITATIF PENGUNAAN ANTIBIOTIK BERDASARKAN METODE GYSSEN DI RUANG PEDIATRIC INTENSIVE CARE UNIT (PICU) RUMAH SAKIT DR WAHIDIN SUDIROHUSODO Oleh: ANFAUZIYAH EKA LESTARI C011171570 Pembimbing: dr. Jason Sriwijaya, Sp.FK DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SALAH SATU SYARAT MENYELESAIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2020

Upload: others

Post on 06-Aug-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

ii

DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI

FAKULTAS KEDOKTERAN SEPTEMBER 2020

UNIVERSITAS HASANUDDIN

ANALISIS KUALITATIF PENGUNAAN ANTIBIOTIK BERDASARKAN

METODE GYSSEN DI RUANG PEDIATRIC INTENSIVE CARE UNIT (PICU)

RUMAH SAKIT DR WAHIDIN SUDIROHUSODO

Oleh:

ANFAUZIYAH EKA LESTARI

C011171570

Pembimbing:

dr. Jason Sriwijaya, Sp.FK

DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SALAH SATU SYARAT

MENYELESAIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020

Page 2: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

ii

ANALISIS KUALITATIF PENGUNAAN ANTIBIOTIK BERDASARKAN

METODE GYSSEN DI RUANG PEDIATRIC INTENSIVE CARE UNIT (PICU)

RUMAH SAKIT DR WAHIDIN SUDIROHUSODO

Diajukan Kepada Universitas Hasanuddin

Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran

ANFAUZIYAH EKA LESTARI

C011171570

Pembimbing:

dr. Jason Sriwijaya, Sp.FK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020

Page 3: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

iii

Page 4: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

iv

Page 5: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

v

Page 6: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

vi

Page 7: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis

Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang Pediatric

Intensive Care Unit (PICU) Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo”. Skripsi ini dibuat

sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran di Universitas

Hasanuddin.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menghadapi berbagai hambatan dan

kendala. Namun, dengan dukungan, doa, bimbingan, saran, motivasi, dan bantuan dari

berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh pihak yang telah

membantu untuk mewujudkan skripsi ini. Pada kesempatan kali ini, izinkan penulis

untuk mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT. yang senantiasa melimpahkan segala nikmat kesehatan, kekuatan,

ketabahan kepada penulis. Atas ridho-Nya lah penulis dapat sampai pada tahap

penyelesaian skripsi ini.

2. Nabi Muhammad SAW. yang telah menuntun setiap umat dalam meraih

kebahagian dunia dan akhirat.

3. Keluarga tercinta penulis, yaitu kedua orang tua, Bapak Saifullah, S.Pi dan Ibu

Andi Fatimah, S.Pi. serta Adik Anzakiyah Dwi Fahsa yang selalu memberikan

doa, dukungan, kasih sayang, dan bimbingan kepada penulis dan menjadi motivasi

penulis untuk selalu membahagiakan mereka.

4. dr. Jason Sriwijaya Sp. FK, selaku penasehat akademik dan pembimbing skripsi

dari penulis, atas ilmu yang diberikan, kesabaran, kepedulian, dan keikhlasan

dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan

studi di Prodi Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin dengan baik.

Page 8: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

viii

5. dr. Yanti Leman, M.Kes., Sp.KK. dan dr. Paulus Kurnia, M.Kes selaku penguji

skripsi atas kesediannya meluangkan waktu untuk memberi masukan dan saran

pada skripsi ini.

6. Seluruh staff Departemen Farmakologi Universitas Hasanuddin atas arahan dan

bantuan yang diberikan selama menjalani pendidikan di pre klinik khususnya pada

tahap penyusunan skripsi.

7. Seluruh staff Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo atas kesediaan dan waktunya

selama proses pengambilan data oleh penulis.

8. Ainun Jurana Putri, sebagai rekan sejawat penulis khususnya dalam penyusunan

skripsi atas kerjasama, waktu, kesabaran, dan usaha yang sudah dihadapi bersama

dalam mewujudkan skripsi ini.

9. Muh. Fakhriansa Putra yang senantiasa memberikan doa, dukungan, motivasi, dan

saran kepada penulis dalam setiap kegiatan khususnya dalam menyukseskan

penyusunan skripsi ini.

10. Sahabat Ninu-Ninu penulis, Agista Bangalino, Nur Aenun Marjan, Fabyola

Larasati Masyita, Haifa Ghassani Arfan, Husnul Awalia, dan Maharani Putri

Fadjar yang setia menemani dari SMA hingga saat ini dan senantiasa saling

memberi dukungan, saran, serta doa dalam menyelesaikan skripsi ataupun tugas

akhir masing-masing.

11. Cucu-Cucu Tok Dalang Family, kak A. Fitri Febrianty, Ratri Indraswari, Ainun

Maulidya, Nurul Sakinah S. Harun, Dhiya Latifah Faisal, Filza Salsabila, Rea

Thalia Salsabila, Retno Nurul Latifah, Dwi Putri Mulyani, Kezia Febiola Putri

Dewi, Luciana Leonard, Visakha Thio, Aisyah Nurul Salsabila A., Muh. Farid

Firmansyah Sabir, Moh. Anfasa Giffari M., Marsuki Hardjo, Muh. Farhan Yaasir

Husaini yang selalu mengisi hari-hari kuliah penulis dengan rasa persaudaraan

sejak masih menyandang status sebagai mahasiswa baru hingga kini sebagai

mahasiswa akhir.

12. Irmayanti sahabat rajin penulis atas dukungan, bantuan, dan komitmennya dalam

memotivasi penulis untuk menyukseskan target capaian akhir tiap semester

khususnya dalam penyusunan skripsi ini.

Page 9: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

ix

13. Ayu Andini Wulandari Nasrum yang tak henti-hentinya mendukung setiap

kegiatan penulis dan selalu sabar dalam membimbing penulis dalam segala hal.

14. Presidium MYRC terkece, Andi Muh. Aunul Khaliq Gunawan, Rahayu Tenri

Besse Sumpala atas doa, dukungan, motivasi, bantuan dan bimbingannya sehingga

penulis dapat menyelesaikan tahap penyusunan skripsi ini.

15. Yaumil Khairiah Imran, Megawati, Nurul Azizah Febrianty, Vania Noviantika,

Gunawan Wirakusuma, Aulia Khaerunnisa atas keceriaan dan kebahagiaan yang

diberikan selama masa pre klinik.

16. Pejuang “Merahkan” dalam setiap perlombaan, Andhika Putra, Muhammad

Mustajab, Muh. Farid Firmansyah S., Moh. Anfasa Giffari, Syahrun Ramadhan

Nur, Andi Muh. Aunul Khaliq Gunawan, Ahmad Taufik Fadhilah Zainal, Ainun

Maulidya, Nursyam Bandu, A. Fitri Febrianty, Nurul Sakinah S. Harun, Hanif

Uzwa Hasanah, Nursulfia Maharani, Andi Nur Ramadhani, Salas Al Aldi,

Nahdiatul Rabiah, Reza Maulana, dan Kak Giordano Bandi Lolok atas seluruh

pengalaman dan pembelajaran yang dilewati bersama selama mengikuti

kompetisi.

17. Pejuang rekam medik, Irmayanti, Ainun Maulidya, Ainun Jurana Putri, Muh.

Bhakti Setiawan, Andhika Putra, Nur Indah Asni, Rasiha, A. Devie, Andi Muh.

Aunul Khaliq Gunawan, Kezia Febiola, Nada Indira Ramadhani Nasrum,

Dmytrcik Ciputra, Jason Yuan Filbert Lotisna, Richard Pinarto atas bantuan dan

keseruan yang dilakukan bersama selama proses pengambilan data.

18. Keluarga Medical Youth Research Club (MYRC) dan Medical Muslim Family

(M2F) atas bimbingan, dukungan, doa, bantuan, dan kesempatan kepada penulis

dalam mengembangkan kemampuan selama menjalani studi di masa pre klinik.

19. Teman-teman sejawat V17REOUS angkatan 2017 Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin atas dukungan, bantuan, dan kerjasamanya selama

menjalani proses pendidikan di pre klinik.

20. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis yang telah

memberikan dukungan, doa, dan bantuan selama tahap penyusunan skripsi ini.

Page 10: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

x

Penulis berharap semoga Allah SWT. berkenan membalas seluruh kebaikan

semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini masih jauh terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan

kemampuan dan pengetahuan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

kiranya dapat diberikan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini

dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan memberi sumbangsih terhadap

kemajuan pendidikan, penelitian, dan kesehatan di kemudian hari.

Makassar, 9 September 2020

Penulis

Anfauziyah Eka Lestari

Page 11: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

xi

SKRIPSI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

SEPTEMBER 2020

Anfauziyah Eka Lestari (C011171570)

dr. Jason Sriwijaya, Sp.FK

Analisis Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di

Ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) Rumah Sakit Wahidin

Sudirohusodo Periode Januari-Desember 2019

ABSTRAK

Latar belakang: Antibiotik merupakan salah satu obat yang paling banyak diresepkan

di rumah sakit dan pelayanan kesehatan. Namun, seiring berkembangnya zaman,

jumlah antibiotik yang dapat menangkal bakteri semakin berkurang. Tingginya

penggunaan antibiotik tidak diimbangi dengan penggunaan antibiotik yang tepat.

Penggunaan antibiotik secara berlebihan, tidak sesuai dengan anjuran dokter, disertai

dengan pola hidup dan sanitasi yang buruk menjadi faktor-faktor yang memicu

terjadinya resistensi antibiotik sehingga upaya pengendalian penggunaan antibiotik

masih harus digencarkan. Data mengenai penggunaan antibiotik di Indonesia masih

sangat terbatas. Oleh karena itu, peneliti merasa perlunya ada tambahan informasi

terkait rasionalitas penggunaan antibiotik di salah satu pelayanan kesehatan sebagai

acuan dalam mengevaluasi penggunaan antibiotik yang tepat bagi masyarakat.

Metode: Penelitian ini bersifat observasional deskriptif dengan pendekatan

retrospektif terhadap rekam medik pasien yang dirawat di Ruang Pediatric Intensive

Care Unit (PICU) Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo. Pemilihan jumlah sampel

dilakukan dengan menggunakan total purposive sampling yang memenuhi kriteria

yang diinginkan. Data dianalisis dengan menggunakan diagram alur Gyssen untuk

mengetahui kualitas penggunaan antibiotik, kemudian diolah menggunakan Microsoft

Excel untuk disajikan dalam bentuk tabulasi persentase. Hasil: Berdasarkan hasil

penelusuran terhadap 29 rekam medis pasien, diperoleh total penggunaan antibiotik di

Ruang PICU Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Periode Januari-Desember sebanyak

82 antibiotik dengan menggunakan metode analisis diagram alur Gyssen diperoleh

hasil bahwa proporsi antibiotik yang rasional (kategori 0) sebesar 55% dan proporsi

antibiotik yang tidak rasional (kategori I-IV) sebesar 45% dari total keseluruhan

penggunaan antibiotik. Simpulan: Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

penggunaan antibiotik di Ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) Rumah Sakit

Wahidin Sudirohusodo Periode Januari-Desember 2019 didominasi penggunaan

antibiotik yang rasional.

Kata Kunci : Antibiotik, Gyssen, Pediatric Intensive Care Unit (PICU)

Page 12: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

xii

SKRIPSI

FACULTY MEDICINE OF HASANUDDIN UNIVERSITY

SEPTEMBER 2020

Anfauziyah Eka Lestari (C011171570)

dr. Jason Sriwijaya, Sp.FK

Qualitative Analysis of Antibiotics Based on Gyssen Method in Pediatric

Intensive Care Unit (PICU) Wahidin Sudirohusodo Hospital Januari-December

2019 Period

ABSTRACT

Background: Antibiotics are one of the most widely prescribed drugs in hospitals and

health services. However, as time goes by, the number of antibiotics that can ward off

bacteria is decreasing. The high use of antibiotics is not balanced with the use of

appropriate antibiotics. Excessive use of antibiotics, not in accordance with doctor's

recommendations, accompanied by poor lifestyle and sanitation are factors that trigger

antibiotic resistance so that efforts to control the use of antibiotics still have to be

intensified. Data regarding the use of antibiotics in Indonesia is still very limited.

Therefore, researchers feel the need for additional information regarding the rationality

of using antibiotics in a health service as a reference in evaluating the use of appropriate

antibiotics for the community. Methods: This was an observational descriptive study

with a retrospective approach to the medical records of patients treated at the Pediatric

Intensive Care Unit (PICU) of Wahidin Sudirohusodo Hospital. The number of

samples was selected by using total purposive sampling that met the desired criteria.

Data were analyzed using the Gyssen flowchart to determine the quality of antibiotic

use, then processed using Microsoft Excel to be presented in the form of percentage

tabulations. Results: Based on the results of tracing 29 patient medical records, the

total use of antibiotics in the PICU Room of Wahidin Sudirohusodo Hospital for

January-December period was 82 antibiotics using the Gyssen flowchart analysis

method, it was found that the proportion of antibiotics that were rational (category 0)

was 55%. and the proportion of irrational antibiotics (categories I-IV) of 45% of the

total antibiotic use. Conclusion: It can be concluded that the use of antibiotics in

Pediatric Intensive Care Unit (PICU) of Wahidin Sudirohusodo Hospital for January-

December 2019 period is dominated by rational antibiotic use.

Keywords: Antibiotics, Gyssen, Pediatric Intensive Care Unit (PICU)

Page 13: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ....................................vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................vii

ABSTRAK ..........................................................................................................xi

ABSTRACT ........................................................................................................xii

DAFTAR ISI .......................................................................................................xiii

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xvi

DAFTAR DIAGRAM .........................................................................................xvii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xviii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................3

1.3 Manfaat Penelitian ................................................................................3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Antibiotik ................................................................................4

2.2 Penggolongan Antibiotik ......................................................................4

2.3 Prinsip Penggunaan Antibiotik .............................................................7

2.4 Mekanisme Resistensi Antibiotik .........................................................10

2.5 Penggunaan Antibiotik di Ruang PICU ................................................11

2.6 Evaluasi Penggunaan Antibiotik ...........................................................12

BAB III. KERANGKA TEORI DAN KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Teori .....................................................................................16

3.2 Kerangka Konsep ..................................................................................17

3.3 Definisi Operasional .............................................................................18

3.4 Alur Penelitian ......................................................................................19

Page 14: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

xiv

BAB IV. METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ..................................................................................20

4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................20

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................20

4.4 Cara Kerja .............................................................................................21

4.5 Etika Penelitian .....................................................................................21

4.6 Jadwal dan Anggaran Penelitian ...........................................................22

BAB V. HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Penelitian .................................................................23

5.2 Distribusi Data Demografi Pasien Ruang PICU ...................................23

5.3 Jenis Kasus Pasien Ruang PICU ...........................................................24

5.4 Data Penggunaan Antibiotik Pasien Ruang PICU ................................25

5.5 Kategori Gyssen ....................................................................................29

BAB VI. PEMBAHASAN ..................................................................................32

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ...........................................................................................41

7.2 Saran .....................................................................................................41

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................42

LAMPIRAN ........................................................................................................47

Page 15: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pola Aktivitas Antibiotik Berdasarkan Parameter PD/PK ..................10

Tabel 5.1 Distribusi Usia Pasien di Ruang PICU Rumah Sakit Wahidin

Sudirohusodo Periode Januari-Desember 2019 ..................................24

Tabel 5.2 Distribusi Jenis Kelamin Pasien di Ruang PICU Rumah

Sakit Wahidin Sudirohusodo Periode Januari-Desember 2019 ..........24

Tabek 5.3 Jenis Kasus Pasien di Ruang PICU Rumah Sakit Wahidin

Sudirohusodo Periode Januari-Desember 2019 ..................................25

Tabel 5.4 Data Penggunaan Antibiotik Pasien di Ruang PICU Rumah Sakit

Wahidin Sudirohusodo Periode Januari-Desember 2019 ...................27

Tabel 5.5 Jenis Terapi Antibiotik Pasien di Ruang PICU Rumah Sakit

Wahidin Sudirohusodo Periode Januari-Desember 2019 ...................28

Tabel 5.6 Kultur Bakteri Penyebab Penyakit Pasien di Ruang PICU Rumah

Sakit Wahidin Sudirohusodo Periode Januari-Desember 2019 ..........29

Tabel 5.7 Penggunaan Antibiotik Pasien di Ruang PICU Rumah Sakit

Wahidin Sudirohusodo Periode Januari-Desember 2019 Berdasarkan

Kategori Gyssen ................................................................................30

Page 16: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Alur Gyssen ........................................................................13

Page 17: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

xvii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 5.1 Golongan Antibiotik Pasien di Ruang PICU Rumah Sakit DR

Wahidin Sudirohusodo Periode Januari-Desember 2019 ..............27

Diagram 5.2 Pasien di Ruang PICU Rumah Sakit DR Wahidin Sudirohusodo

Periode Januari-Desember 2019 Berdasarkan Kategori Gyssen…..31

Page 18: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Permohonan Rekomendasi Etik......................................................47

Lampiran 2. Permohonan Izin Penelitian ............................................................48

Lampiran 3. Rekomendasi Persetujuan Etik .......................................................49

Lampiran 4. Data Hasil Penelitian ......................................................................50

Lampiran 5. Biodata Penulis ...............................................................................63

Page 19: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Antibiotik merupakan salah satu obat yang paling banyak diresepkan di rumah

sakit dan pelayanan kesehatan lainnya, baik pada sektor keperawatan, kedokteran

hewan, maupun sektor pertanian. Antibiotik digunakan sebagai obat yang dapat

menangani penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri patogen. Namun, seiring

berkembangnya zaman, jumlah antibiotik yang dapat menangkal bakteri semakin

berkurang. Hal ini menyebabkan peningkatan kasus penderita penyakit infeksi, seperti

pneumonia, tuberculosis, dan gonorrhea semakin sulit untuk diobati karena antibiotik

yang digunakan sebagai terapi menjadi kurang efektif. (World Health Organization,

2018a).

Tingginya penggunaan antibiotik tidak diimbangi dengan penggunaan

antibiotik yang tepat. Penggunaan antibiotik secara berlebihan, tidak sesuai dengan

anjuran dokter, disertai dengan pola hidup dan sanitasi yang buruk menjadi faktor-

faktor yang memicu terjadinya resistensi antibiotik. Berdasarkan data Global

Antimicrobial Surveillance System (GLASS) dari WHO diduga sekitar 500.000 kasus

infeksi bakteri yang mengalami resistensi antibiotik yang tersebar di 22 negara (World

Health Organization, 2018b). Sedangkan menurut Centers for Disease Control and

Prevention, setiap tahun di Amerika Serikat terdapat dua juta orang terinfeksi oleh

bakteri yang telah resisten terhadap antibiotik dan 23.000 orang meninggal setiap tahun

karena resistensi antibiotik (Division of Healthcare Quality Promotion (DHQP), 2018).

Data tersebut menunjukan bahwa resistensi antibiotik memang telah menjadi masalah

global yang harus segera diselesaikan karena merupakan ancaman yang tidak hanya

bagi lingkungan yang berkaitan tetapi juga bagi masyarakat luas.

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat menimbulkan banyak permasalahan,

seperti pengobatan yang lebih mahal, munculnya efek toksisitas, meluasnya resistensi,

dan timbulnya kejadian infeksi yang sangat sulit disembuhkan. Resistensi antibiotik

Page 20: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

2

memiliki dampak yang sangat buruk pada orang yang tinggal di negara berpenghasilan

rendah dan menengah, misalnya kegagalan pengobatan pada pneumonia atau infeksi

aliran darah di kalangan anak-anak mengakibatkan sejumlah besar kematian. Studi dari

Asia Selatan (India, Pakistan, Afghanistan, Nepal, Bangladesh) menunjukkan bahwa

infeksi aliran darah dengan bakteri resisten saja membunuh 98.000 bayi baru lahir

setiap tahun (Bhutta ZA, 2010).

Data mengenai penggunaan antibiotik di Indonesia masih sangat terbatas. Salah

satu upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah ialah menetapkan undang-undang

rumah sakit yang mewajibkan rumah sakit menerapkan standar keselamatan pasien

melalui penggunaan antibiotik secara bijak dan aktivitas penerapan pengendalian

infeksi secara benar. Kementerian kesehatan juga telah membentuk Komite

Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA) untuk mengawal Program Pengendalian

Resistensi Antimikroba (PPRA) secara luas baik di fasilitas pelayanan kesehatan

maupun di masyarakat. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa pemahaman penggunaan

antibiotik secara bijak dilingkup klinisi masih belum optimal, selain itu perlu

penguatan kurikulum farmasi di pendidikan kedokteran untuk meminimalisir

terjadinya resistensi antibiotik oleh dokter. Oleh karena itu, peneliti merasa perlunya

ada tambahan informasi terkait rasionalitas penggunaan antibiotik di salah satu

pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam mengevaluasi penggunaan antibiotik yang

tepat bagi masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah kualitas penggunaan antibiotik di ruang Pediatric Intensive Care

Unit (PICU) Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo?

2. Apakah jenis antibiotik dan jenis terapi antibiotik,yang paling banyak digunakan di

ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo?

Page 21: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

3

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui kualitas penggunaan antibiotik di ruang Pediatric Intensive Care

Unit (PICU) di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui ketepatan penggunaan antibiotik pada pasien anak di ruang Pediatric

Intensive Care Unit (PICU) di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo berdasarkan

alur Gyssen.

2. Mengetahui jenis antibiotik dan jenis terapi antibiotik yang paling banyak

digunakan di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) di Rumah Sakit Wahidin

Sudirohusodo berdasarkan alur Gyssen.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Untuk memberikan informasi mengenai penggunaan antibiotik terhadap pasien di

ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) di Rumah Sakit Wahidin

Sudirohusodo.

2. Sebagai bahan evaluasi rumah sakit dalam meningkatkan kebijakan dan

rasionalitas penggunaan antibiotik pada anak.

Page 22: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Antibiotik

Antibiotik adalah suatu senyawa yang diproduksi oleh mikroba baik secara

alami, semi-sintesis (dikembangkan dari antibiotik alami), maupun sintesis yang

digunakan sebagai terapi untuk membunuh ataupun menghambat pertumbuhan dari

mikroba lainnya (Singh, 2015).

2.2 Penggolongan Antibiotik

Antibiotik dapat digolongkan berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011):

1. Menghambat sintesis dinding sel bakteri, seperti beta-laktam (penisilin,

sefalosporin, monobaktam, karbapenem, inhibitor beta-laktamase), basitrasin, dan

vankomisin.

2. Menghambat sintesis protein, seperti aminoglikosid, kloramfenikol, tetrasiklin,

makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin), klindamisin, mupirosin, dan

spektinomisin.

3. Menghambat enzim-enzim esensial untuk metabolism asam folat, seperti

trimethoprim dan sulfonamide.

4. Mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat, seperti kuinolon dan

nitrofurantoin.

2.2.1 Menghambat Sintesis Dinding Sel Bakteri

a. Beta-laktam

Antibiotik beta-laktam terdiri dari beberapa golongan obat yang memiliki

struktur khas berupa cincin beta-laktam. Umumnya obat golongan beta-laktam

bersifat membunuh bakteri (bakterisid) dan efektif terhadap bakteri gram negatif

maupun gram positif. Obat golongan beta-laktam menghambat sintesis dinding

Page 23: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

5

sel bakteri dengan cara menghambat proses heteropolimer dari peptidoglikan

yang bertujuan dalam memberikan stabilitas mekanik pada dinding sel bakteri.

b. Basitrasin

Basitrasin merupakan kelompok antibiotik polipeptida basitrasin A. Bakteri

kokus dan basil gram positif sensitive terhadap antibiotik ini. Basitrasin tersedia

dalam bentuk salep mata dan kulit, serta bentuk bedak topical.

c. Vankomisin

Vankomisin merupakan kelompok antibiotik lini ketiga yang sensitive terhadap

bakteri gram positif. Pemberian vankomisin hanya diindikasikan untuk penyakit

infeksi yang disebabkan oleh S. aureus yang resisten terhadap metisilin (MRSA).

Vankomisin diberikan secara intravena dengan paruh waktu sekitar 6 jam.

2.2.2 Menghambat Sintesis Protein

a. Aminoglikosida

Obat golongan ini menghambat bakteri aerob gram negatif. Obat ini memiliki

indeks terapi yang sempit dengan toksisitas yang serius pada ginjal dan

pendengaran, khususnya bagi pasien anak dan usia lanjut.

b. Tetrasiklin

Antibiotik ini memiliki spectrum luas yang dapat menghambat kinerja dari

bakteri gram positif dan gram negatif, baik yang bersifat aerob maupun anaerob

serta mikroorganisme seperti, klamidia, mikoplasma, dan mikobakteria lainnya.

c. Kloramfenikol

Kloramfenikol mencegah sintesis protein dengan berikatan pada ribosom subunit

50s. Antibiotik ini memiliki spektrum luas yang dapat menghambat bakteri gram

positif, gram negatif aerob dan anaerob. Klamidia, rickettsia, dan mikobakteria

lainnya.

d. Makrolida

Makrolida terdiri beberapa golongan obat seperti eritromisin, azitromisin,

klaritromisin, dan roksitromisin. Golongan obat ini aktif terhadap bakteri gram

positif. Sebagian besar bakteri gram negatif aerob resisten terhadap obat

Page 24: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

6

golongan makrolida, namun seperti Salmonella, kinerja bakteri tersebut dapat

dihambat oleh Azitromisin. Makrolida menghambat sintesis protein dengan cara

berikatan dengan ribosom subunit 50s dari bakteri sehingga meghambat

terjadinya proses translokasi.

e. Klindamisin

Antibiotik ini menghambat sebagian besar dari bakteri kokus gram positif dan

sebagian besar bakteri gram negatif anaerob. Antibiotik ini juga tidak

menghambat bakteri gram negatif aerob, seperti Haemophilus, Mycoplasma, dan

Chlamydia.

f. Mupirosin

Antibiotik ini merupakan antibiotik topical yang menghambat bakteri gram

positif dan gram negatif. Antibiotik ini tersedia dalam bentuk krim atau salep

untuk kulit dan intranasal.

g. Spektinomisin

Antibiotik digunakan sebagai alternative obat jika lini pertama tidak dapat

digunakan dalam pengobatan infeksi gonokokus.

2.2.3 Menghambat enzim-enzim esensial untuk metabolism asam folat

a. Sulfonamid dan Trimetoprim

Sulfonamid merupakan antibiotik yang bersifat menghambat pertumbuhan dari

bakteri (bakteriostatik). Adapun trimethoprim dalam kombinasi sulfametoksazol

mampu menghambat infeksi dari bakteri infeksi saluran kemih, kecuali bakteri

Pseudomonas aeruginosa dan Neisseria g.

2.2.4 Mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat

a. Kuinolon

Golongan ini terdiri dari asam nalidiksat dan fluorokuinolon. Asam nalidiksat

berfungsi dalam menghambat sebagian besar Enterobacteriaceae sedangkan

fluorokuinolon dapat digunakan untuk mengobati Gonokokus, Shigella, E.coli,

Page 25: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

7

Salmonella, Haemophilus, Moraxella catarrhalis serta Enterobacteriaceae dan

Pseudomonas aeruginosa.

b. Nitrofuran

Antibiotik ini dapat menghambat bakteri gram positif dan gram negatif.

Nitrofuran meliputi nitrofurantoin, furazolidin, dan nitrofurazon. Absorpsi

melalui saluran cerna 94% dan tidak berubah dengan adanya makanan.

2.3 Prinsip Penggunaan Antibiotik

2.3.1 Prinsip penggunaan Antibiotik secara Bijak (purudent)

Penggunaan antibotik secara bijak ialah penggunaan antibiotik dengan

spectrum sempit, indikasi yang ketat dengan dosis yang adekuat, serta interval dan lama

pemberian yang tepat. Kebijakan penggunaan antibiotik ditandai dengan pembatasan

penggunaan antibiotik dan mengutamakan penggunaan antibiotik lini pertama.

Antibiotik tidak diberikan pada penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus ataupun

penyakit yang dapat sembuh dengan sendirina. Indikasi penggunaan antibiotik

didasarkan pada diagnosis penyakit infeksi, informasi klinis, dan hasil laboratorium,

seperti mikrobiologi, serologi, dan pemeriksaan penunjang lainnya (Komite

Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA) RSUD Dr Saiful Anwar Malang, 2016).

2.3.2 Prinsip penggunaan antibiotik untuk terapi empiris dan definitif

Terapi empiris antibiotik digunakan pada kasus penyakit infeksi yang belum

diketahui bakteri penyebabnya. Terapi empiris diberikan sebelum hasil pemeriksaan

mikrobiologi diperoleh dengan tujuan untuk menghambat pertumbuhan atau eradikasi

dari bakteri yang diduga menjadi penyebab infeksi (Komite Pengendalian Resistensi

Antimikroba (KPRA) RSUD Dr Saiful Anwar Malang, 2016). Rekomendasi untuk

pilihan terapi antibiotik empiris awal harus diseimbangkan dengan efikasi pengobatan,

tingkat keparahan penyakit, dan efek samping pengobatan. Antibiotik yang menjadi

pilihan pertama dalam terapi empiris memiliki kemanjuran terapi yang memadai dan

risiko mengalami resistensi antibiotik yang terendah (Healthcare Infection Control

Page 26: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

8

Practices Advisory Committee, 2016). Antibiotik empiris diberikan dalam kurun waktu

48-72 jam. Selanjutnya, harus dilakukan evaluasi berdasarkan data mikrobiologis,

kondisi klinis pasien, dan data pemeriksaan penunjang lainnya. Antibiotik ini dapat

diberikan secara oral. Pada kasus infeksi sedang hingga berat maka dipertimbangkan

pemberian secara parenteral (Cunha BA, 2010).

Terapi definitive antibiotik digunakan pada kasus penyakit infeksi yang telah

diketahui bakteri penyebab dan pola resistensinya. Pemberian antibiotik secara

definitive bertujuan untuk menghambat pertumbuhan atau eradikasi dari bakteri

penyebab infeksi berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologis. Lama pemberian

antibiotik secara definitive berdasarkan efikasi klinis dalam eradikasi bakteri sesuai

dengan diagnosis awal yang telah dikonfirmasi (Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia, 2011).

2.3.3 Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pembedahan

Penggunaan antibiotik profilaksis pada kasus pembedahan bertujuan untuk

mencegah infeksi dan mengoptimalkan pemulihan pasca operasi. Pemilihan antibiotik

profilaksis harus memperhatikan beberapa aspek, seperti tepat indikasi, tepat jenis

antibiotik, tepat dosis, rute, waktu, durasi pemberian (Ierano et al., 2017). Dasar

pemilihan jenis antibiotik profilaksis harus sesuai dengan sensitivitas dan pola bakteri

pathogen terbanyak dari kasus yang bersangkutan, spectrum sempit untuk

meminimalisir terjadinya resistensi antibiotik, memiliki toksisitas yang rendah, tidak

menimbulkan reaksi merugikan terhadap obat anastesi yang diberikan, bersifat

bakterisidal, dan harga terjangkau (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011).

Antibiotik profilaksis diberikan secara intravena dan untuk menghindari risiko

yang tidak diharapkan maka dianjurkan pemberian melalui intravena drip. Waktu

pemberian antibiotik profilaksis idealnya pada saat induksi anastesi atau ≤ 30 menit

sebelum insisi kulit. Pada jaringan target operasi, dosis pemberian antibiotik profilaksis

harus mencapai minimal dua kali lipat kadar dosis terapi. Hal ini dilakukan untuk

menjamin kadar puncak tertinggi dan antibiotik dapat berdifusi dalam jaringan dengan

baik. Dosis yang diberikan ialah dosis tunggal, namun apabila terdapat indikasi

Page 27: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

9

perdarahan lebih dari 1500 ml atau operasi dilakukan lebih dari tiga jam, maka dosis

ulangan dapat diberikan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011).

2.3.4 Penggunaan Antibiotik Kombinasi

Penggunaan antibiotik merupakaan penggunaan yang memadukan lebih dari

satu jenis antibotik. Terapi antibiotik kombinasi bertujuan untuk memperluas spektrum

antibiotik dan mengurangi risiko pengobatan awal yang tidak sesuai sehingga dapat

meningkatkan mortalitas. Terapi ini juga diperlukan untuk menghindari perkembangan

resistensi antibiotik pada penyakit infeksi yang sulit diobati, seperti tuberculosis atau

penyakit infeksi lainnya yang diterapi dengan rifampicin dan fosfomycin (Pletz, Hagel

dan Forstner, 2017).

2.3.5 Pertimbangan Farmakokinetik dan Farmakodinamik Antibiotik

Dalam penentuan jenis dan dosis dari antibiotik yang digunakan, maka perlu

mempertimbangkan sifat farmakokinetik dan farmakodinamik dari antibiotik. Hal ini

bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan antibiotik tersebut. Farmakokinetik

(Pharmacokinetic, PK) menjelaskan mengenai perjalanan kadar antibiotik dalam tubuh

yang meliputi aborpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi dari obat di dalam tubuh.

Parameter-paramater farmakokinetik yang aling penting dalam mengevaluasi efikasi

dari antibiotik, yaitu kadar puncak serum (Cmax), kadar minimum (Cmin), dan area di

bawah kurva eliminasi (AUC) pada kurva serum vs waktu (Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia, 2011). Farmakodinamik (Pharmacodynamic, PD) menjelaskan

mengenai hubungan konsentrasi antibiotik dan efeknya terhadap pathogen target di

dalam tubuh (Jarrel et al., 2015). Parameter-parameter farmakodinamik yang paling

baik menjelaskan mengenai aktivitas bakterisidal, yaitu time dependence yang

merupakan kecepatan dari efek bakterisidal, concentration-dependence yang

merupakan efek peningkatan kadar obat, dan post antibiotik effect yang mencakup

supresi pertumbuhan bakteri secara persisten setelah diberi antibiotik (Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, 2011).

Page 28: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

10

Kadar Hambat Minimum (KHM) merupakan kadar terendah antibiotik yang

secara sempurna menghambat pertumbuhan mikroorganisme secara in vitro sehingga

KHM dijadikan ukuran utama dari aktivitas antibiotik. Namun, KHM tidak dapat

menjelaskan mengenai perjalanan waktu dari antibiotik. Aktivitas antibiotik dapat

dikuantifikasi dengan mengintegrasikan parameter PD/PK dengan KHM (Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, 2011).

Tabel 2.1 Pola Aktivitas Antibiotik Berdasarkan Parameter PD/PK

Pola Aktivitas Antibiotik Antibiotik Tujuan Terapi Parameter

PD/PK

Tipe I

Bakterisidal,

concentration-dependence,

dan efek persisten yang

lama

Aminoglikosid

Fluorokuinolon

Ketolid

Memaksimalkan

kadar

Rasio AUC-24 jam/KHM

Rasio kadar puncak/KHM

Tipe II

Bakterisidal, time-

dependence, dan efek

persisten minimal

Karbapenem

Sefalosporin

Eritromisin

Linezolid

Penicillin

Memaksimalkan

durasi paparan waktu>KHM

Tipe III

Bakterisidal, time-

dependence, dan efek

persisten sedang sampai

lama

Azitromisin

Klindamisin

Oksazolidinon

Tetrasiklin

Vankomisin

Memaksimalkan

jumlah obat yang

masuk ke sirkulasi

sistemik

Rasio AUC-24

jam/KHM

2.4 Mekanisme Resistensi Antibiotik

Infeksi merupakan penyebab utama kematian di seluruh negara berkembang.

Hal ini terutama disebabkan oleh munculnya agen infeksi yang lebih baru dan lebih

khusus karena munculnya resistensi antimikroba. Seiring waktu, bakteri menjadi lebih

pintar dan seiring dengan itu, penggunaan antibiotik yang tidak bijaksana dalam praktik

klinis telah menghasilkan resistensi bakteri terhadap agen antimikroba. Resistensi

antimikroba diakui sebagai masalah utama dalam pengobatan infeksi mikroba.

Mekanisme resistensi biokimia yang digunakan oleh bakteri, yaitu inaktivasi antibiotik,

modifikasi target, permeabilitas yang berubah, dan "bypass" jalur metabolisme.

Page 29: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

11

Analisis genetik mikroba sangatlah membantu dalam penentuan resistensi bakteri

terhadap antibiotik dari semua kelas (fenotipe). Pemahaman yang lebih baik tentang

mekanisme resistensi antibiotik akan membantu dokter mengenai penggunaan

antibiotik dalam situasi yang berbeda (Kapoor, Saigal dan Elongavan, 2017).

2.5 Penggunaan Antibiotik di Ruang PICU

Penyakit infeksi sering terjadi pada anak. Tidak sedikit dari mereka pun

mengalami sakit kritis karena penyakit infeksi yang dideritanya. Pasien-pasien yang

kritis sering dirawat di ICU dengan kondisi yang mengancam jiwa. Tentunya, pasien

dengan penyakit kritis membutuhkan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan

prosedur, penggunaan perangkat invasif yang berkepanjangan, dan perpanjangan

perawatan di rumah sakit (Blinova et al., 2013). Survei yang dilakukan oleh Gravel et

al. di rumah sakit perawatan Kanada menemukan bahwa prevalensi Healthcare-

associated infections lebih tinggi di PICU dibandingkan dengan bangsal medis dan

bedah lainnya (Gravel et al., 2007). Tingginya tingkat infeksi pada PICU

mengharuskan konsumsi antibiotik yang berat dan lebih sering dibandingkan dengan

bangsal umum. Ada beberapa faktor predisposisi bagi pasien menerima antimikroba di

PICU termasuk pemberian sebelumnya antimikroba, adanya infeksi aliran darah,

ventilasi mekanis, jumlah kateter sentral, multiple kegagalan sistem organ, dan lama

tinggal (Mello et al., 2009).

Diagnosis infeksi biasanya dibuat berdasarkan gejala klinis yang dideteksi dari

tanda sistemik dan infeksi lokal yang dapat menjadi indikator tidak spesifik dari infeksi

yang pasti dan persyaratan untuk pemberian antibiotik. Tingkat keparahan penyakit

pasien ditentukan dari risiko mortalitas dan penundaan waktu sebelum ketersediaan

hasil mikrobiologis yang sering menyebabkan inisiasi pemberian terapi empiris

antibiotik spektrum luas (Gravel et al., 2007) . Selanjutnya, antibiotik juga diberikan

untuk profilaksis bedah untuk mencegah infeksi besar pada pasien yang sakit kritis

(Gravel et al., 2007).

Page 30: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

12

2.6 Evaluasi Penggunaan Antibiotik

World Health Organization (WHO) Global Strategy fo Containment of

Antimicrobial Resistance memprakarsai program untuk mengurangi perluasan

resistensi antibiotik. Indonesia sebagai salah satu negara yang turut berpartisipasi

dengan melakukan studi pada 2000-2004 yang disebut Antimicrobial Resistence in

Indonesia: AMRIN). Tujuan dari studi AMRIN adalah untuk buat program standar

untuk mengakses antibiotik resistensi, penggunaan kualitatif dan kuantitatif serta

pengendalian infeksi nosokomial, dengan harapan bahwa studi tersebut akan diterapkan di

semua rumah sakit di Indonesia (Satari, Firmansyah dan Theresia, 2011).

Evaluasi penggunaan antibiotik dapat dilakukan secara kuantitaif dan kualitatif.

Evaluasi secara kuantitatif bertujuan untuk mendapatkan jumlah antibiotik yang

digunakan, sedangkan evaluasi secara kualitatif bertujuan untuk mengetahui

kesesuaian antibiotik berdasarkan pilihan antibiotik, dosis, dan lamanya pemberian.

Evaluasi kuantitatif penggunaan antibiotik dinyatakan dengan dosis harian pasti

(DDD)/100 pasien-hari. Evaluasi kualitatif dengan algoritma Gyssens telah banyak

digunakan di berbagai negara untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik (Satari,

Firmansyah dan Theresia, 2011).

2.6.1 Diagram Alur Gyssen

Pada tahun 1992 Gyssens et al mengembangkan suatu diagram alur (flowchart)

yang diadaptasi dari kriteria asli Kunin et al untuk mengevaluasi penggunaan

antibiotik, seperti dasar kebenaran resep, alternatif lebih efektif, alternatif kurang

toksik, alternatif lebih murah dan obat dengan spektrum lebih sempit. Dosis dan durasi

pengobatan, termasuk interval, rute pemberian, dan yang terakhir waktu pemberian

juga dipertimbangkan. Diagram alur ini merupakan alat penting dalam menilai kualitas

penggunaan obat antimikroba. Melalui diagram alur ini, antibiotik dapat dievaluasi

ketepatan penggunaannya sebagai terapi awal atau empirik pada kasus infeksi (Van

Der Meer dan Gyssens, 2001). Evaluasi penggunaan antibiotik secara kualitatif

bertujuan sebagai dasar dalam menetapkan standar dan indikator penggunaan antibiotik

untuk meningkatkan kualitas layanan rumah sakit (Magdalena Niken Oktovina, 2014).

Page 31: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

13

Gambar 1. Diagram Alur Gyssen (Van Der Meer dan Gyssens, 2001)

Page 32: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

14

Evaluasi penggunaan antibiotik dimulai dari kotak paling atas (Van Der Meer dan

Gyssens, 2001)

1. Bila data tidak lengkap, berhenti di kategori VI

Data tidak lengkap adalah data rekam medis tanpa diagnosis kerja atau ada halaman

rekam medis yang hilang sehingga tidak dapat dievaluasi. Pemeriksaan penunjang

atau laboratorium tidak harus dilakukan karena mungkin tidak ada biaya, dengan

catatan sudah direncanakan pemeriksaannya untuk mendukung diagnosis. Diagnosis

kerja dapat ditegakkan secara klinis dari anamnesis dan pemeriksaan fisis. Bila data

lengkap, dilanjutkan dengan pertanyaan di bawahnya, apakah ada infeksi yang

membutuhkan antibiotika?

2. Bila tidak ada indikasi pemberian antibiotika, berhenti di kategori V

Bila antibiotika memang terindikasi, lanjutkan dengan pertanyaan di bawahnya.

Apakah pemilihan antibiotika sudah tepat?

3. Bila ada pilihan antibiotika lain yang lebih efektif, berhenti di kategori IVa

Bila tidak, lanjutkan dengan pertanyaan di bawahnya, apakah ada alternatif lain yang

kurang toksik?

4. Bila ada pilihan antibiotika lain yang kurang toksik, berhenti di kategori IVb

Bila tidak, lanjutkan dengan pertanyaan di bawahnya, apakah ada alternatif lebih

murah?

5. Bila ada pilihan antibiotika lain yang lebih murah, berhenti di kategori IVc

Bila tidak, lanjutkan dengan pertanyaan di bawahnya, apakah ada alternatif lain yang

spektrumnya lebih sempit?

Page 33: DEPARTEMEN FARMAKOLOGI SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN ...repository.unhas.ac.id/id/eprint/1223/2/C011171570... · Kualitatif Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Metode Gyssen di Ruang

15

6. Bila ada pilihan antibiotika lain dengan spektrum yang lebih sempit, berhenti

di kategori IVd

Jika tidak ada alternatif lain yang lebih sempit, lanjutkan dengan pertanyaan di

bawahnya, apakah durasi antibiotika yang diberikan terlalu panjang?

7. Bila durasi pemberian antibiotika terlalu panjang, berhenti di kategori IIIa

Bila tidak, diteruskan dengan pertanyaan apakah durasi antibiotika terlalu singkat?

8. Bila durasi pemberian antibiotika terlalu singkat, berhenti di kategori IIIb

Bila tidak, diteruskan dengan pertanyaan di bawahnya. Apakah dosis antibiotika yang

diberikan sudah tepat?

9. Bila dosis pemberian antibiotika tidak tepat, berhenti di kategori IIa

Bila dosisnya tepat, lanjutkan dengan pertanyaan berikutnya, apakah interval

antibiotika yang diberikan sudah tepat?

10. Bila interval pemberian antibiotika tidak tepat, berhenti di kategori IIb

Bila intervalnya tepat, lanjutkan dengan pertanyaan di bawahnya. Apakah rute

pemberian antibiotika sudah tepat?

11. Bila rute pemberian antibiotika tidak tepat, berhenti di kategori IIc

Bila rute tepat, lanjutkan ke kotak berikutnya.

12. Bila antibiotika tidak termasuk kategori I sampai dengan VI, antibiotika

tersebut merupakan kategori I.