badan meteorologi, klimatologi dan geofisika stasiun...
TRANSCRIPT
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III WAIOTI MAUMERE
Jln. Angkasa Maumere Flores Telp : ( 0382 ) 21349
B M K G Fax: ( 0382 ) 22967 PO. BOX 100 Kode Pos 86111
e-mail : [email protected] / [email protected]
ANALISIS CUACA TERKAIT KEJADIAN PUTING BELIUNG DI DUSUN
KLOANGUR DESA WATUDIRAN , KECAMATAN WAIGETE, WILAYAH
KABUPATEN SIKKA, NTT (22 DESEMBER 2016)
I. INFORMASI KEJADIAN
LOKASI DUSUN KLOANGUR DESA WATUDIRAN, KECAMATAN WAIGETE
TANGGAL 22 DESEMBER 2016, DINI HARI
DAMPAK Telah terjadi puting beliung di dusun kloangur, desa watudiran,kec.waigete
pada pukul 00.12 WITA dini hari yang mana kejadian ini mengakibatkan
kerusakan pada 8 rumah penduduk dan 1 SDK rusak berat.
II. DATA CURAH HUJAN
Data Curah Hujan Curah Hujan Terukur
21 Desember 2017 Keterangan
STAMET FRANSISKUS
XAVERIUS SEDA
17.2 Hujan Intensitas Ringan
0 0 0
3.5
6.8
5.6
0 00
2
4
6
8
00 03 06 09 12 15 18 21
Hu
jan
(m
m)
Waktu (UTC)
DATA CURAH HUJAN STASIUN METEOROLOGI KLAS III FRANSISKUS XAVERIUS SEDA 21 DESEMBER 2016
III. ANALISIS
INDIKATOR PENJELASAN
1. Matahari
Berdasarkan gerak semu matahari, posisi matahari pada tanggal 21
Desember 2016 waktu (UTC) sedang berada di wilayah BBS, di
mana radiasi matahari akan lebih banyak diterima di daerah BBS
dibandingkan dengan di deaerah BBU. Hal ini dapat menimbulkan
pemanasan yang lebih banyak di daerah BBS yang dapat berakibat
pada banyaknya daerah tekanan rendah di bagian selatan Bumi dan
meningkatkan potensi pembentukan awan – awan konvektif di
daerah BBS.
2. ENSO (El Nino –
South Osciilation)
Berdasarkan data indeks NINO 3.4 pada tanggal 21 Desember 2016
Waktu (UTC) bernilai -0.35,yang mna keadaan ENSO sedang
berada di kondisi netral dengan potensi penguapan dan perawan di
wilayah Indonesia cukup rendah.
3. SST (Sea Surface
Temperature)
Nilai SST pada perairan sekitar Nusa Tenggara Timur menunjukkan
nilai sekitar 29°C - 31°C dengan anomali SST bulanan bernilai
sekitar 0,5°C - 3°C. Perairan yang hangat akan memicu penguapan
yang cukup besar dengan kandungan uap air yang banyak dimana
dengan anomali yang bernilai positif menandakan kondisi laut lebih
hangat dibandingkan nilai klimatologisnya sehingga menambah
peluang terbentuknya awan di sekitar pulau Flores.
4. OLR (Outgoing
Longwave Radiation)
Nilai OLR untuk tanggal 21 desember 2016 waltu (UTC)
menunjukkan nilai 240-260 W/m2 dengan nilai anomali OLR
bernilai 30-50 W/m2 di wilayah sekitar pulau Flores. Nilai positif
menandakan peluang terjadinya awan kovektif tidak terlalu besar.
5. MJO (Madden –
Julian Oscillation)
MJO pada tanggal 21 Desember 2016 waktu (UTC) berada pada
kuadran 6, di mana MJO sedang aktif di daerah Pasifik Barat (140o
BT- 160o BT). Hal ini menunjukkan MJO tidak terlalu berpengaruh
untuk cuaca di Indonesia saat itu.
6. Pola Tekanan dan
Arus Angin
(Streamline)
Berdasarkan dari analisis streamline tanggal 21 Januari 2016 pukul
12.00 UTC, terlihat adanya daerah konvergensi di pulau Flores dan
sekitarnya yang di sebabkan oleh tekanan rendah di selatan wilayah
Indonesia . yang mana hal ini dapat memicu pertumbuhan awan awan
konvektif.
Sehingga berdampak pada peningkatan potensi cuaca buruk. Di wilayah tersebut
7. Citra Satelit
Berdasarkan citra satelit Himawari8 dapat dilihat pada pukul 16.00
UTC hingga pukul 16.20 UTC, awan konvektif terlihat di atas
kec.Waigete yang mana pada pukul 16.10 terjadi puting beliung di
wilayah Kec.Waigete dan jug awan awan konvektif ini terliahat
meluas hampir di seluru wilayah Kab.Sikka . Dari klasifikasi jenis
awan, diketahui bahwa awan yang terbentuk di sekitar Kec.Waigete
adalah awan jenis Cumulonimbus (Cb) ditandai dengan suhu puncak
awan yang mencapai -60o C.
8. Citra radar
Berdasarkan citra radar Gematronik produk CAPI dapat dilihat pada
pukul 16.00 UTC – 16.20 UTC terdapat pertumbuhan awan-awan
konvektif yang cukup meluas di wilayah Kab.Sikka dan adanya
awan Cumulunimbus (Cb) yang memicu terbentuknya putting
beliung di Kec.Waigete di mana nilai reflektifitas hingga 40 dBz .
dan juga tinggi puncak inti sel awan hingga 4.5 km yang mana ini
mengindikasikan adanya awan Cb.
IV. KESIMPULAN
Hujan di setrai angin kencang di wilayah Kab.Sikka dan juga adanya puting beliung di
wilayah Kec.Waigete di akibatkan oleh awan Cumulunimbus (Cb)
Pada bulan desember di wilayah Kab.Sikka merupakan puncak musim hujan di mana
hujan lebat ,angin kencang dan puting beliung sangat besar peluangnya terjadi di wilaya
Kab. Sikka akibat adanya pertumbuhan awan awan konvektif seperti awan Cumulunimbus
(Cb)
Adanya penurunan tekanan udara yang relatif cepat dapat memicu peluang terbentuknya
puting beliung .
V. PROSPEK KE DEPAN
NILL
VI. PERINGATAN DINI
NILL
LAMPIRAN
Gambar 1. Gerak semu matahari &
indeks NINO 3,4 ( sumber : bom.gov.au)
Gambar 2 Analisa SST dan Anomali SST Tanggal
21 Desember 2016
(Sumber : Bom.gov.au )
Gambar 3. Total OLR dengan anomali OLR tanggal 21 Desember 2016 dan
fase mjo tanggal 6 desember 2016 hingga 14 januari 2017
(sumber : bom.gov.au)
JAM 16.00 (UTC) JAM 16.10 (UTC)
JAM 16.20 (UTC)
VCUT JAM 16.00 (UTC) VCUT JAM 16.10 (UTC) VCUT JAM 16.20 (UTC)
Gambar 4. Citra radar gematronik tanggal 21 desember 2016
Gambar 5. Citra satelit Himawari -8 Tanggal 21 Desember 2016 (sumber :JMA)
Gambar 6. Streamline tanggal 21 desember 2016 jam 12.00 UTC
(sumber :Bom.gov.au)
Gambar 7. Data kecepatan angin di stasiun tanggal 21 Desember 2016
Gambar 8. Data kecepatan angin di stasiun tanggal 21 Desember 2016