presentation 1
Post on 04-Dec-2015
224 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
ABLASIO RETINA
bbbbbbbb
• Anggota Kelompok 2
Yan Adi Prasetya
1130013093
Yani Amalia
1130013094
Ismail Arafat
1130013073
Nur Aini Lutfi
1130013081
PENGERTIAN
Ablasia retina adalah suatu keadaan
terpisahnya sel kerucut dan batang dari sel
epitel pigmen
retina.
Lepasnya atau sel pigmen epitel akan
mengakibatkan
Gangguan nutrisi retina dari pembuluh darah
koroid yang
Bila berlangsung lama akan mengakibatkan
gangguan
Fungsi yang menetap.
Beberapa penyebab terjadinya ablasio retina adalah
a) miopia, pada miopia berat, ukuran anteroposterior mata membesar dan mengakibatkan desakan pada retina. Miopia berat muncul pada dua pertiga klien ablasio retina ;
b) trauma atau penggunaan fisik yang kuat dan mendadak akan menyebabkan robekan retina ;
c) afakia, afakia menyebabkan pergerakan viteus ke depan ;
d) degenerasi retina/ vitreus.
Dikenal 3 bentuk ablasi retina :(a) Ablasi retina regmatogenosa, (b) Ablasi retina eksudatif, (c) Ablasi retina traksi ( tarikan ).
Ablasio Retina Regmatogenosa
Ablasio retina regmatogenosa sering didahului oleh adanya “posterior vitreous detachment (PVD), yaitu adanya pelepaan jaringan vitreous posterior dari membran limitans interna. Usia lanjut akan menyebabkan kadar asam hialuronidase dalam viteous menurun sehingga topmpangan anyaman kolagen berkurang, kolagen kolaps, vitreous posterior lepas. Vitreous yang mengkerut ini di dalam rongga vitreous akan bergerak-gerak sehingga menimbulkan traksi vitreoretinal pada bagian yang masih melekat dengan retina. Traksi ini akhirnya dapat menmbulkan robekan retina. Lokasi robekan biasanya di depan ekuator, karena di belakang ekuator lapisan retina lebih tebal serta diperkuat dengan adanya pembuluh darah retina.
Ablasio retina regmatogenosa
dapat diklasifikasikan
berdasarkan patogenesis, morfologi dan
lokasi.
Berdasarkan patogenesisnya, dibagi menjadi
• Tears: disebabkan oleh traksi vitreoretina dinamik dan memiliki predileksi di superior dan lebih sering di temporal daripada nasal.
• Holes: disebabkan oleh atrofi kronik dari lapisan sensori retina, dengan predileksi di daerah temporal dan lebih sering di superior daripada inferior, dan lebih berbahaya dari tears.
Berdasarkan morfologi, ablasi retina regmatogenosa dibagi menjadi :
• U-tears: terdapat flap yang menempel pada retina di bagian dasarnya,
• incomplete U-tears: dapat berbentuk L atau J,
• operculated tears: seluruh flap robek dari retina,
• dialyses: robekan sirkumferensial sepanjang ora serata
• giant tears.
Berdasarkan lokasi, dibagi menjadi :
• oral: berlokasi pada vitreous base,
• post oral: berlokasi di antara batas posterior dari vitreous base dan equator,
• equatorial
• post equatorial: di belakang equator
• macular: di fovea.
Ablasio Retina Traksi
• Ablasio retina Traksi terjadi apabila terdapat kelainan patologis vitreoretinal yang secara mekanik menarik retina lepas dari pigmen retina. Kelainan ini dapat terjadi pada Retinopati Diabetik Proliferatif, Vitreoritenopati ploriferatif, trauma dan “Retinopathy of Prematurity”.
• Penyebab lain bisa kerusakan mata akibat sickle sel, okulasi vena retina, retinopti pada rematuritas, perdarahan badan kaca akibat pembedahan, dan infeksi.
Ablasio Retina Eksudatif
Ablasi retina eksudatif, ablasi yang terjadi akibat tertimbunnya aksudatif di bawah retina dan mengangkat retina. Penimbunan cairan subretina sebagai akibat keluarnya cairan dari pembuluh darah retina dan koroid. Hal ini disebabkan penyakit koroid. Pada ablasi tipe ini penglihatan dapat berkurang dari ringan sampai berat. Ablasi ini dapat hilang atau menetap bertahun-tahun setelah penyebabnya berkurang atau hilang.
Etiologi dari ablasio eksudatif yaitu dapat terjadi secara spontan, dengan trauma, uveitis, tumor, skleritis, DM, koroiditis, idiopatik, CVD, Vogt-Koyanagi-Harada syndrome, kongenital, ARMD, sifilis,
reumatoid artritis, atau kelainan vaskular.
Ditandai dengan adalanya akumulasi cairan pada ruang subretina dimana tidak terjadi robekan retina dan traksi. Asal cairan ini dari pembuluh darah retina, atau koroid, atau keduanya. Hal ini dapat terjadi pada penyakit vaskular, radang, atau neoplasma pada retina, epitel berpigmen, dan koroid dimana cairan bocor keluar pembuluh darah dan terakumulasi di bawah retina.
etiology
• Menurut C. Smelzer, Suzanne (2002) faktor penyebab nya yaitu :
• Malformasi congenital
• Kelainan metabolism
• Penyakit vaskuler
• Inflamasi intraokuler
• Neoplasma
• Trauma
• Perubahan degenerative dalam vitreus atau retina
Penyakit vaskular adalah hipertensi maligna, toksemia gravidarum, oklusi vena retina, penyakit Coat, penyakit angiomatosa retina, dan pembentukan neovaskularisasi koroid.
Faktor resiko terjadinya ablasio retina adalah :
• Rabun dekat
• Riwayat keluarga dengan ablasio retina
• Diabetes yang tidak terkontrol
• Trauma
Faktor predisposisi :
• Mata dengan myopia tinggi, pasca retinitis, ekstraksi katarak dan retina yang memperlihatkan degenerasi diperifer.
Sebagian besar lepasnya retina terjadi akibat adanya satu atau lebih robekan-robekan kecil atau lubang-lubang di retina. Kadang-kadang proses penuan yang normalpun dapat menyebabkan retina menjadi tipis dan kurang sehat, tetapi yang lebih sering mengakibatkan kerusakan dan robekan pada retina adalah menyusutnya korpus vitreum, bahan jernih seperti agar-agar yang mengisi bagian tengah mata.
woc
WOC.docx
MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinik ablasio retina yaitu terdiri dari gejala subjektif dan objektif (James Bruce, 2003 ).
1. Gejala subjektif :
• Penurunan visus disebabkan robekan pada macula
• Rasa nyeri
• Defek lapangan pandang.
• Riwayat trauma
• Lakrimasi
• 2. Gejala objektif :
• Fotopsia, munculnya kilatan cahaya yang sangat terang di lapang pandang
• Floaters : keluhan adanya bayangan yang bergerak oleh karena adanya
robekan pada retina, dimana robekan sel-sel masuk ke korpus vitreus
terutama bila korpus vitreus mencair, kemudian melewati area penglihatan
sehingga terlihat bayangan hitam atau seperti serangga pada mata.
• Muncul tirai hitam di lapang pandang
• Pada pemeriksaan fundus okuli : tampak retina yang terlepas berwarna
pucat dengan pembuluh darah retina yang berkelok-kelok disertai / tanpa
robekan retina.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a.Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui adanya penyakit penyerta antara lain glaukoma, diabetes mellitus, maupun kelainan darah.
b.Pemeriksaan ultrasonografi, yaitu ocular B-Scan ultrasonografi juga digunakan untuk mendiagnosis ablasio retina dan keadaan patologis lain yang menyertainya seperti proliverative vitreoretinopati, benda asing intraokuler. Selain itu ultrasonografi juga digunakan untuk mengetahui kelainan yang menyebabkan ablasio retina eksudatif misalnya tumor dan posterior skleritis.
c.Scleral indentation
d.Fundus drawing
e.Goldmann triple-mirror
f.Indirect slit lamp biomicroscopy
PENATALAKSANAAN
Pengobatan pada ablasio retina ( C. Smelzer, Suzanne, 2002 ) adalah :
A. PROSEDUR LASER
B. PEMBEDAHAN
C. NON PEMBEDAHAN
D. KLIOTERAPI TRANSKLETAL
A. PEMBEDAHAN
Sedangkan jenis-jenis pembedahan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Retinopeksi Pneumatik
Teknik pelaksanaan prosedur ini adalah dengan menyuntikkan gelembung gas kedalam vitreus. Gelembung gas ini akan menutupi robekan retina. Jika robekan dapat ditutupi oleh gelembung gas, cairan subretinal akan menghilang 1-2 hari.
2. Scleral buckle
Metode ini paling banyak digunakan pada ablasio regmatogenosa terutama tanpa disertai komplikasi lannya. Ukuran dan bentuk sabuk yang digunakan tergantung lokasi dan jumlah robekan retina.
3. Vitrektomi
Vitrektomi merupakan cara yang paling banyak digunakan pada ablasio akibat diabetes, ablasio rhegmatogenosa yang disertai traksi vitreus atau hemoragik vitreus.
Cara pelaksanaannya yaitu dengan membuat inisiasi kecil pada bola mata kemudian memasukkan instrument hingga ke cavum melalui pars plana. Setelah itu pemotongan vitreus dengan pemotong vitreus. Kemudian teknik dan instrument yang diunakan tergantung tipe dan penyebab ablasio.
B. Non pembedahan
Pada non pembedahan terdiri atas :
Konservatif yaitu penderita istirahat terutama tidak membaca, kedua mata diberi lubang pengintip
D. KLIOTERAPI TRANSKLETAL
Dilakukan pada sekitar tiap robekan retina menghasilkan adhesi korioretina yang melipat robekan sehingga cairan vitreus tak mampu lagi memasuki rongga subretina. Sebuah / beberapa silicon (pengunci) dijahitkan dan dilipatkan ke dalam sklera, secara fisik akan mengindensi / melipat sclera, koroid, dan lapisan fotosensitif ke epitel berpigmen, menahan robekan ketika retina dapat melekat kembali ke jaringan pendukung dibawahnya, maka fungsi fisiologis normalnya dapat dikembalikan.
• Repair of complex retinal detachment.mp4
• Retinal Detachment.mp4
PENCEGAHAN
• Gunakan kaca mata pelindung untuk mencegah terjadinya trauma pada mata.
• Penderita diabetes sebaiknya mengontrol kadar gula darahnya secara seksama.
• Jika anda memiliki risiko menderita ablasio retina, periksakan mata minimal setahun sekali
KOMPLIKASI
• Komplikasi pembedahan pada ablasi retina akan menimbulkan perubahan fibrotik pada vitreous (vitreoretinopati proliferatif/ PVR), PVR dapat menyebabkan traksi pada retinadan ablasi retina lebih lanjut.
• Penurunan ketajaman penglihatan dan kebutaan merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada ablasio retina. Penurunan penglihatan terhadap gerakan tangan atau persepsi cahaya (light perception) adalah komplikasi yang sering dari ablasio retina jika melibatkan makula ( ilyas, 2013 ).
ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan Keperawatan.docx
APLIKASI TEORI.docx
top related