presentasi pengembangan kurikulum

Post on 25-Jun-2015

3.735 Views

Category:

Documents

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Dipresentasikan Oleh:

Sarijo (1023011054)

Cahyono Eko S. (0923011009)

MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKANFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2011

Prinsip-Prinsip Pengembangan

KurikulumPengembang

Kurikulum

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Artikulasi dan Hambatan

Model-Model Pengembangan

Kurikulum

PENGEMBANGAN KURIKULUM

Prof. DR. Nanasyaodih Sukmadinata

Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

o RELEVANSI o FLEKSIBILITASo KONTINUITASo PRAKTISo EFEKTIFITAS

PRINSIP UMUM

o TUJUAN PENDIDIKANo ISI PENDIDIKANo PROSES PEMBELAJARANo MEDIA DAN ALAT PELAJARANo KEGIATAN PENILAIAN.

PRINSIP-PRINSIP UMUM PENGEMBANGAN KURIKULUM

RELEVANSI

FLEKSIBILITAS

KONTINUITAS

PRAKTIS

EFEKTIFITAS

Internal: Komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi).

Eksternal: Epistomologis tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Psikologis tuntutan dan potensi peserta didik. Sosilogis tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat

PRINSIP-PRINSIP UMUM PENGEMBANGAN KURIKULUM

RELEVANSI

FLEKSIBILITAS

KONTINUITAS

PRAKTIS

EFEKTIFITAS

Mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat

luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan

penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi

tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.

PRINSIP-PRINSIP UMUM PENGEMBANGAN KURIKULUM

RELEVANSI

FLEKSIBILITAS

KONTINUITAS

PRAKTIS

EFEKTIFITAS

Kesinambungan, baik secara vertikal, maupun

secara horizontal.

Pengalaman-pengalaman belajar memperhatikan

kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.

PRINSIP-PRINSIP UMUM PENGEMBANGAN KURIKULUM

RELEVANSI

FLEKSIBILITAS

KONTINUITAS

PRAKTIS

EFEKTIFITAS

Mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat

sederhana dan biayanya juga murah.

Prinsip ini juga disebut prinsip efisiensi yakni

mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-

sumber lain yang ada secara optimal, cermat

dan tepat sehingga hasilnya memadai.

PRINSIP-PRINSIP UMUM PENGEMBANGAN KURIKULUM

RELEVANSI

FLEKSIBILITAS

KONTINUITAS

PRAKTIS

EFEKTIFITAS

Mengusahakan agar kegiatan pengembangan

kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan

yang sia-sia, baik secara kualitas

maupun kuantitas.

PRINSIP-PRINSIP KHUSUSPENGEMBANGAN KURIKULUM

TUJUAN PENDIDIKAN

ISI PENDIDIKAN

PROSES PEMBELAJARA

N

MEDIA & ALAT PELAJARAN

KEGIATAN PENILAIAN

Perumusan tujuan pendidikan

bersumber pada:

1) Ketentuan/kebijaksanaan

pemerintah

2) Survei

3) Pengalaman negara lain

4) Penelitian (reseach)

PRINSIP-PRINSIP KHUSUSPENGEMBANGAN KURIKULUM

TUJUAN PENDIDIKAN

ISI PENDIDIKAN

PROSES PEMBELAJARA

N

MEDIA & ALAT PELAJARAN

KEGIATAN PENILAIAN

Pemilihan isi kurikulum perlu mempertimbangkan:1) Perlu penjabaran tujuan

pembelajaran ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana.

2) Isi bahan harus mencakup segi kognitif, afektif dan psikomotor.

3) Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.

PRINSIP-PRINSIP KHUSUSPENGEMBANGAN KURIKULUM

TUJUAN PENDIDIKAN

ISI PENDIDIKAN

PROSES PEMBELAJARA

N

MEDIA & ALAT PELAJARAN

KEGIATAN PENILAIAN

Pemilihan proses pembelajaran1) Kesesuaian 2) Kegiatan yang bervariasi3) Urutan kegiatan bertingkat.4) Mencapai tujuan kognitif, afektif

dan psikomotor.5) Apakah lebih mengaktifkan siswa6) Mendorong kemampuan baru7) Menimbulkan hubungan luar

sekolah.8) Menekankan “learning by doing”

di samping “learning by seeing and knowing”.

PRINSIP-PRINSIP KHUSUSPENGEMBANGAN KURIKULUM

TUJUAN PENDIDIKAN

ISI PENDIDIKAN

PROSES PEMBELAJARA

N

MEDIA & ALAT PELAJARAN

KEGIATAN PENILAIAN

Didukung media & alat2 bantu pembelajaran:1) Ketersediaan alat/media

pembelajaran.2) Pembuatan alat/media 3) Pengorganisasian alat

dalam bahan ajar4) Pengintegrasian dalam

keseluruhan kegiatan belajar.5) Hasil yang terbaik akan

diperoleh degan menggunakan multi media.

PRINSIP-PRINSIP KHUSUSPENGEMBANGAN KURIKULUM

TUJUAN PENDIDIKAN

ISI PENDIDIKAN

PROSES PEMBELAJARA

N

MEDIA & ALAT PELAJARAN

KEGIATAN PENILAIAN

1) Penyusunan alat penilaian (test).langkahnya: merumusan tujuan (kognitif, afektif dan psikomotor), diuraikan ke dalam bentuk tingkah laku murid yang dapat diamati, dihubungkan dengan bahan ajar, menuliskan butir-butir test.

2)Memperhatikan: Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang akan ditest? waktu, bentuk dan jumlah butir test yang perlu disusun?

3)Pengolahan hasil test memperhatikan:Norma apa yang digunakan dalam pengolahan hasil test tersebut, Apakah digunakan formula guessing? Bagaimana pengubahan skor ke dalam kor masak, Skor standar apa yang digunakan, Untuk apakah hasil-hasil test digunakan.

PENGEMBANG KURIKULUM

Dalam mengembangkan suatu kurikulum banyak pihak yang turut berpartisipasi, yaitu: Administrator pendidikan, Ahli pendidikan, Ahli kurikulum, Ahli bidang ilmu pengetahuan, Guru dan Orang tua murid serta tokoh masyarakat.

Administrator, guru dan orang tua adalah pihak-pihak yang secara terus-menerus turut terlibat dalam pengembangan kurikulum.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA

PENGEMBANGAN KURIKULUM

1. PERGURUAN TINGGI : Pengembang ilmu pengetahuan dan pengembang LPTK

2. MASYARAKAT : Sekolah harus melayani aspirasi masyarakat (terutama dunia usaha sangat berpengaruh )

3. SISTEM NILAI : nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat harus terintegrasi dalam kurikulum.

Artikulasi dan HambatanPengembangan Kurikulum

Artikulasi dalam pendidikan berarti“Kesatupaduan dan koordinasi segala pengalaman belajar”.

Untuk merealisasikan artikulasi kurikulum, perlu:1. meneliti kurikulum secara menyeluruh2. membuang hal-hal yang tidak diperlukan,3. menghilangkan duplikasi,4. merevisi metode serta isi pembelajaran,5. mengusahakan perluasan dan

kesinambungan kurikulum.

Hambatan-hambatan Pengembangan Kurikulum: Guru kurang berpartisipasi dalam

pengembangan kurikulum, yaitu: kurang waktu, kekurangsesuaian pendapat, baik antara sesama guru maupun dengan kepala sekolah dan administrator, dan karena kemampuan dan pengetahuan guru itu sendiri.

Kurangnya dukungan masyarakat baik dalam pembiayaan dan kurangnya umpan balik terhadap sistem pendidikan atau kurikulum yang sedang berjalan.

Untuk pengembangan kurikulum, apalagi yang berbentuk eksperimen baik metode, isi atau sistem secara keseluruhan membutuhkan biaya yang sering tidak sedikit.

MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

1. The Administrative Model2. The Grass Roots Model3. Beauchamp’s System4. The Demonstration Model5. Taba’s Inverted Model6. Roger’s Interpersonal Relations

Model7. The Systematic Action-research

Model8. Emerging Technical Models

The Administrative Model

TIM PENGARAH

PENGEMBANG KURIKULUM

TIM KERJAPENGEMBANG KURIKULUM

ADMINISTRASI/PEMERINTAH

PUSAT

ANGGOTANNYA: Pejabat Dibawahnya, Para Ahli Pendidikan, Ahli Kurikulum, Ahli Disiplin Ilmu, Tokoh Dunia Kerja

TUGASNYA: Merumuskan, konsep Dasar, Landasan-landasan, Kebijakan & Strategi Utama dlm Pengembangan Kurikulum

ANGGOTANNYA: Para Ahli Pendidikan, Ahli Kurikulum, Ahli Disiplin Ilmu, Perguruan Tinggi, Guru Senior

TUGASNYA: Menyusun Kurikulum sesungguhnya yang kebih operasional, menjabarkan konsep dn kebijakan dasar Tim Pengarah

Hasilnya dikaji uang Tim Pengarah

MONITORING, PENGAWASAN, DAN

BIMBINGAN

Setelah penyempurnaan dan dinilai telah cukup baik,

administrator menetapkan berlakunya kurikulum

The Grass Roots Model

Lawan dari The Administrative Model. Inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum, bukan datang dari atas tetapi dari bawah, yaitu guru-guru atau sekolah.

Pengembangan atau penyempurnaan berkenaan suatu komponen kurikulum, satu atau beberapa bidang studi ataupun seluruh bidang studi dan seluruh komponen kurikulum.

Hal itu didasarkan bahwa guru adalah perencana, pelaksana, dan juga penyempurna dari pembelajaran di kelasnya. Gurulah yang paling tahu kebutuhan kelasnya, oleh karena itu gurulah yang paling kompeten menyusun kurikulum bagi kelasnya.

Pengembangan kurikulum yang bersifat grass roots, mungkin hanya berlaku untuk bidang studi tertentu atau sekolah tertentu, tetapi mungkin pula dapat digunakan untuk seluruh bidang studi pada sekolah atau daerah lain.

Pengembangan kurikulum yang bersifat desentralistik dengan model grass rootsnya, memungkinkan terjadinya kompetisi dalam meningkatkan mutu dan sistem pendidikan, yang pada gilirannya akan melahirkan manusia-manusia yang lebih mandiri dan kreatif.

Beuchamsp’s System

Menetapkan arena atau lingkup wilayah

Menetapkan Personalia

Organisasi & ProsedurPengembangan Kurikulum

Implementasi Kurikulum

Evaluasi Kurikulum

Evaluasi pelaksanaan kurikulum oleh guru, Desain Kurikulum, evaluasi hasil belajar siswa, Evaluasi

dari keseluruhan kurikulum.

1) Membentuk tim pengembang kurikulum

2) Mengadakan peniliaan atau penelitian terhadap kurikulum yg ada dan yang sedang digunakan

3) Studi penjajagan kemungkinan penyusunan kurikulum baru

4) Merumuskan kriteria-kreteria bagi penetuan kuirkulum baru

5) Penyusunan dan penulisan kurikulum baru

Ahli kurikulum pusat pengembangan kurikulum, ahli

pendidikan perguruan tinggi/sekolah dan guru-guru

terpilih,profesional dalam sistem

pendidikan,Profesional lain dan tokoh

masyarakat

The Demonstration Model

Model ini pada dasarnya bersifat grass roots, yang datang dari bawah.

Bedanya pada model pengembangan kurikulum ini adalah murni dari orang-orang yang berada dalam suatu sekolah tanpa campur tangan oleh pemerintah.

Model ini diprakarsai oleh guru atau sekelompok guru yang bekerja sama dengan ahli yang bermaksud mengadakan perbaikan kurikulum.

Menurut Smith, Stanley dan Shores ada dua variasai dalam model ini yaitu:

pertama, sekelompok guru dari suatu sekolah atau beberapa sekolah ditunjuk oleh pengambil kebijaksaan untuk melakukan percobaan tentang salah satu atau beberapa segi/komponen kurikulum

kedua, beberapa orang guru merasa kurang puas dengan kurikulum yang ada, kemudian mereka mencoba mengadakan penelitian, perbaikan dan pengembangan sendiri.

Ada beberapa kebaikan model ini:1. Karena kurikulum disusun dan dilaksanakan

dalam situasi tertentu yang nyata, maka akan dihasilkan kurikulum yang lebih praktis.

2. Perubahan/penyempurnaan kurikulum dalam skala kecil/aspek tertentu yang khusus, sedikit sekali ditolak administrator, dibanding secara menyeluruh.

3. Pengembangan dalam skala kecil dengan model demontrasi dapat menembus hambatan yang sering dialami yaitu dokumentasinya bagus tapi pelaksanaannya tidak ada.

4. Model ini menempatkan guru sebagai pengambil inisiatif dan nara sumber yang dapat menjadi pendorong bagi administrator untuk mengembangkan program baru.

Kelemahan model ini:

Bagi guru-guru yang tidak turut berpartisipasi dalam pengembangan, mereka akan menerimanya dengan engan-engan, dalam keadaan terburuk mungkin akan terjadi apatisme.

Taba’s Inverted Model

Menurut Taba pengembangan model ini lebih mendorong inovasi dan kreativitas guru-guru,

karena bersifat induktif, yang merupakan inverse atau arah terbalik dari model tradisional.

Cara-cara lama/deduktif, antara lain:1. Penentuan prinsip-prinsip dan

kebijaksanaan dasar2. Merumuskan desain kurikulum yang

berisifat menyeluruh didasarkan atas komitmen-komitmen tertentu

3. Menyusun unit-unit kurikulum sejalan dengan desain yang menyeluruh

4. Melaksanakan kurikulum di dalam kelas

Model Taba terdiri dari lima langkah yaitu:

1. Mengadakan unit-unit eksprimen bersama guru-guru, unit yang dieksprimen meliputi: mendiagnosis kebutuhan, merumuskan tujuan-tujuan khusus, memilih isi, mengorganisasi isi, memilih pengalaman belajar, mengorganisasi pengalaman belajar, mengevaluasi dan melihat sekuens dan keseimbangan.

2. Menguji unit eksprimen, yang bertujuan untuk mengetahui validitas, keperaktisan serta serta kelayakan penggunaannya.

3. Mengadakan revisi dan konsolidasi (tahap perbaikan dan penyempurnaan serta penarikan kesimpulan).

4. Pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum yang dilakukan untuk mengetahui apakah konsep-konsep dasar atau landasan-landasan teori yang dipakai sudah masuk atau sesuai.

5. Implementasi dan disemenasi

Roger’s Interpersonal Relations Model

Roger: Bahwa manusia berada dalam proses perubahan (becoming, developing, changing), mempunyai kekuatan dan potensi untuk berkembang sendiri, tetapi karena hambatan-hambatan tertentu ia membutuhkan orang lain untuk membantu memperlancar/mempercepat perubahan tersebut.

• Pendidikan merupakan upaya memperlancar dan mempercepat perubahan ke arah perkembangan. Guru/pendidik bukan pemberi informasi apalagi penentu perkembangan anak, mereka hanyalah pendorong dan pemelancar perkembangan anak.

LANGKAH-LANGKAH ROGERPartisipasi

Guru Dalam Pengalaman

Kelompok Yang Intensif

Pengembangan Pengalaman Kelompok Yg

Intensif Untuk Satu Kelas/Unit Pelajaran

Partisipasi Orang Tua

Dalam Kegiatan

Kelompok

Adanya kesediaan dari pejabat pendidikan untuk ikut dalam

kegiatan kelompok yang intensif. Selama satu minggu para pejabat

pendidikan/administrator melakukan kegiatan kelompok dalam suasana

yang relaks, tidak formal

Pemilihan Target Dari

Sistem Pendidikan

LANGKAH-LANGKAH ROGERPartisipasi

Guru Dalam Pengalaman

Kelompok Yang Intensif

Pengembangan Pengalaman Kelompok Yg

Intensif Untuk Satu Kelas/Unit Pelajaran

Partisipasi Orang Tua

Dalam Kegiatan

Kelompok

Partisipasi guru dalam pengalaman kelompok yang intensif. Guru dan pejabat pendidikan bersama-sama mengikuti kegiatan kelompok yang

intesif, dari pertemuan tersebut diperoleh hal-hal yang merupakan ide-ide dalam pengembangan kurikulum di

lapangan

Pemilihan Target Dari

Sistem Pendidikan

LANGKAH-LANGKAH ROGERPartisipasi

Guru Dalam Pengalaman

Kelompok Yang Intensif

Pengembangan Pengalaman Kelompok Yg

Intensif Untuk Satu Kelas/Unit Pelajaran

Partisipasi Orang Tua

Dalam Kegiatan

Kelompok

Pengembangan pengalaman kelompok yang intensif untuk satu kelas atau unit

pelajaran. Siswa dilibatkan dalam pertemuan kelompok intensif antara

pejabat pendidikan dan guru

Pemilihan Target Dari

Sistem Pendidikan

LANGKAH-LANGKAH ROGERPartisipasi

Guru Dalam Pengalaman

Kelompok Yang Intensif

Pengembangan Pengalaman Kelompok Yg

Intensif Untuk Satu Kelas/Unit Pelajaran

Partisipasi Orang Tua

Dalam Kegiatan

Kelompok

Partisipasi orang tua dalam kegiatan kelompok, artinya orang tua telibat juga dalam kegiatan intensif kelompok

tersebut

Pemilihan Target Dari

Sistem Pendidikan

The Systematic Action-Research Model

Model ini didasarkan pada asumsi bahwa Perkembangan Kurikulum Merupakan Perubahan Sosial.

Sesuai dengan asumsi tersebut model ini menekankan pada: hubungan insani, sekolah dan organisasi masyarakat, dan wibawa dari pengetahuan profesional.

The Systematic Action-Research Model

Mengkaji masalah kurikulum, berupa pengumpulan data menyeluruh, dan mengidentifikasi faktor-faktor, kekuatan dan kondisi yang mempengaruhi masalah.

Implementasi tindakan pertama, segera diikuti dengan pegumpulan data dan fakta, yang berfungsi

sbg bahan: evaluasi tindakan, pemahaman masalah yg dihadapi, untuk menilai kembali dan mengadakan modifikasi, dan acuan menentukan

tindakan lebih lanjut.

Emerging Technical Model

Perkembangan bidang teknologi dan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai efesiensi dan efektivitas dalam bisnis, juga mepengaruhi perkembangan model-model kurikulum.

Tumbuh kecenderungan-kecenderungan baru yang didasarkan atas hal itu, di antaranya::• The berhavioral Analisys

model• The system analisys model• The Computer-Based Model

1.The

behavioral Analisys model

2.The system

analisys model

3.The

Computer-Based Model

Menekankan penguasaan prilaku atau kemampuan.

Suatu kemampuan atau prilaku yang kompleks diuraikan menjadi prilaku-prilaku

yang sederhana, yang tersusun secara hirarkis.

1.The

behavioral Analisys model

2.The system

analisys model

3.The

Computer-Based Model

Berasal Dari Gerakan Efesiensi Bisnis.

1. Menentukan spesifikasi perangkat hasil belajar yang harus dikuasai siswa.

2. Menyusun instrumen untuk menilai ketercapaian-ketercapaian hasil belajar yang harus dikuasai siswa.

3. Mengedintifikasi tahap-tahap ketercapaian hasil serta perkiraan biaya yang diperlukan

4. Membandingkan biaya dan keuntungan dari beberapa program pendidikan.

1.The

behavioral Analisys model

2.The system

analisys model

3.The

Computer-Based Model

Model Pengembangan Kurikulum Dengan Memanfaatkan Komputer.

Pengembangan dimulai dengan mengidentifikasi seluruh unit-unit kurikulum, tiap unit kurikulum telah memiliki rumusan tentang hasil-hasil yang diharapkan. Setelah diadakan pengelolaan disesuaikan dengan kemampuan dan hasil-hasil yang dicapai siswa disimpan dalam komputer.

T H A NK

YO U

top related