jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4
Post on 16-Apr-2017
117 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORI
Untuk mengembangkan aplikasi RFID untuk otomatisasi Billing Warnet,
kita harus mengetahui dasar dari tiap hardware dan software pendukung aplikasi
yang dibuat berdasarkan penggunaannya. Dalam realisasi sistem ini, penulis
menggunakan modul ID-12 innovations sebagai RFID Reader, converter serial
RS232, ATMEGA 89S51, database dengan Delphi 7.
2.1 Tinjauan Pustaka
Sistem RFID (Radio Frequency Identification) merupakan suatu tipe
sistem identifikasi otomatis yang menggunakan frekuensi radio untuk
mengidentifikasi suatu barang atau manusia. Proses transmisinya dilakukan oleh
peralatan portable yang disebut tag atau transponder, yang dibaca oleh suatu
reader RFID dan diproses menurut kebutuhan dari aplikasi tertentu. Banyak
aplikasi-aplikasi yang telah diperoleh dari penggunaan RFID. Seperti pada sistem
absensi menggunakan RFID, proses kunci kamar hotel menggunakan RFID,
penggunaan RFID untuk peminjaman di perpustakaan, dan sebagainya.
Dari beberapa dari penggunaan aplikasi RFID tersebut, RFID juga dapat
diaplikasikan untuk otomatisasi billing pada warnet. Dengan membuat sebuah
usaha warnet yang lebih ekonomis, meningkatkan pelayanan yang lebih
terkomputerisasi, dan meningkatkan keamanan pemakaian PC.
Beberapa penggunaan RFID yang berhasil penulis temukan dalam literatur
(Tugas/Proyek Akhir) lingkungan Politeknik Negeri Bandung diantaranya :
1. Yudha Gunawan, 2011. Merealisasikan RFID untuk pembuatan e-KTP
berbasis jaringan Ethernet. Dimana reader e-KTP tersebut mampu
membaca data tag RFID sejauh 12 cm secar contactless. Data yang terbaca
di reader akan dikirimkan ke sever melalui jaringan Ethernet. Dalam
pengiriman dan penerimaan data dari atau menuju server menggunakan
protocol TCP (transport control protocol) dengan cara kerja adalah
connection oriented (membangun hubungan terlebih dahulu) sehingga data
akan dikirim jika koneksi telah terbangun. Data balasan dari server akan
ditampilkan menggunakan LCD.
2. Sentanu Eddy, 2010. Merealisasikan RFID untuk pembuatan sistem
absensi perkuliahan berbasisi jaringan dengan media transmisi WIFI
berbasis jaringan. Alat ini terhubung dengan server yang berisi database
mahasiswa melalui media transmisi WIFI pada frekuensi 2,4 GHz. System
ini dapat mengambil data dari tag RFID yang berisi kode mahasiswa
kemudian mengolahnya dan mentransmisikan kembali ke server dan
menerima kembali autentikasi yang dikirimkan oleh server untuk
ditampilkan ke LCD dalam baud rate yang sama yaitu 9600 simbol per
detik.
Tugas akhir yang penulis implementasi dan realisasikan mempunyai
perbedaan di bidang pengaplikasian RFID yaitu pada Otomatisasi billing warnet.
Dimana sebuah warnet tidak menggunakan Operator untuk mengaktifkan
komputer pelanggan. Tag RFID akan digunakan sebagai ID pelanggan , alat untuk
pembayaran atau billing dan pengaktifan Monitor pelanggan yang akan dibaca
oleh reader RFID. Data tersebut akan disimpan di database komputer server.
2.2 RFID (Radio Frequency Identification)
Sistem RFID merupakan suatu tipe sistem identifikasi otomatis yang
bertujuan untuk memungkinkan data ditransmisikan oleh peralatan portable yang
disebut tag, yang dibaca oleh suatu reader RFID dan diproses menurut kebutuhan
dari aplikasi tertentu. Alat ini memanfaatkan frekuensi radio untuk identifikasi
otomatis terhadap obyek-obyek atau manusia.
RFID adalah teknologi penangkapan data yang dapat digunakan secara
elektronik untuk mengidentifikasi, melacak dan menyimpan informasi yang
tersimpan dalam tag RFID. RFID menggunakan komunikasi gelombang radio
untuk secara unik mengidentifikasi objek atau seseorang. Identifikasi RFID tidak
hanya sekedar kode identifikasi saja namun data tersebut yang dibawa dapat
ditulis dan diperbarui kedalam tag dalam kondisi bergerak (pada RFID R/W).
Ketika suatu RFID tag melewati suatu zone elektromagnetis, maka dia akan
mendeteksi sinyal aktivasi yang dipancarkan oleh si reader. Reader akan men-
decode data yang ada pada tag dan kemudian data tadi akan diproses oleh
komputer. Barcode dan RFID sangat mirip, keduanya ditujukan untuk identifikasi
yang cepat dan dapat diandalkan, serta kemampuan pelacakan. Di bawah ini
adalah persamaan dari Barcode dan RFID :
Mengurangi petugas dan Human Error
Mempermudah pemeliharaan data
Teknologi untuk otomasi proses dan meningkatkan manajemen
proses.
Selain persamaan Barcode dan RFID juga memiliki perbedaan. Perbedaan
utama antara kedua teknologi tersebut terletak pada scan dan detail pembacaan.
Teknologi barcode membaca label dengan laser optic, sedangkan teknologi RFID
membaca label dengan sinyal frekuensi radio. Selain itu barcode hanya mampu
membaca jenis dari suatu obyek, sedangkan RFID mampu membaca dengan detail
nomor seri dari jenis yang dimaksud secara detail dan spesifik . Frekuensi radio
yang digunakan pun bervariasi. Teknologi yang terakhir RFID dapat bekerja pada
frekuensi 2.45 GHz. Namun, secara umum frekuensi yang digunakan adalah 125
KHz – 134 KHz dan 13,56 MHz.
Frekuensi yang digunakan ini berdasarkan penggunaan RFID dalam
lingkungan tertentu, selain itu frekuensi kerja yang digunakan berlaku untuk
reader dan juga tag, sehingga 2 atau lebih tag dengan frekuensi yang berbeda
tidak dapat digunakan oleh satu reader yang sama. RFID segera mendapat
perhatian karena kemampuannya untuk melacak objek-objek bergerak. Seiring
semakin canggihnya teknologi, semakin meluas pula penggunaan tag RFID.
Secara garis besar sistem-sistem RFID dapat dikelompokkan menjadi empat
kategori sebagai berikut:
Sistem EAS (Electronic Article Surveillance)
Umumnya digunakan pada toko-toko untuk menyensor ada tidaknya suatu item.
Produk-produk diberi tag dan reader berantena besar ditempatkan dimasing-
masing pintu keluar toko untuk mendeteksi pengambilan item secara ilegal.
Sistem Portable Data Capture
Dicirikan oleh penggunaan reader RFID yang portabel yang memungkinkan
sistem ini digunakan dalam setting yang bervariasi.
Sistem Networked
Dicirikan oleh posisi reader yang tetap yang terhubung secara langsung ke suatu
sistem manajemen informasi terpusat, sementara transponder berada pada orang
atau item-item yang dapat dipindahkan.
Sistem Positioning
Digunakan untuk identifikasi lokasi item-item atau kendaraan. Sebagai suksesor
dari barcode, RFID dapat melakukan kontrol otomatis untuk banyak hal. Sistem-
sistem RFID menawarkan meningkatan efisiensi dalam pengendalian inventaris
(inventory control), logistik dan manajemen rantai suplai (supply chain
management).
2.2.1 Cara Kerja RFID
RFID memiliki 2 komponen penting yaitu tag dan reader. Dari kedua
komponen tersebut tag akan mengirim data melalui frekuensi radio dan reader
akan membacanya. Tetapi terkadang kita bingung dimana letak dari sumber catu
daya nya. Label tag RFID yang tidak memiliki baterai antenalah yang berfungsi
sebagai pencatu sumber daya dengan memanfaatkan medan magnet dari pembaca
(reader) dan memodulasi medan magnet. Kemudian digunakan kembali untuk
mengirimkan data yang ada dalam tag label RFID. Data yang diterima reader
diteruskan ke database host computer.
Reader mengirim gelombang elektromagnet, yang kemudian diterima oleh
antena pada label tag RFID. Label RFID mengirim data biasanya berupa nomor
serial yang tersimpan dalam label, dengan mengirim kembali gelombang radio ke
reader. Informasi dikirim ke dan dibaca dari label RFID oleh reader menggunakan
gelombang radio.
Dalam sistem yang paling umum yaitu sistem pasif, reader memancarkan
energi gelombang radio yang membangkitkan label RFID dan menyediakan
energi agar beroperasi. Sedangkan sistem aktif, baterai dalam label digunakan
untuk memperoleh jangkauan operasi label RFID yang efektif, dan fitur
tambahan penginderaan suhu. Data yang diperoleh / dikumpulkan dari label RFID
kemudian dilewatkan / dikirim melalui jaringan komunikasi dengan kabel atau
tanpa kabel ke sistem komputer seperti pada Gambar 2.1 yang kemudian akan
diolah di database sesuai dengan aplikasi yang digunakan.
Antena akan mengirimkan melalui sinyal frekuensi radio dalam jarak yang
relative dekat. Dalam proses transmisi tersebut terjadi 2 hal:
Antena melakukan komunikasi dengan transponder
Antena memberikan energi kepada tag untuk berkomunikasi (untuk tag
yang sifatnya pasif)
Ini adalah kunci kehebatan teknologi RFID. Sebuah tag yang dipasang
tidak menggunakan sumber energi seperti baterai sehingga dapat digunakan dalam
waktu yang sangat lama. Antena bisa dipasang secara permanen (walau saat ini
tersedia juga yang portable). Bentuknya pun beragam sekarang sesuai dengan
keinginan kita. Pada saat tag melewati wilayah sebaran antena, alat ini kemudian
mendeteksi wilayah scanning. Selanjutnya setelah terdeteksi maka chip yang ada
di tag akan ”terjaga” untuk mengirimkan informasi kepada antena.
Gambar 2. 1 Contoh Sistem RFID
2.2.2 Tag/Transponder RFID
Tag/Transponder RFID adalah perangkat yang menyimpan informasi untuk
identifikasi objek. Tag RFID sering juga disebut sebagai transponder, seperti pada
gambar 2.2 . Prinsip kerja yang berada dalam tag atau label RFID bila didekatkan
pada transceiver atau reader RFID akan memantulkan gelombang radio yang
selalu dipancarkan oleh transceiver. Gelombang tersebut akan diubah dari AC ke
DC sehingga dihasilkan tegangan VDD dan VSS.
Selain memisahkan tegangan, sinyal yang ditangkap dihilangkan clocknya
dan dibaca data yang ada di dalam memory array yang berisi data 10 byte. Data
tersebut (10 byte) dilakukan checksum oleh data encoder dan dihasilkan 2 byte
tambahan berisi checksum dari 10 byte data yang tadi. Kemudian sinyal tersebut
kembali dimodulasikan oleh rectifier dalam tag sehingga terbaca kembali oleh
transceiver.
Pada transciever, sinyal yang berisi data dari memory array yang masuk
kemudian didemodulasi oleh transciever. Dalam hal ini, transciever sebagai
generator sinyal dan demodulator dibantu oleh antena mengambil data
keseluruhan (beserta header) kemudian dikonversi menjadi data serial untuk
kemudian diolah ke komputer atau ke perangkat lain yang beroperasi dalam
kondisi serial TTL seperti mikrokontroler. Tag RFID ada dua jenis yaitu tag aktif
dan tag pasif.
Gambar 2. 2 Tag RFID
Tabel 2. 1 Perbedaan Tag Aktif dan Tag Pasif
Tag Aktif Tag Pasif
Sumber daya tag Internal pada tag Daya dikirim menggunakan RF
dan Reader
Baterai di dalam tag Ya Tidak
Kekuatan sinyal yang
dibutuhkan dari reader
ke label
Rendah Tinggi
Ketersediaan kekuatan
sinyal dari tag ke reader
Tinggi Rendah
Jangkauan Tinggi Rendah
Pembacaan Banyak
label
Ribuan label-dengan
kecepatan 120 km/jam
Beberapa ratus label dengan jarak
sekitar 3 meter
Kesediaan daya Bersifat kontinyu Hanya jangkauan medan reader
2.2.3 RFID Reader
Pada gambar 2.3 menjelaskan bahwa RFID Reader berfungsi mengambil
data yang terdapat pada memori tag. Untuk tag yang pasif, reader
membangkitkan IC pada reader sehingga tag mengirimkan data pada memorinya
ke reader. Untuk tag yang aktif, reader hanya sebagai penerima data memori dari
tag.
Gambar 2. 3 Reader RFID
Reader yang memiliki kemampuan untuk membaca Tag RFID contohnya
ID-12 innovations. Sebuah reader RFID terdiri dari serangkaian sirkit pengirim
dan penerima (transciever) yang terintegrasi dengan antena dan generator pulsa.
Didalam reader RFID terdapat sebuah encoder yang fungsinya sebagai pengolah
sinyal yang masuk ke reader dan mengkonversi sinyal tersebut kedata serial untuk
dapat dibaca oleh perangkat lain seperti komputer maupun mikrokontroler.
2.2.4 Format data
Output yang memiliki format ASCII memiliki struktur sebagai berikut:
Tabel 2. 2 Format Data ASCII
Contoh data output dari RFID:
☻041A21EE34E5♥
Keterangan:
☻ = 02 ASCII (header)
♥ = 03 ASCII (penutup)
E5 = Checksum
Checksum adalah hasil dari operasi aritmatika ‘Exclusive OR’ (XOR) dari
kesepuluh data heksadesimal berformat ASCII pada memori. Checksum
digunakan untuk memeriksa bahwa keseluruhan data benar dengan mengoreksi
kembali data yang diterima dan dibandingkan dengan checksum, hasilnya harus
sama. Untuk mendapatkan hasil checksum dari kesepuluh data tersebut, tiap byte
data dikonversi menjadi biner terlebih dahulu kemudian dilakukan operasi XOR
satu per satu. Hasilnya dikonversi kembali ke heksadesimal. Dari contoh karakter
ASCII tadi bila bias kita lihat bahwa checksum bernilai E5, nilai checksum
tersebut didapatkan dengan langkah-langkah operasi XOR dibawah ini:
04hex ⊕ 1Ahex ⊕ 21hex ⊕ EEhex ⊕ 34hex = E5hex
0x02
(1byte)
Data ASCII Hex 10
byte (10bytes)
2 karakter ASCII
Checksum (2byte)
CR
(1byte)
LF
(1byte)
0x03
(1byte)
Hasil checksum disatukan dengan data diakhir pembacaannya. Dalam
pembacaan RFID kebanyakan data checksum ini juga disertakan sebagai data dari
RFID sehingga keseluruhan pembacaan menjadi 12 byte.
2.3 Komunikasi Serial RS232
Dua cara komunikasi data secara serial, yaitu komunikasi data serial
sinkron dan asinkron. Pada komunikasi data serial sinkron, clock dikirimkan
secara bersama-sama dengan data serial, sedangkan pada komunikasi data serial
asinkron, clock tidak dikirimkan bersama data serial tetapi dibangkitkan secara
sendiri-sendiri baik pada sisi pengirim (transmitter) maupun pada sisi penerima
(receiver). Ada dua hal pokok yang diatur standar RS232, yaitu bentuk sinyal dan
level tegangan yang dipakai dan penentuan jenis sinyal dan konektor yang
dipakai, serta susunan sinyal pada kaki-kaki di konektor. Kaki-kaki port serial
seperti gambar 2.4 di bawah ini :
2.4 Mikrokontroler AT89S51
Mikrokontroler AT89S51 merupakan salah satu jenis mikrokontroler
CMOS 8 bit dengan 4 kbytes In-System Programmable (ISP) flash memori.
Mikrokontroler ini termasuk keluarga MCS51 yang memiliki spesifikasi sebagai
berikut :
32 jalur I/O yang dapat deprogram
Tegangan kerja 4 - 5,5 V
Gambar 2. 4 Port Serial Male
Bekerja dengan rentang frekuensi 0 – 33 MHz
128 x 8 bit RAM Internal
2 buah 16 bit timer/counter
6 Sumber Interrupt
Saluran Full Duplex Serial UART
Dua data pointer
Gambar 2.5 adalah gambar dari susunan pin IC AT89S51 :
Fungsi pin-pin dari mikrokontroler adalah sebagai berikut :
Port 1
Pin 1 sampai 8 (port 1) merupakan port I/O parallel 8 bit dua arah
(bidirectional) yang dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan
pengontrolan.
Reset
Pin 9 (reset) adalah masukan reset (aktif tinggi). Pulsa transisi dari rendah
ke tinggi akan me-reset AT89S51. Pin ini dibandingkan dengan rangkaian
power on reset.
Port 3
Gambar 2. 5 Susunan Pin AT89S51
Pin 10 hingga 17 (port 3) adalah port pararel 8 bit dua arah yang memiliki
fungsi pengganti. Fungsi pengganti meliputi TxD (transmit data), RxD
(receive data), Int 0 (interrupt 0), T0 (Timer 0), T1(Timer 1), WR (write),
dan RD (read). Bila fungsi pengganti tidak dipakai, pin-pin dapat
digunakan sebagai port paralel 8 bit serbaguna.
XTAL
Pin 18 (XTAL 1) adalah pin masukan ke rangkaian osilator internal,
sebuah osilator kristal atau sumber osilator luar dapat digunakan. Pin 19
(XTAL 2) adalah pin keluaran ke rangkaian osilator internal. Pin ini
digunakan menggunakan osilator kristal.
Port 2
Pin 21 sampai 28 (port 2) adalah port parallel 8 bit dua arah (bidirectional)
yang mempunyai fungsi seperti port 1.
PSEN (program store enable)
Pin 29 adalah pin PSEN yang merupakan sinyal pengontrol yang
membolehkan program memori eksternal masuk ke dalam bus selama
proses pengambilan instruksi.
Ground
Pin 20 (ground) dihubungkan ke negative atau ground (0 volt).
ALE (Address Latch Enable)
Pin 30 (ALE) digunakan untuk menahan alamat memori eksternal selama
pelaksanaan instruksi.
Port 0
Pin 32 sampai 39 (port 0) merupakan port parallel 8 bit dua arah
(bidirectional).
EA
Pin 31 (EA) bila diberi logic tinggi, maka mikrokontroler akan
melaksanakan seluruh instruksi dari ROM internal. Bila diberi logic
rendah, maka mikrokontroler akan melaksanakan seluruh instruksi dari
memori program eksternal.
VCC
Pin 40 (vcc) dihubungkan ke +5 Volt.
Gambar 2. 6 Diagram Blok Mikrokontroler AT89S51
2.4.1 Register AT89S51
Register merupakan penampung data sementara yang terletak dalam CPU
Mikrokontroler mempunyai register-register sebagai berikut :
Akumulator
ACC atau akumulator yang menempati lokasi E0h digunakan sebagai
register untuk menyimpan data sementara dalam program, instruksi
mengacunya sebagai register A (bukan ACC)
Register B
Register B (Lokasi F0h) digunakan selama operasi perkalian dan
pembagian, untuk instruksi lain dapat diperlakukan sebagai register
scratch pad lainnya.
Program Status Word (PSW)
Register PSW (Lokasi D0h) yang berisi bit status yang mencerminkan
keadaan mikrokontroler, ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Keterangan :
CY : Bit carry flag
AC : Bit Auxiliary Carry
F0 : Bit flag 0
RS : Bit Register Select
OV : Bit Over Flow
P : Parity
CY AC F0 RS1 RS0 0V - P
Stack Pointer
Register SP atau Stack Pointer (lokasi 81h) merupakan register dengan
panjang 8-bit digunakan dalam proses simpan dan ambil dari/ke stack.
Nilainya akan dinaikkan sebelum data disimpan menggunakan instruksi
PUSH dan CALL.
Data Pointer (DPTR)
Register data pointer atau DPTR merupakan register 16 bit yang terletak
di alamat 82H untuk DPL dan 83H untuk DPH. Biasanya digunakan untuk
mengakses data atau source code yang terletak di memori eksternal.
Program Counter
Merupakan sebuah register 16 bit yang selalu menunjukkan lokasi memori
dari instruksi yang akan diakses.
PCON (Power Control Register)
Register ini terdiri atas SMOD yang digunakan untuk melipat 2 baud rate
dari port serial, 2 buah bit untuk flag fungsi umum pada bit ketiga dan
bitkedua, Power Down (PD) bit dan Idle (IDL) bit.
2.4.2 Komunikasi Serial AT89S51
Merupakan komunikasi dimana pengiriman data dilakukan per bit.
Sehingga lebih lambat dibandingkan komunikasi pararel. Akses ke port Serial
dapat dilakukan secara hardware maupun software. Hardware dapat mengakses
port serial melalui pin TXD (transmit data) dan pin RXD (receive data)
AT89S51. Port serial dapat beroperasi secara full duplex. Ada 2 register khusus
yang member kemampuan bagi software untuk mengakses port serial yaitu SBUF
(serial buffer) dan SCON (serial control). SBUF memiliki 2 buah buffer. Buffer
pertama untuk menyimpan sementara data yang hendak diterima. SCON adalah
bit addressable yang memiliki bit-bit status dan bit-bit control. Bit status
memberitahu bahwa transmisi atau penerimaan data telah dilakukan sedangkan bit
control mengatur mode operasi dari serial port. Register yang digunakan untuk
mengatur komunikasi serial terdapat pada Serial Control (SCON).
2.5 Delphi
Delphi adalah lingkungan pemograman terintegrasi (Integrate
development Environment atau IDE). Delphi bukan bahasa pemrograman, tetapi
perangkat lunak yang menyediakan seperangkat alat/tools untuk membantu
pemrogram dalam menulis program komputer dan delphi menggunakan Object
Pascal sebagi bahasa pemrogramannya. Object Pascal merupakan bahasa pascal
yang diberi tambahan kemampuan untuk menerapkan konsep-konsep OOP
(Object Oriented Programming). Seluruh sintak Object Pascal menggunakan
aturan yang ada didalam pascal, termasuk perintah-perintah dasar seperti control
structures, variabels, array, dan sebagainya.
Peralatan yang disediakan oleh delphi memberikan kemudahan bagi
pemrogram untuk membuat program secara visual (visual programming). Visual
Programming adalah metoda dimana sebagian atau keseluruhan program dibuat
dengan cara menggambarkan tampilan/hasil akhir dan kemudian meminta
beberapa perangkat untuk membuat kode-kode program berdasarkan gambaran
hasil akhir tersebut. Karena program yang dibuat di dalam delphi berjalan di
dalam sistem operasi windows maka kegiatan dilakukan berdasarkan metoda
event-driven programms.
Event-driven programms adalah metoda mengeksekusi kode program
berdasarkan pesan (messages/events) yang diberikan oleh pemakai ataupun oleh
sistem operasi atau program lainnya. Delphi berguna untuk membuat aplikasi
windows, merancang aplikasi berbasis grafis, membuat program berbbasis
jaringan, merancang program .Net, dan sebagainya. Beberapa peralatan/tools
yang disediakan oleh Delphi antara lain :
Code Editor
Form
Object Inspector
Component Pallete
Project Manager
Watch list
Compiler dan Linker
Debugger
Code Explorer
Code diagram
Dan sebagainya
Beberapa keunggulan dari Delphi adalah didalamnya terdapat menu-menu
memudahkan kita untuk membuat suatu proyek program, proses Kompilasi cepat
pada saat aplikasi yang kita buat dijalankan pada Delphi maka secara otomatis
akan dibaca sebagai sebuah program tanpa dijalankan terpisah, mudah digunakan
yaitu source kode delphi merupakan turunan dari pascal sehingga tidak diperlukan
suatu penyesuaian lagi, dan bersifat Multipurphase artinya bahasa pemrograman
Delphi dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai keperluan
pengembangan aplikasi. Gambar 2.7 lingkungan delphi dan beberapa peralatan
yang disediakan oleh delphi.
Gambar 2. 7 Lingkungan Pemerograman Delphi 7
2.5.1 Code Editor
Code Editor merupakan peralatan yang digunakan untuk menuliskan kode-
kode program. Pada bagian ini terdapat 3 bagian utama yaitu bagian paling kiri
yang berisi angka menunjukkan baris dan kolom, modified menunjukkan bahwa
telah terjadi modifikasi terhadap baris program, dan paling kana menunjukkan
status keyboard tentang insert atau over write. Code Editor menyediakan sejumlah
fasilitas penyuntingan (editing) seperti : copy, cut, paste, find, replace, dan
sebagainya. Code Editor mengetahui apakah yang ditulis merupakan perintah
Object Pascal atau bukan dan menampilkan tulisan sesuai dengan tipe / kelompok
tulisan tersebut. Gambar 2.8 memberikan contoh bagaimana Code Editor
membedakan tampilan tulisan sesuai dengan kelompok tulisan. File yang berisi
kode-kode program disimpan dengan nama akhiran .pas.
2.5.2 Form
Form merupakan interface dimana pemrogram meletakkan komponen-
komponen input dan output dan aplikasi akan dibangun. Delphi akan secara
otomatis membuat kode-kode program untuk membuat dan mengatur komponen-
komponen tersebut. Umumnya pada setiap aplikasi ada paling tidak satu buah
form dan form tersebut dijadikan sebagai form utama (Main Form).
Setiap form selalu disimpan dalam 2 buah file, yaitu :
file dengan akhiran .dfm
Gambar 2. 8 Kode Editor
file dengan akhiran .pas
File berakhiran .dfm menyimpan informasi mengenai komponen-komponen yang
ada di dalam form sedangkan file berakhiran .pas menyimpan informasi mengenai
kode-kode program yang berhubungan dengan form tersebut. Tetapi, tidak setiap
file .pas selalu mempunyai pasangan .dfm. Gambar 2.9 memberi contoh
pemakaian Form.
2.5.3 Component Pallete
Component Pallete adalah peralatan yang menyediakan daftar komponen
yang dapat digunakan oleh pemrogram untuk merancang suatu aplikasi. Dalam
komponen pallete semua icon dikelompokkan dalam berbagai komponen sesuai
dengan fungsi dan kegunaannya, seperti gambar 2.10.
Gambar 2. 9 Form Pemrograman
Gambar 2. 10 Komponen Delphi
Tabel 2. 3 Tabel Komponen Pallete
2.5.4 Object Inspector
Object Inspector adalah jendela yang digunakan untuk mengatur tampilan
komponen pada form, misal bagaimana mengubah tulisan button pada command
button menjadi Simpan, atau menghapus tulisan pada label dan mengganti nama
atau memberikan perintah tertentu pada sebuah komponen sehingga ada interaksi
ketika program dijalankan . Object Inspector memberi dua macam peralatan, yaitu
1. Properties
2. Events
Properties adalah peralatan yang digunakan untuk mengatur tampilan
komponen baik itu penggantian nama, warna, jenis huruf, border dan lain-lain.
Sedangkan Events digunakan untuk memberikan fungsi yang lebih detail dari
fungsi sebenarnya dan membuat eventhandler. Event handler adalah prosedur
yang digunakan khusus untuk menanggapi satu event / message tertentu, seperti
gambar 2.11.
2.5.5 Watch List
Watch List merupakan peralatan yang digunakan untuk memeriksa isi satu
variabel atau properti tertentu saat program sedang dieksekusi. Watch List
biasanya digunakan bersamaan dengan Break Points dan Step-by-Step execution
seperti gambar 2.12.
Gambar 2. 11 Object Inspector
Gambar 2. 12 Watch List
2.5.6 Object Tree View
Merupakan sebuah diagram pohon yang menggambarkan hubungan logis
menghubungkan semua komponen yang terdapat dalam suatu proyek program.
Komponen tersebut meliputi form, modul atau frame. Fungsinya digunakan untuk
menampilkan seluruh daftar komponen program dalam sebuah aplikasi program
sesuai dengan penempatannya.
2.5.7 Code Explorer
Gambar 2.13 adalah Jendela yang digunakan untuk menampilkan seluruh
variabel, type dan rountine yang didefenisikan pada sebuah unit.
2.5.8 Code Diagram
Gambar 2.14 di bawah ini merupakan fasilitas pada delphi yang digunakan
untuk mendesain sebuah diagram atas komponen-komponen yang digunakan dalam
suatu rancangan aplikasi.
Gambar 2. 13 Code Explorer
Gambar 2. 14 Code Diagram
2.6 Database Delphi
Database adalah sekumpulan file atau tabel yang saling berhubungan satu
sama lain. Tiap file / tabel terdiri atas sekumpulan data yang mempunyai
karakteristik berbeda. Tiap kumpulan data dengan karakteristik berbeda tetapi
mempunyai kesatuan arti disebut record sedangkan data terkecil dalam record
disebut sebagai field. Tiap field selalu mempunyai informasi tentang :
· Nama field
· Tipe
· Panjang
Bergantung kepada database yang anda gunakan, tiap field juga dapat
mempunyai informasi lain seperti : nilai baku (default value), batasan / aturan
nilai yang dapat disimpan (constraint / rule) dan sebagainya. Field yang menjadi
pembeda antara satu record dengan record lain dalam satu tabel disebut sebagai
field kunci (primary key). Delphi menyediakan berbagai cara untuk
menghubungkan aplikasi anda ke database yang digunakan oleh aplikasi, metoda-
metoda yang dapat digunakan oleh aplikasi untuk berhubungan dengan database
antara lain :
· BDE (Borland Database Engine)
· dbExpress
· ADO
BDE merupakan metoda yang didukung dan dikembangkan oleh Borland
sendiri. BDE menyediakan sejumlah API untuk berhubungan dengan database.
Koneksi database menggunakan BDE bersifat transparan, dimana aplikasi
menggunakan satu prosedur yang sama untuk mengelola database lokal maupun
database remote, bahkan aplikasi tidak perlu diubah / disesuaikan apabila terjadi
perubahan terhadap model database yang digunakan.
BDE menyediakan sejumlah driver untuk berhubungan dengan berbagai
macam database baik database lokal seperti Paradox, Access, DBase dan
sebagainya, maupun database remote seperti MSSQL, Interbase, maupun Oracle.
BDE juga dapat menggunakan driver ketiga melalui ODBC(Open Database
Connectivity) dalam mengakses database, ini berarti BDE dapat menggunakan
database apa saja asalkan paling tidak database tersebut menyediakan driver
ODBC. Pada umumnya setiap komputer yang menggunakan sistem operasi
Windows sudah mempunyai driver ODBC untuk sistem database yang umum
digunakan. Hubungan antara aplikasi terhadap database dilakukan melalui
pemakaian Alias. Alias adalah nama sebutan yang digunakan untuk menyatakan
konfigurasi koneksi ke database tertentu, dengan mengubah konfigurasi pada alias
tersebut maka aplikasi dapat diarahkan kedatabase lain atau bahkan berubah dari
pemakaian database lokal menjadi database remote. Aplikasi database yang
menggunakan BDE hanya dapat dijalankan di komputer yang mempunyai BDE,
itu berarti anda harus melakukan pemasangan (instalasi) BDE pada tiap komputer.
2.6.2 DbExpress
DbExpress merupakan sejumlah driver ringan (lightweight) berupa file .dll
yang dapat digunakan untuk menghubungkan aplikasi ke database. Aplikasi yang
menggunakan dbExpress cukup diinstall bersama dengan driver dari database
yang digunakan, dengan demikian ukuran keseluruhan aplikasi serta metoda
pemasangan menjadi lebih sederhana. dbExpress mempunyai beberapa
keterbatasan, yaitu :
· Hanya dapat digunakan untuk remote database server.
· Hanya mendukung unidirectional datasets. Ini berarti fungsi penelusuran
record sangat dibatasi, anda hanya dapat maju ke record berikutnya dan
tidak dapat mundur ke record sebelumnya.
· Tidak dapat digunakan untuk mengubah isi database secara langsung,
meskipun anda dapat mengubah isi database melalui perintah SQL
UPDATE atau menggunakan dataset khusus untuk dbExpress.
· Tidak ada fasilitas untuk menyaring record.
· Tidak ada fasilitas untuk melakukan lookup field.
Tetapi, diluar semua keterbatasan tersebut, dbExpress menyediakan implementasi
yang ringan dan tidak membutuhkan sumber daya besar serta akses database yang
cepat.
2.6.3 ADO
ADO (ActiveX Data Objects) merupakan sejumlah komponen COM
berupa file .dll yang memungkinkan aplikasi berhubungan dengan database
melalui provider OLE DB. ADO merupakan bawaan dari sistem operasi Microsoft
dan semua sistem operasi Windows sudah mempunyai ADO kecuali Windows 95
dan Windows NT. Agar kedua sistem operasi tersebut mempunyai komponen
ADO maka anda secara terpisah harus memasang MDAC (Microsoft Database
Access Components).
2.6.4 User Interface
Merupakan hal yang baik apabila kita memisahkan antarmuka di form
dengan bagian dari aplikasi yang berhubungan dengan database. Pemisahan ini
akan memberikan beberapa keuntungan, antara lain : kelenturan perancangan,
perubahan cara mengakses database tidak akan mengubah antarmuka bagi
pemakai, demikan halnya, mengubah antarmuka tidak perlu mengubah cara
mengakses database. Komponen-komponen yang digunakan sebagai antarmuka
disebut sebagai Data Controls.
Tabel 2. 4 Fungsi Komponen Data Kontrol
top related