bab ii landasan teori...sertifikat deposito merupakan simpanan berjangka yang diterbitkan dengan...
Post on 06-Dec-2020
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7
BAB II
LANDASAN TEORI
1.1. Loan to Deposit Ratio (LDR)
1.1.1. Pengertian Loan to Deposit Ratio (LDR)
Menurut Mulyono dalam Wardiah (2013:298) mengemukakan bahwa
“rasio LDR merupakan rasio perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan
kepada masyarakat (kredit) dan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang
digunakan”.
Menurut Kasmir (2012:225) menyimpulkan bahwa “Loan to deposit ratio
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang
diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang
digunakan. Besarnya loan to deposit ratio menurut peraturan pemerintah
maksimum adalah 110%”.
Menurut Latumaerissa dalam Wardiah (2013:298) mengemukakan bahwa:
LDR adalah rasio keuangan perbankan yang berhubungan dengan aspek
likuiditas. LDR menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-
lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman (loan
requests) nasabahnya. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat
likuiditas. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa suatu bank
meminjamkan seluruh dananya (loan-up) atau realtif tidak likuid (illiquid).
Sebaliknya, rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan
kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan.
Menurut Wardiah (2013:283) memberikan batasan bahwa “Rasio LDR
merupakan rasio kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga yang diterima
oleh bank yang bersangkutan. Besarnya LDR berpengaruh terhadap laba melalui
penciptaan kredit”.
8
1.1.2. Komponen Loan to Deposit Ratio (LDR)
Menurut Ismail (2014:188) komponen yang termasuk dalam Loan to
deposit Ratio (LDR) dalam bank yaitu:
1. Kredit
Menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia dalam Ismail
(2014:188) mengemukakan bahwa “kredit yang diberikan adalah kredit dalam
rangka pembiayaan bersama, kredit dalam restrukturisasi, dan pembelian
surat berharga debitur yang dilengkapi dengan note purchase agreemet
(catatan persetujuan pembelian)”.
Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan dalam
Ismail (2014:188) mengemukakan bahwa:
kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjaman meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga.
Menurut Ismail (2014:188) unsur kredit terdiri dari beberapa macam
yaitu:
a. Debitur atau kreditor
Kedua pihak yang melakukan transaksi kredit yaitu debitur dan kreditor.
Debitur atau disebut juga nasabah adalah pihak yang mendapat pinjaman
dari kreditor dan kreditor adalah pihak yang memberikan pinjaman atau
menyalurkan pinjaman yaitu bank.
9
b. Perjanjian
Setiap kredit yang diberikan oleh bank harus didasari adanya perjanjian
antara bank dan debitur berupa perjanjian kredit. Perjanjian kredit akan
mengikat kedua pihak yaitu bank dan debitur untuk memenuhi ketentuan-
ketentuan yang tertuang dalam perjanjian kredit.
c. Jangka Waktu
Setiap kredit harus ditentukan jangka waktu pemberian kredit, yaitu
jangka waktu mulai dari kredit dicairkan sampai dengan kredit lunas.
d. Balas Jasa
Bank memberikan kredit dengan tujuan agar memperoleh pendapatan
atau balas jasa, yaitu berupa bunga untuk bank konvensional.
e. Kepercayaan
Bank memberikan kredit kepada debitur karena bank percaya bahwa
dana yang disalurkan kepada debitur akan dapat dikembalikan. Bank
percaya bahwa debitur dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan
perjanjian.
f. Risiko
Setiap penyaluran dana pasti mengandung risiko bahwa dana itu tidak
kembali. Kredit yang diberikan oleh bank kepada debitur akan
mengandung risiko adanya kemungkinan debitur tidak dapat
mengembalikan dana pinjamannya. Oleh karena itu, bank harus
melakukan analisis kredit sebelum memutuskan untuk memberikan kredit
kepada debitur.
10
Menurut Kasmir (2013:88) adapun tujuan utama pemberian suatu kredit
adalah:
1. Mencari keuntungan
2. Membantu usaha nasabah
3. Membantu pemerintah
2. Dana Pihak Ketiga
Menurut Ismail (2011:43) Dana Pihak Ketiga biasanya lebih dikenal
dengan dana masyarakat, merupakan dana yang dihimpun oleh bank yang
berasal dari masyarakat dalam arti luas, meliputi masyarakat individu,
maupun badan usaha.
Sumber dana yang berasal dari pihak ketiga ini antara lain:
a. Simpanan Giro (demand deposit)
Simpanan Giro merupakan simpanan yang diperoleh dari masyarakat
atau pihak ketiga yang sifat penarikannya adalah dapat ditarik setiap saat
dengan menggunakan cek dan bilyet giro atau sarana perintah bayar
lainnya atau pemindah bukuan.
b. Tabungan (saving)
Tabungan merupakan jenis simpanan yang dilakukan oleh pihak
ketiga yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat tertentu sesuai
perjanjian antara bank dan pihak nasabah. Dalam melakukan penarikan
terhadap rekening tabungan, maka bank memberikan beberapa sarana
yang dapat digunakan untuk menarik rekening tabungan, antara lain buku
tabungan, slip penarikan, ATM, dan lain-lain.
11
c. Deposito (time deposit)
Deposito merupakan jenis simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan antara
bank dengan nasabah.
Menurut Mudrajat Kuncoro dan Suharjono dalam Ismail (2011:45)
mengemukakan bahwa “Deposito adalah simpanan berjangka yang
dikeluarkan oleh bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam
jangka waktu tertentu sesuai dengan jangka waktu yang telah
diperjanjikan sebelumnya”.
Deposito dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
1) Deposito Berjangka (time deposit)
Deposito Berjangka merupakan simpanan berjangka yang dapat
dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang disepakati. Deposito
berjangka diterbitkan atas nama, dan hanya dicairkan oleh pemegang
hak yang namanya tercantum dalam bilyet deposito berjangka dan
tidak dapat diperjual belikan.
2) Sertifikat Deposito (certificate of deposit)
Sertifikat Deposito merupakan simpanan berjangka yang diterbitkan
dengan menggunakan sertifikat sebagai bukti kepemilikan oleh
pemegang haknya. Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk, artinya
di dalam sertifikat deposito tidak dicantumkan nama pemegang hak
dan dapat diperjual belikan.
12
3) Deposit On Call
Deposit On Call adalah jenis simpanan berjangka yang penarikannya
perlu memberitahukannya terlebih dahulu kepada bank penerbit
deposit on call. Deposit on call diterbitkan atas nama, dan tidak
dapat diperjual belikan. Bank dapat mencairkan Deposit On Call
stelah mendapat informasi dari nasabah, pada umumnya 2 hari
sebelum pencairan. Jangka waktu Deposito On Call sangat pendek,
yaitu antara 7 hari sampai dengan 30 hari.
1.1.3. Rumus Loan to Deposit Ratio (LDR)
Menurut Harahap (2015:321) berikut ini merupakan rumus dari Loan to
Deposit Ratio (LDR):
Pinjaman yang Diberikan
Tabungan Pihak Ketiga
Rasio ini menunjukkan seberapa besar pinjaman yang diberikan didanai
oleh dana pihak ketiga. Pinjaman yang diberikan meliputi jumlah kredit yang
diberikan yang terdapat pada laporan neraca bank, sedangkan tabungan pihak
ketiga adalah jumlah simpanan dari nasabah yang terdapat di laporan neraca.
Loan to Deposit Ratio = 100%
13
1.2. Return on Equity (ROE)
1.2.1. Pengertian Return on Equity (ROE)
Menurut Hery (2015:230) memberikan batasan bahwa “Hasil
pengembalian atas ekuitas (Return on Equity) merupakan rasio yang menunjukkan
hasil (return) atas penggunaan ekuitas perusahaan dalam menciptakan laba
bersih”.
Menurut Kasmir (2012a:236) memberikan batasan bahwa “Return on
equity capital merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net
income”.
Menurut Kasmir (2012b:328) memberikan batasan bahwa “Return on
Equity Capital merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income”.
Menurut Kasmir (2012:204) memberikan batasan bahwa “Hasil
pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri
merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri”.
Menurut Jusuf (2008:71) memberikan batasan bahwa “ ROE adalah rasio
untuk mengukur berapa besar pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis
(pemegang saham) atas modal yang dia setorkan untuk bisnis tersebut”.
Menurut Wahyudiono (2014:82) menyimpulkan bahwa “ROE sering juga
disebut sebagai Rentabilitas Modal Sendiri. Rasio ini digunakan untuk mengukur
seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. Laba yang
14
digunakan adalah laba setelah pajak. Sementara itu, modal sendiri dihitung secara
rata-rata”.
1.2.2. Komponen Return on Equity (ROE)
Komponen yang terdapat pada Return on Equity (ROE) ada dua macam
diantaranya sebagai berikut:
1. Laba Bersih
Menurut Soemarso (2008:252) memberikan batasan bahwa “Laba bersih
(net income) adalah selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan terhadap
semua biaya dan kerugian. Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap
modal”.
Menurut Baridwan (2008:29) menyimpulkan bahwa:
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi
sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan
dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha
selama suatu periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau
investasi oleh pemilik.
Menurut Soemarso (2008:245) mengemukakan bahwa “Angka terakhir
dalam perhitungan rugi laba adalah laba bersih (net profit). Jumlah ini
merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Sebaliknya, apabila perusahaan
menderita rugi, angka terakhir dalam perhitungan rugi laba adalah rugi bersih
(net loss).
2. Ekuitas
Menurut Hery (2015:69) memberikan batasan bahwa “Ekuitas adalah
kepemilikan atau kepentingan residu dalam aset entitas, yang masih tersisa
setelah dikurangi dengan kewajiban”.
15
Menurut Ismail (2014:16) mengemukakan bahwa “Ekuitas merupakan
modal yang dimiliki oleh bank, yang berasal dari modal dasar, modal yang
berasal dari penjualan saham serta selisih harga saham dengan nominal
saham, cadangan-cadangan, dan hasil pemupukan laba sejak bank berdiri”.
Menurut Kasmir (2013:110) memberikan batasan bahwa “Equity adalah
suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (entity) setelah dikurangi
kewajibannya”.
Menurut Darmawi (2014:43) dana yang termasuk modal sendiri (ekuitas)
terdiri atas berbagai pos, yaitu:
1. Modal yang disetor, yaitu dana yang disetor pertama kali oleh pemilik
(pemegang saham) waktu pendirian bank tersebut. Dana modal ini
biasanya tidak digunakan untuk operasional, tetapi digunakan untuk
biaya promosi, peralatan dan aset tetap lainnya.
2. Berbagai cadangan. Cadangan ini berasal dari penyisihan sebagian laba
untuk mengantisipasi risiko. Istilah yang dipakai dalam laporan keuangan
bank untuk untuk cadangan ini, adalah Penyisihan Penghapusan,
misalnya penyisihan penghapusan kredit.
3. Laba yang ditahan (retained earning) merupakan sebagian laba yang
disetujui rapat pemegang saham untuk tidak dibagikan sebagai deviden.
4. Agio Saham, modal sumbangan, selisih penjabaran laporan keuangan,
dan selisih penilaian kembali aktiva tetap, merupakan sumber dana
ekuitas.
16
1.2.3. Rumus Return on Equity (ROE)
Menurut Jusuf (2014:79) Return on Equity (ROE) atau tingkat
pengembalian modal. Rasio ini mengukur besar pengembalian yang diperoleh
pemilik bisnis (pemegang saham) atas modal yang disetorkan untuk bisnis
tersebut. ROE merupakan indikator yang tepat untuk mengukur keberhasilan
bisnis “memperkaya” pemegang sahamnya. Adapun rumus return on equity
(ROE) adalah:
1.3. Konsep Dasar Perhitungan
1.3.1. Uji Koefisien Korelasi
1. Pengertian Koefisien Korelasi
Menurut Watson & Craft dalam Sunyoto (2011:27) mengemukakan bahwa
“Koefisien korelasi adalah suatu ukuran arah dan kekuatan hubungan linear antara
dua variabel random”.
Menurut Ghozali (2013:96) mengemukakan bahwa “Analisis korelasi
bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linear antara dua
variabel. Korelasi tidak menunjukkan hubungan fungsional atau dengan kata lain
analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel
independen”.
Laba Bersih
Total Ekuitas 100%
17
Menurut Sujarweni (2016:80) “Analisis korelasi bertujuan untuk menguji
hubungan antara dua variabel dapat dilihat dengan tingkat signifikan, jika ada
hubungannya maka akan dicari seberapa kuat hubungan tersebut. Keeratan
hubungan ini dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi”.
Tingkat signifikan ini digunakan untuk menyatakan apakah dua variabel
mempunyai hubungan dengan syarat sebagai berikut:
Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima artinya tidak terdapat hubungan.
Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak artinya terdapat hubungan.
Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur
kekuatan suatu hubungan antar variabel. Koefisien korelasi memiliki nilai antara -
1 hingga +1. Sifat nilai koefisien korelasi antara plus (+) atau minus (-). Makna
sifat korelasi:
1. Korelasi positif (+) berarti bahwa jika variabel x1 mengalami kenaikan maka
variabel x2 juga akan mengalami kenaikan, begitu sebaliknya.
2. Korelasi negatif (-) berarti bahwa jika variabel x1 mengalami penurunan
maka variabel x2 akan mengalami kenaikan, begitu sebaliknya.
Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
Tabel II.1.
Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan
No. Nilai Korelasi Tingkat Hubungan
1 0,00-0,20 Sangat Lemah
2 0,21-0,40 Lemah
3 0,41-0,70 Kuat
4 0,71-0,90 Sangat Kuat
5 0,91-0,99 Kuat Sekali
6 1 Sempurna Sumber: Sujarweni (2016:80)
18
2. Rumus Koefisien Korelasi
Menurut Siregar (2013:252) rumus koefisien korelasi adalah:
n . ∑XY – ∑X . ∑Y
n . ∑X2 – ( ∑X )
2n . ∑Y
2 – ( ∑Y )
2
Keterangan:
X = Nilai Variabel Terikat
Y = Nilai Variabel Bebas
n = Jumlah Data
r = Koefisien Korelasi
1.3.2. Uji Koefisien Determinasi
1. Pengertian Koefisien Determinasi
Menurut Priyatno (2013:73) memberikan batasan bahwa “Analisis
koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase
sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel
dependen”.
Menurut Siregar (2013:252) memberikan batasan bahwa “Koefisien
determinasi (KD) adalah angka yang menyatakan atau digunakan untuk
mengetahui konstribusi atau sumbangan yang diberikan oleh sebuah variabel atau
lebih X (bebas) terhadap variabel Y (terikat)”.
Menurut Supranto (2009:208) menyimpulkan bahwa:
r2 disebut koefisien determinasi (coefficient of determination), yaitu nilai
untuk mengukur besarnya kontribusi X terhadap variasi (naik/turunnya) Y.
Variasi Y lainnya sisanya disebabkan oleh faktor lain yang juga
mempengaruhi Y dan sudah termasuk dalam kesalahan pengganggu
(disturbance error).
r =
19
Menurut Gujarati dalam Ghozali (2013:97) mengemukakan bahwa “jika
dalam uji empiris didapat nilai adjusted R2 negatif, maka nilai adjusted R
2
dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R2 = 1, maka Adjusted R
2 = R
2
= 1 sedangkan jika nilai R2 = 0, maka adjusted R
2 = (1 – k)/(n – k). Jika k > 1,
maka adjusted R2 akan bernilai negatif”.
2. Rumus Koefisien Determinasi
Menurut Siregar (2013:252) rumus koefisien determinasi adalah:
KD = (r)2 100%
Keterangan:
KD = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
1.3.3. Uji Persamaan Regresi
1. Pengertian Persamaan Regresi
Menurut Sunyoto (2011:9) memberikan batasan bahwa “Analisis regresi
adalah suatu analisis yang mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat. Jika pengukuran pengaruh ini melibatkan satu variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y), dinamakan analisis regresi linear sederhana yang dirumuskan
Y= a + bX. Nilai a adalah konstanta dan nilai b adalah koefisien regresi untuk
variabel X”.
n . ( ∑XY ) – ( ∑X ) . ( ∑Y )
n . ( ∑X2 ) – ( ∑X )
2
b = dan a = Y – bX
20
Koefisien regresi (b) adalah kontribusi besarnya perubahan nilai variabel
bebas (X), semakin besar nilai koefisien regresi maka kontribusi perubahan juga
semakin besar, dan sebaliknya akan semakin kecil. Kontribusi perubahan variabel
X juga ditentukan oleh koefisien regresi positif atau negatif.
Menurut Priyatno (2013:39) menyimpulkan bahwa “Analisis Regresi
bertujuan untuk meramalkan suatu nilai variabel dependen dengan adanya
perubahan dari variabel independen. Analisis regresi ini merupakan hubungan
antara dua variabel atau lebih”.
2. Rumus Persamaan Regresi
Menurut Siregar (2013:284) langkah membuat persamaan regresi linear
sederhana adalah:
a. Membuat tabel penolong
Tabel II.2.
Tabel Penolong untuk Mencari Nilai Konstanta a dan b
Tahun Variabel
bebas (X)
Variabel
terikat (Y) XY X
2 Y
2
1
2
3
...
N
Jumlah ∑X = ∑Y = ∑XY = ∑X2
= ∑Y2
=
Sumber: Siregar (2013:284)
b. Mencari nilai konstanta b
n . ( ∑XY ) – ( ∑X ) . ( ∑Y )
n . ( ∑X2 ) – ( ∑X )
2
b =
21
Keterangan:
Y = Variabel terikat
X = Variabel bebas
a dan b = konstanta
c. Mencari nilai konstanta a
∑Y – b . ∑X
n
d. Membuat persamaan regresi
Y = a + b.X
a =
top related